A. Kompetensi Inti
2. Ketrampilan
Kompetensi Dasar Indikator pencapaian Kompetensi
4.9 Menulis puisi dengan 4.17.1 Menulis puisi dengan memerhatikan
memerhatikan unsur diksi, imaji, diksi, kata konkret, gaya
pembangunnya (tema, diksi, bahasa, rima/irama, tipografi,
gaya bahasa, imaji, struktur, tema/makna (sense).
perwajahan) 4.17.2 Menulis puisi dengan memerhatikan
rasa (feeling), nada, dan amanat
4.17.3 Mempresentasikan puisi yang telah
ditulis
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pengetahuan
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
2. Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan
kebahasaan.
2. Keterampilan
Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat:
1. Mendata kata-kata yang menunjukkan diksi, imaji, diksi, kata
konkret, gaya bahasa, rima/irama, tipografi, tema/makna (sense);
dalam puisi.
2. Mendata kata-kata yang menunjukkan rasa (feeling), nada, dan
amanat dalam puisi
3. Menulis puisi dengan memerhatikan diksi, imaji, diksi, kata konkret,
gaya bahasa, rima/irama, tipografi, tema/makna (sense).
4. Menulis puisi dengan memerhatikan rasa (feeling), nada, dan
amanat
5. Mempresentasikan puisi yang telah ditulis
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Faktual
Pengetahuan tentang teks eksposisi.
2. Materi Konseptual
Unsur-unsur pembangun puisi
•diksi;
•imaji;
•kata konkret;
•gaya bahasa;
•rima/irama;
•tipografi;
•tema/makna (sense);
•rasa (feeling);
•nada (tone);dan
•amanat/tujuan/maksud (itention).
3. Materi Prosedural
Langkah menganalisis dan menulis puisi
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran :
Pertemuan ke 1 KD 3.4 (2 x 45 menit)
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelajaran dengan
cara:
1) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama
(menghayati ajaran agama);
2) Memberi pesan moral tentang syukur kepada Tuhan YME, karena telah
memberi kesehatan dan kesempatan menuntut ilmu untuk masa depan;
3) Mengecek kehadiran peserta didik,
4) Guru memerintahkan siswa untuk mengecek kebersihan laci,
Kebersihan lingkungan kelas, kerapihan seragam.
I. Sumber Belajar
Keterangan:
Disiplin
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Mengerjakan tugas sesuai dengan yang diberikan
c. Tertib dalam mengikuti pelajaran
d. Mengumpulkan tugas tepat waktu
Jujur
a. Tidak mencontoh dalam mengerjakan ujian/ulangan.
b. Tidak melakukan dublikat dalam setiap mengerjakan tugas
c. Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya.
d. Melaporkan data atau informasi apa adanya
Tanggung jawab
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik
b. Menerima risiko dari tindakan yang dilakukan
c. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
Santun
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
c. Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat teman
d. Menggunakan bahasa santun saat mengkritik
Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) dari keempat aspek
sikap di atas. Kategori nilai sikap:
a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 4
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 3
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 2
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 1
Rumus Nilai=
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 100 =..............
Jumlah skor maksimal
PENILAIAN PENGETAHUAN
Kisi-kisi Soal Penilaian Pengetahuan
Bahasa Indonesia
Kompetensi
Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
Dasar
3.17 Menganalisis Memahami unsur Peserta didik 1. Sebutkan
unsur fisik pembangun dapat unsur fisik
pembangu puisi. memahami pembangun
n puisi. unsur fisik puisi.
pembangun
• Memahami unsur
puisi 2. Sebutkan
batin pembangun
Tertulis unsur batin
puisi
Peserta didik pembangun
dapat puisi.
memahami
unsur batin
pembangun
puisi
Kunci Jawaban
Soal nomor 1
a. Menjelaskan struktur teks laporan observasi dengan lengkap dan benar, skor 4
b. Menjelaskan struktur teks laporan kurang lengkap, skor 3
c. Menjelaskan struktur teks laporan hanya sebagian yang benar, skor 2
d. Jika menjawab tapi salah, skor 1
Soal nomor 2
a. Jika menyebutkan 4-5 struktur teks laporan observasi dengan benar, skor 4
b. Jika menyebutkan 2-3 struktur teks laporan observasi dengan benar, skor 3
c. Jika menyebutkan 1 struktur teks laporan observasi dengan benar, skor 2
d. Jika menjawab tapi salah, skor 1
Rumus Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 100 =..............
Jumlah skor maksimal
PENILAIAN KETERAMPILAN
Kisi-kisi Soal Penilaian Keterampilan
Bahasa Indonesia
Kompetensi
Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
Dasar
Rumus Nilai =
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai = X 100 =..............
Jumlah skor maksimal
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan berdoa bersama
agar pembelajaran bermanfaat dan dapat diterima
peserta didik dengan mudah.
Guru menanyakan permasalahan yang menyebabkan
peserta didik tidak dapat menjawab soal ulangan,
atau tidak dapat menjawab soal ulangan, atau pada
bagian mana peserta didik tidak menguasai materi
pelajaran.
Inti Guru memberikan penjelasan dan penguatan materi
tentang teks biografi, kemudian guru memberikan
lembar kerja yang dapat menuntun peserta didik
untuk menguasai materi tersebut.
Guru berkeliling untuk mengamati unjuk kerja
peserta didik dan keaktifan mereka dalam proses
pembelajaran.
Peserta didik menampilkan di depan kelas hasil
pekerjaannya dan guru memberikan penguatan.
Peserta didik diberi soal remidi ulangan harian untuk
memperbaiki nilainya.
Peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi
diberikan soal pengayaan.
Penutup Guru memberikan tugas rumah untuk mempelajari
materi teks struktur biografi.
Guru menutup pelajaran dengan doa bersama.
2) Alat/Bahan
LCD
Laptop
PUISI
Agar lebih memahami apa arti puisi maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:
1. H. B. Jassin
Menurut H. B. Jassin, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah
perasaan yang didalamnya mengandung suatu fikiran-fikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.
2. Herman Waluyo
Menurut Herman Waluyo, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa
dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
3. Sumardi
Menurut Sumardi, pengertian puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan kata-kata bermakna kiasan (imajinatif).
4. Theodore Watts-Dunton
Menurut Theodore Watts-Dunton, pengertian puisi adalah suatu ekpresi yang kongkret dan bersifat
artistik dari sebuah pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
5. James Reevas
Menurut James Reevas, pengertian puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
6. Panuti Sudjiman
Menurut Panuti Sudjiman, pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang bahasanya terikat oleh
suatu irama, matra, rima, dalam penyusunan larik dan baitnya.
Baca juga: Monolog Adalah
Unsur-Unsur Puisi
Suatu puisi dibentuk oleh struktu batin dan struktur fisik yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu
kesatuan. Adapun unsur-unsur dalam puisi adalah sebagai berikut:
A. Struktur Batin
Struktur batin puisi disebut juga sebagai hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal, seperti;
Ini adalah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh
seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
2. Rasa (feeling)
Ini adalah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya,
ungkapan rasa ini sangat berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan,
kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.
3. Nada (tone)
Nada merupakan sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna
dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu pusi dengan nada mendikte,
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
4. Tujuan (intention)
Tujuan/ maksud/ amanat adalah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada
audiensnya.
B. Struktur Fisik
Struktur fisik suatu puisi disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri
dari beberapa hal berikut ini;
2. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya
sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan
dengan makna yang ingin disampaikan oleh penyair.
3. Imaji
Imaji adalah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair
(pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah
merasakan yang dialami sang penyair.
4. Kata Konkret
Kata konkret adalah bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan
imaji. Kata-kata yang digunakan umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata
“salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
5. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan
bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini disebut juga dengan majas
(metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).
6. Rima/ Irama
Irama/ rima adalah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun
di akhir puisi. Beberapa bentuk rima yaitu;
Onomatope, yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Misalnya ‘ng’ yang mengandung efek magis.
Bentuk intern pola bunyi, yaitu aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak
berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi, dan sebagainya.
Pengulangan kata, yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.
Jenis-Jenis Puisi
Jenis-jenis puisi dapat dikelompokkan berdasarkan jamannya. Mengacu pada pengertian puisi di atas,
berikut ini adalah beberapa jenis puisi tersebut:
A. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai aturan seperti; jumlah kata dalam baris puisi,
jumlah baris dalam satu bait puisi, persajakan, jumlah suku kata dalam setiap baris, irama puisi
Pantun, yaitu bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik dengan rima akhir ab-ab.
Karmina, yaitu pantun kilat dimana bentuknya lebih pendek dari pantun.
Seloka, yaitu pantun berkait yang berasal dari Melayu klasik yang berisi pepatah.
Gurindam, yaitu puisi yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima
yang sama.
Syair, yaitu puisi yang terdiri dari empat baris dengan bunyi akhiran yang sama.
Talibun, yaitu pantun yang lebih dari empat baris dan memiliki irama abc-abc.
B. Puisi Baru
Puisi baru adalah jenis puisi yang lebih bebas dibanding puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku
kata, maupun rima. Beberapa yang termasuk dalam puisi baru diantaranya adalah;
Balada, sajak sederhana yang mengisahkan tentang cerita rakyat yang mengharukan, yang terkadang
dinyanyikan atau disajikan dalam bentuk dialog.
Himne (gita puja), yaitu sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa.
Ode, yaitu puisi lirik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema
serius.
Elegi, yaitu syair atau nyanyian yang mengandung ratapan dan ungkapan dukacita, khususnya pada
peristiwa kematian.
Satire, yaitu puisi yang menggunakan gaya bahasa yang berisi sindiran atau kritik dan disampaikan
dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.
Distikon, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 2 baris (puisi dua seuntai).
Terzina, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 3 baris (puisi tiga seuntai).
Kuatren, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
Kuint, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
Sekstet, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
Septima, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 7 baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, yaitu puisi yang masing-masing baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
Soneta, yaitu puisi yang terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, dimana 2 bait pertama masing-
masing 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing tiga baris.
C. Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah jenis puisi yang berusaha keluar dari ikatan konvensional puisi itu sendiri.
Jenis puisi ini selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tidak lagi mementingkan
tentang irama, gaya bahasa, dan hal-hal lainnya yang umumnya terdapat pada puisi lama dan baru.
Puisi mbeling, puisi yang sudah tidak mengikuti aturan dan ketentuan umum dalam puisi.
Puisi konkret, puisi yang lebih mengutamakan bentuk grafis (wajah dan bentuk lain) dan tidak
sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media.