Anda di halaman 1dari 15

Pengertian puisi rakyat

 Ciri puisi rakyat (pantun, gurindam, syair).


 Jenis puisi rakyat
 Tujuan komunikasi puisi rakyat
 Persamaan dan perbedaan puisi rakyat (syair, gurindam, pantun)
 Kata berima pada puisi rakyat
 Makna kata/ ungkapan pada puisi rakyat
 Cara menyimpulkan isi pada pantun, gurindam, dan syair.

Contoh pantun
 Pantun 1
 Air surut memungut bayam,
 Sayur diisi ke dalam kantung;
 Jangan diikuti tabiat ayam,
 Bertelur sebiji riuh sekampung.

 Pantun 2
 Baik bergalas baik tidak,
 Buli-buli bertali benang;
 Baik berbalas baik tidak,
 Asal budi sama dikenang.

Gurindam
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal

Apabila dengki sudah bertanah,


datanglah darinya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala.
B. Setelah membaca gurindam di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Carilah makna kata sulit pada gurindam tersebut!
2. Simpulkan nilai-nilai moral/ nasihat yang terdapat pada gurindam di atas!
Soal 3
A. Bacalah syair di bawah ini secara saksama!
Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah

Mengarangkan syair terlalu indah

Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil hidupmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu

Hasilkan bekal air dan kayu

Dayung pengayuh taruh di situ

Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar

Angkatlah pula sauh dan layar

Pada beras bekal jantanlah taksir

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Karya: Hamzah Fansuri

Fabel yaitu cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh
binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti). Fabel sering digunakan sebagai cerita dalam
rangka mendidik masyarakat. Misalnya cerita tadi. Amanat yang dapat anda petik adalah jangan
sekali-kali berbuat sombong. Karena kesombongan bukan senjata yang tepat untuk memenangkan
kejuaraan.

. Mengenal Struktur Teks Cerita Moral/Fabel


Sebuah teks biasanya memiliki ciri atau struktur yang membangun teks tersebut.
Berikut struktur teks cerita moral/fabel :
a) Orientasi
Orientasi merupakan bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat,
suasana, dan waktu serta awalan masuk ke tahap berikutnya.
Contoh :
Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.Ia sangat bahagia karena
bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa binatang-
binatang yang berada di taman itu.
b) Komplikasi
Komplikasi merupakan bagian di mana tokoh dalam cerita berhadapan dengan masalah, masalah harus
diciptakan.
Contoh :
Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek yang tidak
bisa pergi ke mana-mana. “Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di
ranting itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”Sang semut
selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut kuat mengangkat beban
yang lebih besar dari tubuhnya. Sang semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si
kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.
Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan
lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.“
Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong..., tolong....!”
c) Resolusi
Resolusi merupakan bagian ini merupakan kelanjutan dalam komplikasi, yaitu pemecahan masalah.
Contoh :
Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan sebuah
ranting ke arah semut. “Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”
Lalu, sang semut memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di
tempat yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji. Mendengar
pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut. “Aku adalah kepompong yang pernah diejek,” kata si kupukupu.
Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan
dirinya.
d) Koda
Koda merupakan pengubahan yang terjadi pada tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
Contoh :
Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan
Tuhan yang ada di taman itu.

B. Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan Teks cerita moral/fabel


Unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks cerita moral/fabel antara lain sebagai berikut:
1) Kata Kerja
Kata kerja dikenal juga dengan sebutan verba. Kata kerja dikelompokkan menjadi dua, yaitu verba transitif
dan verba taktransitif (intransitif).
Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif dan objek itu dapat
berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Contohnya : Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
yang tidak bisa pergi ke mana-mana.
Sebaliknya, verba intransitif adalah verba yang tidak memerlukan nomina sebagai objek dalam
pembentukan kalimat. Contohnya : Bentuk kepompong yang jelekdiejek oleh sang semut karena tidak bisa pergi
ke mana-mana.
2) Kata Sandang si dan sang
Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf
kecil, bukan huruf kapital (Kemendikbud 2014:10).Contoh : si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan
tersebut.
3) Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya mengikutsertakan kata keterangan tempat dan
kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana.
Keterangan tempat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa, kegiatan, atau keadaan (Samsuri, 1982:135).
Keterangan waktu menunjukkan jangka waktu atau lama
kegiatan, proses, atau keadaan sesuatu, seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun.
4) Kata Penghubung
Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan
sebagai penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata akhirnya biasanya
digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks.

1. Struktur Teks Cerita Fabel

Adapun secara struktur cerita fabel memiliki bentuk Orientasi, Komplikasi, Resolusi dan Koda. Dalam cerita semut
dan kupu-kupu tersebut sudah terwakili keempat bentuk/ unsur dari cerita fabel.

1. Penjelasan Struktur Teks Cerita Fabel dan Contoh Teks Cerita Fabel

Berikut ini penjelasan mengenai pengertian dari keempat unsur Cerita Fabel :

1. Unsur Fabel bagian Orientasi adalah permulaan dari sebuah cerita yang biasanya berisi dengan perkenalan
dari tokoh yang akan dibaca. Makna Orientasi sering digunakan untuk peserta didik yang baru artinya memperkenalkan
situasi cerita kepada pembaca..
Contoh orientasi: Pada waktu dahulu kala hiduplah seekor anak kucing yang sedang berjalan di taman dengan bahagia,
senang dan hati yang begitu cerah, hal tersebut dikarenakan dia baru saja mendapatkan ikan yang sangat besar,
sehingga menjadikan dia (kusing) tampak berjalan dengan gagah, mendapati makanan yang begitu besar yang akan
mengenyangkan perutnya yang lapar.

1. Unsur Fabel bagian Komplikasi adalah waktu terjadinya sebuah masalah yang dihadapi oleh sang tokoh
utama dalam cerita. Bagian ini merupakan bagian timbulnya masalah, baik secara pribadi maupun pribadi dengan pihak
lain.
Contoh komplikasi : Tak disangka Sang Kucing yang membawa ikan besar sambil membanggakan diri itu dan sedang
bahagia bertemu dengan kucing lain yang ukuran tubuhnya lebih besar yang ingin mengambil ikan besar bahagai
tersebut tapi kucing bahagia tersebut tidak memberikan ikan besar itu kepada kucing yang ukuran tubuhnya lebih besar
yang mengiginkan ikan itu.

1. Unsur Fabel bagian Resolusi adalah bagian cerita dimana sang tokoh utama mendapatkan ide untuk
memecahkan masalah yang berada dalam komplikasi. Masalah yang timbul di bagian komplikasi kemudian harus
diselesaikan, hingga sang tokoh utama memiliki ide atau pemikiran untuk terhindar atau menyelesaikan masalah yang
ada.
Contoh resolusi: Sang Kucing yang bahagia tadi pun mendapatakan ide untuk menyelesaikan masalahnya dengan
kucing yang ukuran besar yang ingin mengambil ikan. akhirnya kucing bahagia tersebut membaginya dengan kucing
yang ukuran besar lainnya.

1. Unsur Fabel bagian Koda adalah akhir dari cerita yang mengandung makna dari cerita atau amanat yang
dapat diambil dari cerita tersebut. Sebuah cerita atau kisah, salah satunya dalam hal ini yakni Fabel harus memiliki
manfaat, pelajaran, amanat yang berguna untuk kehidupan pembaca. Bagian inilah yang dimaksud dengan koda, bagian
terpenting dalam sebuah alur cerita, yakni nilai manfaat.
2. Kajian Teori Teks Cerita Fabel
3. A. Pengertian teks cerita fabel
4. Cerita fabel adalah teks cerita fiksi yang menggunakan hewan sebagai tokoh yang
bertingkah laku seperti manusia. Teks cerita fabel menunjukkan penggambaran
moral / unsur moral dan karakter manusia dan kritik tentangkehidupan di dalam
ceritanya. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-
pesan dan nilai moral kepada pembaca, dengan tujuan agar pembaca tidak mudah
tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Selain itu, pembaca juga terilhami untuk
menjadi manusia yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai
sarana untuk menyampaikan pesan moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya
tarik. Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari
oleh kalangan anak-anak hingga orang tua.
5. B. Ciri-ciri teks cerita fabel
6. 1. Menggunakan hewan sebagai tokoh utama dan dapat bertingkah seperti manusia.
7. 2. Menunjukkan penggambaran moral dan dan kritik tentang kehidupan di dalam
ceritanya.
8. 3. Penceritaan yang pendekdan menggunakan pilihan kata yang mudah.
9. 4. Menceritakan antara karakter manusia yang lemah dan kuat.
10. 5. Menggunakan setting alam.
11. 6./Memuat informasi berdasarkan khayalan (fiksi).
12.
13. C . Struktur teks cerita fabel:
14. 1. Judul adalah kepala karangan yang berfungsi mengarahkan pikiran pembaca
tentang gambaran umum isi fabel.
15. 2. Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
16. 3. Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
17. 4. Klimaks adalah konflik mencapai puncaknya.
18. 5. Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
19. 6. Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan
koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
20. D. Ciri bahasa teks cerita fabel:
21. Bahasa dalam fabel dimanfaatkan untuk menggambarkan sifat-sifat hewan yang
memiliki kemiripan atau kesamaan dengan sifat manusia. Adapun ciri-ciri bahasa
dalam fabel adalah :
22. a. Memuat kata-kata sifat untuk mendeskripsikan pelaku, penampilan fisik, atau
kepribadiannya.
23. b. Memuat kata-kata keterangan untuk menggambarkan latar (latar waktu, tempat,
dan suasana).
24. c. Memuat kata kerja yang menunjukan peristiwa-peristiwa yang dialami para
pelaku.
25.
26. A. Memahami teks cerita fabel
27. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai kejahatan dan kebaikan akan selalu hadir di
sekitar kehidupan manusia. Dalam teks cerita fabel ini menyajikan karakter tokoh
yang berperilaku baik dan jahat yang akhirnya tokoh yang baiklah yang akan menang.
Tentu saja atas apa yang digambarkan pada teks cerita fabel itu pembaca tidak akan
tergoda untuk melakukan tindakan tercela. Kita bisa menunjukan berbagai contoh
tindakan yang mengandung nilai kejahatan dan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beragamnya nilai kejahatan dan kebaikan itu ternyata tersirat pula dalam
berbagai jenis fabel. Pemahaman teks cerita fabel dapat dilihat dari :
28. a. Memahami struktur teks cerita fabel
29. Dahulu, ketika belum ada tradisi menulis, fabel dituturkan dalam tradisi lisan secara
turun temurun. Hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan moral pada anak
cucu. Namun, seiring perkembangan zaman, fabel tidak lagi dituturkan secara lisan.
Akan tetapi, cerita jenis ini sudah banyak yang dialihkan kedalam bentuk tulisan.
Cerita teks fabel memiliki struktur sebagai berikut :
30.  Orientasi adalah kalimat yang terdapat pada awal cerita yang fungsinya untuk
pengenalan waktu, tempat & karakter/tokoh.
31.  Komplikasi adalah bagian/dimana/munculah masalah/atau/konflik cerita.
32.  Resolusi adalah bagian penyelesaian masalah atau pemecahan konflik pada cerita.
33.  Koda adalah pesan moral dari pengarang (tidak semua pengarang menyantumkan
koda pada ceritanya) atau penyelesaian masalah.
34.
35. b. Memahami unsur kebahasaan teks cerita fabel
36.  Mengidentifikasi kata kerja
37.  Verba Transitif adalah verba yang membutuhkan kehadiran nomina atau kata
benda sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat menjadi subjek dalam
kalimat aktif. Contoh:
38. 1) Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya.
39. 2) Ia sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah
40.  Verba Intransitif adalah verba yang tidak memerlukan objek dalam kalimat.
41. Contoh:
42. 1) Ia berjanji tidak akan menghina mahluk ciptaan Tuhan.
43.
44.
45.  Penggunaan kata sandang si dan sang
46. Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya.
Katasi dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Perhatikan contoh
berikut ini :
47. 1) “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?”tanya ibu.
48. 2) Kedua orang tua itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembatu di pasar.
49. Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama.
Pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan
atau nama julukan.
50.
51.  Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu
52. Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata
keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya
digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata
depan pada atau kata yang menunjukan informasi waktu.Contoh :
53. 1) Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di
taman.
54. 2) Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
55.
56.  Penggunaan kata hubung lalu, kemudian, dan akhirnya.
57. Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan
sebagai penghubung antarkalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk
menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragrap atau dalam teks. Perhatikan
kalimat dibawah ini :
58. 1) Setelah mendengar berita kebakaran itu, Amir pergi ke
luar, kemudian berlari,lalu berteriak sambil menangis.
59. 2) Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.
60. 3) Kemudian, sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya.
61. 4) Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina
semua mahluk ciptaan Tuham yang ada di taman itu.
62. B. Membedakan teks cerita fabel
63. Perbedaan antara teks cerita fabel dengan teks cerita pendek dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu dari segi struktur isi dan dari segi fitur bahasa. Struktur isi dalam fabel
umumnya bersifat statis (tidak banyak mengalami perubahan) dari waktu ke waktu.
Sebaliknya struktur isi cerpen cenderung bersifat dinamis sesuai dengan kreativitas
pengarang. Disamping itu watak tokoh cerita dalam fabel digambarkan secara jelas
dan tegas. Sebaliknya dalam cerpen, watak tokoh tidak digambarkan secara hitam
putih. Artinya, watak tokoh digambarkan lebih manusiawi. Dibalik wajah jahatnya,
seorang tokoh masih memiliki watak yang baik.
64. *Contoh teks cerita fabel :
65. Kupu-kupu Berhati Mulia
66. Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia
sangat bahagua karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut
berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
67. Ia melihat sebuah kepompong diatas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong
yang jelek yang tidak bisa pergi kemana-mana.
68. “Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung diranting
itu. Ayo jalan-jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu
patah?”
69. Sang semut selalu membnaggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat yang ia suka.
Bahkan sang semut kuat mengangkat beban yang lebih besar dari tubuhnya. Sang
semut merasa bahwa dirinya adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya
diam saja mendengar ejekan tersebut.
70. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ketaman itu. Karena hujan ,dimana-
mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir
kedalam lumpur. Ia terjatuh ke dalam lumpur. Sang semut hampir tenggelam dalam
genangan itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk meminta bantuan.
71. “Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong …, tolong…..!”
72. Untunglah saat itu adaseekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-
kupu menjulurkan sebuah ranting kearah semut.
73. “Semut, peganglah erat-erat ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.”
74. Lalu sang semut memegang erat-erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu
dan menurunkannya di tempat yang aman.
75. Kemudian, sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karea kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan
terpuji.
76. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.
77. “Aku adalah kepompong yang pernah diejek,”kata si kupu-kupu.
78. Ternyata, kepompong yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
79. Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina
semua mahluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.
80. *Contoh teks cerita pendek :
81. Sudah dua hari ini Imah tidak ke sekolah. Padahal, dia itu anak yang rajin dan
sebelumnya tak pernah begini. Oleh karena itu, aku, Ana, dan Afga berencana
mengunjunginya usai pulang sekolah.
82. Siang harinya sesuai rencana kami, aku pun menunggu teman-temanku
disamping pintu gerbang sekolah.
83. “Kemana ya mereka ?” gumamku.
84. Tiba-tiba mereka mengejutkanku dan berteriak, “Dor! kaget, ya ?”
85. “Apaan sih, kalian? mengagetkanku saja. Kalau aku jantungan gimana ?”
seruku.
86. “Maaf, maaf ,Di. Soalnya tadi kami mampir dulu keruang guru untuk mengumpulkan
tugas dari Pak Marno, pinta Ana dan Afga.
87. Sebelum kerumah Imah, kami sempat mampir kewarung untuk membeli roti.
Bahkan Afga sempat membeli es karena kehausan.
88. Tak terasa kami sampai didepan pintu rumah Imah. Kami pun mengetuk serta
mengucapkan salam.
89. “Adi, Ana, Afga rupanya. Silahkan masuk dan duduk dulu,ya,” Bu Ina, Ibu
Imah mempersilahkan kami masuk.
90. Tidak lama, Imah keluar. Dia terlihat kurus dan wajahnya Nampak pucat.
91. Dia berkata “Afga, jajannya dijaga. Jangan jajan sembarangan gitu,” sembari
menunjuk katong es yang dibaea Afga.
92. “Kenapa? Aku kan haus?” jawab Afga dengan polosnya.
93. “Kamu tahu?” Ucap Imah yang membuat kami penasaran.
94. “Tahu apa?”tanyaku.
95. Imah menjelaskan bahwa dia sakit karena jajan sembarangan. Ia juga minum
es seperti yang sedang dibawa Afga.
96. “Ya ampun,” kata Afga berikut menjauhkan sedotan dari bibirnya.
97. Imah juga memberitahu kami kalau lebih baik kita membawa bekal dari
rumah. Sebab, itu lebih bersih dan terhindar dari zat berbahaya bagi tubuh. Zat
tersebut adalah zat pewarna yang tidak dianjurkan untuk makanan, boraks atau bahan
formalin. Padahal, formalin itu digunakan untuk mengawetkan mayat.
98. “Astaga aku kan belum jadi mayat!” Seru Afga.
99. “Iya aku juga ngga mau.” Sahutku
100. “Kalau gitu, besok kau bawa bekal aja dari rumah,” ucap Afga. Kami
semua sependapat dengan Afga.
101. Ternyata karena menjenguk sobat ku itu, aku jadi tahu kalau kita
memag tidak boleh jajan sembarangan. Lagi pula, lebih baik bawa bekal dari rumah,
terus uang sakunya bisa ditabung untuk keperluan yang lebih bermanfaat.
102. “Imah, lekas sembuh ,ya,” ucap kami sebelum pulang.
103. “Aamiin. Makasih ya teman-teman,”jawab Imah.
104. “Besok kamu jadi masuk sekolah kan ,? belajar juga buat ulangan
matematika. Semangat!” Kata Ana.
105. “Siap bos! Semoga kita dapat seratus lagi, ya,” jawab Imah.
106. “Pasti! Semangat! Seru kami.
107. Perjalanan kami dihari itu berakhir dengan senyuman dan semangat
untuk menghadapi ulangan di esok hari.
108.
109. C. Mengklasifikasi teks cerita fabel
110. Teks cerita moral pada dasarnya dijadikan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan-pesan moral kepada pembaca. Penyampaian pesan moral
melalui teks cerita lebih menarik karena dipadukan melalui rangkaian peristiwa yang
seru dan menegangkan. Cerita kisah perjalanan keruang angkasa, petualangan didasar
laut, atau menculnya mahluk aneh adalah teks cerita fiksi ilmiah. Tidak jarang kisah-
kisah semacam itu diikuti dengan pesan-pesan moral sehingga disebut cerita moral
fiksi ilmiah (fiksi sains).
111. Ada juga cerita moral yang dibuat oleh pengarang bukan berdasarkan landasan
ilmiah tetapi hanya menggunakan imajinasi. Cerita moral semacam ini sering disebut
sebagai cerita moral fantasi.
112.
113.D. Mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel
114.Ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi kekurangan
teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan dengan unsur-unsur
yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek bahasa berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti ejaan, dan tanda baca.
115.Alur cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang diungkapkan
oleh sang pengarang. Meskipun berupa teks cerita fiksi, rangkaian peristiwa dalam
cerita fabel perlu memperhatikan aspek logika. Perhatikan dengan cermat, apakah
penggambaran peristiwa demi peristiwa dalam cerita fabel ada yang bertentangan
dengan logika atau tidak. Perwatakan berkaitan dengan cara pengarang dalam
menggambarkan watak tokoh cerita. Perhatikan dengan cermat, adakah
penggambaran watak yang terlalu berlebiha atau tidak masuk akal. Dalam menelaah
kekurangan teks ceritafabel dari aspek bahasa, kita bisa menggunakan kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) sebagai acuan.
116.
117.E.Menangkap makna teks cerita fabel
118. Teks cerita fabel digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan
dan nilai moral kepada pembaca. Tujuannya agar pembaca tidak mudah tergoda untuk
melakukan tindakan tercela. Selain itu pembaca juga terilhami untuk menjadi manusia
yang berbudaya dan berbudi luhur. Meskipun dijadikan sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan dan nilai moral, bukan berarti cerita fabel kehilangan daya tarik.
Dengan kemasan bahasa yang lugas dan mudah dipahami, cerita fabel digemari oleh
kalangan anak-anak hingga orang tua.
119.
120. F. Menyusun teks cerita fabel
121. Setiap orang pada dasarnya memiliki naluri untuk bercerita. Disadari atau
tidak, setiap orang terdorong menceritakan berbagai pengalaman kepada orang lain.
Naluri ini sesungguhnya bisa menjadi modal utama untuk menyusun teks cerita fabel.
Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, atau berita di berbagai media bisa
menjadi bahan yang menarik untuk menulis teks cerita fabel. Namun, kita harus
mampu mengolah cerita dengan menggunakan tokoh binatang. Hal yang tidak kalah
penting untuk diperhatikan adalah struktur isi dan fitur bahasa. Keduanya penting agar
kisah menarik yang kamu tulis benar-benar memenuhi syarat sebagai sebuah fabel.
Menyusun teks cerita fabel harus sesuai dengan struktur teks cerita fabel, agar
urutannya logis.
122.
123. G. Menelaah dan merevisi teks cerita fabel
124. Menelaah dan merevisi teks cerita fabel merupakan kegiatan yang tidak bisa
dipisahkan dalam rangkaian aktivitas menulis. Tujuannya adalah agar tulisan yang
disusun terhindar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan yang fatal. Kesalahan itu
baik dari aspek struktur isi maupun bahasa yag kita gunakan. Sebagus apapun isi
sebuah cerita tetapi banyak kesalahan, maka cerita itu tidak aka ada yang menyukai.
Ada dua aspek yang perlu ditelaah dan direvisi dari sebuah teks cerita fabel agar teks
cerita fabel yang disusun terhindar dari kesalahan yaitu struktur isi dan fitur bahasa.
125. Berikut beberapa poin yang harus dilakukan sat merevisi teks cerita fabel :
126. 1) Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan huruf
127. 2) Betulkan ejaan kalimat berupa kesalahan penggunaan kata depan
128. 3) Setelah itu urutkan bagian-bagian teks menjadi urutan yang baik dan
menjadi sebuah teks cerita fabel yang baik dan utuh.
129. H. Meringkas teks cerita fabel
130. Meringkas atau merangkum merupakan salah satu upaya untuk
memahami teks. Tujuannya agar mampu memberikan apresiasi terhadap kreativitas
penulis. Seseorang akan mengalami kesulitan untuk meringkas sebuah teks apabila ia
sendiri belum memahami teks yang akan diringkas. Oleh karena itu, hal penting yang
perlu diperhatikan ketika meringkas sebuah teks adalah memahami isi teks yang
bersangkutan.
131. Ada tiga langkah penting yang perlu dilakukan dalam meringkas teks fabel,
yaitu :
132. 1. Membaca naskah asli
133. Bacalah naskah asli berkali-kali agar kamu mampu mendapatkan kesan umum
tentang isi fabel tersebut.
134. 2. Mencatat gagasan utama
135. Dalamilah gagasan yang tertuang didalam teks. Setelah itu catat semua
gagasan yang penting. Gagasan pokok yang telah dicatat dapat dipakai untuk
menyusun sebuah ringkasan.
136. 3. Mereproduksi gagasan
137. Urutan isi hasil ringkasan disesuaikan dengan naskah asli. Akan tetapi,
kalimat-kalimat dalam ringkasan berupa kalimat-kalimat baru untuk menggambarkan
kembali isi dari karangan aslinya.
138.
139. I. Langkah Menyusun Teks Cerita Fabel
140. 1. Amatilah perilaku binatang yang ada disekitarmu, kemudian tentukan hal
yang menarik yang kamu amati sehingga menjadi tema tulisanmu. Tema yang
disarankan berkaitan dengan kebaikan yang dapat diambil dari perilaku binatang.
141. 2. Buatlah kerangka teks cerita fabel yang terdiri atas struktur teksnya, yaitu
orientasi,komplikasi, resolusi, dan koda. Kamu harus ingat bagian yang termasuk
orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda.
142. 3. Buatlah ide pokok atau gagasan yang ingin kamu tulis di dalam keempat
bagian teks tersebut.
143. 4. Hubungkan antara ide pokok pada setiap bagian itu dengan menggunakan
kata sambung yang sudah kamu pelajari. Jika perlu kamu mampu membuat dan
menambahkan kalimat lain sehingga teksmu menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami.
144. 5. Ketika menyusun teks berdasarkan hasil pengamatanmu itu, kamu harus
menerapkan unsur kebahasaan, seperti ejaan, pilihan kata, tanda baca, dan kalimat.
145. 6. Setelah kamu berhasil menyusun teks cerita fabel, baca dan cermati lagi
teks hasil karyamu itu. Lengkapi kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Kemudian,
diskusikan karyamu itu dengan gurumu. Mintalah dia membaca dan memeriksanya.
Jika sudah dianggap sempurna, publikasikanlah teks yang telah kamu susun tersebut
di majalah dinding sekolah atau kamu dapat mengirimnya ke media massa di daerah
mu. Sebelum dipubliksikan, perbaiki hasil teks yang disusun sesuai dengan masukan
teman dan gurumu.
146. J. Menulis puisi dari teks cerita fabel
147. Setelah kamu banyak membaca dan memahami jenis teks fabel, kamu juga
dapat memperkaya pemahamanmu melalui puisi. Ketrampilan menulis puisi tdak
bergantung pada bakat yang dimiliki seseorang. Setiap orang dapat menulis puisi.
Bagus tidaknya puisi yang dibuat bergantung pada kemampuan diri dalam mengolah
kata. Agar dapat menulis puisi dengan baik, kamu perlu mengetahui langkah-langkah
dalam menulis puisi sesuai tema teks cerita fabel.
148. Langkah-langkah menulis puisi :
149.  Menentukan tema berdasarkan pengamatan perilaku binatang yang ada
disekita kita.
150.  Membayangkan hal yang akan diungkapkan atau ditulis sesuai dengan
karakter binatang yang telah kita amati.
151.  Menulis secara sederhana apa yang telah kita tangkap dari pengamatan kita.
152.  Memilih kata atau diksi yang tepat atau sesuai dengan menggambaran
perilaku hewan yang kita amati.
153.  Menggunakan ungkapan dan majas dengan tepat untuk mengungkapkan ide
dalam puisi.
154.  Mencermati dan merevisi naskah puisi yang sudah ditulis.
155.

Pengertian Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Isi surat berhubungan
dengan urusan pribadi. Contohnya surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada
teman.

Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut:

1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat


2) Tidak menggunakan nomor surat
3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis surat.
5) Format surat bebas

be Contoh surat pribadi:

Bandung, 1 Juni 2016

Menjumpai
Kakakku Wisnu
Di Jakarta

Assalamu’alaikum wr.wb.
Apa kabar, Kak? Sehat-sehat saja, kan? Maaf ya, Kak baru kali ini Rina baru bisa kirim kabar. Harap
maklum, karena Rina sibuk belajar untuk menghadapi ujian akhir semester. Oh iya, bagaimana
keadaan Kakak sekarang, mudah-mudahan selalu sehat juga baik-baik saja dan pekerjaan Kakak
berjalan dengan lancar.

Ibu dan Bapak alhamdulillah kabarnya baik-baik saja. Mereka kirim salam buat Kakak dan mereka
pesan supaya Kakak jaga kondisi tubuh dengan baik dan jangan lupa beribadah yang paling utama.
Kak, Bapak dan Ibu sekarang aktif lho berolahraga. Mereka setiap pagi rajin jalan pagi, malah
sekarang mereka ikut senam jantung sehat yang diadakan di lapangan RW kita.

Kak, sebentar lagi, kan bulan Ramadhan. Kakak pulang ke Bandung atau tidak? Supaya kita bisa
berkumpul kembali sama-sama berpuasa dan buka puasa bareng-bareng. Oh iya, Kak, kalau Kakak
memang nggak bisa datang di bulan Ramadhan nanti, Rina harap kakak usahakan datang sebelum
hari raya Idul Fitri, ya.

Kalau Kakak mau pulang ke Bandung, tolong sebelumnya kasih kabar dulu, ya. Supaya kita bisa
jemput di stasiun. Kak, udahan dulu, ya. Kita di sini selalu berdoa kepada Allah supaya Kakak selalu
diberikan kesehatan, kemudahan dalam pekerjaan, dan sukses selalu. Cukup sekian dulu, Kak, lain
waktu disambung lagi.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Adikmu,

Ttd.

 Rina Wati
bas, bebas, bebas, bebas,

Surat dinas adalah surat yang berisikan sebuah keterangan berbagai hal yang diajukan
oleh instasi tertentu kepada sebuah lembaga ataupun orang ke orang dengan
menggunakan kata-kata atau ragam bahasa yang baku.
Pembagian itu sebagai berikut :

1. Kepala Surat

2. Tanggal Surat

3. Nomor Surat

4. Lampiran

5. Hal/ Perihal Surat

6. Alamat Tujuan
7. Salam Pembuka

8. Isi

9. Salam Penutup

10. Pengirim Surat

11. Tembusan

12. Inisial

13. 4. Pembaca yang Efektif dan tidak Efektif


14. a. Pembaca yang Efektif
15. Dikatakan sebagai pembaca yang efektif bila;
16. 1) Membaca dengan kecepatan tinggi (berkisar antara 325-450 kpm).
17. 2) Kecepatan membaca bervariasi, bergantung pada tujuan, keperluan, dan bahan
bacaan.
18. 3) Aspek yang dibaca adalah satuan pikiran, ide, atau kata-kata kunci saja.
19. 4) Sedikit terjadi pengulangan gerak mata.
20. 5) Waktu membaca secara fisik diam.
21. 6) Menggerakkan bola mata 3 - 4 kali pada setiap barisan bacaan.
22. 7) Makna yang diambil adalah gagasan-gagasan pokok saja, tanpa banyak melihat
unsur-unsur yang kurang menunjang.
23. 8) Membaca dengan sikap aktif, kritis, dan kreatif.
24. 9) Konsentrasi terhadap bahan bacaan sempurna.
25. 10) Membaca dipandang sebagai kebutuhan, bukan suatu tugas atau beban.
26.
27. b. Pembaca yang tidak Efektif
28. Dikatakan pembaca yang tidak (kurang efektif) bila;
29. 1) Membaca dengan kecepatan rendah (antara 100-200 kpm).
30. 2) Membaca dengan kecepatan konstant untuk berbagai cuaca dan kondisi
membaca. Kecepatan itu selalu sama meskipun pada tujuan, bahkan bacaan, dan
keperluan yang berbeda.
31. 3) Gerak mata diarahkan/ dipusatkan pada kata demi kata dan memahaminya secara
terputus.
32. 4) Banyak terjadi pengulangan gerak mata.
33. 5) Menggerakkan bola mata 8 – 12 kali atau lebih pada setiap baris bacaan.
34. 6) Memvokalkan bahan bacaan. Proses membaca diikuti gerak mulut atau anggota
badan lainnya.
35. 7) Menarik mekna leteralnya dulu (fakta-fakta), unsur subordiana, baru kemudian
menyimpulkan gagasan utamanya.
36. 8) Membaca pasif kalimat demi kalimat.
37. 9) Konsentrasi tidak sempurna.
38. 10) Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan dari orang lain.
39. Membaca jika hanya ada keperluan atau ada paksaan dari orang lain.

Membaca dan Mengenali Unsur Pembangun Buku Fiksi dan Nonfiksi Kurikulum 2013

Sebelum mendalami materi, terlebih dahulu kita akan membahas pengertian buku fiksi dan
buku nonfiksi. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi sebenarnya sangat
sederhana.Fiksi merupakan tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi atau rekaan penulisnya.
Buku fiksi merupakan buku karya sastra, dapat berupa kumpulan puisi, cerpen, novel, dan
drama.

Informasi dalam buku fiksi berupa unsur pembangun

karya sastra. Selanjutnya, unsur nonfiksi atau isi buku fiksi terdiri atas unsur-unsur intrinsik
karya sastra, termasuk sistematika dan kebahasaan. Secara umum, sistematika atau fisik buku
fiksi terdiri atas.

1. kover,

2. halaman judul,
3. copyright,

4. daftar isi,

5. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau judul, dan

6. tentang penulis.

Sementara itu, nonfiksi merupakan tulisan yang isinya bukan fiktif, bukan hasil imajinasi
atau rekaan penulisnya. Unsur-unsur yang terkandung di dalam isi buku nonfiksi nyata dan
benar-benar ada dalam kehidupan kita. Unsur nonfiksi terdiri atas materi dan kebahasaan.
Secara umum, sistematika atau fisik buku nonfiksi terdiri atas:

1. kover,

2. halaman judul,

3. copyright,

4. kata pengantar,

5. daftar isi,

6. isi buku yang terbagi dalam jumlah bab atau bab,

7. glosarium,

8. daftar pustaka,

9. indeks, dan

10. lampiran.

Anda mungkin juga menyukai