Anda di halaman 1dari 5

MENELAAH STRUKTUR DAN BAHASA FABEL DAN LEGENDA

KOMPETENSI DASAR

3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/ legenda daerah setempat yang
dibaca dan didengar
4.12 Memerankan isi fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar

TUJUAN PEMBELAJARAN

3.12.1 Menelaah Struktur Fabel dan Legenda


3.12.2 Menelaah Variasi Pengungkapan Struktur Fabel
3.12.3 Mencermati Penggunaan Kata/Kalimat pada Fabel
4.12.1 Memerankan Fabel dan Legenda

3.12 Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/ legenda daerah setempat yang
dibaca dan didengar

1. Menelaah Struktur Fabel dan Legenda


Fabel dan legrnda termasuk dalam cerita prosa rakyat. Fabrl dan legenda
mempunyai struktur yang sama. Struktur pada fabel dan legenda terbagi
menjadi 4 bagian, yaitu orientasi, kompikasi, resolusi, dan koda.
Orientasi berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.
Komplikasi berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah
hingga masalah itu memuncak. Resolusi berisi penyelesaian masalah.
Koda berisi nilai moral yang diungkapkan pengarang secara implisit
pada akhir masalah.

Bacalah fabel berikut dengan saksama!

Kedelai, Serigala Gunung, dan Macan Tutul

Suatu hari seekor Keledai pergi mencari seekor Serigala Gunung ke


sebuah gunung yang sangat tinggi. Keledai itu sengaja mencari Serigala Gunung
untuk berburu bersama di sebuah hutan yang cukup lebat. Tidak lama keledai itu
menaiki gunung, akhirnya dia menemukan seekor Serigala Gunung sedang
berjalan. Kemudian, serigala itu dia ajak untuk berburu bersama. Serigala Gunung
itu menerima ajakan dari si Keledai. Kini si Keledai dan Serigala Gunung pergi
ke hutan lebat itu, tetapi sebelum mereka memasuki hutan itu si Keledai
menemuai seekor Macan Tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Si
Keledai kemuadian mengajak si Macan Tutul itu pergi berburu bersama. Macam
Tutul pun menerima ajakan si Keledai. (Orientasi)
Setelah si keledai mengumpulkan teman berburuhnya, yakni Serigala
Gunung dan Macan Tutul, mereka pergi bersama-sama memasuki hutan lebat
untuk berburuh. Mereka menangkap hewan-hewan dengan kerja sama yang baik.
Hewan apapun bisa mereka tangkap dengan mudah. Mereka berburuh dari pagi
hinggah sore hari. Mereka berhasil mengumpulkan hewan-hewan tangkapannya.
Kemudian, mereka bawa hewan-hewan hasil buruan tersebut di tempat terbuka.
Hewan hasil buruan mereka terdiri atas seekor kelinci, kambing, rusa, kerbau,
kijang, dan sapi. Tiba waktunya mereka membagi hewan-hewan tangkapan
tersebut.
Sang Macan Tutul menunjuk si Keledai untuk membagi hewan-hewan itu,
“Keledai, silahkan kau bagi makanan-makanan itu,”perintah Sang Macan tutul.
Keledai lalu menghitung dengan cermat hewan tangkapan mereka. Setelah
si Keledai menghitung, dia membagikan hewan-hewan itu secara adil dengan
membagi tiga bagian yang sama banyak. melihat pembagian itu, sang Macan
Tutul sangat marah. Kemudian, dia menerkam si Keledai hingga Keledai mati.
Kini tumpukkan makanan pun telah bertambah. Kemudian, sang Macan Tutul
menoleh ke arah si Serigala Gunung.
“Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu, “ perintahnya dengan marah.
Sang Serigala Gunung mendekati makanan itu. Dia menumpuk kembali
hewan-hewan yang telah dibagikan oleh si Keledai menjadi tumpukan yang besar.
Kemudian, dia menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri. Dia
hanya memilih seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu
berarti untuk sang Macan Tutul. (Komplikasi)
Macan Tutul yang tadinya marah kini mulai reda. Dia melihat keputusan
sang Serigala Gunung dengan tersenyum, “Kau sangat pandai dalam mengambil
sebuah keputusan wahai Serigala Gunung. Kau membagikan makanan ini dengan
sangat adil. Apakah kau mempelajarinya dari si keledai?” tanya Macan Tutul.
“Ya, aku belajar dari si Keledai,” jawab Serigala Gunung itu sambil pergi
dari hadapan Macan Tutul. (Resolusi)
“Aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan keledai itu, “ celetuk
sang Serigala Gunung. Dalam hatinya, Serigala gunung sangat kecewa dengan
keserahan Macan Tutul, dia berjanji tidak akan bekerja sama dan membantu
Macan Tutul di kemudian hari. (Koda)
a. Orientasi
Orientasi merupakan pembuka dalam cerita prosa rakyat. Orientasi
berisipengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan
pengenalan pelaku (terutama pelaku utama). Pengenalan ini meliputi
kejadian yang dialami tokoh atau pelaku utama. Pengelalan latar berkaitan
dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar
digunakan pengarang untuk menghidupkan sebuah cerita dan meyakinkan
pembaca. Dengan kata lain, latar ini mengekspresikan watak, baik secara
psikis maupun fisik.
b. Komplikasi
Tahapan ini berisi urutan kejadian. Kejadian-kejadian ini dihubungkan
secara sebab akibat. Peristiwa satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa lain. Komplikasi muncul akibat munculnya suatu konflik yang
diceritakan pada tahapan pada tahapan orientasi. Tahap ini ditandai dengan
reaksi pelaku dalam cerita legenda atau fabel terhadap konflik. Tahapan
penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, hingga konflik
memuncak (klimaks).
c. Resolusi
Resolusi merupakan suatu keadaan ketika konflik terpecahkan dan
menemukan penyelesaiannya. Tahapan ini ditandai dengan pengungkapan
solusi dan berbagai konflik yang dialami tokoh.
d. Koda
Koda merupakan akhir dari cerita prosa rakyat seperti legenda dan fabel.
Koda berisi perubahan perilaku tokoh dan nilai-nilai yang dapat dipetik dari
cerita tersebut.

2. Menelaah Variasi Pengungkapan Struktur Fabel


a. Mencermati Variasi Pengungkapan Orientasi
Orientasi berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.
Orientasi terdapat pada awal cerita fabel dan legenda.
b. Mencermati Variasi pengungkapan Komplikasi
Komplikasi adalah tahapan pada cerita prosa rakyat yang berisikan
awal terjadinya masalah, perubahan masalah, atau sebab akibat antara
peristiwa satu dengan peristiwa lain hingga terjadinya klimaks cerita.
c. Mencermati Variasi Pengungkapan Resolusi
Resolusi adalah tahapan saat konflik yang telah mencapai klimaks
mereda. Cara pengungkapan resolusi dapat diawali dengan kalimat
yang menunjukkan meredahnya konflik atau lewat dialog yang
menandakan meredahnya konflik.
d. Mencermati Variasi Pengungkapan Koda
Koda adalah akhir cerita fabel atau legenda. Koda berisi amanat atau
pesan moral yang disampaikan dalam cerita tersebut. Pembaca dapat
mengambil pelajaran dan amanat yang dituangkan dalam koda.

3. Mencermati Penggunaan Kata/Kalimat pada Fabel dan Legenda


Selain dilihat dari struktur, fabel dan legenda juga memilikikakteristik
bahasa yang unik.
a. Penggunaan Sinonim dan Antonim pada Fabel
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda,
namun memiliki satu arti atau pengertian yang sama atau mirip.
Sinonim biasa juga disebut persamaan kata atau padanan kata.
Contoh :
binatang = fauna
tanaman = flora
bohong = dusta
haus = dahaga
Antonim adalah lawan sinonim. Antonim menerangkan kebalikan
makna suatu kata, antonim jg disebut lawan kata.
Contoh :
kurus = gemuk
panjang = pendek
maju = mundur
tinggi = rendah
b. Menelaah Penggunaan Kalimat Langsung
kalimat langsung adalah kalimat yang merupakan hasil kutipan
langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti yang
dikatakannya.
Ciri-ciri kalimat langsung :
1) Pada kalimat langsung, kalimat petikan ditandai dengan tanda
petik.
2) Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf
kapital.
3) Kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan dengan tanda
koma (,).
4) Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan harus
menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.
5) Pola susunan kalimat langsung sebagai berikut:
a) Pengiring, “Kutipan.”
b) “Kutipan,” pengiring
c) “Kutipan,” pengiring, “Kutipan.”
6) Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.
c. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Kata sandang adalah kata yang berfungsi menentukan dan membatasi
kata benda dan kata sifat. Kata sandang ditulis terpisah dari kata-kata
yang mengikutinya. Macam-macam kata sandang serta contoh
penggunaannya dalam kalimat.
Macam Kalimat Makna
Si 1. Si Keledai sedang mengiringi nama tokoh
berjalan di pinggir hutan. pengecilan/kurang hormat
2. Pada suatu hari, si Kancil yang melakukan ciri
sedang mencari makan di panggilan.
tengah hutan.
Sang 1. Cinde Laras menjadi sang meninggikan martabat
juara pada sayembara itu.
2. Sang Garuda terbang
tinggi mengharumkan
nama bangsa.
Sri Sri Maharaja duduk di penghormatan tokoh raja
singgasananya
Para 1. Para harimau menunggu penunjuk banyak tidak tentu
kedatangan si Kancil.
2. Para prajurit sudah
bersiap berperang.
Hang Hang tua pergi berlayar penunjuk jenis pria yang
dengan gagah berani dihormati
Dang Dang Zarima mendengar penunjuk jenis wanita yang
kedatangan musuh. dihormati
Yang Yang terhormat Raja Wijaya yang dihormati
d. Menggunakan Keterangan Tempat dan Waktu
Keterangan adalah fungsi kalimat yang mudah berpindah posisi.
Keterangan dapat berada di awal, di akhir, dan bahkan di tengah
kalimat. Keterangan berfungsi memberi informasi tambahan dalam
suatu kalimat. Pada cerita legenda dan fabel, keterangan yang sering
digunakan adalah keterangan tempat dan keterangan waktu.
1) Keterangan tempat
Adalah jenis keterangan yang menunjukkan suatu tempat.
Menggunakan kata hubung di, ke, dari, pada.
Contoh :
Ajisaka mulai berlayar dari Pulau Majeti. Setelah
meninggalkan Sembada, salah satu abdi setianya, ia melanjutkan
perjalanan ke Medangkamulan bersama Dora. Sesampai di
Medangkamulan ia tinggal bersama Mbok Rondo Dadapan.
Pada paragraf tersebut dapat dilihat penggunaan kata hubung dari,
ke, di. Kata hubung dari menunjukkan tempat asal. Kata hubung ke
menunjukkan tempat tujuan. Kata hubung di menunjukkan letak
tempat.
2) Keterangan Waktu
Adalah jenis keterangan yang menunjukkan waktu. Keterangan
waktu menggunakan kata hubung pada,dalam, setelah, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang, dan kata temporal seperti kemarin,
sekarang,nanti, besok.
Contoh :
Pada suatu hari, si Kancil sedang berjalan-jalan di dekat ladang
Pak Tani.

Anda mungkin juga menyukai