Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

HIKAYAT DAN CERITA PENDEK

Materi
Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran
3.4 Membandingkan nilai-nilai  Nilai-nilai  Menjelaskan persamaan dan
dan kebahasaan cerita dalam perbedaan isi dan nilai-nilai
rakyat dan cerpen. cerpen dan dalam cerpen dan cerita
4.4 Mengembangkan cerita hikayat. rakyat.
rakyat (hikayat) ke dalam  Gaya  Menyusun kembali isi cerita
bentuk cerpen dengan bahasa. rakyat ke dalam bentuk
memerhatikan isi dan  Kata arkais cerpen dengan
nilainilai. (kuno). memerhatikan isi dan nilai-
nilai.
 Mempresesntasikan,
menanggapi, dan
merevisiteks cerpen yang
disusun.

A. PENGERTIAN HIKAYAT DAN CERITA PENDEK


1. Hikayat
Karya sastra Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita yang dibacakan untuk
pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau untuk meramaikan pesta. Umumnya
mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian, serta mukjizat tokoh utama.

2. Cerita Pendek
Bentuk prosa naratif yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya lain yang lebih panjang.

B. ISI HIKAYAT DAN CERPEN


1. Hikayat
Isi hikayat adalah sesuatu yang ada (termuat, terkandung) di dalam cerita hikayat
itu sendiri.
2. Cerpen
Isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari dan tdak menggambarkan
semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam cerpen yang digambarkan
hanyalah inti sarinya saja

JAMALUDIN DATON IKER


C. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM HIKAYAT DAN CERPEN
JENIS NILAI KETERANGAN
Agama Menyangkut aturan-aturan yang terkait dengan hubungan
manusia dengan Tuhan

Moral Hal yang berhubungan dengan perangai, budi pekerti, atau


tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini
dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh,
dialog, dan lain-lain
Budaya berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan, serta
kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui
dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara
tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang
berlaku pada tempat para tokoh.
Sosial Berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia
dengan masyarakat (interaksi sosial antar-manusia). Biasanya
nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan
antar-tokoh.
Pendidikan berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke
buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan dengan sesuatu
hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.

D. UNSUR INTRINSIK HIKAYAT DAN CERPEN


Unsur Intrinsik Keterangan
Tema Tema adalah ide cerita atau gagasan yang mendasari suatu karya
sastra.
Tokoh Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berlakuan dalam berbagai peristiwa pada cerita (Sudjiman, 1988:
16). Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dalam
hikayat dapat pula berwujud binatang.
Misalnya, Hikayat Pelanduk Jenaka yang
menggunakan tokoh binatang untuk
melambangkan tokoh manusia.
Pertokohan Penentuan watak atau sifat tokoh yang ada dalam cerita
Alur Urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis
Setting/latar Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat
terjadinya cerita tersebut
Sudut pandang Strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk
menyampaikan ceritanya
Gaya bahasa Cirri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada
public. Baik itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan

JAMALUDIN DATON IKER


kalimat yang tepat di dalam cerita
Amanat Pesan moral atau pelajaran yang kita petik dalam cerita

E. CIRI HIKAYAT DAN ERPEN


 Hikayat
1. Anonim : Pengarangnya tidak dikenal
2. Istana Sentris : Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/
kerajaan
3. Bersifat Statis : Tetap, tidak banyak perubahan
4. Bersifat Komunal : Menjadi milik masyarakat
5. Menggunakan bahasa klise : Menggunakan bahasa yang diulang-ulang
6. Bersifat Tradisional : Meneruskan budaya/ tradisi/ kebiasaan yang dianggap bai
7. Bersifat Didaktis : Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia : Peperangan antara yang baik dengan
yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik
9. Magis : Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba
indah

 Cerpen
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki jumlah kata yang tidak lebih dari 10.000 kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam
cerpen yang digambarkan hanya inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik
hingga pada tahap penyelesaiannya
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga
pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta singkat.

F. CIRI KEBAHASAAN
1. Hikayat
Kaidah Bahasa yang dominan dalam cerpen adalah:
a) Banyak menggunakan konjungsi
Ciri bahasa yang dominan dalam hikayat adalah banyak penggunaan
konjungsi pada setiap awal kalimat.
Perhatikan contoh kutipan hikayat berikut ini.

JAMALUDIN DATON IKER


“Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita
tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud
agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab
yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan
bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam.
Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap
perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari
rantauanny”.
Dalam kutipan tersebut, konjungsi maka digunakan hingga tiga kali.

b) Banyak menggunakan kata arkais


Selain banyak menggunakan konjungsi, hikayat menggunakan kata-
kata arkais. Hikayat merupakan karya sastra klasik. Artinya, usia hikayat jauh
lebih tua dibandingkan usia Negara Indonesia. Meskipun bahasa yang
digunakan adalah bahasa Indonesia (berasal dari bahasa Melayu), tidak
semua kata dalam hikayat kita jumpai dalam bahasa Indonesia sekarang.
Kata-kata yang sudah jarang digunakan atau bahkan sudah asing tersebut
disebut sebagai kata-kata arkais.
Contoh
Kata Arkais Makna Kamus
Beroleh mendapat
Titah kata, perintah
tanaman berumpun, berakar serabut,
Buluh batangnya beruas-ruas, berongga, dan
keras; bambu; aur

c) Banyak menggunakan majas atau gaya bahasa


Majas atau gaya bahasa yang sering dijumpai dalam teks hikayat antara lain
sebagai Berikut
1. Majas antonomasia
Majas antonomasia yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan
ciri atau sifatnya yang menonjol.
Contoh
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di negeri antah berantah di bawah
pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu
diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai
penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarahdarah tubuhnya.
Sepanjang perjalanan menangislah Si Miskin berdua itu dengan sangat
lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan
mencari rezeki.

JAMALUDIN DATON IKER


Si Miskin dalam kutipan hikayat di atas merupakan contoh majas
antonomasia.

2. Majas simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal
lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata
penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain:
seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
Contoh
Maka si Miskin itupun sampailah ke penghadapan itu. Setelah dilihat
oleh orang banyak, Si Miskin laki bini dengan rupa kainnya seperti
dimamah anjing rupanya. Maka orang banyak itupun ramailah ia
tertawa seraya mengambil kayu dan batu (Hikayat Si Miskin).

2. Cerpen
Kaidah Bahasa yang dominan dalam cerpen adalah penggunaan gaya
Bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang menyertakan urutan waktu dan
urutan kejadiaan.
Menggunakan majas membuat cerita lebih menarik jikadi bandingkan
menggunakan Bahasa yang bermakna lugas. Ada berbagai jenis majas yang
digunakan bai kadalam cerpen dan hikayat. Diantara majas antonomasia,
metafora, hiperbola dan maja sperbandingan. Meskipun sama – sama
menggunakan gaya Bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat
berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam cerpen.

Contoh Majas

a. Majas antonomasia,
yaitu majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang
menonjol.
Contoh: akhirnya si Manjung menang juga. Tak salah aku menjagokannya
b. Majas metafora,
yaitu majas yang membandingkan dua hal secara langsung,tetapi dalam
bentuk yang singkatatau merupakan gabungan 2 hal yang berbeda yang
dapat membentuk suatu pengertian baru.
Contoh : Dia dianggapanak emasmajikannya
c. Majas hiperbola,
yaitu suatu gaya Bahasa yang bersifat melebih-lebihan.
Contoh : Ibunya terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya
kecelakaan.
d. Majas simile,

JAMALUDIN DATON IKER


yaitu majas yang mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit.
Contoh : Mukanya merahlaksanakepiting rebusb. Penggunaan konjungsiBaik
cerpen maupun hikayat merupakan teks narasi yang banyak menceritakan
urutan peristiwa atau kejadian.Untuk menceritakan urutan peristiwa atau
alur tersebut, keduanya menggunakan konjungsi yang menyatakanurutan
waktu dan kejadian.

G. MENCERITAKAN KEMBALI ISI HIKAYAT DALAM BENTUK CERPEN


Menyusun kembali isi cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.
Meringkas atau Membuat Sinopsis Sebuah Penggalan Hikayat
1. Langkah pertama yang harus dilakukan tentu membaca dan memahami sebuah
hikayat yang akan diceritakandalam bentuk cerpen. Setelah itu,maka perlu dibuat
synopsis penggalan hikayat yang telah dibaca tersebut.
2. Mendaftar konflik-konflik Antartokoh dalam penggalan Hikayat
Di dalam synopsis hikayat tersebut perlu diperhatikan dan dicatat konflik-
konflik yang terjadi di antartokoh didalamnya. Konflik, ini perlu ditulis secara
cermat karena pada saat menulis cerpen,hanya satu konflik yang akanditonjolkan.
3. Memilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang sudah
di rumuskan
Setelah konflik-konflik yang terdapat didalam hikayat tersebut
dikumpulkan,pilihlah sebuah konflik yangdianggap menarik dan dapat
dikembangkan menjadi sebuah cerpen. Yang harus diperhatikan adalah Bahasa
cerpenbercerita mengenai sepenggal kehidupan tokohnya dan hanya menonjolkan
sebuah konflik yang dianggap menarik.
4. Menggambarkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek
Setelah memilih sebuah konflik yang akan ditonjolkan,maka konflik
tersebut dapat dikembangkan menjadisebuah cerpen. Gaya Bahasa yang
digunakan dalam menulis cerpen pun dapat disesuaikan,yaitu meninggalkan gaya
Bahasa klasik.

JAMALUDIN DATON IKER

Anda mungkin juga menyukai