Anda di halaman 1dari 3

BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA FASE E

Jenjang Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Menyususri Nilai Dalam Cerita Lintas Zaman
Pertemuan : 1
Alokasi Waktu : 90 Menit ( 2 x 45 menit)

Capaian Pembelajaran : Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan
atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks
informasional dan/ atau fiksi. Perserta didik mampu menulis teks eksposisi hasil penelitian
dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks
lainnya untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di
media cetak maupun digital.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menuliskan gagasan, pikiran, pandangan,
arahan atau pesan yang terdapat pada hikayat. Peserta didik mampu mengidentifikasi makna
dan ide dari hikayat. Peserta didik mampu membangdingkan karakteristik dan plot pada
hikayat dan cerpen. Peserta didik mampu menelaah pengguaan kaidah kebahasaan pada
hikayat dan cerpen. Peserta didik mampu membuat cerpen berdasarkan nilai dalam hikayat.
Bahan Ajar : Makna dan ide pada hikayat, karakteristik dan plot pada hikayat dan cerpen,
penggunaan kaidah kebahasaan dalam hikayat dan cerpen, menulis cerpen berdasarkan nilai-
nilai yang terdapat dalam hikayat.

Materi Ajar
 Hikayat
Kata hikayat diturunkan dari kata bahasa Arab “haka” yang
mempunyai arti: menceritakan, menirukan, mewartakan, menyerupai, berkata,
meneruskan, dan melukiskan (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9).
Sastra hikayat adalah sastra lama yang ditulis dalam bahasa Melayu.
Sebagian besar kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, unsur
rekaan merupakan ciri yang menonjol dan pada lazimnya mencakup bentuk
prosa yang panjang (Baried, Baroroh St. dkk., 1985: 9).
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa. Prosa
berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis,
biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Prosa dibaca untuk pelipur lara,
pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta
(https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hikayat).
 Karakteristik/ Ciri-ciri Hikayat
Hikayat memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik
cerita rakyat lain.
Karakteristik pada cerita hikayat diantaranya:
1. Bersifat anonim
2. Mengandung hal yang bersifat mustahil
3. Menberitakan kesaktian tokoh-tokohnya
4. Berdifat istanasentris
5. Menggunakan banyak kata arkais / klise Kata arkais adalah
kata yang sudah tidak lazim digunakan pada saat ini. Hal ini
tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam cerita
pendek yang lebih populer. Contoh kata-kata arkais: syahdan,
sebermula, hubaya-hubaya, hatta, apatah, sahaja, dan berjaya.
6. Menggunakan alur / cerita berbingkai

 Jenis Hikayat
Berdasarkan isinya Hikayat dapat dikelompokkan menjadi :
1. Cerita Rakyat, contohnya Hikayat Si Miskin dan Hikayat
Malin Dewa.
2. Epos ( cerita kepahlawanan) dari India, contohnya Hikayat
Sri Rama.
3. Dongeng-dongeng dari Jawa, contohnya Hikayat Pandawa
Lima dan Hikayat Panji Semirang.
4. Cerita-cerita Islam, Contohnya Hikayat Nabi Bercukur dan
Hikayat Raja Khaibar.
5. Cerita berbingkai, contohnya Hikayat Bakhtiar dan Hikayat
Maharaja Ali.
 Struktur Hikayat

 Nilai-nilai dalam Hikayat


1. Nilai Moral, merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap
baik dan buruk manusia. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang
dapat dijadikan cerminana untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
2. Nilai Agama, merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan
tokoh akan keberadaan tuhan. Hikayat banyak mengajarkan nikai-nilai
keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk
mempertebal iman.
3. Nilai Sosial, merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi
antarmanusia. Melalui hikayat, kita bisa banyak mengenai nilai-nilai
sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial
dengan sesama manusia lainnya yang baik.
4. Nilai Budaya, merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau
kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari
Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu
dengan membaca hikayat.
Assment

Anda mungkin juga menyukai