Kelas : x
Pengertian Hikayat
Secara umum, hikayat adalah cerita
sejarah.
Hikayat adalah karya sastra lama
berbentuk prosa dari Melayu yang
berisi cerita, undang-undang, dan
silsilah yang bersifat rekaan,
keagamaan, historis, biografis, atau
gabungan dari sifat-sifat tersebut.
Hikayat berguna sebagai pelipur lara,
pembangkit semangat juang, atau
sekadar untuk meramaikan pesta
Nilai-Nilai dalam
Hikayat
Nilai Moral
Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan
akhlak atau sikap baik dan buruk manusia. Hikayat
banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan
cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai Agama
Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan
kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat
banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.
Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan
dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat,
kita bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai
sosial yang dapat melatih kita menjadi
manusia yang dapat bersosial dengan sesama
manusia lainnya dengan baik.
Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan
dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu
wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari
Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai
kebudayaan Melayu dengan membaca
hikayat.
Karakteristik Hikayat
Kemustahilan
Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita.
Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar. Contohnya seperti
bayi lahir disertai pedang dan panah. Contoh lainnya, yaitu seorang putri yang keluar dari
gendang.
Anonim
Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang dari hikayat tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas
dalam hikayat tersebut.erita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke
orang lain secara lisan.
Kesaktian
Tokoh dalam hikayat seringkali diceritakan memiliki kesaktian tertentu. Contohnya yaitu
tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri. Lalu,
contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud.
Istanasentris
Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang
diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat
yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.
Arkais
Hikayat bersifat arkais yaitu menggunakan bahasa yang
sudah lampau. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah
jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi
masa kini. Contohnya, seperti hatta, titah, upeti, dan bejana.
Statis
Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat tidak
memiliki banyak perbedaan dengan hikayat lain atau
hikayat dari negara lain. Unsur, kisah, dan segala hal dalam
hikayat memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya.
Dengan begitu, hikayat menjadi salah satu karya sastra yang
statis atau tetap.
Edukatif
Walaupun bersifat mustahil, hikayat biasanya mengandung
amanat baik yang dapat dijadikan pembelajaran bagi para
pembacanya. Hikayat biasanya menanamkan unsur-unsur
edukatif untuk melakukan kebaikan, tenggang rasa terhadap
sesama, saling menghargai, dan nilai-nilai kehidupan lainnya.
Aspek Historis
1. Melayu
Hikayat Melayu pada umumnya kental akan unsur agama Islam.
Contoh dari hikayat Melayu, yaitu “Hikayat Hang Tuah”,
“Hikayat Indera Bangsawan”, “Hikayat Malim Demam”, dan
“Hikayat Si Miskin”.
2. India
Ciri khas hikayat India yaitu memiliki unsur keagamaan, yaitu
agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu, yaitu cerita
“Sri Rama” dan “Mattabbhroto”. Nah, seiring berjalannya waktu,
dua kisah tersebut berkembang menjadi hikayat lainnya, seperti
“Hikayat Pandawa Lima”, “Hikayat Perang Pandawa”, dan
“Hikayat Bayan Budiman”.
3. Arab-Persia
Mayoritas agama yang dianut di Arab dan Persia adalah
agama Islam. Maka dari itu, hikayat-hikayat yang
muncul juga bertema Islam dan mengandung nilai-nilai
keislaman. Beberapa contohnya, yaitu “Hikayat 1001
Malam”, “Hikayat Bachtiar”, dan “Hikayat Amir
Hamzah”.
4. Jawa
Hikayat-hikayat Jawa memiliki kemiripan sifat, tokoh,
dan alur seperti hikayat yang ada di India dan Arab. Hal
ini karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam
dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini
akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh
hikayat Jawa, yaitu “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat
Cekel Weneng Pati”, dan “Hikayat Indera Jaya” yang
diambil dari cerita Alingdarma.