Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang,
dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat
tersebut. Hikayat berguna sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk
meramaikan pesta.
Karena hikayat berasal dari Melayu, hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu. Kemudian,
hikayat banyak mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dengan
tujuan agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.
Nilai Moral
Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik dan buruk manusia.
Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam
kehidupan sehari-hari.
Nilai Agama
Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan
Tuhan. Hikayat banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan untuk mempertebal iman.
Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat, kita
bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat
bersosial dengan sesama manusia lainnya dengan baik.
Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu
wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai
kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat.
Kemustahilan
Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita.
Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar. Contohnya seperti
bayi lahir disertai pedang dan panah. Contoh lainnya, yaitu seorang putri yang keluar dari gendang.
Anonim
Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau
pengarang dari hikayat tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas
dalam hikayat tersebut.erita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke orang
lain secara lisan.
Kesaktian
Tokoh dalam hikayat seringkali diceritakan memiliki kesaktian tertentu. Contohnya yaitu
tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri. Lalu,
contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud.
Istanasentris
Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang
diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat
yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.
Arkais
Hikayat bersifat arkais yaitu menggunakan bahasa yang sudah lampau. Bahasa yang digunakan
dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini.
Contohnya, seperti hatta, titah, upeti, dan bejana.
Statis
Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat tidak memiliki banyak perbedaan dengan
hikayat lain atau hikayat dari negara lain. Unsur, kisah, dan segala hal dalam hikayat memiliki
kemiripan antara satu dengan lainnya. Dengan begitu, hikayat menjadi salah satu karya sastra
yang statis atau tetap.
Edukatif
Walaupun bersifat mustahil, hikayat biasanya mengandung amanat baik yang dapat dijadikan
pembelajaran bagi para pembacanya. Hikayat biasanya menanamkan unsur-unsur edukatif untuk
melakukan kebaikan, tenggang rasa terhadap sesama, saling menghargai, dan nilai-nilai kehidupan
lainnya.