Anda di halaman 1dari 9

MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOPKAL CERITA RAKYAT

BAHASA INDONESIA X SMK

A. Mengidentifikasi Nilai-nilai dan Isi Hikayat

sastra Melayu klasik adalah jenis sastra yang tumbuh dan berkembang pada masa
masyarakat Melayu tradisional. Karya sastra prosa Melayu Klasik salah satunya adalah
hikayat. Secara etimologis, istilah hikayat berasal dari bahasa Arab, yaitu haka yang berarti
menceritakan atau bercerita. Hikayat kemudian diartikan sebagai karya yang berupa cerita
dengan tokoh-tokoh ataupun peristiwanya yang memiliki hubungan dengan peristiwa sejarah.
Hikayat terdiri dari beberapa jenis, yaitu cerita rakyat (Hikayat Si Miskin), epos dari India
(Hikayat Sri Rama), dongeng-dongeng dari Jawa (Hikayat Pandawa Lima), cerita-cerita
Islam (Hikayat Raja Khaibar), Sejarah dan biografi (Hikayat Abdullah), dan cerita-cerita
berbingkai (Hikayat Maharaja Ali). Hikayat memiliki unsur-unsur instrinstik yang meliputi
tema, tokoh, dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, serta amanat.
Hikayat merupakan cerita melayu klasik yang menonjolakan unsur penceritaan berciri
kemustahilan dan kesaktian tokoh tokohnya. Kagiatan mendengarkan hikayat memiliki
banyak manfaat. Kita akan mengetahui tentang budaya, moral, dan nilai-nilai kehidupan lain.
Dari cerita hikayat, kita dapat memetik nilai-nilai kehidupan sebagai cermin bagi kehidupan
kita.   
Karya sastra Melayu Klasik mengandung nilai-nilai kehidupan dan pesan moral. Nilai
tersebut disampaikan dalam bentuk nasihat yang bertujuan meningkatkan moralitas, perilaku,
berbahasa dalam masyarakat, dan keagamaan.
Nilai–Nilai dalam setiap cerita hikayat membawa misi dan nilai–nilai kehidupan. Nilai–
nilai dalam cerita hikayat masih relavan dengan kehidupan saat ini. Nilai yang terkandung
di dalam cerita hikayat ini ialah sebagai berikut:
Nilai Moral
Nilai agama
Nilai budaya
Nilai edukasi
Nilai sosial
Nilai budi pekerti
Nilai kemanusiaan
Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan baik buruk perbuatan (kebaikan dan
kejahatan). Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan prinsip kepercayaan kepada
Tuhan beserta ajaran-ajarannya, sedangkan nilai kemanusiaan adalah nilai yang berkaitan
dengan prinsip kemanusiaan. Nilai-nilai kehidupan dalam karya sastra Melayu Klasik
dapat dijadikan bahan perenungan dan pembelajaran untuk generasi sekarang. Namun,
nilai-nilai tersebut tidak selalu mudah ditemukan karena, dikemukakan secara implisit
(mutlak tanpa ragu-ragu). Oleh karena itu, dibutuhkan pemahaman tinggi agar dapat
menemukan dan menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra Melayu
Klasik.

B. Unsur-Unsur Hikayat

 Alur
Alur adalah urutan peristiwa dalam sebuah cerita yang sambung menyambung berdasarkan
hubungan sebab – akibat.
Tema
C. Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat

Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain. Adapun karakteristik
hikayat antara lain:

 Terdapat kemustahilan dalam cerita


 Kesaktian tokoh-tokohnya
 Anonim
 Istana Sentris
 Menggunakan alur berbingkai atau cerita berbingkai

Suatu gagasan pokok / ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu
tulisan

 Pernokohan
Cara pengarang menggambarkan karater tokoh-tokoh dalam cerita.
 Sudut Pandang
Cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang
memandang cerita.

 Kemustahilan
Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau bisa dinalar.

 Kesaktian

Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan ditunjukkan dengan kesaktian kedua pangeran


kembar, Syah Peri dan Indera Bangsawan. Adapun ketiga tokoh tersebut sebagai berikut :
 Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan.
 Raksasa memberi sarung kesaktian untuk  mengubah wujud dan kuda hijau untuk
mengalahkan Buraksa.
 Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.

 Anonim
Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut
disebabkan cerita disampaikan secara lisan.

 Istana Sentris
Hikayat seringkali bertema dan berlatar belakang kerajaan. Seperti hal nya dalam Hikayat
Indera Bangsawan latar tempat cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja
serta istana dalam suatu kerajaan.
Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat

untuk insyaf dan berbuat baik. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24
malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap
perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Sosial
Membantu orang lain. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi
juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga
dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Pendidikan
Seorang anak dibiasakan untuk menuntut ilmu agama mengaji. Setelah
umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada
banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Semua nilai di atas
masih berlaku dalam kehidupan saat ini.

Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik
seperti perilaku, dialog, peristiwa, latar, dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nilai
adalah nasihat kebaikan yang disampaikan secara tersirat. Nilai berbeda dengan amanat yang
disampaikan secara tersurat. Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai religi,
moral, sosial, budaya, estetika, dan edukasi. 
a. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk gaib, dosa-pahala, serta surga-neraka.
 b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. 
c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai
sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.

 d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun

menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah

masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang

buruk akan menimpanya. 

 e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. f. Nilai edukasi adalah nilai

yang berkaitan dengan pendidikan. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada

beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan

perkembangan zaman. Pembelajaran dalam bagian ini mengajak siswa untuk menganalisis

nilai-nilai mana yang masih relevan dalam kehidupan masa sekarang. 

Berikut disajikan contoh hasil analisis tersebut. Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan
Hikayat Analisis Kandungan Nilai Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan
menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu
akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan
bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan
anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau
beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Terdapat nilai budaya yaitu
mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan
kehidupan saat ini. Buku Guru Kelas X SMAMASMKMAK 158 Kutipan Hikayat Analisis
Kandungan Nilai Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga
saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu
senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban
untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. 

Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini.  Tugas Siswa

ditugasi untuk menganalisis nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman,

apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Contoh Jawaban Kutipan

Hikayat Analisis Kandungan Nilai Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka

diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai

umur Khojan Maimun lima belas tahun. Hingga saat ini masyarakat masih memegang teguh

nilai edukasi dengan memberikan pendidikan ilmu umum dan ilmu agama bagi anak-

anaknya. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah Swt. Nilai

agama untuk saling mengajak dalam berbuat kebaikan dan mencegah keburukan

masih dilakukan. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu

minta izinlah dia kepada istrinya. Di masyarakat saat ini nilai moral suami atau istri

berpamitan kepada pasangannya saat hendak pergi atau bekerja masih tetap dilakukan.

Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya

rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. 

Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Tindakan ‘tidak setia’
pada pasangan hingga saat ini tetap dipegang oleh masyarakat sebagai tindakan yang
bertentangan dengan nilai moral, budaya, bahkan agama. Bahasa Indonesia 159
Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24
kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf
terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Keharusan untuk bertaubat, menghentikan perbuatan maksiat dan dosa sebagai nilai agama
masih berlaku hingga saat ini. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan
nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia
juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya.
Tindakan menasihati dan mencegah orang lain berbuat dosa memang masih dipegang teguh
oleh masyarakat. 

 Namun, dalam kehidupan masyarakat perkotaan kepedulian ini semakin menghilang.

PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai

dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Dalam pembelajaran ini,

siswa diminta menyampaikan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat

ini dalam bentuk teks eksposisi. Oleh karena itu isi teks eksposisi yang dibuat harus

memenuhi kriteria berikut ini. 1. Tesis atau pernyataan tentang kesesuaian sebuah

nilai dengan kehidupan saat ini. Misalnya, nilai sosial untuk saling menolong orang lain. 2.

Argumentasi yang digunakan harus merujuk pada kehidupan saat ini yang masih

menerapkan nilai-nilai tersebut. 3. Menggunakan struktur teks eksposisi tesis

argumen pernyataan ulang dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. 

 Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen

1. Hikayat
Hikayat merupakan suatu prosa yang menceritakan berisi keajaiban tokoh atau peristiwa yang
bersifat fiktif dan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa utamanya. Hikayat sendiri
mempunyai sejumlah ciri, dimana ciri-ciri tersebut adalah:
 Nama pengarang tidak diketahui atau anonim.
 Ceritanya cenderung berlatar tempat kehidupan istana.
 Mengandung nilai-nilai tradisional di dalamnya.
 Tokoh yang di dalamnya bisa satu orang atau lebih.
 Menggunakan pengulangan kata atau bahasa.
 Bersifat fiktif atau khayalan.
 Umumnya berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan.
 Menggunakan bahasa Melayu.
 Jumlah kata tidak dibatasi.
 Merupakan karya sastra lama.

2. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu prosa yang menceritakan suatu tokoh dan juga
suatu peristiwa secara khusus. Biasanya, jumlah kata yang terkandung pada cerpen adalah
sekitar 5.000-10.000 kata. Seperti halnya hikayat, cerpen pun juga mempunyai
sejumlah ciri, yaitu:
 Adanya nama pengarang yang tercantum di dalamnya. (Biasanya diletakkan di bawah
judul cerpen)
 Latar tempatnya berkisar pada lingkungan di sekitar.
 Nilai-nilai yang dikandungnya beragam.
 Kisah yang diceritakan lebih variatif, bisa berkisah tentang kebaikan melawan
kejahatan, bisa berkisah tentang keresahan seorang manusia, dan lain semacamnya.
 Menggunakan bahasa Indonesia.
 Merupakan karya sastra modern.
 Berdasarkan pemaparan di atas, maka kita dapat mengetahui di mana letak perbedaan
antara hikayat dan cerpen. Adapun perbedaan tersebut antara lain:
 1. Waktu Dimana Sastra Itu Berkembang dan Bahasa yang Digunakannya
 Hikayat merupakan sastra lama yang lahir dan berkembang di era melayu kuno,
sehingga tidak heran jika bahasa yang digunakannya merupakan bahasa Melayu kuno.
Untuk bisa membaca isi karya sastra ini, kita mesti menerjemahkan terlebih dahulu
bahasa Melayu tersebut. Sementara itu, cerpen merupakan karya sastra yang lahir dan
berkembang di era modern, sehingga bahasa yang digunakannya pun juga merupakan
bahasa Indonesia yang merupakan bahasa utama bangsa Indonesia di era modern.

 2. Nama Pengarang
 Dalam hikayat, nama si pengarang tidak diketahui atau ananom, sehingga hikayat
sering dianggap sebagai karya bersama atau karya milik warga sekitar. Sementara itu,
nama pengarang cerpen bisa kita ketahui dengan mudah karena nama pengarang
sering tercantum di bawah judul cerpen.
 3.Jumlah Kata dan Latar Tempatnya
 Jumlah kata pada hikayat cenderung bervariatif, bisa 5.000, 7.000, dan sebagainya.
Adapun latar tempat yang dipakai hikayat biasanya hanya berkisar pada lingkungan
atau kehidupan istana. Sementara itu, jumlah kata dalam cerpen biasanya dibatasi
sekitar 5.000 atau 10.000 kata meskipun pada perkembangannya, jumlah kata tersebut
bisa bertambah atau berkurang. Latar tempat yang digunakan cerpen iasanya berupa
tempat atau lingkungan di kehidupan sehari-hari manusia. Meskipun begitu, cerpen
juga bisa mengambil latar tempat selain yang disebutkan.
 4. Tokoh dan Kisah yang Terkandung di Dalamnya
 Tokoh yang terkandung di dalam hikayat biasanya bervariatif, entah itu satu
orang ataupun bisalebih dari itu. Adapun kisah yang terkandung di dalam hikayat
biasanya hanya berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan. Sementara itu, tokoh
yang ada di dalam cerpen umumnya hanya berjumlah satu orang saja. Kalaupun
ada tokoh selain itu, biasanya hanya sebagai tokoh pendukung dari tokoh utama
saja. Kisah yang dikandung dalam cerpen bisa bervariatif, entah
itu tentag kehidupan sehari-hari, kegelisahan manusia, petualangan, dan sebagainya
.
PETUNJUK PENGERKAAN:
1. Kerjakan di buku tulis mapel bahasa Indonesia
2. Jika, sudah selesai kirim ke no wa saya
3. Batas akhir pengiriman tugas sampai jam 21.00 WIB
KERJAKAN SOAL UJI PEMAHAMAN TENTANG HIKAYAT
I
1. Apa yang dimaksud dengan hikayat
2. Sebutkan empat karakteristik hikayat!
3. Sebutkan empat fungsi hikayat!
4. Sebutkan tiga sifat hikayat!
5. Sebutkan empat ciri-ciri hikayat!
6. Sebutkan struktur hikayat!
7. Sebutkan tiga ciri bahasa hikayat!
8. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis hikayat!
9. Sebutkan langkah-langkah membuat hikayat!
10. Apa pengertian dari interpretasi teks hikayat
II
1. Jelaskan tentang definisi hikayat menurut pendapatmu!
2. Jelaskan tentang ciri-ciri hikayat!
3. Jelaskan tentang unsur pembangun dalam hikayat!
4. Jelaskan perbedaan antara nilai-nilai dan amanat dalam sebuah hikayat!
5. Tuliskan langkah-langkah yang harus diperhatikan sebelum menceritakan isi
hikayat!
Catataan: Bagi siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas-tugas maka nilai akhir
akan di bawah 75 dan ada konsekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai