Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan hikayat dan cerpen

Perbedaan hikayat dan cerpen

1. Nama pengarang tidak diketahui atau 1. Adanya nama pengarang yang


anonim. tercantum di dalamnya. (Biasanya
2. Ceritanya cenderung berlatar tempat diletakkan di bawah judul cerpen)
kehidupan istana. 2. Latar tempatnya berkisar pada
3. Mengandung nilai-nilai tradisional di lingkungan di sekitar.
dalamnya. 3. Nilai-nilai yang dikandungnya
4. Tokoh yang di dalamnya bisa satu beragam.
orang atau lebih. 4. Kisah yang diceritakan lebih variatif,
5. Menggunakan pengulangan kata atau bisa berkisah tentang kebaikan
bahasa. melawan kejahatan, bisa berkisah
6. Bersifat fiktif atau khayalan. tentang keresahan seorang manusia,
7. Umumnya berkisah tentang kebaikan dan lain semacamnya.
melawan kejahatan. 5. Menggunakan bahasa Indonesia.
8. Menggunakan bahasa Melayu. 6. Merupakan karya sastra modern.
9. Jumlah kata tidak dibatasi.
10. Merupakan karya sastra lama.
Perbedaan hikayat dan cerpen
berdasarkan unsur intrinsik
HIKAYAT CERPEN
TEMA Perjuangan seorang pahlawan hingga Lebih variatif: persabatan,
menjadi raja, mendapatkan percintaan, keluarga, agama
permaisuri hingga membawa dll.
kerajaan ke masa kejayaan.
ALUR Pada umumnya menggunakan alur Alur maju, mundur atau
maju hingga jadi raja. campuran
SUDUT PANDANG Orang tiga serba tahu campuran
TOKOH Terbatas; Raja, pangeran, permaisuri, Tidak terbatas
dan rakyat jelata
PENOKOHAN/ Mutlak; awal baik sampai akhir cerita Realistik; awal baik tidak
PERWATAKAN begitu sebaliknya. selamanya baik begitu
sebaliknya.
LATAR Istana dan lingkungan sekitarnya Bervariasi; tempat, waktu
maupun suasana
GAYA BAHASA Statis ; menggunakan bahasa melayu Dinamis disesuaikan
perkembangan zaman
Persamaan
• Fungsi untuk menceritakan sebuah kisah dan
sebagai pelipur lara
• Keduanya merupakan suatu karya sastra
• Bertujuan untuk menyampaikan hal baik bagi
pembaca.
• Sama-sama memiliki unsur intrinsik dan
ekstrinsik.
Nilai-Nilai Hikayat
1. Nilai agama= mendasari ajaran agama yang
dianut tokoh.
2. Nilai moral= baik dan buruknya perilaku tokoh.
3. Nilai budaya= berdasarkan adat dan kebiasaan
yang berlaku dalam kelompok masyarakat
tertentu atau kebiasaan tokoh.
4. Nilai sosial= saling tolong menolong antar tokoh
5. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang
berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari
buruk ke baik    (pengajaran).
– Hikayat banyak mengandung nilai kehidupan. Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara
lain nilai reliji, moral, sosial, budaya, estetika dan edukasi.
– Nilai reliji adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai reliji biasanya ditandai
dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta surga-neraka.
– Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku,
atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
– Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai
sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
– Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun
di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut
meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan
menimpanya.
– Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni.
– Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan.
•  
PERSAMAAN HIKAYAT DENGAN CERITA RAKYAT
Fungsi dan tujuan umumnya sama, yaitu sebagai pelipur lara hati si pembaca
1.      Keduanya merupakan salah satu karya sastra
2.      Sama-sama menceritakan tentang kejadian masa lalu/lampau
3.      Bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang baik atau berupa ajaran-ajaran bagi
si pembaca.
PERBEDAAN HIKAYAT DENGAN CERITA RAKYAT

1.      Hikayat cenderung terikat oleh bahasa melayu, sedangkan cerita rakyat lebih
luwes.
2.      Isi hikayat biasanya bercerita tentang kehebatan dan kesaktian para raja,
pangeran dll, sedangkan cerita rakyat umunya memiliki cerita tentang kehidupan
masyarakat setempat.
3.      Hikyat umumnya menggunakan kata pembuka “ Alkisah “ , sedangkan cerita
rakyat menggunkan kata pembuka “ Pada Zaman Dahulu Kala “.
4.      Hikaya biasanya menggunakan kata penghubung maka, syahibul hikayat,
shahdan, hatta dll, sedangkan cerita rakyat menggunakan kata penghubung kemudian,
selanjutnya, begitupula dll.
Contoh hikayat
• hikayat Aceh berasal dari Aceh, hikayat si miskin dari
Melayu , hikayat abu nawas dari Arab, dan hikayat
Panji Semirang dari Jawa. Contoh buku-buku hikayat:
• Hikayat Si Miskin, Hikayat Malin Dewa, Hikayat
Indera Bangsawan, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seri
Rama, Hikayat Pandawa Jaya, Hikayat Sang Boma,
Hikayat 1001 Malam, Hikayat Kalilah dan Dimnah,
Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Panca Tantra,
Hikayat Bakhtiar.
Contoh pengagalan hikayat
Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah.
Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu.
Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka
sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu
hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya
kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu
perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu
dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik
parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua,
lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air…
Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-
perkara yang sulit .
Contoh soal
 Maka pada suatu hari baginda pun sedang ramai di hadap oleh segala raja-
raja sekalian, maka si Miskin itu pun datanglah di hadapan Baginda itu.
Setelah dilihat orang banyak itu akan si Miskin itu datang dua laki istri
dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing rupanya, maka orang banyak
itu pun ramailah ia tertawa serta mengambil kayu dan batu, habislah
bengkak-bengkak, ada yang berdarah, segala tubuhnya itu berlumuranlah
dengan darah, maka orang pun gemparlah.
 Nilai moral yang terdapat dalam kutipan cerita tersebut adalah….
A. Memukul orang hingga berdarah.
B. Orang miskin meminta kepada orang kaya.
C. Menyamakan orang miskin dengan anjing.
D. Menghina orang miskin secara berlebihan.
E. Seorang raja selalu disembah oleh rakyatnya.
Ciri- ciri / Karakteristik Hikayat
1. Anonim, yaitu tidak dikenal nama pengarangnya,
2. Istana sentris,
3. Bersifat statis, artinya tidak mengalami perubahan atau perkembangan
4. Bersifat komunal, artinya menjadi milik masyarakat
5. Mengunakan bahasa klise , yaitu kata-kata yang diulang-ulang; contoh :
hatta …., maka ….,     alkisah….., dst.
6. Bersifat tradisional, artinya meneruskan tradisi / kebiasaan lama yang
dianggap baik
7. Bersifat didaktis (mendidik), baik didaktis moral maupun didaktis religius,
8. Menceritakan kisah universal manusia, yaitu peperangan antara tokoh baik
dan buruk, dan  selalu dimenangkan oleh yang baik
9. Mengandung hal-hal yang aneh, ajaib, atau mustahil.
10. Banyak Kata arkais /kata kuno dari bahasa melayu
11. Kemustahilan / tidak logis
INDERA BANGSAWAN MEMBUNUH BURAKSA
            Ia mengisahkan mengenai raja Indra Bungsu yang berada dalam dilema mengenai
yang mana dari dua anak kembar lelakinya Syahpri dan Indra Bangsawan akan dijadikan
penggantinya. Raja Indra Bungsu kemudiannya bermimpi bahawa yang memperoleh alat
musik buluh perindulah akan diangkat jadi penggantinya. Kedua putra raja itu lalu pergi
mengembara tetapi berpisah kerana ribut. Syahpri menjumpai sebuah bangunan besar
yang dihuni oleh puteri Ratna Sari bersama dayangnya. Putri Ratna telah dicolek oleh
garuda setelah negerinya dihancurkannya, yang lalu menikah dengan Syahpri.
Sementara Indra Bangsawan tersesat di gua yang dihuni raksasa, kemudian keduanya
bersahabat. Raksasa itu memberi azimat yang dapat mengubah rupa Indra Bangsawan. Ia
kemudian mengabdi kepada raja negeri itu yang sedang mengadakan sayembara bagi
siapa yang dapat melenyapkan Buraksa yang mengancam negeri itu dengan meminta
putra dan putrinya. Barang siapa yang berhasil akan dikawinkan dengan sang putri.
Buraksa berhasil dilenyapkan Indra Bangsawan. Setelah menangguhkan pernikahannya,
atas bantuan sahabat raksasa, Indra berhasil memperoleh buluh perindu yang dicari dan
kemudian melangsungkan pernikahannya. Ketika suami-istri hendak berangkat ke negeri
Indra, tiba-tiba ia jatuh sakit parah akibat perbuatan saudara perempuan Buraksa.
Syahpri yang mendengar berita itu, menyusul saudara dan berhasil menyembuhkannya.
Setelah Indra Bangsawan menggantikan ayahnya, Syahpri diberi batu azimat oleh
saudaranya itu sebagai balas budi dan diciptakannya sebuah negeri lengkap dengan
rakyatnya. Kedua saudara itu hidup damai berdampingan.

Anda mungkin juga menyukai