4
Membandingkan nilai-nilai
dan kebahasaan cerita rakyat
dan cerpen
KELOMPOK 17
SILVIA SITOMPUL – SURYA WANDI – TANIA NIRWANA
DAFTAR ISI MATERI 3.4
1. Pengertian hikayat
2. Karakteristik hikayat
6. Hikayat VS cerpen
HIKAYAT
Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menonjolkan unsur penceritaan
berciri dan kesaktian tokoh - tokohnya. Hikayat berasal dari Bahasa Arab yakni haka yang memiliki
arti bercerita atau menceritakan.
Fungsi hikayat adalah sebagai pembangkit, semangat, menghibur , pelipur lara, atau hanya untuk
meramaikan sebuah pesta.
APAKAH
KAMU TAHU ?
Merupakan karya sastra yang berisi cerita mau pun biografi yang bersifat
historis, serta berkaitan dengan Keagaman dan Perilaku manusia, hakikat
mengandung makna dan nilai nilai yang menceritakan kehidupan
sesungguhnya.
Hikayat merupakan salah satu dari karya sastra paling lama yang memiliki
bentuk prosa didalamnya mengisahkan mengenai kehidupan keluarga istana
,kaum bangsawan atau pun juga kebangsaan atau juga orang ternama segala
pengagahan , kehebatan, kesakitan , apapun juga kepahlawanan nya . Selain
dari itu dalam hikayat tersebut juga menceritakan mengenai , kekuatan ,
mukjizat dan semua tentang keanehannya .
Nilai Sosial
Berkaitan dengan hubungan social yang tercermin dalam
interaksi antarmanusia, baik sebagai individu maupun
kelompok.
Contoh:
• Tidak merundung atau menganiaya orang lain
• Membantu tetangga yang mengahadapi musibah
NILAI-NILAI DALAM HIKAYAT
Nilai Budaya
Berkaitan dengan kebudayaan, adat istiadat atau kebiasaan suatu masyarakat sehingga menjadi
tradisi.
Contoh:
• Mengadakan sayembara untuk mencari jodoh
• Membuat perlombaan untuk menentukan siapa yang paling kuat dan hebat
Nilai Religi
Nilai ini berkaitan dengan nilai ketuhanan atau kepercayaan ajaran agama yang
tercemin dalam prilaku manusia itu sendiri.
Contoh:
• berpasrah kepada Tuhan atas rezeki dan ujian yang diberikan
• berusaha dan berdoa dalam menjalani kehidupan
MEMBANDINGKAN
NILAI DAN KEBAHASAAN HIKAYAT DENGAN CERPEN
1. BERDASARKAN JENIS ATAU BENTUK
• Hikayat
berbentuk prosa termasuk jenis prosa lama
• Cerpen
berbentuk prosa termasuk dalam jenis prosa baru
Walau jumlahnya tidak besar, ya cukuplah buat makan dan bayar keperluan kuliah. Semester semester "awal" kuliah memang
terasa berat. Tapi tahun kedua aku mendapatkan beasiswa karena nilaiku diatas rata rata. Assalamu'alaikum...." Tanganku
membuat ketukan teratur dipintu seraya mengintip lewat kaca jendela. "Wa'alaikumsalam Warahmatullah...." Seorang gadis
cantik dengan jilbabnya muncul dari balik pintu. "Mas Wim....!" Tyas adik perempuanku satu satunya menghambur
kepelukanku dengan senyum dan matanya berkaca kaca. Ia menangis terisak dipelukanku, mungkin haru menahan rindu.
Kusapa ia; "Bagaimana kabarmu, Ty?" tanyaku mengusap air matanya. Aku pun berlinang. Entah kenapa, tiba tiba mata ini,
ingin menangis karena melihat wajahnya mirip ibu. "Alhamdulillah Tyas baek baek aja, Mas." ucapnya lembut percis ibu,
pikirku.Tyas melepaskan pelukannya. Sejurus kemudian ia menarik tanganku kekamar ibu.
Jam segini ibu biasanya mengerjakan shalat dhuha. "Ibu, lihat siapa yang datang?" Tyas saking semangatnya setengah
menyeretku kekamar ibu. "Siapa, Ty?" ibu merapihkan mukenanya. "Wimar, Bu." jawabku menahan rindu. Kucium dan
kupeluk ibu yang menatapku penuh kasih sayang erat erat. Aku selalu mengingat tatap hangat ibu yang selalu dapat
meluluhkan hatiku ketika aku membuat sebuah kenakalan, hingga aku tidak mengulanginya lagi.
JARI JARI yang selalu membelaiku itu tampak kurus, garis garis ketuaan diwajahnya kian tambah, kecantikannya kian
memudar dimakan usia. "Alhamdulillah lancar, berkat doa ibu." jawabku atas pertanyaan ibu mengenai kuliahku. Seperti
dugaanku sebelumnya, ibu menampakkan air muka seolah tak terjadi apa apa.
CERPEN “SEKARANG AKU TAHU”
Padahal, aku telah mengetahui semuanya dari Mbak Din, sepupuhku. Bahwa rumahku ini akan disita oleh pihak bank
jika pinjaman itu tidak dilunasi. Untuk mencukupi "kebutuhanku" serta biaya sekolah adik adikku, rupanya ibu
menjadikan rumah dan tanah ini sebagai jaminan kepada sebuah bank. "Sudah, Bu. Wim sudah tahu semuanya."
Kupegang tangan ibu erat.
Dari sudut matanya mengalir sungai kecil.
WAKTU terus berganti, semua bayangan itu begitu jelas dalam benakku. Setiap detil peristiwanya masih tersimpan
rapih dalam memori otakku. Aku hanya percaya, setelah "kesusahan" pasti ada "kemudahan" begitu janji-Nya.
Alhamdulillah, seiring waktu segala kesulitan itu perlahan mulai mencair. Saat ini aku bekerja diperusahaan yang cukup
besar dengan jabatan yang cukup lumayan. Perlahan aku mulai menggantikan peran ayah dalam keluarga.
Ibu kudorong untuk membangun "butik" kecil kecilan. Kini butiknya memperkerjakan tak kurang dari sepuluh pegawai.
ADIK ADIKKU Tyas dan Dimas, kedua duanya tak terasa sekarang sudah duduk dibangku kuliah. "Terima kasih, Ayah.
Kau telah mengajarkanku arti sebuah tanggung jawab." suaraku tertahan, tangisku pecah. Tak kuasa aku membendung
air mata ini. "Sekarang Aku Tahu" ternyata memikul tanggung jawab itu lebih berat dari menahan rasa sakit karena
tamparan. Butir butir bening itu "berjatuhan" dari mataku tanpa bisa kucegah. Tanganku meraih bunga bunga yang telah
mengering diatas pusara ayah. Terima kasih, Ayah. Kau telah menamparku hari itu!"
ASPEK HIKAYAT PUTRI JOHAR MANIKAM CERPEN “SEKARANG AKU TAHU”
TOKOH Zenggi dan Putri Johar Manikam Aku/Wimar, Tyas, Ibu, dan Ayah
NILAI Nilai agama (tokoh Putri Johar Manikam berikhtiar, - Nilai moral (tokoh Wimar menggantikan
berdoa, dan berserah diri kepada Allah) peran ayah dalam keluarga)
- Nilai pendidikan (meskipun pas-pasan,
keluarga Wimar mengutamakan pendidikan
anaknya)
BAHASA - Kata-kata arkais, seperti syahdan, setelah sudah siap, - Tokoh menggunakan pronomina (aku)
barang suatu perkara, dan dikeratnya (potong) - Menggunakan kata-kata lugas/mudah
- Tokoh menggunakan nama tokoh dipahami
- Struktur kalimat tidak efektif - Struktur kalimat lebih efektif
- Bahasa klise, yaitu penggunaan kata-kata yang - Terdapat gaya bahasa/kata-kata kias
diulang-ulang, seperti maka, setelah, sudah, dan bentuk
-lah
HIKAYAT VS CERPEN
Berdasarkan diskusi kelompok kami, cerpen lebih mudah
dipahami karena cerita yang di pamparkan tersebut lebih
ke pendek, padat, dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang.
Ada pertanyaan ?
- KAMI AKAN SANGAT MENGHARGAINYA -
TERIMA
KASIH