Anda di halaman 1dari 12

TEKS ANEKDOT

KD : 3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat


4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun
tulis

Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:


1. Membandingkan anekdot dengan humor
2. Menganalisis kritik yang disampaikan secara tersirat dalam anekdot
3. Menyimpulkan makna tersirat dari anekdot

Kegiatan 1

Membandingkan Anekdot dengan Humor

Perbedaan humor dan anekdot adalah sebagai berikut :

 Teks anekdot adalah cerita lucu yang berisi sindiran, sedangkan


teks humor hanya sekedar cerita lucu.
 Biasanya teks anekdot berisi tentang orang-orang penting, sedangkan
teks humor tidak.
Menurut KBBI, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya.
Sedangkan menurut KBBI, humor adalah sesuatu yang lucu, keadaan (dalam
cerita dan sebagainya) yang menggelikan hati, kejenakaan, kelucuan.
Dalam Cermat Berbahasa Indonesia (2019) karya Sutarno, teks anekdot adalah
teks yang berisi cerita lucu yang mengandung pesan berupa kritik dan sindiran sosial
terhadap fenomena sosial saat itu untuk menghibur pembaca.
Humor adalah teks lucu yang bersifat menghibur, hanya berisi hiburan, dan tidak
ada pesan tersendiri untuk disampaikan kepada pembacanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, bisa disimpulkan terdapat beberapa perbedaan
antara teks anekdot dan humor. Perbedaan anekdot dan humor dapat dilihat dari aspek
ide cerita, isi, fungsi komunikasi, makna tersirat, dan bentuk.

1
Ide cerita
Ide cerita teks anekdot berasal dari peristiwa nyata, sedangkan ide cerita humor
berasal dari rekaan.
Isi
Teks anekdot berisi masalah terkait tokoh publik atau masalah yang menyangkut
orang banyak. Sedangkan humor berisi masalah kehidupan sehari-hari (umum).
Fungsi komunikasi
Teks anekdot bertujuan untuk menyampaikan kritik atau sindiran secara halus,
sedangkan humor bertujuan untuk menghibur.
Makna tersirat
Teks anekdot mengandung makna tersirat untuk disampaikan kepada
pembacanya. Sedangkan pada humor tidak ada makna atau pesan tersirat yang
disampaikan.
Bentuk
Bentuk teks anekdot memiliki struktur, sedangkan bentuk humor lebih bebas dan
tidak memiliki aturan yang mengikat.
Anekdot memiliki struktur teks tersendiri sehingga berbeda dari jenis teks yang
lain. Struktur teks anekdot terdiri dari abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

2
Berikut ini ringkasan perbedaan teks anekdot dan humor dalam bentuk tabel:

Contoh teks anekdot :

“SURAT CINTA TUKANG BUAH VS TUKANG SAYUR”

“Wajahmu memang MANGGIS, watakmu juga MELONkolis, tapi hatiku NANAS


karena cemburu, SIRSAK nafasku, hatiku ANGGUR lebur..
Ini DELIMA dalam hidupku.
Memang ini juga SALSAKku, jarang APEL malam minggu..
Ya TUHAN, mohon BELIMBING-Mu, kalo memang PERPISANGAN ini yg terbaik
untukku.
SEMANGKA kau bahagia dengan pria lain..
SAWONARA….”
Dari: DURIANto!

BALASAN DARI TUKANG SAYUR

“Membalas KENTANG suratmu itu,


BROKOLI sudah kubilang, jangan tiap datang rambutmu selalu kucai, JAGUNGmu

3
gak pernah dicukur.
Disuruh datang malam minggu, ehh TONGKOLnya hari LABU.
Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin PARE, kalo mo nelpon aku aja
kamu mesti ke WORTEL….
Terus TERONG aja, Cintaku padamu sudah lama TOMAT…
Jangan KANGKUNG aku lagi ok..

CABE dehhhhh!!
Dari : Sayurati

Pada materi anekdot terdahulu, kalian sudah memelajari tentang anekdot


Dosen yang Menjadi Pejabat. Sekarang, perhatikan contoh perbandingan antara
anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat dengan humor Tukang Buah kepada Tukang
Sayur berikut ini.
Judul
Aspek Humor Tukang Buah kepada
Anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat. Tukang Sayur.
1. Ide cerita Peristiwa nyata. Rekaan.
Masalah terkait tokoh publik atau masalah Masalah kehidupan
2. Isi
yang menyangkut orang banyak. sehari-hari, umum.
3. Fungsi Menyampaikan kritik/ sindiran secara halus
komunikasi Menghibur.
kepada pejabat.
4. Makna Banyak pejabat yang takut kehilangan Tidak mengandung makna
tersirat kekuasaan atau jabatannya. tersirat

Kegiatan 2
Menganalisis kritik yang disampaikan secara tersirat dalam anekdot

Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami tentang perbedaan humor


dan anekdot berdasarkan fungsinya. Humor hanya berfungsi sebagai pembuat orang
lucu dan tertawa sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat
yang berupa kritik.

Kritik dalam anekdot diungkapkan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan


secara langsung. Tujuannya untuk menghindari konflik dari pihak yang disindir.
Maka dari itu, pencerita menggunakan makna idiomatik, yaitu ungkapan yang
menyiratkan makna kiasan atau bukan makna sebenarnya, baik berupa kata, frasa,
maupun kalimat.

4
Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi
Pejabat.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatik

Kursi Jabatan

Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya direbut orang lain

Menurut identifikasi kata dan klausa idiomatis di atas bisa diambil kesimpulan bahwa
kritik yang disampaikan ditujukan untuk para pejabat yang tidak mau atau takut
dilengserkan.

Bacalah kembali teks anekdot Cara Keledai Membaca Buku yang telah kamu
identifikasi pada materi sebelumnya. Berikut hasil analisis kritik/ sindiran yang ada di
dalamnya.
Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatik

Keledai Bodoh
Jadi kalau kita juga membuka-buka Kalau kita membuka buka buku tetapi tidak
buku tanpa mengerti isinya, berarti paham isinya, berarti kita sama bodohnya
kita sebodoh keledai, bukan? dengan keledai

Kegiatan 3

Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa anekdot berisi


sindiran yang disampaikan dengan cara humor. Dalam kegiatan pembelajaran ini
kamu akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang disampaikan melalui anekdot.
Meskipun makna tersirat anekdot adalah sindiran dan kritikan, tetapi lebih
mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.
Sekarang mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga pejabat berikut ini.

5
Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah
mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya?”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”

Judul Anekdot

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Kritikan/ Sindiran

Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan
jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

Makna Tersirat

Teks anekdot di atas berisi tentang para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari
jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Selain itu, tujuan yang disampaikan juga
menyindir para pejabat bahwa jabatan itu ada masanya.

Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak
disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran
yang disampaikan lewat anekdot.

6
TUGAS TEKS ANEKDOT

Makna Tersirat dalam Teks Anekdot

1. Bacalah teks anekdot dan humor berikut!


2. Setelah kalian membaca, jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
3. Kerjakan di buku tugas kalian, kemudian kirimkan jawaban melalui email :
ayubahasaindonesia@gmail.com
4. Deadline pengiriman tugas hari Kamis, 15 Oktober 2020 pukul 17.00

Teks 1.

Masyarakat Peduli Lingkungan

Di suatu siang yang cerah dan panasnya menyengat, sinar matahari menerangi
jalanan penuh bangunan gedung dan pabrik itu.

Terdapat seorang pegawai pabrik berjalan bersama temannya yang baru saja
lulus dari kuliahnya.

Pegawai Pabrik : “Aduh, panas banget ya! Kenapa harus masuk kerja jam
segini sih!”

Si Teman : “Kamu kerja di mana, sih? Perusahaan apa, kok masuknya bisa
siang begini?”

Pegawai Pabrik : “Pabrik tekstil. Tuh, yang letaknya di ujung jalan sana itu,
lho! Yang atapnya keluar asap tebel itu.

Si Teman : “Oh, itu! Kok jadi ingat masa-masa kita di SMA yang, Rin.”

Pegawai Pabrik : “ Masa yang mana, tuh?”

Teman : “Ini, lho! Waktu kita dulu sering gencar menyuarakan go green di
sekolah.”
Pegawai Pabrik : “Oh, iya! Kita dulu suka banget menyuarakan dukungan buat
peduli lingkungan ya, Shin? Tapi…”

Si Teman : “Iya, tapi nyatanya di sini pembangunan industry yang nggak


ramah lingkungan itu masih banyak. Apalagi kita sendiri nggak bisa terlepas
dari ini semua, dan ikut terlibat di dalamnya karena kebutuhan ekonomi! Ya,
gak?

7
Pegawai Pabrik : “Iya, nih! Ujung-ujungnya kita sekarang ikut-ikutan jadi
aktor penyebar polusi, apalagi sarana dan biaya untuk menunjang industry
lingkungan kurang mencukupi. “

Si Teman : “Iya, kita sebagai rakyat jelata tentu nggak bisa apa-apa. Meski
udah berdemo pun suara kita susah didengar, apalagi kalo kita nggak kenal
sama orang dalam.”

Pegawai Pabrik : “ Semoa saja semua pejabat pandangannya bisa lebih terbuka
lagi, khususnya tentang masalah pelestarian lingkungan!”

Teks 2

Penyakit Rematik

Dokter kepada pasiennya, kakek 72 tahun….


Dokter : “Pak, rasa sakit di kaki kanan anda itu tampaknya akibat penyakit rematik.”
Pasien : “Penyakit rematik itu apa, dok ?”
Dokter : “Rematik itu salah satu penyakit yang menyerang sendi, Pak. Penyakit itu
dapat
disebabkan, misalnya, karena usia Bapak sudah tua…”

Pasien : “Eh, dokter jangan coba2 bohongin saya ya !! Kaki sebelahnya, umurnya
juga
udah sama
tuanya, tapi gak sakit apa2 tuh”

Teks 3

Judul: Kumpulan Tikus dan Petani Serang Ular

Dalam rantai makanan pada ekosistem sawah, tikus dianggap sebagai hama
yang merugikan petani. Sementara ular justru lebih menguntungkan karena
bisa membasmi hama tikus, sedangkan petani yang tidak mengerti hal ini
justru memusnahkan ular karena dianggap berbahaya sehingga tikus pun
semakin meKetua Genglela.

Suatu hari di sawah petani pada malam hari, beberapa ekor tikus sedang
mendiskusikan hal penting di markas bawah tanahnya dengan serius. Mereka
ingin menyerah sawah petani di malam hari dan memakan beberapa sayur dan
tanaman segar.

Ketua Geng Tikus : “ Jadi rencana kita nanti harus sukses agar kita bisa
menambah lebih banyak persediaan makanan”

8
Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk
mencukupi kebutuhan hingga tiga hari ke depan.”

Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu
sendiri? Tentu tidak, kan ada aku!”

Para angota dari kelompok tikus tersebut pun hanya terdiam dan menurut
dengan apa yang dikatakan Ketua Gengnya.

Anggota Tikus 2 : “ Tapi Ketua Geng, misi kita malam ini tidak berhasil jika
ada musuh yang paling berbahaya.”

Ketua Geng Tikur : “Ooh, si ular itu? Tenang saja, aku sudah memiliki
rencana untuk menghadapinya. Kita serang ular itu bersama-sama malam ini,
dan pastikan dia tidak berkutik lagi kembali ke lahan petani ini. Tetapi, harus
ada satu tikus yang menjadi umpannya.”

Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan
dijadikan umpan di antara mereka semua. Kemudian Ketua Geng menunjuk
secara acak, dan mau tidak mau harus menurutinya.

Di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular yang sedang mencari
para tikus berkeliaran yang hendak mencuri makanan hasil tani.

Ular Sawah berkata, “Kemana para tikus ini, padahal aku sangat kelaparan.”

Kemudian seekor tikus bergerak perlahan untuk memancing perhatian si ular.


Ketika ular tersebut mulai mendekati dengan gerakan tanpa suara tapi gesit,
tikus-tikus yang lain pun mengikutinya dan berharap misi mereka bisa berjalan
sesuai harapan.

Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara


beramai-ramai hendak menyerang si ular. Si ular yang mengetahui akan
ancaman tersebut pun segera berencana melarikan diri, karena kegesitannya
tidak bisa dikalahkan oleh seekor tikus manapun. Namun, suatu ketika saat
sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih untuk tidak mengejarnya,
dan hal tersebut membuat si ular heran. Kemudian dilihatnya seorang petani
yang tiba-tiba keluar dari rumah.

Petani yang kaget melihat seekor ular dan menganggapnya berbahaya itupun
sontak memukul si ular hingga tidak berdaya. Ular tersebut terlihat belum mati,
namun si petani segera membuangnya ke sungai kecil yang berada tidak jauh
dari lahan sawahnya. Tubuh ulah yang lemas itu pun ikut terbawa arus sungai
yang cukup deras di malam hari tersebut. Si petani dengan bangga kembali ke
rumahnya karena merasa bahwa ancaman dari ular telah hilang tanpa
mengetahui dampak yang akan dialami.

9
Para tikus yang mengetahui kejadian tersebut pun sangat senang bukan
kepalang, dengan segera mereka menyusun rencana untuk menguasai lahan
petani saat si petani sudah tidak terlihat lagi di balik kegelapan malam.

Keesokan harinya, saat si petani kembali ke lading untuk bertani, Ia telah


dikejutkan dengan kondisi lahannya yang berantakan. Kemudian para petani
lain yang sedang melewati lahannya berkata pada si petani.

“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya
kalau ada ular sebaiknya dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat
ngusir para tikus yang rakus itu.”

Si petani tidak bisa berkata-kata, sementara ia mengingat bahwa Ia tidak


memiliki alat pengusir tikus, ataupun hewan peliharaan yang bisa memangsa
tikus-tikus rakus itu. Apalagi ia juga baru tersadar bahwa ular pemangsa yang
biasa menghilangkan hama tersebut telah dibunuhnya kemarin malam. Dan si
petani pun hanya bisa menyesali semua perbuatannya tersebut.

Pesan : Amanat atau pesan yang ada di dalam teks anekdot tersebut seperti
sebuah perumpamaan. Tikus secara umum diibaratkan sebagai koruptor,
sedangkan si ular adalah penangkap para koruptor, dan si petani adalah rakyat.

Kisah tersebut menggambarkan keadaan di dunia nyata, yakni para koruptor


berdasi yang memiliki jabatan tinggi bisa mempengaruhi rakyat agar tetap
mendukungnya tanpa sadar sehingga secara tidak sadar pula rakyat tersebut
juga melemahkan keadaan para pembela anti korupsi yang bertugas
membersihkannya.

Teks 4

Foto di Dompet

Ada seorang suami yg di dompetnya terdapat foto istrinya. Teman2nya memuji dia
sbg suami yg ideal.

Salah seorang temannya bertanya apa gunanya membawa foto istri. Dia menjawab:
“kalau aku punya persoalan di kantor aku selalu memandang foto tsb, dan persoalan
itu hilang”.

“Wah alangkah berbahagianya kamu mempunyai istri seperti itu, bagaimana bisa
begitu”? tanya temannya.

Jawabnya: “Ya, kalau saya melihat foto istri saya, semua persoalan apapun di kantor,
menjadi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan persoalan dengan dia!!”

10
Tugas 1

Tentukan manakah anekdot dan humor dari ke empat teks di atas dengan cara
memberi tanda centang (√) pada kotak yang tersedia. Berikan alasanmu!

Teks Pilihan Alasan


Teks 1  Anekdot ….…………………………………………….
….…………………………………………….
 Humor ….…………………………………………….

Teks 2  Anekdot ….…………………………………………….


….…………………………………………….
 Humor ….…………………………………………….

Teks 3  Anekdot ….…………………………………………….


….…………………………………………….
 Humor ….…………………………………………….

Teks 4  Anekdot ….…………………………………………….


….…………………………………………….
 Humor ….…………………………………………….

Tugas 2

Analisislah ke empat teks di atas dengan menggunakan tabel berikut.

Judul
Aspek
Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
5. Ide cerita
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
6. Isi
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
7. Fungsi ….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
komunikasi ….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
8. Makna ….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
tersirat ….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..
….…………….. ….…………….. ….…………….. ….……………..

11
Tugas 3
Analisislah teks 1 yang berjudul Masyarakat Peduli Lingkungan dengan
menggunakan tabel berikut.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatik

….…………………………………. ….…………………………………………

….………………………………… ….………………………………………….

12

Anda mungkin juga menyukai