Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengungkapkan hasil penelitian yang mereka

lakukan, persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang relevan

dapat di lihat beberapa kajian penelitian terdahulu yang dapat peneliti sajikan

sebagai literatur.

Penelitian yang dilakukan oleh Desi Apriani (2018) dengan judul

penelitian Kualitas Pelayanan Perizinan Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan

(IMB) di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kabupaten Ciamis. Diambil dari jurnal Dinamika Program Studi

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Penelitian

Universitas Galuh Volume 5 No 3 (2018). Penelitian ini bertujuan untuk (1)

mengetahui bagaimana kualitas pelayanan perizinan pembuatan Izin Mendirikan

Bangunan (IMB) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) Kabupaten Ciamis (2) mengetahui faktor yang menghambat dalam

kualitas pelayanan perizinan pembuatan IMB di DPMPTSP Kabupaten Ciamis (3)

untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-

hambatan dalam kualitas pelayanan perizinan pembuatan IMB di DPMPTSP

Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan

berupa observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi informan dalam

16
17

penelitian ini berjumlah 13 orang, yaitu 1 orang Kabid pelayanan perizinan, 2

orang petugas pelayanan dan 10 masyarakat atau pemohon IMB. Berdasarkan

hasil penelitian yang penulis lakukan, mengenai Kualitas Pelayanan Perizinan

Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Ciamis masih belum

berjalan dengan optimal, dikarenakan masih kurangnya SDM yang bekerja

dibidang pelayanan perizinan pembuatan IMB di DPMPTSP Kabupaten Ciamis,

kurangnya kemampuan petugas dalam menyelesaikan pelayanan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan serta kurangnya pemahaman pemohon dalam

pembuatan IMB, dan masih belum mampunya petugas untuk mengoptimalkan

website pelayanan online kepada para pemohon perizinan termasuk perizinan

IMB.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kualitas

pelayanan dari program pemerintah, metode penelitian yang digunakan adalah

menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah meneliti pelayanan Perizinan Pembuatan Izin

Mendirikan Bangunan (IMB) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Ciamis.

Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuji Tiaji (2019) yang

berjudul Kualitas Pelayanan Pembuatan KTP Elektronik Oleh Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk Di Kantor Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis.

Diambil dari Jurnal Dinamika Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh volume 06 Nomor 2 (2019).
18

Berdasarkan hasil observasi awal, dapat diketahui bahwa pembuatan KTP

Elektronik di Kantor Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis masih sering

mengalami keterlambatan penyelesaian permintaan masyarakat dan masih sering

terjadi kesalahan-kesalahan dalam pembuatan KTP Elektronik tersebut. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan, hambatan-hambatan apa saja

yang dihadapi, dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk dalam memberikan pelayanan penerbitan KTP Elektronik

di Kantor Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Desain penelitian yang

digunakan adalah penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 13

(tigabelas) orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi

kepustakaan dan studi lapangan (observasi dan wawancara). Teknik

pengolahan/analisis data dalam penelitian ini yaitu: reduksi data, penyajian data,

triangulasi dan menarik kesimpulan/verification. Berdasarkan hasil penelitian

Kualitas Pelayanan Pembuatan KTP Elektronik Oleh Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk Di Kantor Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis;

kualitas Pelayanan Pembuatan KTP Elektronik di kantor Kecamatan Sindangkasih

dapat dikatakan belum cukup baik terlihat bahwa dalam pelaksanaan Pelayanan

Pembuatan KTP Elektronik tersebut masih terdapat kesalahan-kesalahan yang

terjadi dan masih banyak keluhankeluhan yang dilontarkan oleh masyarakat

selaku pemohon pembuatan KTP Elektronik.

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pelayanan pembuatan KTP

Elektronik tersebut diantaranya berkaitan dengan sumber daya; sumber daya

manusia, sumber dana, fasilitas dan sarana prasarana yang ada di Kantor
19

Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis. Adapun upaya-upaya yang

dilakukan adalah dengan melakukan pengajuan penambahan pegawai, berikut

mengoptimalkan penggunaan dana maupaun sarana-prasarana yang telah ada.

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kualitas

pelayanan dari program pemerintah, metode penelitian yang digunakan adalah

menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Perbedaan

dengan penelitian ini adalah meneliti pelayanan KTP Elektronik Oleh Bidang

Pelayanan Pendaftaran Penduduk Di Kantor Kecamatan Sindangkasih Kabupaten

Ciamis.

2.2 Kualitas Pelayanan

2.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang

berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian dengan

persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan,

bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan

segala sesuatu yang membahagiakan.

Menurut Tjiptono (2012:51) bahwa: “Kualitas merupakan suatu kondisi

dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan”. Sebaliknya, definisi kualitas yang

bervariasi dari yang kontroversional hingga kepada yang lebih strategik. Menurut

Garvin dalam Tjiptono (2012:143) menyatakan bahwa: “Terdapat lima perspektif

mengenai kualitas, salah satunya yaitu bahwa kualitas dilihat tergantung pada
20

orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi”.

Menurut Sutedja (2007:5) mengemukakan bahwa:

Pelayanan atau servis dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan atau


keuntungan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Pelayanan tersebut meliputi kecepatan melayani, kenyamanan yang
diberikan, kemudahan lokasi, harga wajar dan bersaing.

Menurut Jusuf Suit dan Almasdi (2012:88) mengemukakan bahwa: “Untuk

melayani pelanggan secara prima kita diwajibkan untuk memberikan layanan

yang pasti handal, cepat serta lengkap dengan tambahan empati dan penampilan

menarik”.

Sedangkan menurut Gronroos dalam Ratminto (2005:2) bahwa:

Pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian aktifitas yang bersifat


tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.

Menurut Wyckop dalam Tjiptono, (2012:52) mengemukakan bahwa:

“Kualitas pelayanan adalah tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan

pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan”.

Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived service)

sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan

baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan

pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang

ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah daripada

yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk.


21

Selanjutnya menurut Sedarmayanti (2014: 275) mengemukakan bahwa :

“kualitas pelayanan terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik langsung

maupun atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberi kepuasan atas

penggunaan produk itu”.

Berdasarkan pengertian para ahli yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah sebagai bentuk pelayanan yang

dilakukan oleh seseorang atau penyelenggara jasa baik itu perusahaan atau

instansi pemerintahan secara maksimal dengan segala keunggulan dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan atau masyarakat.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Kualitas Pelayanan

Dalam rangka menciptakan gaya manajemen dan lingkungan yang

kondusif bagi organisasi untuk menyempurnakan kualitas, organisasi

bersangkutan harus mampu mengimplementasikan enam prinsip utama yang

berlaku bagi perusahaan. Keenam prinsip ini sangat bermanfaat dalam

membentuk mempertahankan lingkungan yang tepat untuk melaksanakan

penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan dengan didukung oleh para

pemasok, karyawan, dan pelanggan. Menurut Wolkins dalam Saleh (2010:105)

mengemukakan bahwa: “ada enam prinsip kualitas pelayana terdiri atas: (1)

Kepemimpinan, (2) Pendidikan, (3) Penerapan strategik, (4) Review, (5)

Komunikasi, (6) Total Human Reward.”


22

Berikut adalah penjelasannya:

1) Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari

manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan

mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.

Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan

kualitas hanya akan berdampak kecil.

2) Pendidikan

Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan

operasional, wajib mendapatkan penekanan dalam pendidikan tersebut

antara lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat, teknik

implementasi strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi

strategi kualitas.

3) Perencanaan Strategik

Proses perencanaan strategi harus mencakup pengukuran dan tujuan

kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai

visi dan misinya.

4) Review

Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi

manjemen untuk mengubah perilaku organisasi. Proses ini

menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian

terusmenerus terhadap upaya mewujudkan sasaran-sasaran kualitas.


23

5) Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun dengan

stakeholder lainnya.

6) Total Human Reward

Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi

strategi kualitas. Setiap karywan berprestasi perlu diberi imbalan dan

prestasinya harus diakui. Dengan cara seperti ini, motivasi, semangat

kerja, rasa bangga dan rasa memiliki (sense of belonging) setiap anggota

organisasi dapat meningkat, yang pada akhirnya berkontribusi pada

peningkatan produktifitas dan profitabilitas bagi perusahaan, serta

kepuasan dan loyalitas pelanggan.

2.2.3 Indikator Kualitas Pelayanan

Menurut pendapat Sedarmayanti (2014: 275) mengemukakan indikator-

indikator kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Reliability (handal)
Kemampuan untuk memberi secara tepat dan benar, jenis pelayanan
yang telah dijanjikan kepada konsumen/pelanggan
2. Responsiveness (pertanggungjawaban)
Kesadaran/keinginan membantu konsumen dan memberikan pelayanan
yang cepat.
3. Assurance (jaminan)
Pengetahuan atau wawasan, kesopansantunan, kepercayaan diri dari
pemberi layanan, respek terhadap konsumen.
4. Emphaty (empati)
Kemauan pemberi layanan untuk memberikan pendekatan, memberi
perlindungan, berusaha mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen.
24

5. Tangibles (terjemah)
Penampilan pegawai dan kualitas fisik lainnya, seperti
peralatan/perlengkapan yang menunjang pelayanan.

Selanjutnya menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2011:182), Ada lima jenis

indikator dalam kualitas pelayanan atau servis yakni sebagai berikut:

1. Bukti Fisik (Tangible)


Suatu bentuk kemampuan perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya terhadap pelanggan atau pihak eksternal. Bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa adalah penampilan dan
kemampuan sarana ataupun prasarana yang dimiliki oleh perusahaan
serta keadaan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini perusahaan harus
mampu secara nyata menunjukkan kelebihan mereka seperti fasilitas
gedung perkantoran, layout ruangan, penampilan pegawainya dan
penunjang lainnya.
2. Keandalan (Reliability)
Kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan secara akurat
dan terpercaya sesuai dengan yang dijanjikan. Hal ini dapat meliputi
ketepatan melayani, tidak ceroboh, dan akurat. Kinerja yang diberikan
oleh pemberi jasa harus sesuai dengan harapan pelanggan yang telah
disepakati bersama, misalnya dalam memenuhi janji konsumen.
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
Kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
dan tepat kepada pelanggan. Misalnya menyampaikan informasi yang
jelas kepada konsumen dan tidak membiarkannya menunggu sesuatu
tanpa memberikan alasan yang jelas karena hal tersebut akan
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap kualitas pelayanan yang
mereka terima.
4. Jaminan (Assurance)
Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai
perusahaan dalam menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi dan
tidak ragu-ragu terhadap perusahaan tersebut.
5. Empati (Empathy)
Kemampuan perusahaan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi kepada para pelanggan dengan harapan dapat
mengetahui segala keinginan dan kebutuhan konsumen. Dimana suatu
perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan secara spesifik serta
memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

Selanjutnya kualitas pelayanan menurut Parasuraman (2005: 51), bahwa

ada lima dimensi pokok dari kualitas pelayanan yaitu:


25

1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan


pelayanan yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan
untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan jasa secara tepat
waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang
telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali.
2. Ressponsiveness (daya tanggap), yaitu kemauan atau keinginan para
karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan
konsumen. Membiarkan konsumen menunggu, terutama tanpa alasan
yang
jelas akan menimbulkan kesan negative yang tidak seharusnya terjadi.
Kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa
menjadi
sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
3. Assurance (jaminan) meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan
dan sifat dapat dipercaya dari kontak personil untuk menghilangkan
sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya resiko.
4. Emphaty (empati) meliputi sikap personal maupun perusaahan untuk
mamahami kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang
baik, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan.
5. Tangibles (produk-produk fisik), tersedianya fasilitas fisik,
perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan
harus ada dalam proses jasa. Penilaian terhadap dimensi ini dapat
diperluas dalam bentuk hubungan dengan konsumen lain pengguan
jasa.

2.2.4 Langkah-Langkah Menghilangkan Hambatan Pelayanan

Langkah-langkah menghilangkan hambatan dalam pelayanan menurut

Gaspersz dalam Sedarmayanti (2014: 278) adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi hambatan yang ada


2. Mengkatagorika hambatan yang ada
3. Menetapkan prioritas untuk dilaksanakan
4. Menyelesaikan masalah
5. Komunikasi
6. Evaluasi terus-menerus
7. Perbaikan terus menerus dengan menggunakan model USE PDSA:
U : Understand service quality improvement needs (memahami
kebutuhan perbaikan kualitas)
S : State the service quality problem(s) (mengevaluasi akar
penyebab kualitas)
E : Evaluate the root cause(s) (mengevaluasi penyelesaian
masalah kualitas)
26

D : Do or implement the solution(s) (melaksanakan/menerapkan


rencana solusi terhadap masalah kualitas)
S : Study the solution(s) results (mempelajari hasil solusi
terhadap masalah kualitas)
A : Act to standardize the solution(s) (bertindak untuk
menstandarisasikan solusi masalah kualitas)
8. Hubungan pemasok pelanggan
9. pemberdayaan pegawai
10. Pendidikan dan pelatihan

Keberhasilan pengembangan manajemen kualitas suatu organisasi

tergantung pada dua hal pokok :

1. Keinginan besar dari manajemen puncak untuk menerapkan kualitas


dalam organisasi,
2. Prinsip kualitas diakomodasikan dalam sistem manajemen kulitas

Oleh karena itu, manajemen bertanggungjawab menetapkan kebijakan

untuk kualitas pelayanan implementasi kebijaksanaan ini, tergantung komitmen

terhadap pengembangan dan perbaikan operasi dan sistem perbaikan yang efektif.

Agar sistem berfokus pelanggan dapat efektif maka setelah diketahui apa yang

menjadi hambatan, penting beberapa dimensi perbaikan kualitas.

2.2.5 Dimensi Perbaikan Kualitas Pelayanan

Menurut Gasparsz dalam Sedarmayanti (2014:280) dimensi perbaikan

kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Ketepatan waktu pelayanan


2. Akurasi pelayanan
3. Kesopanan dan keramahn
4. Tanggung jawab
5. Kelenngkapan
6. Kemudahan mendapatkan pelayanan
7. Variasi model pelayanan
8. Pelayanan pribadi
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
10. Atribut pendukung pelayanan lainnya
27

2.2.6 Syarat Perbaikan Kualitas

Menurut Gasparsz dalam Sedarmayanti (2014:284) syarat-syarat perbaikan

kualitas adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan dedikasi, komitmen, dan partisipasi pemimpin puncak


2. Membangun dan melanjutkan kultur perbaikan yang terus menerus
yang menjadi komitmen
3. Fokus kepada pemuasan kebutuhan dan ekspestasi pelanggan
4. Melibatkan setiap individu dalam perbaikan proses kerja
5. Menciptakan kerjasama dan hubungan kerja konstruktif
6. Mengakui sebagai sumber daya penting
7. Menggunakan praktik manajemen terbaik termasuk alat dan tekniknya

2.3 Akta Kelahiran

2.3.1 Pengertian Akta Kelahiran

Dokumen penting pribadi merupakan surat identitas diri yang dapat

dipakai sebagai bukti keterangan. Ragam dokumen penting ini sangat banyak.

Beberapa contoh dokumen ini yang wajib dimiliki setiap orang, yaitu Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan akta kelahiran

Menurut Ramdani (2009:5) mengemukakan bahwa: “Akta Kelahiran

adalah akta catatan sipil hasil pencatatan peristiwa kelahiran seorang anak”.

Menurut Sutanta dan Pesona (2009:13) bahwa: “Akta kelahiran adalah

catatan resmi yang berisi waktu, tempat kelahiran seseorang, nama pemilik akta

kelahiran, nama kedua orang tuanya secara lengkap dan jelas, serta status

kewarganegaraannya yang berlaku seumur hidup”.

Dari pengertian akta kelahiran tersebut, maka akta kelahiran dkatakan sah

apabila membuktikan tentang hal-hal sebagai berikut:


28

1. Data lahir.

2. Kewarganegaraan (WNI atau WNA).

3. Tempat Kelahiran.

4. Hari, tanggal, bulan dan tahun kelahiran.

5. Nama lengkap anak.

6. Jenis kelamin anak.

7. Nama ayah.

8. Nama ibu.

9. Hubungan antara ayah dan ibu.

10. Tanggal, bulan dan tahun terbit akta.

11. Tanda tangan pejabat yang berwenang.

Seseorang bayi yang dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam kartu

keluarga dan diberi NIK sebagai dasar untuk memperoleh pelayanan masyarakat

lainnya. Bayi yang baru dilahirkan harus segera dibuatkan akta kelahiran. Lokasi

untuk pembuatan akta kelahiran adalah di kantor catatan sipil Kabupaten/Kota

setempat.

Dapat disimpulkan bahwa akta kelahiran adalah surat penting atau

dokumen penting pribadi yang harus dimiliki semua orang sejak kelahirannya.

2.3.2 Jenis-Jenis Akta Kelahiran

Macam-macam Akta kelahiran sesuai UU No 23 Tahun 2006 tentang

administrasi kependudukan yaitu:


29

1. Akta Kelahiran Umum. Akta kelahiran umum dibuat berdasarkan laporan

kelahiran dari penduduk kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil

paling lambat 60 hari sejak tanggal kelahiran. Untuk jenis ini tidak

dikenakan biaya.

2. Akta Kelahiran Istimewa. Akta Kelahiran adalah Akta Kelahiran yang di

buat berdasarkan laporan kelahiran yang telah melampaui batas waktu 60

hari sejak tanggal kelahiran bayi. Untuk jenis ini, sebagaimana di atur

dalam peraturan, dikenakan sangsi berupa denda.

3. Akta Kelahiran Pengadilan. Akta kelahiran yang dibuat berdasarkan

laporan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 tahun sejak tanggal

kelahiran, pencatatannya dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan

Negeri. Akta kelahiran Sangat penting bagi anak yang baru lahir. Yang

dilaporkan kelahirannya akan terdaftar dalam kartu keluarga dan diberi

Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai dasar untuk memperoleh

pelayanan masyarakat lainnya.

2.3.3 Fungsi Akta Kelahiran

Sebagai salah satu surat kependudukan, akta kelahiran yang dikeluarkan

oleh kantor catatan sipil mempunyai beberapa fungsi menurut Siswosoediro

(2008:15) yaitu sebagai berikut.

1. Menunjukkan hubungan hukum antara anak dan orang tuanya secara


sah di depan hukum, karena di dalam akta disebutkan nama bapak dan
ibu dari si anak.
2. Merupakan bukti kewarganegaraan dan identitas diri awal anak yang
dilahirkan dan diakui oleh Negara. Dengan adanya akta kelahiran ini,
anak secara yuridis berhak mendapatkan perlindungan hak-hak
30

kewarganegaraannya, seperti hak atas pendidikan, hak atas kesehatan,


hak atas pemukiman, dan hak atas sistem perlindungan sosial.

Fungsi akta kelahiran dapat memberikan legalitas tentang anak tersebut.

Baik formal maupun material ini sangat penting untuk mencegah terjadinya

pemalsuan identitas, kekerasan terhadap anak, perkawinandibawah umur, pekerja

anak.Fungsi lainnya untuk kepastian umur untuk sekolah, paspor, KTP, dan hak

politik pada pemilu.

Fungsi akta kelahiran untuk negara yaitu mengetahui data anak secara

akurat di seluruh Indonesia untuk kepentingan perencanaan dan guna menyusun

data statistik Negara yang dapat menggambarkan demografi, kecenderungan dan

karaktaristik penduduk serta arah perubahan sosial yang terjadi.Bagi mereka yang

lewat 60 hari s/d 1 tahun masih dapat membuat akta kelahiran asal disetujui oleh

Kepala Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Bila sudah lebih dari 1

tahun harus melalui penetapan pengadilan, yang biayanya tidak sedikit.

2.3.4 Lembaga Yang Berwenang Menerbitkan Akta Kelahiran

Instansi yang berwenang mengeluarkan akta kelahiran adalah kantor

catatan sipil yang berada di bawah pemerintah daerah setingkat kabupaten atau

kota. Untuk memperoleh akta kelahiran Lembaga Catatan Sipil dilaksanakan

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh Undang-undang nomor 23 tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun

2007 tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang

Persyaratan Dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.


31

Proses untuk memperoleh akta kelahiran tidaklah berbelit-belit, asalkan

pihak, yang berkepentingan memenuhi prosedur dan syarat-syarat yang telah

ditetapan. Siswosoediro (2008:20) menjelaskan bahwa proses pembuatan seperti

akta kelahiran ini tidaklah sulit, melalui persyaratan administrasi seperti fotocopy/

salinan KTP kedua orang tua atau salinan KTP ibu si anak yang telah lahir jika

orang tuanya belum atau tidak menikah, kemudian salinan surat nikah/ akta

perkawinan orang tua si anak yang dilahirkan (jika orang tunya sudah menikah),

serta kartu keluarga (KK) ibu anak yang dilahirkkan. Setelah lengkap, kemudian

ibu yang melahirkan anak atau suaminya memohon kepada pihak rumah sakit,

bidan, kepala dusun atau pihak lain yang berwenang dengan menuliskan nama

lengkap yang akan diberikan kepada si anak yang telah lahir. Biasanya setelah

mendapat rekomendasi dari bidan, dokter, dukun bayi atau pihak berwenang

lainnya, surat kelahiran dapat langsung diterbitkan. Namun tidak semua pihak

berwenang mengeluarkan surat kelahiran, Siswosoediro (2008:20)

mengemukakan bahwa beberapa lembaga atau pihak yang berwenang

mengeluarkan surat kelahiran adalah sebagai berikut:

1. Komandan perang. Misalnya sang ibu merupakan anggota tentara atau

pengungsi yang sedang berada di wilayah komando perang, atau bisa juga

anak tersebut lahir di wilayah militer, seperti di suatu bataliyon. Surat

kelahiran yang demikian ini banyak dijumpai orang-orang yang hidup

pada zaman rovolusi.


32

2. Kepala desa/kepala dusun yaitu bayi yang dilahirkan sendiri atau dengan

bantuan dukun bayi atau orang lain di rumah, tanpa bantuan medis dari

dokter.

3. Kepala rumah sakit/bidan yaitu bagi bayi yang dilahirkan di rumah sakit/

klinik.

4. Pilot pesawat. Walaupun jarang terjadi kasus kelahiran bayi di pesawat,

namun pilot yang bertugas juga berwenang mengeluarkan surat kelahiran

bagi bayi yang lahir selama penerbangan.

5. Kapten kapal yaitu bagi bayi yang lahir dalam perjalanan dengan

menggunakan kapal laut.

Berkaitan dengan pencatatan kelahiran ini telah diatur dalam Pasal 51, 52,

53, 54, 58 Peraturan Presiden No.25 tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata

Cara Pendaftaran penduduk dan Pencatatan Sipil sebagai berikut:

Pasal51

(1) Setiap peristiwa kelahiran dicatatkan pada instansi pelaksana di tempat

terjadinya kelahiran.

(2) Pencatatan peristiwa kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dilakukan dengan memperhatikan :

a. Tempat domisili ibunya bagi penduduk warga Negara Indonesia;

b. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk warga Negara

Indonesia;

c. Tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing;

d. Di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk orang asing;


33

e. Anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya.

Pasal52

(1) Pencatatan kelahiran penduduk warga Negara Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam

Pasal51 ayat (2) huruf a dan huruf b, dilakukan dengan memenuhi syarat berupa

a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

b. Nama dan identitas saksi kelahiran;

c. KK orang tua

d. KTP orang tua dan

e. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua.

(2) Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akta nikah/akta

perkawinan orang tua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e,

pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan.

(3) Pencatatan kelahiran orang asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal51

ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e, dilakukan dengan memenuhi syarat

berupa :

a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolng kelahiran;

b. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;

c. KK dan KTP orang tua bagi pemegang izin tinggal tetap;

d. Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi pemegang izin

tinggal terbatas; dan/atau.

e. Paspor bagi pemegang izin kunjungan.


34

(4) Persyaratan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51

ayat (2) huruf f, dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan dari

Kepolisian.

Pasal53

Pencatatan kelahiran penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal51 ayat (2) huruf a, dilakukan dengan tata cara :

a. Penduduk warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat Keterangan

Kelahiran dengan menunjukkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal52 ayat (1) Kepada Petugas Registrasi di kantor desa/kelurahan.

b. Formulir Surat Keterangan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada huruf a

ditandatangani oleh pemohon dan diketahui oleh Kepala Desa/Lurah.

c. Kepala Desa/Lurah berkewajiban meneruskan Formulir Surat Keterangan

Kelahiran kepada UPTD Instansi pelaksana untuk diterbitkan kutipan Akta

Kelahiran.

d. Dalam hal UPTD Instansi pelaksana tidak ada, Kepala Desa/Lurah

menyampaikan ke kecamatan untuk meneruskan Formulir Surat

Keterangan Kelahiran kepada Instansi Pelaksana.

e. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana/UPTD Instansi pelaksana

mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan Kutipan Akta

Kelahiran dan menyampaikan kepada Kepala Desa/Lurah atau kepada

pemohon.
35

Pasal 54

Pencatatan kelahiran penduduk warga Negara Indonesia sebagimana dimaksud

dalam Pasal51 ayat (2) huruf b, dilakukan dengan tata cara :

a. Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat Keterangan

Kelahiran dengan menyerahkan surat kelahiran dari dokter, bidan,

penolong kelahiran dan menunjukkan KTP ibu atau bapaknya kepada

Instansi Pelaksana.

b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register

Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Pasal58

Pencatatan kelahiran anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan

orang tuanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf f, dilakukan

dengan tata cara :

a. Pelapor/pemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran dengan

menyertakan Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 52 ayat (4) kepada Instansi Pelaksana.

b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat dalam Register

Akta Kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran.

Surat kelahiran adalah salah satu syarat untuk mendapatkan akta kelahiran

yang dikeluarkan oleh kantor pencatatan sipil, dengan demikian akta kelahiran

menjadi sangat penting sebagai sebuah identitas awal yang wajib dimiliki setiap

warga Negara Indonesia (WNI).

Anda mungkin juga menyukai