Anda di halaman 1dari 24

Teks

Hikayat
4 KUNCI MEMAHAMI
HIKAYAT

A. Pengertian Hikayat
B. Fungsi Hikayat
C. Karakter Hikayat
D. Nilai-nilai dalam Hikayat
Menurut Hartoko dan Rahmanto (1985: 60), “Hikayat
adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama
dalam Bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah,
cerita, dan dongeng. Pada umumnya hikayat
bercerita tentang kehebatan maupun
kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.”

Hal senada diungkapkan olehDjamaris (1990: 12-


18), “Hikayat merupakan salah satu karya sastra
Pengertian Hikayat lama yang berbentuk prosa yang didalamnya
mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga
istana, kaum bangsawan atau orang-orang ternama
dengan segala kehebatan, kesaktian ataupun
kepahlawanannya. Di dalamnya juga diceritakan
tentang kekuatan, mukjizat dan segala
keanehannya.”
Setidaknya, ada tiga fungsi hikayat yang
mengharuskan kita tetap melestarikannya, yaitu
sebagai berikut.
1. Sebagai sarana hiburan
2. Sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya
terkandung banyak nilai yang dapat diteladani
dalam kehidupan
3. Sebagai sarana menunjukkan dan melestarikan
budaya bangsa karena dari cerita rakyat dapat
Fungsi Cerita dikokohkan nilai sosial dan budaya suatu bangsa

Rakyat (Hikayat)
1. Anonim, hikayat tidak menyebutkan nama
pengarang secara jelas. Hal tersebut
disebabkan cerita disampaikan secara lisan.
Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai
bahwa cerita yang disampaikan adalah
nyata dan tidak ada yang sengaja
mengarang.
2. Istana sentris, hikayat menceritakan tokoh
yang berkaitan dengan kehidupan istana
atau kerajaan.
3. Bersifat statis, cerita dalam hikayat bersifat
Karakter tetap dan tidak banyak perubahan.
Hikayat 4. Bersifat komunal, hikayat menjadi milik
masyarakat umum.
5. Menggunakan bahasa klise, hikayat
menggunakan bahasa yang diulang-ulang.
6. Bersifat tradisional, hikayat bersifat
meneruskan budaya, tradisi, dan kebiasaan
yang dianggap baik.
7. Bersifat didaktis, mengandung nilai
pendidikan formal dan religius.
8. Menceritakan kisah universal manusia,
menceritakan peperangan antara yang baik
dan yang buruk, dimenangkan oleh yang
baik.
9. Terdapat kemustahilan di dalam ceritanya
Karakter baik dari segi bahasa maupun dari segi
cerita. Kemustahilan berarti hal tidak logis
Hikayat atau tidak bisa dinalar yang terjadi.
10.Menceritakan kesaktian seorang tokoh.
1. Nilai Religi (Agama)
Adalah nilai yang berkaitan dengan ajaran agama. Nilai
religi ditandai dengan penyebutan nama Tuhan,
mahluk gaib, dosa, pahala, surga, dan neraka.
2. Nilai Moral
Adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi
pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh
pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
3. Nilai Sosial
Adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan
kemasyarakatan. Nilai sosial berkaitan dengan nilai
kepatutan dan kepantasan dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Nilai Budaya
Nilai-nilai Adalah nilai yang diambil dari budaya-budaya yang
berkembang secara turun-temurun dalam masyarakat.
dalam Hikayat 5. Nilai Estetika
Nilai ini berkaitan dengan nilai keindahan dan seni.
6. Nilai Edukasi
Adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan.
4 KUNCI MEMAHAMI
HIKAYAT
A. Karakteristik Bahasa Hikayat
1. Penggunaan Kata-kata Arkais
2. Penggunaan Majas
a. Majas Perbandingan
b. Majas Sindiran
c. Majas Penegasan
d. Majas Pertentangan
B. Perbedaan Ciri-ciri antara Hikayat dengan Cerpen
C. PerbedaanPenggunaan Bahasa antara Hikayat dengan Cerpen
D. Mengembangkan Hikayat ke dalam Bentuk Cerpen
1. Penggunaan Kata-kata Arkais
Hikayat merupakan karya sastra klasik dan statis.
Artinya, usia hikayat jauh lebih tua, berhubungan
dengan masa lalu, dan bersifat kuno. Meskipun
bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
(berasal dari bahasa Melayu), tidak semua kata
dalam hikayat kira jumpai dalam bahasa Indonesia
sekarang. Kata-kata yang jarang digunakan atau
bahkan sudah asing tersebut disebut kata-kata
arkais. Misalnya kata syahdan, hatta, alkisah, dan
Karakteristik sebermula. Penggunaan kata-kata arkais juga
Bahasa Hikayat terdapat dalam penggunaan kata pronomina.
Misalnya, tuan, si, hamba, saudara, ki, kekasih,
dan laksmana.
2. Penggunaan Majas
a. Majas Perbandingan
1) Alegori
Adalah perbandingan suatu keadaan atau peristiwa
dengan beberapa kiasan yang membentuk satu
kesatuan.
Contoh:
Agama adalah kompas kita dalam mengarungi
samudra kehidupan yang penuh badai dan
gelombang.
2) Asosiasi
Adalah perbandingan terhadap suatu benda,
Karakteristik kondisi, atau peristiwa sehingga muncul gambaran
Bahasa Hikayat atau asosiasi terhadap keadaan yang sebernarnya.
Contoh:
Panglima Nayan ternganga, mulutnya tak ubahnya
mulut mangkuk tanah di depannya.
3) Eufemisme
Adalah pengungkapan secara halus untuk
peristiwa-peristiwa yang tabu atau pantang.
Contoh:
Menurut ahli najam, perjodohan anak-anak kita
tidak membawa kebaikan. (mendatangkan
celaka)

4) Hiperbola
Adalah pengungkapan yang berlebihan atau
Karakteristik membesar-besarkan.
Contoh:
Bahasa Hikayat Semua telah sirna, tak ubah mimpi indah yang
lenyap tanpa bekas tatkala seseorang terjaga dari
tidurnya.
5) Litotes
Adalah pengungkapan yang berkebalikan
dengan keadaan yang sebenarnya untuk
merendahkan diri.
Contoh:
Tiada terbilang budi Tuan-tuan berdua terhadap
diri hamba. Tiada dapat membayar dengan
harta benda, apatah lagi dengan pengkhianatan.
6) Metafora
Adalah perbandingan langsung suatu benda
Karakteristik dengan benda lain yang memiliki kesamaan
Bahasa Hikayat sifat.
Contoh:
Dialah anak emas saudagar kaya itu.
7) Personifikasi
Adalah penyifatan benda-benda mati dengan sifat-
sifat atau perilaku manusia.
Contoh:
Hanya surat-surat inilah yang menghubungkan kami.
8) Simbolik
Adalah kiasan yang melukiskan sesuatu dengan
simbol atau perlambang.
Contoh:
Lintah darat menawarkan uangnya dimana-mana.
Karakteristik 9) Simile
Adalah perbandingan dengan kata-kata pembanding.
Bahasa Hikayat Contoh:
Kecantikannya bagai emas berkilauan.
10) Sinekdoke Pars Prototo
Adalah penyebutan sebagian untuk seluruh.
Contoh:
Didatanginya setiap pintu untuk mengharap
belas kasih.
11) Sinekdoke Totem Proparte
Adalah penyebutan seluruh untuk sebagian.
Contoh:
Karakteristik Negeri petukal menang dalam pertempuran
Bahasa Hikayat itu.
2. Penggunaan Majas
b. Majas Sindiran
1) Ironi
Adalah sindiran dengan menggunakan
kebalikan dari keadaan yang sebenarnya.
Contoh:
Suaranya merdu sekali sampai-sampai
burung di istana terbang meninggalkan
sarang saat mendengarkan suaranya. (jelek)
2) Sinisme
Karakteristik Adalah gaya bahasa sindiran dengan
menggunakan kata-kata sebaliknya seperti
Bahasa Hikayat ironi, tetapi kasar.
Contoh:
Itukah yang dinamakan bekerja.
2. Penggunaan Majas
c. Majas Penegasan
1) Klimaks
Adalah pengungkapan yang semakin naik
atau menghebat.
Contoh:
Jangankan sebulan, setahun sewindu pun
akan kutunggu.
2) Antiklimaks
Adalah pengungkapan yang semakin turun
Karakteristik atau melemah.
Contoh:
Bahasa Hikayat Membeli pakaian tidak usah mahal-mahal,
seharga dua puluh, lima belas, atau sepuluh
ribu pun sudah baik
3) Repitisi
Adalah pengulangan kata-kata dalam kalimat
untuk menegaskan maksud.
Contoh:
Bahagia tidak ditentukan oleh harta, bahagia
tidak ditentukan oleh kedudukan, tetapi
bahagia ditentukan oleh sikap batin manusia.
4) Tautologi
Adalah penegasan maksud dengan kata-kata
Karakteristik yang sama atau senada artinya.
Contoh:
Bahasa Hikayat Tidak, tidak mungkin ia berbuat sekejam itu.
2. Penggunaan Majas
d. Majas Pertentangan
1) Paradoks
Adalah penegasan maksud dengan kata-kata
yang sama atau senada artinya.
Contoh:
Tidak, tidak mungkin ia berbuat sekejam itu.
2) Antitesis
Adalah majas pertentangan yang melukiskan
sesuatu dengan mempergunakan kepaduan
Karakteristik kata yang berlawanan arti.
Contoh:
Bahasa Hikayat Cantik atau tidak, kaya atau
miskin,bukanlah suatu ukuran nilai seorang
wanita.
Hikayat dan cerpen sama-sama merupakan teks
narasi fiksi. Keduanya mempunyai unsur
intrinsik yang sama yaitu tema, tokoh dan
penokohan, sudut pandang, latar, gaya bahasa,
dan alur. Kaidah bahasa yang dominan dalam
cerpen adalah penggunaan gaya bahasa (majas)
Perbedaan dan penggunaan konjungsi yang menyatakan
urutan waktu dan urutan kejadian. Hikayat
Penggunaan Bahasa banyak menggunakan gaya bahasa untuk
antara Hikayat memperindah cerita yang disampaikan.
dengan Cerpen
Perbedaan Ciri-ciri antara Hikayat dengan
Cerpen
Hikayat dapat dikonversi ke dalam bentuk cerpen
dengan memunculkan konflik tertentu sehingga
ceritanya lebih hidup dan menarik. Untuk dapat
mengubah hikayat menjadi cerpen, perlu
dipahami langkah-langkah berikut.
1. Meringkas atau membuat sinopsis sebuah
penggalan hikayat
2. Mendaftar konflik-konflik antar tokoh dalam
penggalan hikayat tersebut
Mengembangkan 3. Memilih konflik yang menarik
Hikayat ke dalam (mengesankan) berdasarkan data konflik yang
Bentuk Cerpen sudah dirumuskan
4. Mengembangkan pilihan konflik tersebut
menjadi cerita pendek
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai