Anda di halaman 1dari 20

Budaya melayu riau

“Mengenal sasta melayu”


RIFATI KRISTIAN
XII IPA 3
A. Pengertian sastra melayu
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta sastra, yang berarti “teks
yang mengandung instruksi” atau “pedoman”. Kata dasar sas berarti “instruksi”
atau “ajaran”. Dalam Bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk
kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu. Tetapi kata “sastra” bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah
indah atau tidak.

Sastra melayu adalah sastra yang hidup pada era Melayu tradisional,
yaitu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat.
Namun pengertian Sastra Melayu dapat juga diartikan semua sastra
berbahasa Melayu yang pernah ada di sepanjang sejarah, mulai dari
tradisi lisan dan tradisi tulisan (aksara).
Sastra melayu berkembang di perkampungan dengan
media lisan berupa mitos, dongeng, cerita hewan, sage,
cakap-cakap adat, cerita teladan, jenaka, dan pelipur
lara. Hingga yang khas Riau seperti koba, dondang,
ratif, berandu (beghandu), kayat, ratap, nyanyi panjang,
gambus betandang, mantra, pantun, talibun (sesomba),
karmina, bidal, teromba, seloka, petatah-petitih,
pantang larang, teka-teki, peribahasa, dan banyak lagi
jenis lainnya.
B. Ciri-Ciri Sastra Melayu

01 02 03 04 05

Berkembang Biasanya Kisahnya berupa Disampaikan Nama


secara statis tidak sesuai kehidupan istana, secara lisan penciptanyq
dan dengan raja-raja, atau dari tidak
mempunyai logika umum dewa-dewa, para mulut ke diketahui
rumus baku pahlawan, atau mulut (anonim)
tokoh-tokoh mulia
lainnya
C. Periodisasi Sastra Melayu
1. Sastra melayu klasik

Sastra melayu klasik merujuk kepada suatu zaman lampau yang


cenderung tertulis atau dituliskan. Ciri-cirinya adalah :

a. Berupa puisi yang terikat seperti syair, pantun, hikayat, mite,


legenda, dan dongeng.
b. Menggunakan bahasa Melayu, bahasa Arab, dan bahasa daerah.
c. Tema cenderung kaku, istana sentris, dan mistis.
d. Terpengaruh pada sastra Hindu, Islam, tradisional, dan bersifat
anonim.
Pembagian karya pada masa sastra
melayu klasik dan contohnya

Sastra Zaman Peralihan Kesusasteraan Zaman


Hindu-Islam (Sastra Hikayat) Islam Cerita Berbingkai

1) Hikayat Puspa Wiraja 1) Cerita al-Qur’an 1) Pancatantra


2) Hikayat Parang Punting 2) Cerita Nabi Muhammad 2) Hikayat Golam
3) Hikayat Langlang Buana 3) Sastra Kitab 3) Hikayat Bakhtiar

Sastra Kitab Sastra Sejarah Undang-Undang Melayu


Lama

1) Hamzah Fansuri 1) Sejarah Melayu 1) Undang-Undang Laut


2) Tajus Salatin 2) Hikayat Johor 2) Undang-Undang Melaka
3) Nuruddin Ar-Raniri 3) Hikayat Petani 3) Undang-Undang Kedah
2. Sastra Melayu Modern

Genre sastra Melayu modern telah menggunakan media tulis.


Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a. Berupa puisi bebas, cerpen, novel, drama, dll.


b. Menggunakan bahasa keseharian dan bercampur dengan bahasa
asing kreatif.
c. Temanya seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan
modern, dan pergaulan remaja.
d. Terpengaruh pada sastra barat, budaya industri modern, dan hak
Cipta pengarang individu.
e. Bersifat dinamis melalui media cetak dan audiovisual.
Berdasarkan pengamatan budayawan UU Hamidy, maka dapat
dijelaskan periodisasi sastra Melayu Riau sebagai berikut :

a. Generasi Raja Ali Haji 1850-an - 1880-an.


b. Generasi Rusyidiah Kelab 1890-an - 1920-an.
c. Generasi Tuan Guru Abdul Rahman Siddik, 1920-an - 1930-an.
d. Generasi Soeman Hs, 1920-an - 1940-an.
e. Generasi Yong Dolah, 1950-an - 1960-an.
f. Generasi Ibrahim Sattah, 1960-an - 1970-an.
g. Generasi Dasri al Mubary 1980-an.
D. Jenis-Jenis Sastra Melayu

1. Prosa lama
Prosa lama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Isinya biasanya mengenai hal hal yang
bersifat khayal atau fantasi dan istana sentris
b. Banyak terdapat kata-kata arab dan
Kata-kata yang sukar karena jarang didengar
c. Perbandingan-perbandingan biasanya
Merupakan kata-kata klise
d. Cara menceritakannya biasanya beragam.
Biasanya dimulai dengan kata sahibul hikayat
atau konon kabarnya. Pada akhirnya biasanya
ditutup dengan kalimat wallahu a’lam
Bi’s-sawab (dan Tuhan yang lebih tahu
tentang kebenarannya)
Jenis-jenis prosa lama

a. Dongeng

Dongeng adalah bentuk prosa lama yang


semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan
secara lisan. Dongeng dibagi menjadi 5 yaitu :

1 5

Fabel 2 3 4 Sage
Dongeng
Dongeng tentang
kepahlawanan,
kehidupan
Farabel Legenda Mite atau dongeng yang
binatang untuk
menggandung
dijadikan teladan
Dongeng berdasarkan unsur sejarah
bagi kehidupan Dongeng tentang binatang atau Cerita tentang dewa-dewa,
benda-benda lain sebagai sejarah terjadinya suatu
manusia roh, atau makhluk halus yang
perumpamaan yang tempat dan dihubungkan
berhubungan dengan
mengandung nilai pendidikan dengan
animisme
keanehan/keajaiban alam
b. Hikayat

Hikayat adalah karya sastra melayu berbentuk


prosa yang berisi cerita, undang-undang dan silsilah
yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, grafis, atau
gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara,
pembangkit semangat juang atau sekedar untuk
meramaikan pesta.
Hikayat berisi cerita kuno sejenis Roman Bahasa
Melayu yang penuh dengan khayal, menceritakan
kehidupan putra raja yang gagah perkasa beserta
putri yang cantik jelita.
Ciri-ciri hikayat :

1 2 3 4 5

Berkisah Peristiwa yang Nama-nama Terkadang tokoh Tidak ada


kehidupan berhubungan tokoh memiliki karakter pembagian bab
lingkungan istana dengan nilai-nilai dipengaruhi diluar batas dan judul
islam nama-nama arab kewajaran

6 7 8 9 10

Juru cerita tidak Sulit Sering menggunakan kosa Pernyataan Peristiwa sering
pernah membedakan kata yang kini tidak lazim sering tidak logis
disebutkan peristiwa nyata digunakan dalam berulang-ulang
(anonim) dan imajinatif komunikasi sehari-hari
c. Tambo

Tambo berasal dari bahasa Sansekerta tambay


atau tambe yang berarti bermula. Kata tambo juga
dapat diartikan sebagai sejarah, silsilah keturunan,
riwayat zaman dahulu. Tambo dapat dikatakan
sebagai sastra sejarah.
Kata tambo digunakan sebagai judul cerita prosa
lama yang disebut sastra sejarah atau historiografi
tradisional, yaitu penulisan sejarah menurut
kepercayaan atau pandangan masyarakat setempat
secara turun temurun

?
d. Epos/Wira Carita (Cerita Kepahlawanan

Epos adalah cerita kepahlawanan, menceritakan pahlawan ideal


yang menjadi cermin bagi suatu bangsa. Epos dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :

1. Epos Autentik (Epos Kebangsaan)


Epos Autentik adalah hikayat pahlawan nusa yang hidup di
tengah-tengah masyarakat dan terpencar dari masyarakat.
Contoh : Mahabarata oleh Wiyasa,Ramayana oleh Walmiki
2. Epos Imitasi (Epos Kebudayaan)
Epos imitasi adalah hikayat pahlawan nusa yang terpencar
dari angan-angan seseorang pengarang saja.
e. Cerita Jenaka

Cerita jenaka adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, orang
malas, atau orang cerdik yang masing-masing dilukiskan secara humor.

Cerita jenaka terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Cerita Jenaka Tempatan 2. Cerita Jenaka Pengaruh Asing


Cerita jenaka yang berorientasi Cerita yang mendapat
pada isu tempatan. Contoh : pengaruh dari asing terutama
Cerita Pak Kaduk, Cerita Lebai Arab Parsi. Contoh : Cerita Mat
malang, Cerita Pak Pandir. Jenin, Abu Nawas.
Ciri-ciri Cerita Jenaka :

a) Latar dalam cerita jenaka berlaku di b) Plot cerita bersifat sederhana,


alam nyata, dalam kalangan mudah, lurus, dan tidak
masyarakat manusia biasa dan tidak berbelit-belit
bercampur dengan alam fantasi

Fungsi Cerita Jenaka

Hiburan Sindiran/kritikan

Pengajaran
f. Cerita Rakyat/Legenda

Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu


masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan
langsung dengan berbagai aspek budaya, seperti agama
dan kepercayaan, undang-undang, kegiatan ekonomi, sistem
kekeluargaan dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut.
Dahulu cerita rakyat diwariskan secara turun temurun dari
satu generasi ke generasi berikutnya dalam masyarakat
tertentu.
Adapun ciri-ciri cerita rakyat adalah :

1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan

2. Bersifat tradisional, yakni hidup dalam suatu kebudayaan dalam waktu yang tidak kurang
dari dua generasi

3. Bersifat lisan, sehingga terwujud dalam berbagai versi

4. Bersifat anonim

5. Mempunyai fungsi tertentu dalam masyarakatnya,misalnya sebagai media pendidikan,


hiburan, proses sosial, dsb

6. Bersifat pralogis, yakni mempunyai logika sendiri dan tidak sesuai dengan logika ilmu
pengetahuan

7. Pada umumnya bersifat sederhana dan apa adanya


Saat ini cerita rakyat tidak
Ciri-ciri cerita rakyat :
hanya merupakan cerita yang
dikisahkan secara lisan atau dari a) Dikisahkan secara turun
mulut ke mulut, dari generasi ke temurun
b) Bersifat anonim (tanpa
generasi berikutnya. Akan tetapi,
pengarang)
telah banyak dipublikasikan c) Penuh dengan pesan moral
secara tertulis melalui berbagai d) Memiliki nilai tradisi
media. Meski demikian ciri-ciri e) Memiliki versi yang berbeda
f) Banyak hal yang tidak bisa
kelisanan tetap melekat. diterima dengan akal
g) Tersebar dari mulut ke mulut
h) Dikisahkan secara lisan
i) Sering mirip dengan cerita
rakyat daerah lain
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai