Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWABAN TUGAS TTM2

TUGAS : 2
MATA KULIAH :Sastra dan B. Indonesia

Nama Mahasiswa : Widya Elma Safitri Tanggal : 06 November 2023


NIM : 857363481
Program Studi : Sastra dan B. Indonesia Semester : 3 (Tiga)

Jawaban Essay :
1) Dalam linguistik, dikotomi makna mengacu pada pembagian atau perbedaan makna yang mendasar
antara dua kategori yang saling berlawanan. Berikut ini beberapa contoh dikotomi makna beserta
contohnya:
1. Makna Konkret vs. Makna Abstrak:
- Makna Konkret: Makna ini berkaitan dengan objek yang dapat dirasakan secara fisik atau dengan
panca indera. Contohnya: "meja", "buku", "matahari".
- Makna Abstrak: Makna ini berkaitan dengan konsep, pikiran, atau perasaan yang tidak dapat
dirasakan secara fisik. Contohnya: "kebahagiaan", "keadilan", "cinta".
2. Makna Spesifik vs. Makna Umum:
- Makna Spesifik: Makna ini merujuk pada sesuatu yang memiliki batasan atau karakteristik tertentu.
Contohnya: "buku Harry Potter", "mobil BMW".
- Makna Umum: Makna ini merujuk pada sesuatu yang bersifat umum atau meliputi banyak hal.
Contohnya: "hewan", "buku fiksi", "mobil sedan".
3. Makna Positif vs. Makna Negatif:
- Makna Positif: Makna ini merujuk pada hal-hal yang dianggap baik, menguntungkan, atau
menyenangkan. Contohnya: "sahabat", "kemenangan", "kebaikan".
- Makna Negatif: Makna ini merujuk pada hal-hal yang dianggap buruk, merugikan, atau tidak
menyenangkan. Contohnya: "penipuan", "kehancuran", "penderitaan".
4. Makna Konotatif vs. Makna Denotatif:
- Makna Konotatif: Makna ini merujuk pada makna yang terkait dengan asosiasi atau makna
tambahan yang dapat muncul secara emosional atau pribadi. Contohnya: "mata air" (di samping arti
literal, juga dapat memiliki makna kesegaran dan kemurnian).
- Makna Denotatif: Makna ini merujuk pada makna yang bersifat literal atau deskriptif, mengacu pada
arti yang ditemukan dalam kamus. Contohnya: "meja" (merujuk pada benda dengan empat kaki yang
digunakan untuk menaruh barang).
Dikotomi makna membantu kita memahami variasi dan kompleksitas makna dalam bahasa. Ini
memberikan kerangka kerja untuk membedakan dan menggolongkan makna kata-kata. Penting untuk
dicatat bahwa makna kata dapat bervariasi dalam konteks yang berbeda dan dapat terus berkembang
seiring waktu.

2) 1. Kamus Ekabahasa

Kamus ekabahasa adalah kamus yang bahasa sumbernya sama dengan bahasa sasarannya. Kamus ini
memuat kosakata suatu bahasa yang disusun secara alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh
pemakaiannya di dalam kalimat dalam bahasa yang sama.
Contoh dari kamus ekabahasa adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2. Kamus Dwibahasa

Kamus dwibahasa adalah kamus yang berisikan kata atau gabungan kata suatu bahasa yang disusun secara
alfabetis dengan penjelasan makna dan contoh pemakaiannya di dalam bahasa lain yang menjadi bahasa
sasaran. Kamus ini terdiri dari dua bahasa yang berbeda. Contoh kamus dwibahasa adalah n Kamus
Inggris-Indonesia, Kamus Indonesia Inggris, Kamus Belanda-Indonesia, Kamus Indonesia-Belanda,
Kamus Prancis- Indonesia, Kamus Indonesia-Prancis.

3. Kamus Aneka Bahasa

Kamus aneka bahasa (multibahasa) adalah kamus yang memuat kosakata suatu bahasa dengan penjelasan
makna dan contoh pemakaiannya dalam dua bahasa lain atau lebih sebagai bahasa sasaran.
Contoh Kamus Mutibahasa dengan menggunakan kata “Makan”
 Makan Siang
 Makan Malam
 Makanan
 Makan Nasi
 Nafsu Makan
 Pola Makan
 Makan dan Minum
 Makan Pagi
 Memberi Makan
 Makan Bersama
 Rumah Makan
 Warung Makan
 Sendok Makan
 Meja Makan
 Makan bersama

3) Sastra anak adalah sastra yang disampaikan dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik berupa prosa,
puisi, maupun drama, dan berisi pelajaran moral untuk anak-anak, serta ditulis ole orang tua. Oleh
karena untuk konsumsi anak-anak, sastra anak tentu harus memiliki unsur imajinasi yang dominan.
Bahasa yang digunakan pun harus bahasa sederhana dengan pola pengkalimatan yang pendek dan
mudah dicerna. Ada 3 ciri khas yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa.
Tiga ciri khas pembeda tersebut berupa (1) unsur pantangan; (2) penyajian dengan gaya secara
langsung; dan (3) fungsi terapan.

4) Tema : Jangan mengambil hak orang lain, karena setiap perbuatan ada balasannya
Amanat : Jangan mencuri dan mengambil barang orang lain
Tokoh : Paimin, Aku
Latar : Kebun

5) Jenis-jenis cerita yang cook untuk anak-anak usia SD dapat dikelompokkan ke dalam cerita jenaka,
dongeng, fabel, legenda, dan mite atau mitos. Mari kita lihat pengertian jenis-jenis cerita tersebut.
a. Cerita jenaka
Cerita jenaka merupakan cerita yang mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang
lucu. Kelucuan yang diungkapkan dapat berupa karena kebodohan sang tokoh dapat pula karena
kecerdikannya. Kelucuan yang disebabkan karena kebodohan sang tokoh dapat kita temukan pada
cerita "Pak Belalang", "Pak Kodok",. dan cerita-cerita sejenisnya. Kelucuan yang disebabkan karena
kecerdikan sang tokoh kita temukan pada cerita "Abu Nawas", "Nasaruddin", "Kabayan"
b. Dongeng
Dongeng adalah cerita yang didasari atas angan-angan atau khayalan. Di dalan. dongeng terkandung
cerita yang menggambarkan sesuatu di luar dunia nyata, seperti bebek bertelur emas, peri yang baik
hati, dan sebagainya. Kisah-kisah seperti ini dapat kita temukan pada cerita "Ketimun Emas", "Tongkat
Ajaib", "Cinderella".
c. Fabel
Fabel adalah cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohayd. Ji dalam fabel, para
hewan atau binatang digambarkan sebagainana layakaya mansit Jag dapat berpikis, bereakai, dan
berbicara. Fabel mengandung unsur mendidik karan. diakhi dengan sebuah kesimpulan yang
menganding ajaran moral. Contadh milk. antara lain cerita "Kancil dan Kera", "Kancil dan Buaya".
d. Legenda
Legenda adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian dengan sejarah yang
sesuai dengan kenyataan yang ada pada alam atau cerita tentang terijadinya suatu negeri, danau atau
gunung. Contoh cerita "Malin Kundang", "Batu Menangis", "Sangkuriang", "Asal Usul Kota Surabaya"
e. Mite atau Mitos
Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno, menyangkut kehidupan
dewa-dewa atau kehidupan makhluk halus. Mitos adalah cerita yang mengandung unsur-unsur misteri,
dunia gaib, dan alam dewa. Tokoh-tokoh mitos mengandung kekuatan yang hebat dan memiliki
kekuatan gaib. Tokoh-tokoh in bukan saja terdiri atas manusia, tetapi juga dewa-dewa dan makhluk
gaib, seperti cerita "Nyi Roto Kidul"
Contoh cerita di Jawa Barat :
1. Sangkuriang. Bercerita tentang seorang pemuda sakti bernama Sangkuriang, yang jatuh cinta dan
ingin menikahi Dayang Sumbi, ibu kandungnya.
2. Situ Bagendit.
3. Misteri Telaga Warna.
4. Si Kabayan.
5. Ciung Wanara.
7. Purbasari dan Purbararang.

6) Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang memegang peran penting dalam cerita. Tokoh
sentral yang berperan baik disebutnya dengan istilah protagonis, sedang lawannya disebut antagonis.
Protagonis selalu menjadi pusat sorotan di dalam kisahan, protagonis juga dapat ditentukan dengan
memperhatikan hubungan antartokoh. Protagonis berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lain,
sedangkan tokoh-tokoh lain tidak semuanya saling berhubungan, tokoh antagonis adalah tokoh yang
berperan sebagai penentang cerita. Biasanya tokoh dengan peran antagonis digambarkan dengan
karakter yang jahat atau buruk, kemunculan tokoh antagonis juga menjadi sumber permasalahan dari
cerita. Namun tidak sepenuhnya munculnya masalah dalam cerita disebabkan oleh tokoh antagonis,
terkadang permasalahan juga muncul dari tokoh protagonis. Maka dari itu tokoh antagonis memiliki
kekuatan karakter di mana dapat memunculkan suatu masalah atau konflik yang tidak dapat
dihadirkan oleh tokoh lain.
Sukabumi, 06
November 2023

Widya Elma Safitri

Anda mungkin juga menyukai