Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Sastra Anak


Sastra adalah objek ilmu yang tidak perlu diragukan lagi. Walaupun unik dan sukar dirumuskan
dalam suatu rumusan yang universal, karya sastra adalah sosok yang dapat diberikan batasan dan
ciri-ciri, serta dapat diuji dengan pancaindra manusia. Sastra mempunyai fungsi ganda yakni
menghibur sekaligus bermanfaat. Sastra menghibur dengan cara menyajikan keindahan dan
memberikan makna terhadap kehidupan. Proses penciptaan karya sastra pada hakikatnya adalah
proses berimajinasi. Hal ini sejalan dengan pengertian prosa fiksi yakni rangkaian cerita yang
diperankan sejumlah pelaku dalam urutan peristiwa tertentu dan bertumpu pada latar tertentu
pula sebagai hasil dari imajinasi pengarang.

Karya sastra merupakan hasil karya manusia dengan mendayungkan imajinasi yang terdapat
dalam diri pengarangnya. Keberadaan karya sastra dalam kehidupan manusia dapat mengisi
“kedahagaan jiwa” karena membaca karya sastra bukan saja memberikan hiburan, tetapi dapat
memberikan pencerahan jiwa. Dengan kata lain, karya sastra dapat memberikan hiburan dan
manfaat. Dengan membaca karya sastra, kita sejenak dapat mengalihkan duka dan mengikuti
jalan cerita, keindahan, dan keluwesan bahasa yang ditampilkan pengarang.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan karya
imajinatif yang berupa tulisan atau bahasa yang indah, menghibur, serta pengalaman hidup
penciptanya. Dengan bahasa yang indah dapat menimbulkan getaran jiwa terhadap orang yang
membaca dan mendengarkan sehingga melahirkan keharuan, kemesraan, kebencian, kecemasan,
dendam, dan seterusnya.

B. Ciri Ciri Sastra Anak


Secara garis besar, menurut Puryanto (2008:7) sastra anak memiliki ciri sebagai berikut :
a)     Mengandung tema yang mendidik
b)    Alurnya lurus dan tidak berbelit-belit
c)     Menggunakan setting yang ada di sekitar atau yang ada di dunia anak
d)    Tokoh dan penokohan mengandung keteladanan yang baik
e)     Gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu berperan dalam mengembangkan bahasa anak
f)      Sudut pandang orang yang tepat
g)     Imajinasi masih dalam jangkauan anak.
h)    Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang meriangkan anak, tidak terlalu
panjang, ada rima dan bunyi yang serasi dan indah,
i)       Isinya bisa menambah wawasan pikiran anak.
Sedangkan menurut Saumpaet (dalam Santoso, 2003:8:4) ada 3 ciri sastra anak yaitu :
a)     Dilihat dari unsur pantangan, yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema dan
amanat, maka sastra anak pantang atau menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang
seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat negatif.
b)    Penyajiannya dengan gaya secara langsung, dimana tokoh yang diperankan sifatnya hitam putih.
Yaitu setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau jahat.
c)     Jika dilihat dari fungsi terapan maka sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang
bermanfaat.
C. Jenis-Jenis Sastra 
Sebagaimana halnya dalam sastra dewasa, sastra anak juga mengenl apa yang disebut genre, maka
pembicaraan tentang genre sastra anak juga perlu dilakukan. Genre dapat dipahami sebagai suatu
macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum. Secara garis besar
Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realism, fiksi formula,
fantasi, sastra tradisional, puisi dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa jenis lagi.
Genre drama sengaja tidak di masukkan karena menurutnya, drama baru lengkap setelah
dipertunjukkan dan di tonton, dan bukan semata-mata urusan bahasa-sastra. Berikut ialah penjelasan
setiap jenis sastra anak :
1. Cerita Fiksi Anak
Setiap orang menyukai cerita, tidak peduli orang dewasa atau anak-anak. Bahkan, pada sebagian
orang kebutuhan akan cerita merupakan sesuatu yang harus terpenuhi sebagaimana kebutuhan hidup
yang lain seperti halnya makan dan minum. Membaca, mendengar, atau melihat dan mendengar
cerita (seperti yang dapat diperoleh lewat televisi), merupakan sebuah kenikmatan tersendiri yang
juga menuntut untuk dipenuhi, terutama pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu.
Cerita Fiksi Anak merupakan karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-
angan (fantasi) dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang tetapi
masih dalam konteks anak/di bawah umur. Pembicaraan unsur cerita fiksi anak berikut lebih
difokuskan terhadap unsure-unsur intrinsic tanpa menisbikan peran unsur ekstrinsik. Unsure cerita
fiksi anak ialah :
a)     Tokoh
b)    Alur cerita
c)     Latar
d)    Tema
e)     Moral
f)      Sudut pandang
g)     Slite dan nada
h)    Lain-lain : judul
Cerita fiksi anak dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori berdasarkan dari mana dilihat. Jika
dilihat berdasarkan panjang pendeknya cerita yang dikisahkan, ia dapat dibedakan ke dalam novel
dan cerita pendek (cerpen). Di pihak lain, jika dilihat berdasarkan ini ceritanya, ia dapat
dikelompokkan ke dalam fiksi realistic, fiksi fantasi, fiksi formula, fiksi histories, dan fiksi biografis.
Macam-macam cerita fiksi anak :
a)     Novel dan Cerpen
b)    Fiksi Realistik
c)     Fiksi Fantasi
d)    Fiksi Histories
2. Puisi
Pada hakikatnya, puisi ialah bentuk karya sastra yang terkait oleh irama, rima dan
penyusunan bait dan baris yang bahasanya indah dan penuh makna. Pada kenytaannya tidak
mudah mendefenisikan puisi karena apapun definisi yang di buat selalu saja menunjukkan
ketidaklengkapan, atau kurang dapat mencandra secara akurat sifat alamiah yang dimiliki puisi
itu. Barangkali lebih mudah menunjukkan “ini sebuah puisi” daripada “apa itu puisi”. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam puisi anak :
a)  Karakteristik puisi (anak)
b) Dari Rima dan Irama ke Puisi
c)  Unsure puisi
d) Tema
Puisi anak juga dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu berdasarkan sudut
pandang tertentu pembedaan yang sering dipergunakan adalah yang didasarkanm isi
kandungan yang ingin disampaikan. Berikut ialah macam macam puisi anak :
a)  Balada
b) Puisi naratif
c)  Puisi lirik
3. Nonfiksi Anak
Nonfiksi ialah klasifikasi untuk setiap karya informatif (seringkali berupa cerita) yang
pengarangnya dengan itikad baik bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa,
orang, dan/atau informasi yang disajikan. Cerita fiksi dan nonfiksi dapat sama-sama
menampilkan sisi-sisi kemenarikan dan kekuatannya sendiri karena karakteristiknya berbeda.
Jika dalam cerita fiksi unsure suspense dan bagaimana ia dibangun merupakan sesuatu yang
penting, dalam nonfiksi ia justru tidak terlalu penting karena yang dipentingkan kini adalah
bagaimana fakta-fakta itu disampaikan

Buku bacaan nonfiksi amat beragam macamnya. Ia membentang dari berbagai buku-buku
disiplin keilmuan seperti alam, biologi, kesehatan, sosial, sejarah, biografi, sampai dengan seni
budaya dan lain-lain. Kesemuanya itu jika ditulis dan dikemas dalam bacaan yang sesuai dengan
selera anak akan menjadi bacaan nonfiksi yang bernilai literer. Berikut ialah macam macam
nonfiksi anak :

a)   Buku informasi

b)   Biografi
4. Komik Sastra Anak
Komik sastra anak adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Berhadapan dengan
komik selama ini terkonotasikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak
serius, santai, hiburan ringan, lucu, dan lain lain yang tidak terlalu memberatkan. Hal itu ada
benarnya karena bukankah komik dapat dinikmati secara santai kapanpun dan dimanapun yang
menginginkan untuk membaca.
Sebagaimana halnya dengn buku bacaan fiksi (dalam hal tertentu juga nonfiksi), komik
hadir untuk menyampaikan cerita. Namun, berbeda halnya dengan bacaan fiksi dan nonfiksi
yang menyampaikan cerita dengan teks verbal, komik hadir lewat gambar dan bahasa, lewat teks
verbal dan nonverlab sekaligus. Keterkaitan antara teks verbal dan nonverbal dalam komik
sedemikian erat dan tidak dapat dipisahkan tanpa kehilangan roh cerita. Berikut ialah truktur
yang ada dalam komik anak :
a)     Penokohan

b)    Alur

c)     Tema dan Moral

d)    Gambar dan Bahasa

Sama halnya dengan berbagai genre sastra anak yang lain, komik juga dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori tergantung dari mana sudut pandang dibedakan. Berikut ialah macam
macam komik :
a.  Komik strip dan komik buku

b.  Komik biografi dan komik ilmiah


D. Contoh-contoh Sastra Anak
Adapun Contoh-contoh dari karya sastra anak yaitu :
1. Dongeng
Contoh : Cerita Dewi Sri yang dikisahkan sang dewi menolakdiperistri oleh Batara Guru. Dewi Sri
meninggal. Ketika dimakam kan dari jenazahnya tumbuh pohon padi, dari kepala,tumbuh pohon
kelapa, dari giginya tumbuh pohon agung.
2. Fabel
Contoh : Cerita sikancil dengan kura-kura, si kancil dia memiliki akal yang cerdik yang dapat
melabui kura-kura.
3. Legenda
Contoh : legenda yang sudah tidak asing lagi yaitu cerita si  Malin Kundang Legenda ini
menggambarkan keadaan anak yangdurhaka kepada orang tuanya. Si Malin Kundang yang
dikutuk oleh ibunya sendiri menjadi batu.
4. Cerita Rakyat
Contoh : Seperti kuntilanak, yang mana dikatakan bahwa kuntilanak adalah makhluk halus
penjelmaan seorang perempuan hamil yang meninggal. Konon sang kuntilanak ini tidak
ingin berpisah dengan anaknya, maka pada malam hari kuntilanak sering keluar dari kuburnya
untuk mencari anaknya. Dalam cerita rakyat ini kuntilanak selalu digambarkan
dengan  berambut panjang terurai, serba putih, dan menakutkan bagisiapa saja yang melihatnya.
E. Perbedaan Sastra Anak Kelas Tinggi dan Rendah
Berdasarkan psikologi kognitif, tingkat perkembangan kognitif anak sudah memiliki kemampuan:
1.  Menghubungkan dan membandingkan pengalaman kongkret yang diperooleh dengan kenyataan
baru yang dihadapi.
2.  Membedakan pembedaan dan memilahan..
3.  Menangkap dan menyusun pengertian-pengertian tertentu berdasarkan gambaran kongkretnya.
4.  Menandai cirri ggambaran kenyataan secara aspectual, dan membuat hubungan
berdasar vicarious experience.
Dalam situasi ini, anak baru bisa menghubungkan gambarann kisah yang menceritakan dalam
bacaan secara imajinatif dengan kisah yang ditemukannya dalam realita.
Pada jenjang kelas terakhir, anak sudah mampu:
1. Membentuk pengertian melalui penyusunan konsepsi secara logis dan sisteatis.
2. Menghubungkan satuan-satuan pengertian secara spekulatif guna membentuk pemahaman
secara komprehensif.
3.  Mengambil kesimpulan secara tentative berdasarkan spekulasi hubungan resiprokal,
pennolakan, dan penerimaan isi pernyataan dan bentuk-bentuk hubungan secara korelatif.
Pada saat situasi ini, anak jenjang kelas terakhir sudah mampu membaca bacaan yang
diperuntungkan bagi orang dewasa walaupun dalam proses asimilasi dann akomodasi yang
mengakibatkan ketidk seimbangan antara isi bacaan dan hasil apresiasi.
Bisa disimpulkan seperti ini :
1.  Kelas 1-2 dominan diberikan bentuk cerita bergambar.
2.  Kelas 3-4 diberikan puisi, sastra tradisional dan cerita fantasi.
3.  Kelas 5-6 diberikan puisi dan bentuk ceritan realistic kontenporer, kesejarahan, serta cerita
fiksi kelimuan.
Daftar Pustaka

Brown, Douglas H. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New York:
Addison Wesly  Longman.
Ismawati, Esti dan Faraz Umaya. 2012. Belajar Bahasa di Kelas Awal. Yogyakarta:
Ombak.
Rosdiana, Yusi. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.
Wahid, Sugira. 2004. Kapita Selekta Kritik Sastra. Makassar: Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah.
Yasa, I Nyoman,. 2012. Teori Sastra dan Penerapannya. Bandung: Karya Putra Darwati.
Zulela. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia: Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai