Anda di halaman 1dari 4

Sastra merupakan gambaran hidup dan kehidupan yang dituangkan dalam bentuk

cerita yang dipoles sehingga menarik perhatian. Kata sastra sendiri merupakan kata
yang yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu, Sas yang berarti mengarahkan,
mengajarkan atau memberi petunjuk dan -Tra yang berarti menunjukkan alat atau
sarana. Jadi Sastra berarti alat atau sarana yang digunakan untuk mengajar.

Ciri-ciri sastra anak


Ada beberapa yang menjadi ciri khas dari sastra anak yang dapat dibedakan
dengan sastra remaja atau sastra dewasa. Berikut adalah ciri-ciri sastra anak yang
dirangkum dari Suyatno (2009), Sarumpaet (2009), dan B. Nurgiyantoro (2005).
a)Tokoh yang terlibat dalam cerita diperkenalkan terlebih dahulu.
Setiap tokoh yang berperan dalam cerita atau sastra anak diperkenalkan terlebih
dahulu, sedangkan pada cerita remaja atau dewasa pengenalan tokoh dapat terjadi
ketika cerita sedang berlangsung.
b)Dalam penceritaan selalu dibarengi dengan gambar
Untuk sastra anak-anak, penceritaan diperkuat dengan gambar. Tujuan dari iringan
gambar pada penceritaan adalah untuk memperkuat penceritaan sehingga anak-anak
lebih mudah memahami cerita. Selain itu kehadiran gambar adalah salah satu sarana
untuk menarik perhatian.
c)Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
Bahasa yang digunakan dalam penceritaan cenderung mudah untuk dipahami oleh
anak-anak dan tidak menggunakan bahasa yang kompleks seperti karya sastra yang
ditujukan untuk remaja atau dewasa.
d)Desain buku bacaan yang unik untuk menarik prhatian
Desain buku untuk anak-anak cenderung berbeda dengan buku-buku remaja, buku
anak lebih menggunakan desain yang berbeda seperti bentuk yang menyerupai buah-
buahan, atau dengan kombinasi warna yang menarik perhatian.
e)Penceritaan cenderung terkait dengan kehidupan anak (keluarga, teman, guru, dll).
Penceritaan selalu dikaitkan dengan kehidupan anak-anak, sehingga pesan yang ingin
disampaikan tercapai. Meskipun penceritaan dalam bentuk fabel dan cerita fantasi,
namun penceritaan tetap berpusat pada kehidupan yang dialami anak-anak.
f)Diakhir cerita selalu menggembirakan tokoh utama.
Penceritaan dalam sastra anak selalu berakhir dengan kegembiraan pada tokoh utama
sebagai fokus penceritaan. Tidak hanya tokoh utama, tokoh antagonis dalam
penceritaanpu selalu berakhir dengan sadar dan berubah dengan sifat baik.
g)Dikaitkan dengan psikologi perkembangan anak (Operasional konkret).
Penceritaan, penggambaran, latar, dll. Selalu dikaitkan dengan psikologi anak yang
hanya dapat memahami sesuatu yang bersifat konkret.

Genre dalam KBBI artinya jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya;
sedanga. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang
memiliki seperangkat karakteristik umum (Lukens, 1999:13). Sastra Anak ternyata
tidak sesederhana yang dibayangkan. Namun elemen-elemen, teknik penyampaian,
isi, dll harus diperhatikan. Seiring dengan banyaknya jenis Sastra Anak, maka Sastra
Anak dibagi kedalam kelompok atau disebut Genre.
Ada 6 Genre dalam Sastra Anak. Kiranya kita dapat memahami masing-masing
Genre ini, untuk memudahkan kita dalam mengkategorikan Sastra Anak, dan
memberi kemudahan dalam mencari karya Sastra Anak yang sesuai untuk Anak yang
akan menikmati karya sastra tersebut.
A. Fantasi
Layaknya jenis cerita lainnya, cerita fantasi juga memiliki ciri-ciri di dalamnya.
Tentunya setiap ciri dari cerita fantasi akan menjadikannya berbeda dari jenis cerita
lainnya. Berikut adalah beberapa ciri yang dimilikinya.
1. Adanya Kejadian Keajaiban, Misteri dan Keanehan
Di dalam cerita fantasi akan mengandung unsur yang tak logis. Misalnya, seperti
adanya keajaiban, misteri maupun keanehan. Bahkan, ada juga unsur yang tak ada di
dalam dunia nyata seperti mesin waktu, karakter yang memiliki sayap, makhluk
misterius dan lain sebagainya.
Imajinasi dari sang penulis memiliki peran penting dalam proses penulisan cerita
fantasi. Pada cerita fantasi tidak memiliki Batasan dan logika yang mengengkang,
sehingga berbagai macam unsur di dalam cerita fantasi bisa dibuat sesuai dengan
keinginan serta mampu melewati batasan realita.
2. Ide Cerita Yang Terbuka
Ide yang ada di dalam cerita fantasi tidak memiliki batas kenyataan. Dengan begitu,
para penulis bisa lebih terbuka dalam mengembangkan cerita sesuai dengan keinginan
mereka. Sebagai contohnya adalah cerita fantasi yang mengambil tema supranatural,
mistis, horror, fiksi ilmiah, futuristic dan lain sebagainya.
3. Menggunakan Berbagai Macam Latar Atau Lintas Ruang dan Waktu
Selanjutnya adalah ruang dan waktu yang ada di dalam cerita fantasi biasanya
melebihi cerita atau tidak terbatas. Para penulis akan menggunakan berbagai macam
latar untuk bisa membangun cerita fantasi.
Misalnya adalah pada serial Harry Potter yang menggunakan latar tempat dunia sihir.
Di mana nantinya para karakter yang ada di dalam serial tersebut mampu
menggunakan kekuatan sihir atau bisa kembali ke masa lalu.
Lalu, latar cerita yang ada di dalam serial tersebut juga memiliki ciri khas tersendiri.
Bahkan, rangkaian cerita yang diangkat juga bisa menembus ruang dan waktu.
4. Adanya Tokoh Unik
Dalam cerita fantasi biasanya akan ada tokoh unik. Mulai dari ciri maupun watak
terkadang tidak ada di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tokoh yang memiliki
kesaktian tertentu. Atau mungkin tokoh yang mengalami peristiwa misterius yang tak
ada di dalam kehidupan sehari-hari.
Tak jarang juga dalam cerita fantasi dan tokoh yang mengalami kejadian dalam
berbagai macam jenis latar waktu. Di mana mereka bisa ada pada latar waktu serta
tempat yang berbeda zaman.
5.Memiliki Sifat Fiktif
Ciri berikutnya dari cerita fantasi adalah bersifat fiktif, itu artinya cerita fantasi tidak
ada di dalam kehidupan nyata. Alur cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau
objek nyata dalam kehidupan sehari-hari namun diberikan sentuhan unsur fantasi.
6. Bahasa
Dalam cerita fantasi akan ada penggunaan sinonim emosi yang kuat serta variasi kata
yang terbilang cukup menonjol. Bahasa yang digunakan dalam cerita fantasi selalu
bervariatif, ekspresif serta menggunakan ragam percakapan atau tidak menggunakan
bahasa formal.
Fantasi dibedakan dalam 3 kategori:
a. Cerita Fantasi
Cerita Fantasi menceritakan tema, kisah, alur konflik bahkan tokoh yang berada diluar
nalar manusia pada umumnya. Misalnya cerita Tinkerbell adalah cerita mengenai
dunia peri yang mana peri kecil ini berbentuk seperti manusia pada umumnya dan
berbicara seperti manusia pada umumnya. Namun alur cerita dan konflik serta
penyelesaiannya berada di luar realitas.
b. Fantasi Tinggi
Cerita Fantasi Tinggi diawali dengan focus konflik antara yang baik dan yang jahat.
Pembaca dibuat yakin terlebih dahulu terhadap alur cerita yang duluar realitas
manusia. contoh: film The Lord Of the Ring.

c. Fiksi Sain
Menurut Robert Heinlein fiksi sains adalah fiksi spekulatif dimana pengarang
mengambil postulat dari dunia nyata sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan
fakta dengan hukum alam (via Lukens, 1999:23). Fiksi sains biasanya menceritakan
keadaan masa depan. Seperti contoh robot yang mengasai bumi.

B. Sastra Tradisional
Sastra Tradisional adalah sastra yang bersifat turun-temurun, tidak diketahui siapa
penciptanya dan bersifat universal. Karena sifatnya yang turun-temurun dan sudah
diceritakan dari mulut ke mulut, Sastra Tradisional dibukukan supaya tidak hilang
keberadaannya. ciri-ciri seni sastra tradisional:
1. Bertutur
Sastra tradisional cenderung menggunakan bahasa yang berupa tuturan atau lisan.
Karya sastra tradisional sering kali berasal dari cerita rakyat atau mitologi yang
disampaikan melalui lisan dan diwariskan secara turun-temurun.
2. Mengandung makna simbolis
Seni sastra tradisional sering menggunakan simbol-simbol atau alegori untuk
menyampaikan pesan atau makna yang lebih dalam. Kiasan dan metafora sering
digunakan dalam karya sastra tradisional untuk menggambarkan perasaan, konflik,
atau moral.
3. Menggunakan irama dan pantun
Bentuk sastra tradisional sering kali memiliki irama yang teratur dan penggunaan
pantun. Pantun digunakan sebagai salah satu bentuk penyampaian pesan dalam sastra
tradisional.
4. Menceritakan kisah yang didasarkan pada kearifan lokal
Seni sastra tradisional seringkali mengisahkan kisah yang berhubungan dengan
kebudayaan lokal, seperti cerita legenda, mitologi, atau cerita rakyat yang melekat
dalam suatu wilayah atau masyarakat tertentu.
5. Menggunakan bahasa khas daerah
Bahasa yang digunakan dalam karya sastra tradisional seringkali merupakan bahasa
khas daerah atau bahasa vernakular yang menjadi ciri khas dari suatu budaya atau
komunitas tertentu.

Sastra Tradisional dibagi menjadi 6 kategori;


a. Fabel
Fable adalah cerita tentang dunia binatang. Dalam penceritaannya merupakan
personifikasi dari manusia. dalam hal ini binatang yang diceritakan sebenarnya
menggambarkan tingkah laku manusia. fabel dibuat dengan tujuan memberikan nilai
moral pada pembaca dengan tetap mengembangkan imajinasinya. Contoh binatang
yang sering dijadikan tokoh dalam fabel adalah, Kancil, Kera, Kura-kura, Tupai, dll.

b. Dongeng Rakyat
Dongeng adalah salahsatu bentuk cerita tradisional yang biasanya dijadikan
penghantar tidur oleh orangtua kepada anaknya. Selain sebagai penghantar tidur,
dongeng juga dimaksudkan untuk mengajarkan ajaran moral kepada anak dengan
jalan menceritakan dongeng. Dongeng biasanya menceritakan tokoh baik dan jahat
yang pastinya akan dimenangkan oleh tokoh yang baik. Contoh: bawang merah dan
bawang putih.

c. Mitos
Mitos adalah cerita yang belum diyakini kebenarannya. Mitos biasanya cerita
mengenai hal-hal yang gaib, pendewaan, atau asal-usul terjadinya sesuatu. Meskipun
belum diketahui kebenarannya, masyarakat masih menerima dan beberapa
meyakininya. Contoh : mitos tentang Nyi Roro Kidul.

d. Legenda
Legenda sebenarnya mirip-mirip dengan mitos. Bedanya jika mitos kerap
berhubungan dengan hal-hal gaib, Legenda justru lebih kepada tokoh-tokoh sejarah.
Meskipun kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan, namun masyarakat
masih dapat menerimanya.

e. Epos
Epos adalah cerita berbentuk syair atau puisi yang pengarangnya tidak jelas. Epos
menceritakan tentang sosok kepahlawanan yang sifat-sifatnya diluar jangkauan
manusia pada umumnya. Latar waktu dan tempat dalam cerita Epos juga tidak jelas
dimana dan kapan.

Anda mungkin juga menyukai