A. Pengertian Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan binatang/hewan yang berperilaku
seperti manusia. Fabel merupakan cerita fiksi atau khayalan belaka. Dalam fabel terkadang
memasukkan karakter minoritas berupa manusia. Fabel juga disebut dengan cerita moral
karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral.
Definisi fabel adalah jenis dongeng yang menceritakan mengenai kehidupan hewan
dimana hewan-hewan tersebut dapat berperilaku seperti manusia. Fabel juga dapat
diartikan sebagai suatu cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh utama.
Dalam cerita fabel, hewan memiliki perasaan, berbicara, berpikir, bersikap, dan memiliki
emosi layaknya manusia pada umumnya.
Pada umumnya, fabel dibuat untuk mendidik anak-anak karena biasanya mereka
menyukai tokoh binatang. Tujuan fabel adalah agar anak-anak mencontoh tokoh yang baik
dan tidak mencontoh tokoh yang buruk.
B. Ciri-Ciri Fabel
C. Jenis-jenis Fabel
Berdasarkan asal dan ruang lingkupnya, fabel di bagi menjadi:
Fabel lokal/kedaerahan, yaitu fabel yang berasal dari daerah dan penyebarannya
terbatas pada ruang lingkup daerah itu sendiri
Fabel nusantara, yaitu fabel yang berasal dari daerah dan telah menyebar ke seluruh
pelosok nusantara.
Fabel internasional, yaitu fabel yang berasal dari suatu negara dan telah menyebar ke
seluruh dunia.
Fabel koda, yaitu fabel yang menampilkan pesan secara jelas (eksplisit) di akhir cerita.
Fabel tanpa koda, yaitu fabel yang tidak menampilkan pesan yang jelas di akhir cerita
namun hanya tersirat (implisit) dalam cerita.
Fabel jenaka, yaitu fabel yang mengandung cerita lucu dan mengundang tawa
pembaca
Fabel tragedi, yaitu fabel yang mengandung cerita sedih dan mengundang keprihatinan
pembaca.
Fabel romantika, yaitu fabel yang mengandung kisah romantis dan percintaan.
Fabel heroik, yaitu fabel yang mengandung cerita kepahlawanan dan perjuangan
1. Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci
yang diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada
cerita
2. Tokoh: orang/hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau
antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu). Ciri tokoh utama adalah (1) sering
dibicarakan; (2) sering muncul; dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan
cerita). Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
3. Penokohan: pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang
disukai atau tokoh antagonis/yang tidak disukai. Watak tokoh dapat disimpulkan dari
penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau
komentar/narasi penulis terhadap tokoh.
4. Alur: Jalannya cerita. Dibedakan menjadi 3. Alur maju, mundur, dan campuran. Tetapi
dalam fabel, alur yang biasanya digunakan adalah alur maju, yaitu diceritakan secara
kronologis.
5. Setting atau latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada
tiga jenis latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
6. Sudut pandang: Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam
menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan
dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang
merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Sudut
pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan
sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua,
yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-
tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua
bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang
orang ketiga pengamat.
7. Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat
disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.