Anda di halaman 1dari 9

HAKIKAT SASTRA ANAK

Epitome/Kerangka Isi:
Bab II ini berisi uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan
sastra anak. Secara rinci, bab III ini memuat:
1. Hakikat Sastra Anak
2. Genre Sastra Anak
3. Ciri Sastra Anak
4. Fungsi Sastra Anak
5. Unsur Pembangun Sastra Anak
6. Karya Sastra yang Berbentuk Cerita
7. Sastra Anak Sebagai Sarana Pembelajaran Bahasa dan Sastra
8. Strategi Pembelajaran Sastra Anak

Capaian Pembelajaran
Setelah membahas bab III ini, mahasiswa memiliki pengetahuan
tentang sastra anak dengan indikator sebagai berikut.
1) menguasai pengetahuan tentang sastra anak,
2) menguasai pengetahuan tentang genre sastra anak,
3) menguasai pengetahuan tentang ciri-ciri sastra anak,
4) menguasai pengetahuan tentang fungsi sastra anak.
5) menguasai pengetahuan tentang unsur-unsur yang membangun
sastra anak
6) mampu manganalisis unsur-unsur yang membentuk sastra anak
7) menguasai pengetahuan tentang sastra anak yang berbentuk
cerita,
8) menguasai strategi pembelajaran sastra anak
Penata Awal
Sebelum mendalami isi bab III ini, Saudara menetapkan tujuan
menguasai materi ini dengan membaca epitome/kerangka isinya.
Selanjutnya, bacalah bagian demi bagian bab ini, sehingga Saudara akan
memiliki pemahaman tentang isinya. Berdasarkan pemahaman itu,
Saudara dapat menulis garis-garis besar isinya. Jangan lupa, pada akhir
bab ini Anda dituntut mengerjakan beberapa tugas/soal.

Uraian Materi
Saudara, pembelajaran kita kali ini adalah seputar sastra anak.
Materi pembelajaran ini bertujuan memberi bekal pemahaman tentang
apa dan bagaimana sastra anak dan cara membelajarkan sastra anak
tersebut. Untuk itu materi ini dibagi menjadi lima komponen yaitu
komponen pertama adalah hakikat sastra anak, komponen kedua adalah
ciri sastra anak, komponen ketiga adalah fungsi sastra anak, komponen
keempat adalah Unsur Pembangun Sastra Anak, dan kelima adalah
Pembelajaran Sastra Anak. Jadi, untuk lebih jelasnya silakan cermati
uraian berikut ini.

1.1 Hakikat Sastra Anak


Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar orang
menyebutkan atau mengucapkan kata sastra anak, cerita anak atau
bacaan anak. Namun kenyataannya, istilah sastra anak dalam beberapa
kamus istilah sastra, seperti Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1990: 7-1-
72) dan Kamus Istilah Sastra (Zaidan, et al. 1994: 181-184) tidak
ditemukan tema itu. Demikian juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988: 786-787) atau Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Kamisa, 1997:
473) pun tidak kita temukan tema atau subtema sastra anak. Lalu, kita
pun bertanya-tanya; apa pengertian dari sastra anak itu?
Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang dirangkaikan
menjadi satu kata, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata sastra
berarti 'karya seni imaginative dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediunikun bahasa' (Wellek, 1989). Karya seni imajinatif yang
bermedium bahasa itu dapat ditemukan dalam bentuk tertulis ataupun
dalam bentuk lisan. Sementara ilu, kata anak di sini diartikan sebagai
'manusia yang masih kecil' (KBBI, 2013: 31) atau 'bocah' (KBBI, 2013:
123). Tentu pengertian anak yang dimaksud di sini bukan anak balita dan
bukan pula anak remaja, melainkan anak yang masih berumur antara 6-
13 tahun, usia anak sekolah dasar. Jadi. secara sederhana istilah sastra
anak dapat diartikan sebagai 'karya seni yang imajinatif dengan unsur
estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa. baik lisan ataupun
tertulis, yang secara khusus dapat dipahaminya oleh anak-anak dan berisi
tentang dunia yang akrab dengan anak-anak'.
Sarumpaet (2010: 21) menyatakan bahwa sastra anak adalah
karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus dikerjakan oleh orang tua.
Artinya, sastra anak ditulis oleh orang tua untuk anak. Orang tua jugalah
yang mengedit, mengilustrasi, mencetak, menerbitkan, mendistribusikan,
memilihkannya di rumah atau di sekolah, sering membacakannya, dan
sesekali membicarakannya. Orang dewasa pulalah yang membimbing
anak dalam memilih dan mengusahakan bacaan yang baik bagi anak.
Sebenarnya, tidak semua sastra anak itu ditulis oleh orang tua.
Penulis sastra anak dapat juga dilakukan oleh anak-anak itu sendiri,
misalnya anak yang telah berumur sepuluh atau sebelas tahun ke atas,
sudah dapat menulis puisi atau catatan harian dalam majalah Bobo dan
sebagainya. Memang pada umumnya sastra anak itu ditulis oleh orang
dewasa atau orang tua untuk anak-anak. Sementara itu, istilah cerita
anak merupakan istilah yang umum untuk menyebut sastra anak yang
semata-mata bergenre prosa, seperti dongeng, legenda, mite yang diolah
kembali menjadi cerita anak, dan tidak termasuk jenis puisi anak atau
drama anak. Istilah bacaan anak lebih menekankan pada media tertulis,
bahasa tulis, dan bukan bahasa lisan. Bacaan anak tidak terbatas pada
hal-hal yang bersifat fantasi atau sastra, tetapi juga bacaan yang bersifat
pengetahuan, keterampilan khusus, komik atau cerita bergambar, cerita
rakyat, dan sebagainya.
Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam
kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Sifat sastra anak lebih menonjolkan unsur fantasi. Sifat fantasi ini
terwujud dalam eksplorasi dari yang serba mungkin dalam sastra anak.
Anak-anak menganggap segala sesuatu, baik benda hidup maupun benda
mati, itu berjiwa dan bernyawa, seperti diri mereka sendiri. Segala
sesuatu itu masing-masing dianggap mempunyai imbauan dan nilai
tertentu. Di situlah letak kekhasan hakikat sastra anak, yaitu bertumpu
dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap
sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan mereka
(Sarumpaet, 1976: 29).

1.2 Genre Sastra Anak


Seperti halnya sastra dewasa, sastra anak juga memiliki genre. Genre
sasta menurut Lukens (2003:13) adalah tipe atau suatu macam
kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum. Sedangkan
Mitchell (2003: 5-6) menyatakan bahwa genre adalah tipe atau kategori
pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan atas stile,
bentuk, atau isi. Berdasrkan kedua pandangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa genre sastra adalah tipe atau kategori kesastraan anak yang
memiliki karakteristik yang dapat dilihat berdasarkan atas stile, bentuk,
atau isi.
Menurut Nurgiyantoro (2019: 17) genre sastra anak dapat saja
dianalog dengan genre sastra dewasa, yaitu dalam tiga besar genre puisi,
fiksi, dan drama. Dengan demikian pembicaraan tentang sastra anak
menjadi sederhana. Namun, sastra anak faktanya tidak sederhana. Lukens
(2003:14-34) mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam
yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, Sastra Tradisional, Puisi, dan
Nonfiksi. Dengan demikian jika genre sastra digolongkan berdasarkan
genre sastra dewasa dan genre menurut Lukens, maka genre sastra anak
terdiri atas fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisional, dan komik dengan
masing-masing memiliki subgenre.
a. Fiksi
Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya karangan ditulis secara
prosa, bentuk uraian menggunakan kalimat relatif panjang dan format
penulisan memenuhi halaman dari margin kiri ke kanan. Disamping ada
narasi, fiksi juga menampilkan dialog yang ditampilkan secara
bergantian. Dilihat dari segi isi, fiksi menampilkan cerita khayalan yang
tidak menunjukkan pada kebenaran factual atau sejarah. Tokoh dan
peristiwa yang diceritakan memungkinkan ada dan terjadi di dunia
nyata walaupun tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi.
Menurut Nurgiantoro (2019:32) fiksi yang perlu dikaji adalah fiksi
modern. Fiksi modern adalah cerita yang ditulis relative baru,
pengarang jelas, dan beredar sudah dalam bentuk buku atau cetakan
lewat media massa seperti koran dan majalah. Cerita jenis ini bisa
diyulis oleh siapa saja, namun harus ditujukan untuk anak dan ditulis
dengan sudut pandang anak. Cerita yang dapat digolongkan ke dalam
genre fiksi ini adalah cerita fantasi, fiksi formula, cerita realisme, dan
fiksi sejarah.
1) Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai the willing suspension of
disbelief (Coleridge, via Lukens, 1999:20). Fantasi berupa cerita
di samping dunia realitas. Artinya ada penyimpangan yang sulit
diterima oleh logika. Namun karena penyajian yang unik cerita
fantasi kemudian dapat diterima. Fantasi dibedakan dalam 3
kategori yaitu:
a) Cerita Fantasi
Cerita Fantasi menceritakan tema, kisah, alur konflik
bahkan tokoh yang berada diluar nalar manusia pada
umumnya. Misalnya cerita Tinkerbell adalah cerita mengenai
dunia peri yang mana peri kecil ini berbentuk seperti
manusia pada umumnya dan berbicara seperti manusia pada
umumnya. Namun alur cerita dan konflik serta
penyelesaiannya berada di luar realitas.
b) Fantasi Tinggi
Cerita Fantasi Tinggi diawali dengan focus konflik
antara yang baik dan yang jahat. Pembaca dibuat yakin
terlebih dahulu terhadap alur cerita yang duluar realitas
manusia. contoh: film The Lord Of the Ring.
c) Fiksi Sain
Menurut Robert Heinlein fiksi sains adalah fiksi
spekulatif dimana pengarang mengambil postulat dari dunia
nyata sebagaimana yang kita ketahui dan mengaitkan fakta
dengan hukum alam (via Lukens, 1999:23). Fiksi sains
biasanya menceritakan keadaan masa depan. Seperti contoh
robot yang mengasai bumi.
2) Fiksi Formula
Fiksi Formula adalah jenis karya sastra yang memiliki pola-
pola tertentu yang membedakannya dengan karya-karya lain.
Fiksi Formula dalam pengembangannya lebih dibatasi. Ada 3
jenis karya Fiksi Formula yaitu
a) Cerita Misterius dan Detektif
Cerita Misterius menuliskan cerita yang memancing
rasa keingintahuan pembaca, dan membuat pembaca
menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sedangkan Detektif adalah cerita mengenai penelitian
yang dilakukan oleh seorang tokoh untu memata-matai
suatu hal.
b) Cerita Romantis
Cerita Romantis erat kaitannya dengan romansa
antara laki-laki dan perempuan.
c) Novel Serial
Novel Serial adalah jenis novel dengan edisi terpisan
namun masih dalam koridor satu kesatuan. Untuk Novel
Serial anak-anak, usahakan alur atau tokoh tidak
mengalami perubahan yang berarti. Hal ini dimaksudkan
supaya anak-anak lebih mudah memahami dan menikmati
alur cerita.

3) Cerita Realisme
Realisme-Real dapat diartikan sebagai sesuatu yang
nyata, dikisahkan berdasarkan kejadian nyata atau bisa saja
tidak benar-benar terjadi tetapi masih dikatakan real karena
merupakan rangkaian peristiwa yang ada dalam kehidupan
manusia. diceritakan secara logis atau masuk akal. Alur cerita,
konflik dan penyelesaiannya juga harus diceritakan secara
lugas, logis, dan masuk akal. Karya sastra realism dikategorikan
ke dalam 5 kelompok yakni;
a) Cerita Realisme
Cerita Realisme berarti mengisahkan tokoh dalam hal ini
protagonis yang berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi
dalam alur cerita. Antara tokoh, alur dan konflik harus saling
berkaitan. Permasalahan dalam alur cerita dapat berupa
persoalan pribadi, persoalan antar individu, dan persoalan
social. Untuk cerita anak, buatlah cerita realism yang
sederhana namun tetap mempertahankan kelogisan cerita.
Penulis harus mampu mempengaruhi anak terhadap
penyelesaian yang berada di luar perkiraannya. Hal ini dapat
berdampak pada peningkatan nilai moral, maupun social
pada anak
b) Realisme Binatang
Perlu diperhatikan realisme binatang berbeda dengan
fable atau cerita tentang dunia hewan yang bersifat fiksi.
Realisme Binatang disini menggambarkan binatang dalam
artian sesungguhnya tanpa adanya unsur fiksi yang
menggambarkan hewan dapat berbicara layaknya manusia.
Realisme Binatang menceritakan tentang bentuk tubuh
binatang itu sendiri, habitat, cara bertahan hidup, makanan,
adaptasi, proses berkembang biak dan lain-lain. Untuk
menarik perhatian anak terhadap Realisme Binatang, perlu
penulisan cerita yang menarik namun tetap logis. Misalnya
seekor singa yang menemukan cara bertahan hidup, atau
kehidupan seekor singa di alam liar, dan sebagainya.
c) Realisme Historis
Adalah cerita tentang sejarah, yang berarti cerita
yang terjadi di masa lampau yang kembali diceritakan.
Meskipun penceritaan dilakukan pada masa kini,
penggambaran cerita seperti tokoh, alur, suasana, konflik
haruslah sesuai dengan yang terjadi di masa lampau.

d) Realisme Olahraga
Adalah cerita yang berkaitan dengan dunia olehraga
seperti sepakbola, badminton, basket, renang, dll. Hal-hal
yang diceritakan dapat berupa tokoh seperti David Backham
tokoh dalam dunia sepakbola, Michael Jordan tokoh dalam
dunia basket, dll. Dapat juga cerita tentang bagaimana cara
melakukan olahraga tersebut dan manfaat olahraga
tersebut.
4) Fiksi Sejarah
Fiksi sejarah merupakan cerita realistis masa lalu latau
latar waktunya masa lalu dengan kisahan waktu yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai