Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEORI DAN APRESIASI SASTRA

“GENRE SASTRA ANAK”

Oleh kelompok 4 :

ADELA KHALISA FITRI (21129333)

RANTI JULIA (21129290)

NUR HAFIZAH ( 21129085)

ANGGUR REKSA PUTRI RULEF ( 21129014)

STEVANY (21129311)

Dosen pengampu :

Dra.Elfia Sukma,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TP 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami kelompok 4 dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ SASTRA ANAK” tepat pada waktunya .

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
ibuk Dra.Elfira sukma,M.Pd pada mata kuliah teori dan apresiasi sastra, selain itu,
makalah ini juga betujuan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian,
agar makalah ini lebih baik dan berguna untuk masa yang akan datang.

Bukittinggi, 16 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ii

A. LATAR BELAKANG ......................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 1
C. TUJUAN .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Genre Sastra Anak ............................................................. 3


B. Genre Sastra Anak................................................................................ 6
C. Ciri-ciri dan Struktur Genre Sastra Anak ............................................. 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 14

A. KESIMPULAN .................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut
masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman
yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri kepada anak. Dan dalam sastra anak
juga memiliki genre . Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe
kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori
pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk , atau isi.

Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu


realism,fiksi formula,fantasi,sastra tradional, puisi, dan nonfiksi dengan masing –
masing memiliki bebrapa jenis lagi. Genre drama tidak dimasukkan karena
menurutnya , drama baru lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan
semata- mata urusan bahasa sastra.genre sastra anak yang diusulkan cukup
dibedakan ke dalam fiksi, nonfiksi,puisi, serta buku gambar dan komik dengan
masing – masing memiliki subgenre. Dasar pembagiannya adalah bentuk
pengungkapan dan isi yang di ungkapkan . sebagaimana lukens dan argumentasi
yang sama, genre drama sementara tidak dimasukkan kedalam pembagian genre
ini.

Sehingga pada makalah ini kami akan membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan pengertian genre sastra anak, genre sastra anak serta ciri-ciri dan struktur
genre sastra anak

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Apa pengertian genre sastra anak ?
2. Apa saja yang termasuk dalam genre sastra anak ?
3. Bagaimana ciri-ciri dan struktur genre sastra anak ?

1
C. TUJUAN
Tujuan penulis terhadap makalah ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian genre sastra anak
2. Untuk mengetahui hal-hal tentang genre sastra anak
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur genre sastra bagi anak
4. Untuk memenuhi tugas kelompok mengenai genre sastra anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Genre Sastra Anak


Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang
memiliki seperangkat karakteristik umum (Lukens,1999:13) . Atau, menurut
Mitchell (2003 :5-6) genre menunjuk pada pengertian tipe atau kategori
pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau
isi. Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre
sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemen-
elemen itu yang menunjukkan perbedaan dengan elemen pada genre yang
lain.
Pembicaraan genre dalam sastra anak . Yang jelas adanya pembagian genre
akan memudahkan pembicaraan (dan penulisan) tentang sastra anak . Lukens
(1999:14) mengemukakan beberapa alasan perlunya pembicaraan genre, yaitu
1. Memberikan kesadaran kepada kita bahwa pada kenyataannya
terdapat berbagai genre sastra anak selain cerita atau lagu-lagi
bocah yang telah familiar, telah dikenal dan diakrabi
2. Elemen struktural sastra dalam tiap genre berbeda
3. Memperkaya wawasan terhadap adanya kenyataan sastra yang
bervariasi yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk
memilihkannya bagi anak

Walau mengaku sering terjadi ketumpang tindihan, Lukens


mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme,
fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-
masing mempunyai beberapa jenis lagi .

1. Realisme
Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang
dikisahkan itu mungkin saja ada dan terjadi walaupun tidak harus

3
bahwa ia memang benar-benar ada dan terjadi . Peristiwa dan
jalinan peristiwa yang dikisahkan masuk akal, logis .Jadi,
karakteristik umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang
menampilkan tokoh dengan karakter yang menarik yang dikemas
dalam latar tempat dan waktu yang dimungkinkan .Ada beberapa
cerita yang dapat dikategorikan ke dalam realisme
yaitu
 Cerita realistis.
 Realisme binatang.
 Realisme historis.
 Cerita olah raga.
2. Fiksi Formula
Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula karena memiliki
pola-pola tertentu yang membedakannya dengan dengan jenis yang
lain . Walaupun hal itu tidak mengurangi orisinalitas cerita yang
dikreasikan oleh penulis, keadaan itu mau-tidak mau merupakan
sesuatu yang bersifat membatasi . Jenis sastra anak yang dapat
dikategorikan kedalam fiksi formula adalah
 Cerita misteri dan detektif
 Cerita romantic.
 Novel serial
3. Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai the willing suspension of disbelief
(Coleridge, via lukens, 1999:20) cerita ini menawarkan sesuatu
yang sulit diterima . Fantasi sering juga disebut sebagai cerita
Fantasi (literary fantasy) dan perlu dibedakan dengan cerita
rakyat fantasi (folk fantasy) yang tak pernah dikenali siapa
penulisnya- mencoba menghadirkan sebuah dunia lain (other
world) disamping dunia realitas . Cerita fantasi dikembangkan
lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai

4
sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca . Jenis sastra anak yang
dapat dikelompokkan ke dalam antasi ini adalah
 Cerita fantasi.
 Fantasi tingkat tinggi.
 Fiksi sains.
4. Sastra Tradisional
Istilah "tradisional" dalam kesastraan (traditional Literature atau
folk literature) menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dan cerita
yang telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa
penciptanya, dan dikisahkan turun-temurun secara lisan .Jenis
cerita yang dikelompokkan kedalam genre ini adalah
 Fabel
 Dongeng rakyat.
 Mitologi.
 Legenda.
 Epos.
5. Puisi
Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat
pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek
keindahan . Bahasa puisi tentulah singkat dan padat, dengan sedikit
kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak .
Pendayagunaan unsur bahasa untuk memperoleh keindahan itu,
antara lain dapat dicapai lewat permainan bunyi yang biasanya
berupa berbagai bentuk perulangan untuk memperoleh efek
persajakan dan irama yang melodius . Genre puisi anak dapat
berwujud
 Puisi-puisi lirik.
 Tembang-tembang anak tradisional.
 Lirik tembang-tembang ninabobo.
 Puisi naratif.

5
6. Nonfiksi
Lukens juga mengemukakan sebagian orang yang bersifat purists
bisa jadi menolaknya. Namun, pada kenyataannya terdapat
sejumlah buku bacaan nonfiksi yang ditulis dengan kadar artistik
yang tinggi, dengan memperhitungkan pencapaian efek estetik
lewat pemilihan unsur-unsur style secara tepat. Tentu saja tidak
semua buku nonfiksi dapat dimasukkan kedalam genre ini,
khususnya buku-buku yang tidak memperhatikan keharmonisan
bentuk bahasa dan isi. Bacaan nonfiksi yang sastra ditulis secara
artistic sehingga jika dibaca oleh anak-anak akan memperoleh
pemahaman dan sekaligus kesenangan. Ia akan membangkitkan
pada diri anak perasaan keindahan yang berwujud efek emosional
dan intelektual .

B. Genre Sastra Anak


Pembagian genre sastra anak berdasarkan analogi pembagian genre sastra
dewasa dengan masih memanfaatkan pembagian Lukens . Genre sastra anak
cukup dibedakan ke dalam fiksi, non fiksi, puisi, dan komik
1. FIKSI
Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya, karangan ditulis
secara prosa bentuk uraian dengan kalimat relatif panjang, dan
format penulisan memenuhi halaman dari margin kiri ke kanan . Di
samping ada narasi, fiksi juga menampilkan dialog yang
ditampilkan secara bergantian . Dilihat dari segi isi, fiksi
menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada kebenaran
faktual atau sejarah . Tokoh dan peristiwa yang dikisahkan
memiliki kemungkinan untuk ada dan terjadi di dunia nyata.
Berdasarkan waktu kemunculan dan penulisannya, fiksi dapat
dibedakan ke dalam
 Fiksi tradisional, atau cerita tradisional (folktale,folklore)
adalah cerita yang telah muncul ratusan tahun yang lalu,

6
baik yang diwariskan dalam bentuk tulisan (tangan) maupun
secara lisan secara turun-temurun, dan tidak pernah
diketahui pengarangnya.
 Fiksi moderm adalah cerita yang ditulis relatif baru,
pengarang jelas, dan beredar sudah dalam bentuk buku atau
cetakan lewat media massa seperti Koran dan majalah.

2. NONFIKSI
Yaitu karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah,
atau sesuatu yang lain yang memiliki kerangka acuan pasti seperti
karangan "ilmiah" yang dihasilkan anak-anak dalam pelajaran
mengarang di sekolah . Dilihat secara bentuk bahasa karya nonfiksi
adalah berupa prosa, tetapi isinya bukan cerita imajinatif . Contoh
konkret genre ini adalah karangan yang dikategorikan realisme oleh
Lukens, yaitu realisme binatang, realisme historis, dan cerita olah
raga, serta karya nonfiksi yang berwujud buku informasi dan
biografi .

3. PUISI
Dilihat secara bentuk, puisi hadir dengan bahasa singkat padat,
larik-larik pendek yang mungkin membentuk bait-bait, dan secara
format penulisan tidak memenuhi halaman dari sampai kanan
Dilihat secara isi, pada umumnya puisi merupakan suatu bentuk
ekspresi, deskripsi, kontemplasi, protes, dan bahkan narasi tentang
berbagai hal persoalan kehidupan termasuk keadaan alam .
Dilihat dari waktu kemunculannya, puisi juga dapat dibedakan ke
dalam
1. Puisi tradisional adalah puisi yang tidak pernah
diketahui waktu penulisan dan siapa pengarangnya.
Ia dapat berupa tulisan, seperti pantun dan syair,

7
tetapi dapat juga berupa "bentuk" lisan yang
mewaris secara turun-temurun.
2. Puisi anak modem Adalah puisi yang ditulis dalam
waktu kini, ada pengarangnya, dan tersebar lewat
buku atau media massa koran dan majalah .

 Jenis – jenis puisi


1.Pantun Jenis-jenis puisi yang pertama adalah
pantun. Secara makna pantun adalah jenis puisi lama
yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas
empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih
dari empat baris dan selalu genap, contohnya dua
baris sampir dan dua baris isi.
2. Puisi Lama Puisi lama merupakan jenis mantra
merupakan jenis puisi yang diciptakan dalam
kepercayaan animism, biasanya dibacakan dalam
acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata
yang dapat menimbulkan efek bunyi magis.
3. Syair Jenis puisi terdiri dari larik empat bait dan
bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal,
dan gurindam merupakan jenis puisi lama yang
terdiri atas dua baris, berirama sama, isinya baris
pertama adalah sebab sedangkan baris kedua berisi
akibat.
4. Puisi Modern Istilah puisi modern terdiri dari
puisi naratif yang digunakan untuk menyampaikan
suatu cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu epic,
romansa dan balada. Jenis kedua puisi modern
adalah puisi yang digunakan untuk mengungkapkan
mengungkapkan gagasan penyair,jenis terakhir puisi

8
modern adalah puisi deskriptif, yaitu puisi yang
mengemukakan pendapat serta kesan penyair.

4. KOMIK
Komik adalah cerita bergambar dengan sedikit tulisan, bahkan
kadang-kadang ada gambar yang tanpa tulisan karena gambar-
gambar itu sudah "berbicara " sendiri . Rangkaian gambar pada
komik biasanya didominasi oleh gambar aksi membentuk sebuah
alur cerita. Berdasarkan isi cerita, komik juga dapat ke dalam
komik fiksi dan komik nonfiksi.

C. Ciri-ciri dan Struktur Sastra Anak

1. Ciri-ciri Sastra Anak


Riris K. Toha – Sarumpaet ( 1876 : 29- 32 ) mengemukakan bahwa
ada 3 ciri yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra
orang dewasa :
1) Unsur pantangan Unsur pantangan merupakan unsur yang secara
khusus berkenaan dengan tema dan amanat. Secara umum dapat
dikatakan bahwa sastra anak 5 menghindari atau pantangan
terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut masalah seks, cinta
yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian, kekejaman,
prasangka buruk, kecurangan yang jahat dan masalah kematian.
2) Penyajian dengan gaya secara langsung Adalah bahwa sajian
cerita merupakan deskripsi secara singkat dan langsung menuju
sasaranya, mengetengahkan gerak yang dinamis, dan jelas sebab-
sebabnya.

9
3) Fungsi terapan. Fungsi terapan adalah sajian cerita yang harus
bersifat informatif dan mengandung unsur-unsur yang bermanfaat,
baik untuk pengetahuan umum, keterampilan khusus, maupun
untuk pertumbuhan anak.Fungsi terapan dalam sastra anak ini
ditunjukan oleh unsur-unsur instrinsik yang terdapat pada teks
karya sastra anak itu sendiri ,misalnya dari judul petualangan
Sinbad akan memberi informasi tokoh asing .Jadi Sastra dapat
berfungsi sebagai sarana hiburan (estetis) dan sekaligus media
untuk mendidik (didaktis) seorang anak.

Menurut Puryanto (2008) ada 7 ciri-ciri sastra anak


1) Mengandung tema yang mendidik.
2) Alurnya lurus dan tidak berbelit-belit.
3) Menggunakan setting yang ada disekitar atau yang ada di dunia
anak.
4) Tokoh dan penokohan mengandung keteladanan yang baik.
5) Gaya bahasanya mudah dipahami
6) Sudut pandang yang tepat
7) Imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak

2. Struktur Karya Sastra


Berikut ini terdapat beberapa struktur karya sastra, terdiri atas:
1) Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi
Sebuah karya sastra mengandung unsur intrinsik serta unsur
ekstrinsik. Keterikatan yang erat antarunsur tersebut dinamakan
struktur pembangun karya sastra. Unsur intrinsik ialah unsur yang
secara langsung membangun cerita dari dalam karya itu sendiri,
sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang turut membangun
cerita dari luar karya sastra. Unsur intrinsik yang terdapat dalam
puisi, prosa, dan drama memiliki perbedaan, sesuai dengan ciri dan
hakikat dari ketiga genre tersebut. Namun unsur ekstrinsik pada

10
semua jenis karya sastra memiliki kesamaan. Unsur intrinsik
sebuah puisi terdiri dari tema, amanat, sikap atau nada, perasaan,
tipografi, enjambemen, akulirik, rima, citraan, dan gaya bahasa.
Unsur ekstrinsik yang banyak mempengaruhi puisi antara lain:
unsur biografi, unsur kesejarahan, serta unsur kemasyarakatan.

2) Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Prosa


Unsur intrinsik (struktur dalam) prosa terdiri dari tema dan amanat,
alur, tokoh, latar, sudut pandang, serta bahasa pengekspresian.
Latar berkaitan erat dengan tokoh dan alur. Latar adalah seluruh
keterangan mengenai tempat, waktu, serta suasana yang ada dalam
cerita. Latar tempat terdiri dari tempat yang dikenal, tempat tidak
dikenal, serta tempat yang hanya ada dalam khayalan. Latar waktu
ada yang menunjukkan waktu dengan jelas, namun ada pula yang
tidak dapat diketahui secara pasti.

3) Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Drama


D. Tema
Tema menurut Stanton dan Keny (Nurgiyantoro, 2000 : 67) Unsur
intrinsik drama terdiri dari: tema, plot, tokoh, dialog, karakter, serta
latar.
adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
Sedangkan tema menurut Hartoko dan Rahmanto
(Nurgiyantoro, 1995 : 67) adalah gagasan dasar umum yang
menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di
dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut
persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan. Tema
sering juga disebut sebagai ide atau gagasan yang
mendukung tempat utama dalam pikiran pengarang dan
sekaligus menduduki tenpat utama dalam cerita.

11
E. Plot
Alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang
disusun secara kronologis. Alur dibangun oleh beberapa
peristiwa yang biasa disebut unsur alur. Unsur-unsur alur
ialah:
a) Perkenalan
b) Pertikaian/konflik
c) Puncak / klimaks
d) Peleraian
e) Akhir

F. Latar
Latar adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan,
(Nurgiyantoro, 2000 :216). Latar adalah segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang
dan suasana tejadinya peistiwa dalam suatu karya sastra
(Sudjiman, 1986 : 46 via Nurgiyantoro). Secara terperinci
latar meliputi penggambaran lokasi geografis termasuk
topografi, pemandangan, sampai kepada perlengkapan
sebuah ruangan: pekerjaan atau kesibukan sehari-hari para
tokoh, waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim
terjadinya, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial dan
emosional para tokoh.

G. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah bentuk persona yang dipergunakan
disamping mempengaruhi perkembangan cerita dan
masalah yang diceritakan, juga kebebasan dan keterbatasan,
ketajaman, ketelitian dan keobjektifan terhadap hal-hal yang

12
diceritakan. Sedangkan menurut Saad (via Rachmat Djoko
Pradipo, 1995 :75) sudut pandang adalah cara bercerita dari
titik pandang mana atau siapa cerita itu dikisahkan,
(Nurgiyantoro, 2000 : 246). Sudut pandang menerangkan
“siapa yang bercerita”, sudut padang ini penting untuk
memeproleh gambaran tentang kesatuan cerita.

H. Moral
Moral menurut Daves (1987 : 7 via Nurgiyantoro) bahwa
dalam moral terkandung nilai kesusilaan yang merupakan
aturan-aturan atau hukum yang membentuk larangan.
Penegasan Daves, moral yang berhubungan dengan
kesusilaan kaidah atau hukum lebih spesifik pada tatanan
norma yang dibuat dan diciptakan manusia sebagai norma
dalam pergaulan masyarakat. Sebuah karya fiksi ditulis oleh
pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang
diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam
sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan
pandangannya tentang moral melalui cerita, sikap, dan
tingkah laku tokoh-tokoh usulan pembaca diharapkan dapat
mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang
disampaikan.

I. Bahasa
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa dalam sastra dicirikan sebagai bahasa (yang
mengandung unsur) emotif dan bersifat konotatif sebagai
kebalikan bahasa nonsastra. (Wellek dan Warren, 1956: 2-3
via Nurgiyantoro). Bahasa dalam sastra anak akan berbeda

13
dengan bahasa sastra pada umumnya, karena sastra anak
diperuntukkan bagi anak maka bahasanya pun harus
disesuaikan dengan bahasa anak sehari-hari, dipergunakan
oleh anak-anak pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari
yang bersifat lugas dan mudah dicerna.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. (Lukens,1999:13) . Atau, menurut Mitchell (2003 :5-6) genre
menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya
sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi.
2. Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam
macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional,
puisi, dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai beberapa
jenis lagi .
3. Menurut Puryanto (2008) ada 7 ciri-ciri sastra anak
 Mengandung tema yang mendidik.
 Alurnya lurus dan tidak berbelit-belit.
 Menggunakan setting yang ada disekitar atau yang ada di
dunia anak.
 Tokoh dan penokohan mengandung keteladanan yang baik.
 Gaya bahasanya mudah dipahami
 Sudut pandang yang tepat
 Imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak
4. Unsur intrinsik drama terdiri dari: tema, plot, tokoh, dialog,
karakter, serta latar.
B. SARAN
Saya harap setelah membaca makalah saya, pembaca dapat tepat
dalam memahami segala konsep tentang pengertian, ciri-ciri dan struktur
dari genre sastra anak. Sehingga tujuan penulisan dari makalah ini dapat
tercapai dengan baik

15
DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak:Persoalan Genre. Staf Pengajar


Fakultas Bahasa dan Seni. Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

Dosen Pendidikan. 2022. Pengertian Sastra:Jenis,Struktur,Teori dan Aliran.


Dosenpendidikan.co.id.17 Februari 2022

Wicaksono, Andri. 2011. Sastra Anak. Andriew. Penelitian Pendidikan, Bahasa,


dan Sastra. 17 Februari 2022

16

Anda mungkin juga menyukai