Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEORI DAN APRESIASI SASTRA ANAK SD

PENGERTIAN DAN GENREI SASTRA ANAK

DISUSUN OLEH:
HARDIAN MUHAMMAD (22129159)
INDAH AMALINA HUSNAH (22129162)
IRMA APRIANI (22129306)
MAHIRAH NAIFAH MARDHIAH (22129312)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nur Azmi Alwi, S.S,M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan makalah Teori dan Apresiasi Sastra Anak SD.
Penulisan ini dilakukan dengan maksud untuk membimbing dan mengarahkan pada
masalah kehidupan seperti pendidikan, pengajaran, budi pekerti, lingkungan,
kebudayaan, dan lain sebagainya.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
proses membuat makalah ini. Penulis sangat menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam proses penulisan makalah teori dan apresiasi Sastra Anak SD.
Kami sangat menerima dengan terbuka koreksian serta saran yang akan membuat
penulis lebih baik lagi di kemudian hari. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.

Padang, 6 februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………..……….…………….....………………..2
DAFTAR ISI……………………………………….....………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………....………………………………4
A. LATAR BELAKANG….………………………………..…………………………4
B. RUMUSAN MASALAH………..……………………..………………..……..4
C. TUJUAN PENULISAN………………………………..…………………….….4
BAB II PEMBAHASAN……………………………..………………………………5
A. PENGERTIAN SASTRA ANAK SD……………………………..……………5
B. PENGERTIAN GENRE SASTRA ANAK……………………………..……5
C. TUJUAN SASTRA ANAK……………………………..……………………….7
D. MANFAAT SASTRA ANAK……………………………..……………………7
E. NILAI NILAI KANDUNGA SASTRA ANAK ……………………………..7
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..….10
A. KESIMPULAN……………………………..…………………………………….10
B. SARAN……………………………..……………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah
kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik
tentang kehidupan itu sendiri kepada anak. Buku anak, sastra anak, adalah buku yang
menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan dan sekaligus juga
menawarkan sebuah kebenaran yang signifikan yang diekspresikan ke dalam unsur-unsur
yang layak dan bahasa yang mengesankan.
Adapun genre sastra anak yang dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan
yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya
sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Hal itu membawa konsekuensi
pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki
kesamaan sifat, dan elemen- elemen itu menunjukkan perbedaan dengan elemen pada
genre yang lain. Walau mengaku sering terjadi ketumpangtindihan, Lukens
mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula,
fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-masing mempunyai
beberapa jenis lagi. Genre drama sengaja tidak dimasukkan karena menurutnya, drama
baru lengkap setelah dipertunjukkan dan ditonton, dan bukan. semata-mata urusan bahasa
sastra. Genre sastra anak yang diusulkan cukup dibedakan ke dalam fiksi, nonfiksi, puisi,
serta buku bergambar dan komik dengan masing-masing memiliki subgenre.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu sastra anak?

2. Jelaskan apa itu genre sastra anak?

3. Apa saja tujuan mempelajari sastra anak?

4. Apa saja manfaat dari sastra anak?

5. Jelaskan apa saja contoh nilai nilai yang terkandung dalam sastra anak?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu sastra anak.

2. untuk mengetahui ap aitu genre sastra anak

3. Untuk mengetahui apa saja tujuan mempelajari sastra anak.

4. untuk mengetahui apa saja manfaat sastra anak.

5. untung mengetahui nilai apa saja yang terkandung dalam sastra anak.

4
BAB II
PEMBAHASAAN
A. PENGERTIAN SASTRA ANAK
Sastra, menurut Lukens (1999:10), menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan
pemahaman. Sastra hadir kepada pembaca pertama-tama adalah memberikan hiburan,
hiburan yang menyenangkan. Sastra menampilkan cerita yang menarik, mengajak
pembaca untuk memanjakan fantasi, mem- bawa pembaca ke suatu alur kehidupan yang
penuh daya suspense, daya yang menarik hati pembaca untuk ingin tahu dan merasa
terikat karenanya, "mempermainkan" emosi pembaca sehingga ikut larut ke dalam arus
cerita. Semua itu dikemas dalam bahasa yang juga tidak kalah menarik, Lukens (1999:4)
menegaskan bahwa tujuan memberikan hiburan, tujuan menyenangkan dan memuaskan
pembaca, tidak peduli pembaca dewasa ataupun anak-anak, adalah hal yang esensial
dalam sastra. Apa pun aspek kandungan yang ditawarkan di dalam sebuah teks sastra,
tujuan memberikan hiburan dan menyenangkan pembaca harus tidak ter- pinggirkan.
Di pihak lain, Saxby (1991:4) mengata- kan bahwa sastra pada hakikatnya adalah citra
kehidupan, gambaran kehidupan. Citra kehidupan (image of life) dapat dipahami sebagai
penggambaran secara konkret tentang model-model kehidupan sebagai- mana yang
dijumpai dalam kehidupan faktual sehingga mudah diimajinasikan sewaktu dibaca.
Hakikat sastra anak Secara teoritis, sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak
“dengan bimbingan dan pengarahan anggota dewasa suatu masyarakat, sedang
penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa” (Davis 1967 dalam Sarumpaet 1976:23).
Dengan demikian, secara praktis, sastra anak adalah sastra terbaik yang mereka baca
dengan karakteristik berbagai ragam, tema, dan format.
B. PENGERTIAN GENRE SASTRA ANAK
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat
karakteristik umum (Lukens, 1999:13). Atau, menurut Mitchell (2003:5-6) genre menunjuk
pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan
style, bentuk, atau isi. Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah
genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemen-elemen
itu yang menun- jukkan perbedaan dengan elemen pada genre yang lain. Misalnya, dalam
genre yang di- sebut fiksi di dalamnya terdapat elemen struktural, seperti alur cerita,
penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain, sedang kan dalam genre puisi terdapat
elemen. struktural penting, seperti rima, irama, diksi, imaji, dan lain-lain, yang pada
prinsipnya elemen-elemen struktural di antara kedua genre itu menunjukkan perbedaan dan
eksistensi masing-masing.
Persoalan yang muncul kemudian adalah apa perlunya pembicaraan genre dalam sastra
anak. Yang jelas adanya pembagian genre akan memudahkan pembicaraan (dan penulisan)
tentang sastra anak. Lukens (1999:14) mengemukakan beberapa alasan perlunya
pembicaraan genre, yaitu (i) mem- berikan kesadaran kepada kita bahwa pada
kenyataannya terdapat berbagai genre sastra anak selain cerita atau lagu-lagu bocah yang
telah familiar, telah dikenal dan diakrabi; (ii) elemen struktural sastra dalam tiap genre
berbeda; (iii) memperkaya wawasan terhadap adanya kenyataan sastra yang bervariasi
yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memilihkannya bagi anak. Pembicaraan tentang
genre akan bersifat berbeda untuk tiap genre, tetapi sekaligus mengandung unsur

5
ketumpangtindihan. Hal itu disebabkan dalam tiap genre terdapat elemen tertentu yang
kurang lebih sama, sedangkan hanya terdapat dalam kombinasi dan tingkatan. Artinya,
suatu bentuk cerita yang dikelompok- kan ke dalam salah satu subgenre dalam sebuah
genre, dapat memiliki karakter yang dapat ditemukan dalam subgenre yang lain, tetapi
dengan kriteria berbeda.
Secara garis besar, Lukens mengelompok- kan genre sastra ke dalam enam macam, yaitu
realisme, fiksi formula, fantasi, sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-
masing mempunyai beberapa jenis lagi.
Realisme
Karakteristik umum cerita realisme adalah narasi fiksional yang menampilkan tokoh
dengan karakter yang menarik yang dikemas dalam latar tempat dan waktu yang
dimungkinkan. Ada beberapa cerita yang dapat dikate- gorikan ke dalam realisme dan
sekali lagi pembicaan tentangnya dapat tumpang tindih- yaitu cerita realistik, realisme
binatang, realisme historis, dan cerita olah raga. Adapun macam- macam cerita realisme
yaitu realisme binatang, realisme historis,
Fiksi formula
Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula karena memiliki pola-pola tertentu yang
membedakannya dengan dengan jenis yang lain. Walaupun hal itu tidak mengurangi
orisinalitas cerita yang dikreasikan oleh penulis, keadaan itu mau-tidak mau merupa. kan
sesuatu yang bersifat membatasi. Jenis sastra anak yang dapat dikategorikan ke dalam fiksi
formula adalah cerita misteri dan detektif, cerita romantis, dan novel serial.
Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai the willing suspension of disbelief (Coleridge, via Lukens,
1999:20), cerita yang menawar-kan sesuatu yang sulit diterima. Fantasi sering juga disebut
sebagai cerita fantasi (literary fantasy) -dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat fantasi
(folk fantasy) yang tak pernah dikenali siapa penulisnya- mencoba meng- hadirkan sebuah
dunia lain (other world) di samping dunia realitas. Cerita fantasi dikem- bangkan lewat
imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh
pembaca. Jenis sastra anak yang dapat dikelompokkan ke dalam fantasi ini adalah cerita
fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sains.
Sastra Tradisional
Istilah "tradisional" dalam kesastraan (traditional Literature atau folk literature)
menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dari cerita yang telah mentradisi, tidak diketahui
kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan. Sastra tradisional terdiri dari fabel,
dongeng rakyat, mitos, dan legenda.
Puisi
Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat pendayagunaan ber- bagai
unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Bahasa puisi tentulah singkat dan padat,
dengan sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak. Pendayagunaan
unsur bahasa untuk mem- peroleh keindahan itu, antara lain dapat dicapai lewat permainan
bunyi yang biasanya berupa berbagai bentuk perulangan untuk memperoleh efek
persajakan dan irama yang melodius. Selain itu, juga dimanfaatkan adanya berbagai sarana

6
retorika yang lain seperti pemilihan ketepatan kata, ungkapan, pemajasan, penyiasatan
struktur, dan pen- citraan. Jenis sastra yang dikelompokkan dalam jenis sastra ini adalah
epos. Epos merupakan cerita Panjang yang berbentuk puisi.
Nonfiksi
Buku nonfiksi dapat dimasukkan ke dalam genre ini, khususnya buku-buku yang tidak
memperhatikan keharmonisan bentuk (bahasa) dan isi (sesuatu yang diungkapkan). Bacaan
nonfiksi yang sastra ditulis secara artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak akan
memperoleh pemahaman dan sekaligus kesenangan. la akan membangkitkan pada diri anak
perasaan keindahan yang berwujud efek emosional dan intelektual. Untuk kepentingan
praktis, bacaan nonfiksi dapat dikelompokkan ke dalam subgenre buku informasi dan
biografi.
C. Tujuan Sastra Anak
Sastra dibagi menjadi sastra lisan/sastra rakyat (oral) dan sastra tertulis. Sastra lisan adalah
karya sastra dalam bentuk ucapan (lisan) tetapi sastra itu sendiri berkisar dibidang tulisan.
Masyarakat yang belum mengenal huruf tidak punya sastra tertulis, mereka hanya memiliki
tradisi lisan. Misalnya epik, cerita rakyat, peribahasa, dan lagu rakyat. Kemudian pada
zaman Hindu-Budha banyak bangsa asing yang datang ke Indonesia untuk berdagang,
seperti India, Arab dan China. Bangsa India memperkenalkan aksara Nagari atau Pranagari
untuk menuliskan bahasa Sanskerta dan bahasa Prakerta dari India bagian utara dan tengah,
serta aksara Pallawa/Pallava dari India bagian selatan yang kemudian berkembang menjadi
huruf Jawa 23 Kuno. Sejak saat itu sastra tertulis mulai berkembang di Indonesia.
D. Manfaat Sastra Anak
Sastra memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
o Manfaat rekreatif: memberi hiburan bagi penikmat atau pembacanya. o Manfaat estetis:
memberi keindahan bagi para pembaca.
o Manfaat didaktik: memengaruhi atau mendidik pembaca dengan nilai kebaikan dan
kebenaran yang terkandung di dalamnya.
o Manfaat moralitas: memberi pengetahuan moral bagi para pembaca sehingga bisa
membedakan baik atau buruk.
o Manfaat religius: menghasilkan karya yang mengandung ajaran agama sehingga
diteladani para pembaca.
D. Nilai-nilaimyang terkandung dalam sastra anak.
Cerita anak mengandung banyak nilai yang dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan
sehari- hari. Hal ini sangat berguna bagi anak- anak yang akan menjalani kehidupan di
masyarakat, hal ini seperti tampak dalam buku Kumpulan Cerita Anak Cerdas.
Cerita pertama berjudul Misteri Di Desa Ayers cerita ini mengandung nilai semangat atau
pantang menyerah hal ini tampak dalam kutipan,
“Aha!” ujar si detektif karena ia
menemukan sebuah jejak kecil di antara

7
tumpukan jerami. Detektif itu mencoba
mencari jejak yang lain. Dia yakin jejak
itu akan memberinya petunjuk. Benar
saja, ternyata ada jejak yang sama juga
terdapat di pagar yang bengkok.
Dalam data tersebut mengandung nilai semangat atau pantang menyerah, hal itu tampak
dalam kutipan yang menceritakan seorang detektif yang berusaha menemukan pelaku dari
lenyapnya hewan para penduduk di suatu desa. Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya
dia berhasil menemukan tersangkanya yaitu seekor buaya.
Cerita kedua berjudul Hop! Hop! Hop!
Byur! Yang mengandung nilai menjaga
kebersihan, hal itu tampak dalam kutipan,
“Awas! ada sabun!” teriak saudaraku
yang berwarna kuning.
Tubuh si kuning dan teman-teman di
dekatnmya meleleh. Mereka tampak layu.
Oh, tidak! Ini mengerikan!
Sabun itu menyapu semua saudaraku…
termasuk tubuhku. Aduuuh, tubuhku
terasa sakiit…
Berdasarkan kutipan tersebut diceritakan bahwa kuman akan mati bila kita rajin mencuci
tangan menggunakan sabun.hal ini mengajarkan kepada anak tentang nilai menjaga
kebersihan.
Cerita ketiga berjudul KemanaMatahari?. Cerita ini mengisahkan tentang perputaran
mahari dalam mengelilingi bumi. Hal ini tampak dalam kutipan,
“Lho ke mana matahari.” Bunga-bunga
tidak mendengar ucapan awan. Kini
mereka tidak bias melihat Matahari
karena tertutup awan.
Makin lama sinar matahari makin
meredup. Langit menjadi gelap.
Rupanyasemakin banyak awan yang
dating. Tak lama kemudian turun hujan.

8
Pada kutipan cerita tersebut mengandung nilai menjaga lingkungan sekitar. Hal ini
mengajarkan kepada anak-anak untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar mereka.
Cerita berikutnya berjudul Penyihir di Rumahkau, cerita ini mengisahkan tentang orang tua
yang sangat sayang pada anaknya, sehingga menurut anaknya orang tuanya dapat
mewujudkan segala keinginannya seperti seorang penyihir. Hal ini tampak dalam kutipan,
“Setiap pagi, penyihir itu mengubah
kain-kain yang tadinya basah, menjadi
kering dan haluslembut.
Penyihir itu juga bias mengubah daundaun yang pahit menjadi lezat! Tepung
tepung yang hambar bias dia ubah
menjadi kue empuk yang membuat semua
orang berselera.”
Pada data tersebut terkandung nilai atau pembelajaran untuk selalu menghormati
danmenyayangi orang tua yang selalu dapat mewujudkan apa yang kita inginkan.

9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan bimbingan dan pengarahan
anggota dewasa suatu masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh orang
dewasa” (Davis 1967 dalam Sarumpaet 1976:23). Dengan demikian, secara praktis, sastra
anak adalah sastra terbaik yang mereka baca dengan karakteristik berbagai ragam, tema,
dan format.
Manfaat sastra anak adalah manfaat rekreatif, manfaat estetis, manfaat didaktik, manfaat
moralitas, dan manfaat religious.
Genre sastra anak adalah macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat
karakteristik umum. Genre menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan
karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Hal itu membawa
konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen
yang memiliki kesamaan sifat, dan elemen-elemen itu yang menunjukkan perbedaan
dengan elemen pada genre yang lain.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini kami harap pembaca bisa memahami dan memaklumi
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan untuk kebikan makalah ini kedepannya. Dan kami juga berharap
makalah ini dapat menambah wawasan dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Latifah,Nur. Dkk. 2021. Pengantar Sastra Anak. Jakarta: Universitas Trilogi


Nurgiyantoro, Burhan.2004.Sastra Anak:Prtsoalan Genre.Jurnal Humaniora.Vol 4. No 2

11

Anda mungkin juga menyukai