Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GENRE SASTRA INDONESIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia SD

Dosen Pengampu:
Faridahtul Jannah, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Sri Rahayu (234420002)
Holifatuz Jannah (234420028)
Risqiyatul Hasana (234420057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami susun dengan baik. Sholawat dan
salam semoga tetap telimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.

Makalah ini membahas tentang Sintaksis. Makalah ini ditulis dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Bahasa Indonesia yang membahas
tentang “Genre Sastra Indonesia”. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan kami serta para pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Probolinggo, 30 November 2023

Tim penyusun
iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iii
Bab I. PENDAHULUAN.................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................4
Bab II. PEMBAHASAN ..................................................................................5
2.1 Pengertian genre sastra........................................................................5
2.2 Jenis-jenis genre sastra Indonesia.......................................................5
2.3 Perbedaan genre sastra pantun, dongeng, cerpen, dan drama..............10
Bab III. PENUTUP........................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan
melalui ekspresi yang berupa tulisan yang mengguakan Bahasa sebagai mediunya.
Selain itu sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui
tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan
dapat menarik para pembaca untuk menikmatinya.
Karya sastra menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam
interaksinya dengan diri sendiri, sesame manusia, lingkungan, dan juga tuhan.
Karya sastra bukan hasil kerja lamunan belaka, melainkan juga penghayatan
sastrawan dengan kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab sebagai sebuah karya seni ( Nurgiantara, 1998:3).
Dalam sastra terdapat genre sastra, antara lain seperti puisi, drama, roan,
prosa, dan lain-lain. Prosa ada beberapa jenis salah satunya novel. Novel adalah
suatu cerita prosa fiktif Panjang yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan
kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak
kacau atau kusut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Apakah pengertian genre sastra?
b. Apa saja jenis-jensi genre sastra?
c. Apa perbedaan gentre sastra pantun, dongeng, cerpen dan drama?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan, adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui pengertian genre sastra.
b. Dapat mengetahui apa saja jenis genre sastra.
c. Dapat mengetahui perbedaan gentre sastra pantun, dongeng, cerpen dan
drama.
5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Genre Sastra


Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berati ‘jenis’. Jadi,
genre sastra berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar
teori genre adalah Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori
Aristoteles tentang jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik.,
tetapi yang menarik dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada
karya sastra lain di seluruh dunia.
Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri
atas 3 macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw,1984: 109). Epik adalah teks
yang sebagian berisi deskripsi (paparan kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran
tokoh (cakapan). Epik ini biasa disebut prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau
perasaan pengarang. Dalam hal ini yang berbicara adalah 'aku' lirik, yang biasa
disebut penyair. Lirik inilah yang sekarang dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni
karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih
mengutamakan cara mengekpresikannya. Drama adalah karya sastra yang
didominasi oleh cakapan para tokoh. Kriteria drama yang membedakan dengan 2
jenis karya sastra lainnya adalah hubungan manusia dengan dunia ruang dan
waktu.
Penelitian tentang genre sastra terus berkembang dari waktu ke waktu, dan
seringkali tidak memuaskan karena pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu
saja bergeser dan mengalami perubahan. Hal itu disebsbkan oleh selalu adanya
perubahan-perubahan konsep tentang karya sastra. Namun demikian, meskipun
konsep-konsep tentang karya sastra selalu berubah, tetapi objek studi sastra dapat
dikatakan tetap sama, yaitu prosa, drama, dan puisi,
2.2 Jenis Genre Sastra

a) Pantun

Pantun adalah salah satu karya sastra lama yang penulisannya


terikat oleh jumlah baris, bait, dan juga rima. Dari sekian banyak
6

genre kesusastraan yang sejak dahulu lahir, pantun terus berkembang


di Nusantara. Hingga zaman modern seperti sekarang ini pun pantun
masih dipelajari, mulai dari sekolah dasar sampai bangku perkuliahan.
Asal mula pantun pertama kalinya muncul dalam sejarah Melayu.
Melalui hikayat dalam syair dan menduduki tempat paling penting
pada kehidupan masyarakatnya. Awalnya bentuk pantun merupakan
sastra lama. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, pantun terus
berkembang menjadi tulisan yang sangat populer di media sosial.
Pantun dituturkan lewat permainan kata.
Secara tak sadar, penggunaannya sering digunakan pada kehidupan
sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun non formal. Umumnya,
penggunaan pantun digunakan seperti mengisi suatu acara, upacara
adat, penutupan pidato, pernikahan, maupun ceramah. Hal tersebut
dilakukan agar suasana menjadi lebih santai dan menghibur.
Ciri- ciri pantun sebagai berikut:
1. Tiao bait terdiri dari 4 baris larik.
2. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
3. Rima akhir setai baris adalah a-b-a-b.
4. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi.
Contoh pantun :
Berjalan-jalan memakai kaos
Kaos bergambar penenam padi
Diajak teman untuk membolos
Biarkan dia bolos sendiri

b) Dongeng
Berdasarkan KBBI, dongeng adalah sebuah cerita yang tidak
benar-benar terjadi, terutama kejadian di zaman dahulu yang aneh-
aneh. Bisa disimpulkan bahwa, dongeng merupakan cerita rakyat
yang fiktif atau khayalan dengan tema-tema yang imajinatif dan sering
tidak masuk akal.
7

Cerita dongeng dapat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat


pada sesuatu yang bersifat supranatural dan diimplementasikan di
kehidupan manusia sehari-hari. Biasanya dongeng melibatkan
kejadian luar biasa yang membuat pembaca ikut merasakan suasana
yang terjadi di dalam cerita.

Kebanyakan cerita dongeng, baik itu lisan maupun tulisan, tidak


dapat dikenali siapa pengarangnya. Hal ini dikarenakan banyak
dongeng yang merupakan cerita turun temurun dari nenek moyang.
Maka dari itu, dongeng digolongkan sebagai sastra lama yang sudah
ada dari zaman dahulu.

Struktur dongeng sebagai berikut:

1. Pendahuluan.
2. Isi peristiwa.
3. Penutup

Unsur-unsur dongeng antara lain:

1. Tema
2. Latar
3. Alur
4. Tokoh
5. Penokohan
6. Sudut pandang
7. Majas
8. Amanat

c) Cerpen

Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita


yang berisi tidak lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada
cerpen bisa memberikan kesan dominan dan berkonsentrasi pada
permasalahan satu tokoh. Menurutnya dalam cerpen tidak ada cerita
hingga 100 halaman.
8

 Ada beberapa jenis dari cerita pendek / cerpen yang biasanya dibuat
oleh penulis. Berikut ini berbagai jenis cerpen yang harus Anda
ketahui:
a) Cerpen pendek
Cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari 10.000 kata
panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek. Dan
seperti namanya, cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek
daripada jenis cerita pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek
yaitu sekitar 500 hingga 700 kata.
b) Cerpen sedang
Jenis cerita pendek atau cerpen yang kedua yaitu cerita pendek
sedang / Cerpen Sedang. Cerita pendek sedang biasanya memiliki
panjang sekitar 700 hingga 1.000 kata panjangnya. Cerpen sedang
juga bisa ditemui dengan mudah pada buku-buku pelajaran sekolah
karena dianggap efektif dan menarik perhatian.
c) Cerpen panjang

Jenis cerpen yang terakhir yaitu Cerpen Panjang. Cerpen yang satu
ini biasanya dibuat dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan
bahkan ada sebuah cerpen yang dibuat mendekati 5.000 kata atau
bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen yang satu ini memiliki ciri umum
yang penuturannya yang santai.

d) Drama

Menurut etimologi, istilah drama berangkat dari bahasa Yunani


yaitu “draomai”, yang mana memiliki arti sebagai yang berbuat,
berlaku, bertindak, dan beraksi. Berdasarkan sejarah kata tersebut,
teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan atau tindakan
yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah
panggung.
Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian
dari bentuk karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang
dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau perbuatan.
9

Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh seseorang yang


disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor
dan aktris ini akan membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks
drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.
 UNSUR UNSUR DALAM DRAMA
Dalam teks drama, ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.
a. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama.
Unsur-unsur intrinsik ini adalah sebagai berikut:
1. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dalam teks drama memiliki arti sebagai karakter rekaan
yang ada dalam sebuah cerita drama. Sementara itu, penokohan atau
karakterisasi dalam teks drama merupakan sebuah gambaran yang
menceritakan karakter tokoh tersebut.
2. Latar (Setting)
Latar atau setting dalam teks drama yaitu sebuah aspek ruang atau
tempat, waktu, hingga suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah teks
drama.
3. Alur
Alur dalam teks drama adalah sebuah rangkaian peristiwa yang
terjalin pada sebuah teks sastra, dengan berlandaskan hukum sebab
dan akibat. Alur sendiri dapat dipahami sebagai pola dan keterkaitan
peristiwa untuk menggerakkan cerita ke arah pertikaian dan
penyelesaian cerita tersebut.
4. Tema
Tema dalam teks drama adalah suatu gagasan pokok yang
didukung oleh jalinan unsur lainnya, misalnya seperti tokoh, alur, dan
latar cerita dengan wujud sebuah dialog.
10

5. Amanat
Amanat dalam teks drama yaitu suatu pesan yang disampaikan
oleh pengarang kepada pembaca teks drama atau penonton
pementasan drama.
b. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang
berada di luar teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan
teks drama tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik ini adalah sebagai berikut:
1. Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama
2. Falsafah hidup pengarang teks drama
3. Unsur sosial budaya masyarakat yang menjadi inspirasi dalam
pembuatan naskah atau teks drama.

2.3 Perbedaan gentre sastra pantun, dongeng, cerpen dan drama

Dongeng Pantun Cerpen Drama


Ceritanya singkat, Terdiri dari empat baris, Pada umumnya cerpen Teks drama memiliki
dengan menggunakan setiap baris terdiri dari bersifat fiktif atau berupa cerita yang berbentuk
alur cerita yang minimal 8 kata dan karangan dari penulis. dialog, baik yang
sederhana. maksimal 12 kata. dituturkan oleh narator
maupun tokoh.

Kalimat pembuka, pada Ciri-ciri pantun yang mudah Cerpen memiliki susunan Seluruh dialog pada teks
umumnya diawali dikenali adalah bersajak kata yang tidak lebih dari dramatidak
dengan kata-kata: pada akhir dengan pola a-b-a-b 10.000 (sepuluh ribu) kata. menggunakan tanda
zaman dahulu, pada masa dan a-a-a-a petik.
silam, alkisah, dan
sebagainya
Terdapat dua tokoh yang Pada pantun tidak terdapat Saat membaca cerpen Teks drama memiliki
berlawanan, yaitu tokoh nama penulis, berbeda biasanya selesai dengan beberapa petunjuk
yang baik dan yang jahat. dengan puisi atau karya sekali duduk. khusus yang harus
sastra lainnya. Hal ini dilakukan oleh aktor atau
11

karena dahulu penyebaran aktris yang memerankan


pantun dilakukan secara tokoh-tokoh di dalam
lisan. teks tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam sastra terdapat genre sastra, antara lain seperti puisi, drama, roman,
prosa, dan lain-lain. Prosa ada beberapa jenis salah satunya novel. Novel
adalah suatu cerita prosa fiktif Panjang yang melukiskan para tokoh, gerak
serta adegan kehidupan nyata yang representative dalam suatu alur atau suatu
keadaan yang agak kacau atau kusut. Karya novel biasanya mengangkat
berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat. Karya-karya yang menarik itu
dapat mempengaruhi jiwa para pembaca sehingga dapat menyelami dan
seolah-olah hadir dalam cerita tersebut ( Tarigan,1984:164).
Pembelajaran sastra sangatlah penting, karena di dalam pembelajaran
sastra tersebut terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat mengasah
kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan mempelajari sastra, seseorang
dapat be;ajar bagaimana caranya menghargai karya-karya orang lain, karena
pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih memahami kehidupan
dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

B. SARAN
Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang
Pendidikan umumnya lebih mengedepankan serta mementingkan
pembelajaran yang ilmiah dan bertekhnologi. Padahal dengan adanya
pembelajaran sastra dapat turut berperan dalam pembentukan kepribadian,
watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika diterapkan sejak dini
dalam tahapan jenjang Pendidikan pada umumnya. Seharusnya sastra dapat di
optimalkan pembelajarannya sehingga dapat diapresiasikan dengan baik.
Untuk makalah ini kami sadar bahwa makalah yang kami susun tidak luput
12

dari kesalahan oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun demi lebih baiknya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Lafamane, F. (2020). Karya sastra (puisi, prosa, drama).
Purba, A. (2010). Pengantar Ilmu Sastra. USUpress.

Juni, A. (2019). Apa itu sastra jenis-jenis karya sastra dan bagaimanakah cara
menulis dan mengapresiasi sastra.

Nurgiantoro, B. (2018). Sastra anak: pengantar pemahaman dunia anak. Ugm


Press.

Damono, S. D. (2006). Pengarang, karya sastra dan pembaca. LiNGUA: Jurnal


Ilmu Bahasa dan Sastra, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai