Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KARYA SASTRA FIKTIF

OLEH :

Raka Febiansyah : 22313111031

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada allah tuhan yang maha esa atas rahmat
dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Masa
Pengenalan Himpunan (MPH).

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Dan Rosul
kita yaitu Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam. Beserta para keluarganya,
sahabatnya yang telah membawa kita dari dari zaman yang gelap gulita hingga ke
zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kemudian dari pada itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
temen-teman yang sudah membantu saya dalam menyusun malakalah ini,
sehingga dapat selesai tepat waktu.

Juga kami ucakan banyak terima kasih kepada kakak-kakak tingkat di


Progam Study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah mempercayai
saya untuk membuat makalah ini.

Sukabumi, 15 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 KARYA-KARYA DALAM SASTRA FIKSI..........................................2
2.2 FUNGSI KARYA SASTRA.....................................................................7
BAB III PENUTUPAN..........................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................10
3.2 SARAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahasa dan sastra merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sastra
merupakan satu kesatuan karya seni yang menggunakan Bahasa sebagai media
penyampaiannya.
Bahasa digunakan oleh sastrawan untuk menyampaikan ide atau
gagasannya kepada masyarakat luas. Bahasa menjadi “jembatan” yang
menghubungkan sastrawan dengan khalayak. Melalui sastra, penulis (pengarang)
tujuan tertentu. Dengan demikian bahasa merupakan unsur penting bagi sastra.
Mengingat bahasa menjadi bahan utama sastra sastra, maka untuk memahami
karya sastra penguasaan bahasa mutlak diperlukan. Hal ini karena sastra seringkali
tidak atau pun lambnag-lambnag. Bahasa dalam sastra tidak dapat diterjamahkan
secara apa adanya. Untuk memahami bahasa yang digunakan pengarang tersebut
harus memiliki pengetahuan mengenai gaya bahasa.
Salah satu karya sastra di Indonesia adalah karya sastra asing baik dalam
bahasa asli maupun terjemahan dalam bahasa Indonesia. Karya sastra juga dibagi
menjadi 2 jenis yaitu karya sastra fiksi dan karya sastra nonfiksi, dan didalam
makalah ini akan membahas tentang karya sastra fiksi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dengan adanya latar belakang diatas, ada beberapa rumusan masalah saya
temukan, yaitu:
1. Ada apa saja karya sastra fiktif itu?
2. Fungsi dari karya sastra itu sendiri adalah?

1.3 TUJUAN MASALAH


Adapun tujuan masalah yang diambil dari rumusan masalah diatas adala:
1. Mengetahui ada apa saja karya-karya dalam sastra fiktif
2. Memahami fungsi sebenernya dari karya sastra

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KARYA-KARYA DALAM SASTRA


Sastra berasal dari kata sansakerta yang dapat diartikan sebagai tulisan atau
karangan. Jadi, karya sastra merupakan sebuah karya tulisan atau karangan yang
mengandung nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang ditulis dengan bahasa yang
indah.
Adapun karya sastra di bedakan menjadi 2, yaitu: Fiksi meliputi prosa, puisi,
dan drama. Adapun yang kedua Nonfiksi meliputi biografi, autobiografi, essai,
dan keritik sastra.
2.1.1 KARYA SASTRA FIKSI
1. Prosa
Prosa merupakan satu jenis sastra yang bersifat naratif dengan
menceritakan suatu cerita rekaan, khayalan, dan tidak bersifat asli. Prosa
itu sendiri menurut Sudjiman dalam Kamus Istilah Sastra yang ditulsinya,
dijelaskan bahwa prosa adalah cerita rekaan dan kisah yang mempunyai
tokoh dan alur yang dihasilkan dari imajinasi. Prosa juga sering dikenal
dengan fiksi. Oleh karena itu, prosa secara konteks banyak disandarkan
atas beberapa karya sastra namun sifatnya fiktif dan imajinatif.
Secara praktis, prosa termasuk salah satu dari jenis karya sastra yang
sering muncul dalam bentuk cerpen dan novel. Dimna cerita dalam
konteks prosa ini cenderung mengandung alur cerita dan karakter tokoh
yang liar berdasarkan imajinasi liar dari pengarang. Dari buku Semantik
Pengantar Studi Tentang Makna diungkapkan bahwa prosa
memperlihatkan jalan cerita yang diemban oleh pelaku tertentu dengan
pemerannya, latar serta tahapan, dan rangkaian cerita tertentu yang
terkadang bertolak belakang dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga
menautkan suatu cerita.
Prosa merupakan karya naratif yang isinya tidak menyarankan pada
kebenaran fakta sosial. Di mana istilah prosa secara umum digunakan
dalam konflik pada realitas sosial. Kemudian, prosa menjadi karangan

2
bebas yang sifatnya tidak terikat oleh banyaknya baris, banyaknya suku
kata, dan irama.

3
4

Jenis prosa juga terbagi menjadi 2 jenis, yaitu prosa modern dan prosa
lama.
a. Prosa Modern
i. Cerpen (cerita pendek), yaitu cerita yang berbentuk
prosa yang pendek
ii. Novelet, yaitu cerita yang panjangnya lebih panjang
dari cerpen tetapi lebih pendek dari novel.
iii. Novel cerita yang berbentuk prosa yang menyajikan
permasalahan secara kompleks.
iv. Cerita anak, yaitu cerita yang mencakup rentang umur
pembaca beragam, mulai dari 3-12 tahun.
v. Novel remaja, yaitu novel yang ditulis untuk segmentasi
pembaca remaja
b. Prosa Lama
i. Dongeng, yaitu cerita yang merupakan hasil imajinasi
atau khayalan dari pengarang dan dituangkan dalam
narasi.
ii. Fabel, yaitu cerita fiksi mengenai binatang dan para
karakternya seluruhnya binatang.
iii. Hikayat, yaitu cerita baik sejarah dan romah fiktif yang
berisi pesan-pesan inovatif.
iv. Legenda, yaitu dongeng tentang suatu kejadian alam,
asal-usul suatu tempat, dan kejadian di daerah.
v. Mite, yaitu cerita yang mengandung dan memiliki latar
belakang sejarah atau hal-hal yang dipercayai oleh
orang banyak.
2. Puisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait. Puisi juga diartikan sebagai gubahan dalam
bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat.
5

Para ahli menjelaskan arti puisi dalam definisi yang bervariasi. Seperti
dikutip dari buku Sastra Indonesia yang disusun oleh tim Sastra
Cemerlang,
salah seorang ahli, Sumardi, menyatakan bahwa pengertian puisi adalah
karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi
irama dengan bunyi padu dan pemilihan kata yang imajinatif.
Sementara itu, menurut James Reeves, seorang penulis Inggris yang
dikenal karena puisi, drama, dan sastranya, mengatakan bahwa pengertian
puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh dengan daya pikat.
Ciri-ciri puisi dibedakan menjadi 2, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Berikut ciri-ciri puisi:
a. Puisi Lama
Puisi lama masih terikat oleh aturan-aturan berikut:
i. Jumlah kata dalam 1 baris.
ii. Jumlah baris dalam 1 bait.
iii. Persajakan (rima).
iv. Banyak suku kata di tiap baris.
v. Irama
Ciri-ciri puisi lama:
vi. Tak diketahui nama pengarangnya.
vii. Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut
ke mulut.
viii. Sangat terikat akan aturan-aturan, misalnya seperti
jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
b. Puisi Baru
Berbeda dengan puisi lama, puisi baru merupakan puisi yang
tidak terkait lagi oleh aturan, dan bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama dengan segi jumlah baris, suku tata,
ataupun rima.
Ciri-ciri puisi baru:
i. Mempunyai bentuk yang rapi, simetris.
Persajakan akhir yang teratur.
6

ii. Menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun


dengan pola yang lain.
iii. Umumnya puisi 4 seuntai.
iv. Setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis).
v. Setiap gatranya terdiri dari dua kata dan 4-5 suku kata
Jenis-jenis puisi:
a. Puisi naratif
Dalam puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau
penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi dua macam, yakni
balada dan romansa. Balada adalah puisi yang berisi cerita
tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan.
b. Puisi Lirik
Pada jenis puisi lirik terbagi ke dalam beberapa macam, yakni
elegi, serenada, dan ode. Eligi adalah puisi yang
mengungkapkan persaan duka
c. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan
terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam
jenis puisi deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat
kritik sosial.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan
ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan
cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Sedangkan puisi kritik sosial adalah puisi yang juga
menyatakan ketidakpuasan penyair terhadap keadaan atau
terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan
kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut.
Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi
impresionistik yang mengungkapkan kesan penyair terhadap
suatu hal.
3. Drama
7

Istilah drama diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang


artinya bertindak, berbuat.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah
komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan
kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang
dipentaskan. Cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau
emosi yang khusus untuk pertunjukan teater.
Sedangkan, pengertian drama menurut seorang ahli bernama Seni
Handayani, drama adalah komposisi dari dua cabang seni, yaitu sastra dan
pertunjukan yang nantinya akan membagi drama menjadi dua bentuk,
yaitu drama teks tertulis dan drama yang dipentaskan.
Adapun jenis-jenis drama terbagi menjadi beberpa karakteristik
tertentu, yaitu:
a. Drama berdasarkan penyajian tokoh.
Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi:
i. Tragedi, penuh dengan kesedihan.
ii. Komedi, penuh dengan hal-hal yang lucu.
iii. Tragekomedi, sebuah perpaduan antara komedi dan
tragedi.
iv. Melodrama, dialog yang diucapkan diiringi melodi atau
musik.
v. Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi
dengan musik.
vi. Farce, menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya
berupa dagelan.
vii. Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak di
mana para pemainnya tidak mengucap dialog sama
sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.
viii. Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan
seni tari. 
b. Drama berdasarkan sarana prasarana
8

Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi


menjadi:
i. Drama panggung, dimaikan oleh actor diatas panggung.
ii. Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan
tidak dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.
iii. Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya
saja tidak dapat diraba langsung.
iv. Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan
dapat pula dipertontonkan di bioskop.
v. Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran
wayang.
vi. Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah drama
itu digambarkan melalui penggunaan sarana boneka
yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain
dalam drama.
c. Drama berdasarkan ada atau tidak naskah
Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan
menjadi:
i. Drama tradisional, tidak ada naskah.
ii. Drama modern, tontonan drama yang menggunakan
naskah.

2.2 FUNGSI KARYA SASTRA


Sastra Indonesia sebagai sebuah entitas penuh makna dalam dunia
bahasa, tentu memiliki fungsi akan kehadirannya. Tidak mungkin, sebuah
karya sastra disenandungkan tanpa adanya tujuan-tujuan tertentu dari si
penulis. Dalam menyusun sebuah karya sastra, penulis pasti memiliki
maksud dan tujuan yang kadang-kadang tidak dapat diartikan secara jelas.
Itulah keindahan sastra.
Setiap karya sastra pasti memiliki tujuannya masing-masing, dan tak
jarang, tujuan itu berbeda. Ada satu karya sastra yang bertujuan A, sedang
9

karya sastra lainnya bertujuan B. Hal itu wajar, mengingat khazanah


bahasa dan ide manusia memang tak terbatas.
Adapun funsi-fungsi dasar dalam sastra, yakni:

1. Funsi Rekreatif

Sastra adalah hiburan. Bagi beberapa orang, membaca sastra


merupakan hiburan tersendiri. Dengan membaca kisah sastra, barangkali
pembaca akan fokus pada konflik yang terjadi di dalamnya, dan untuk
sesaat melupakan konflik yang terjadi di dunia nyata. Dengan membaca
kisah sastra, barangkali pembaca akan tersenyum sendiri menikmati
keindahan kisah cinta yang tersaji, atau justru menangis kecil ketika
merasakan kesedihan dalam karya sastra, atau tertawa, jika memang
penulis memberikan lelucon yang menarik di dalam karyanya. Yang jelas,
karya sastra adalah hiburan bagi pembacanya.
2. Fungsi Didaktif
Sastra adalah pendidikan. Dengan membaca karya sastra, pembaca
mungkin akan mendapatkan ilmu-ilmu baru di dalam karyanya. Karena
sejatinya, karya sastra adalah membahas tentang berbagai aspek
kehidupan, yang bisa membuat pembacanya merasakan hal-hal yang sulit
dirasakannya secara nyata. Misalnya, kita menjadi tahu sejarah Indonesia,
berkat membaca karya-karya sastra dari Pram.
3. Fungsi Estetis
Sastra adalah keindahan. Jangan lupakan gemulai tarian kata yang
berjejer indah di dalam karya sastra. Sastra harus memiliki keindahannya
sendiri. Tidak harus rumit dan sulit dimengerti, tapi keindahan harus tetap
ada. Setiap calon penulis karya sastra, harus mampu mengartikan
keindahan apa yang dimaksud itu.
4. Fungsi Moralitas
Sastra yang baik, selalu mengandung moral yang tinggi. Semua karya
sastra besar di Indonesia memiliki nilai moralnya sendiri. Kisah Siti
Nurbaya karya Marah Rusli misalnya, memberikan moral tentang cinta
dan budaya (salah satunya). Begitu pula dengan puisi Tanah Air dari
Muhammad Yamin, sarat moral akan kemerdekaan. Sastra adalah moral.
10

5. Fungsi Religius
Sebagai bangsa yang dibuat berdasarkan kepercayaan atas Tuhan Yang
Maha Esa, tentu aspek agama sebaiknya tidak hilang dari karya sastra.
Ingat, sastra adalah hasil dari budaya masyarakat. Artinya, masyarakat
yang beragama, sudah seharusnya menyusun karya sastra yang
memberikan perspektifnya tentang agama.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
Karya sastra adalah sebuah tulisan indah yang ditulis dengan fungsi-fungsi
tertentu. Karya sastra di bedakan menjadi 2, yaitu: karya sastra fiksi dan karya
sastra nonfiksi. Diantara keduanya memiliki karya-karya yang berbeda, seperti:
didalam karya sastra fiksi terdiri dari prosa, puisi, dan drama. Sedangkan di dalam
karya sastra nonfiksi terdiri dari biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra.

Karya sastra fiksi umumya adalah subuah karya yang dibuat melalui imajinatif
penulis, yang dituangkan dalam beberapa karya puisi, prosa, dan drama. Didalam
puisi, prosa, dan drama juga memiliki jenis-jenis, struktur dan juga fungsi
tersendiri.

3.2 SARAN
Karya-karya sastra adalah sebuah warisan bangs akita, yang telah diajarkan orang-
orang terdahulu, sehingga kita sebagai generasi penerus, harus melestarikan hal
tersebut. Dengan cara menjaga karya-karya sastra terdahulu, atau mulai menulis
ulang sehingga kitab isa menjaga dan belajar membuat karya-karya sastra modern
saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

2014. "5 Fungsi Dasar dalam Sastra." Februari Jumat: 1.

Ahyar, Juni. 2019. "Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah." APA ITU
SASTRA?
Mawardi, Rafi Aufa. 2022. Ketahui Pengertian Prosa Beserta Jenis dan
Contohnya. Juni Sabtu. Accessed Desember Rabu, 2022.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6133426/ketahui-pengertian-
prosa-beserta-jenis-dan-contohnya.
Pangesti, Rika. 2022. Pengertian Puisi, Ciri-ciri, dan Jenisnya. Januari Sabtu.
Accessed Desember Rabu, 2022. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5908472/pengertian-puisi-ciri-ciri-dan-jenisnya.
Yuda, Alfi. 2021. Pengertian Drama, Jenis, Struktur, Unsur, dan Ciri-Cirinya.
Maret Sabtu. Accessed Desember Rabu, 2022.
https://www.bola.com/ragam/read/4507303/pengertian-drama-jenis-
struktur-unsur-dan-ciri-cirinya.

12

Anda mungkin juga menyukai