Anda di halaman 1dari 16

“PUISI DI ERA MODERNISASI”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indoseia kelas XI Semester II

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

1. RIZQI WAHYU PRAMESTI ( 25 )


2. SITI ISNA ( 27 )
3. PUTRI NOVIA R ( 23 )
4. PARJO ( 22 )
5. RIZKHI CHANDRA W ( 24 )
6. SHERLY AYU W ( 26 )

KELAS XI IPS 5

SMA NEGERI 1 SULANG

TAHUN PELAJARAN 2019/ 2020

PERSETUJUAN
Telah disetujui oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA N 1 SULANG

Pada Hari : Rabu

Tanggal : 26 Februari 2020

Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Sugeng.S.pd
NIP. 196402242007011004

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kehendak nya
kami dapat menyelsaikan makalah ini. Meskipun banyak sekali kekurangan dan kesalahan
didalamnya, namun kami berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal yang
kami tulis ini. Makalah ini memuat tentang “Puisi Diera Modernisasi”. Semoga makalah
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................. I

PERSETUJUAN...................................................... II

KATA PENGANTAR ........................................... III

DAFTAR ISI........................................................ IV

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................. 2
C. Tujuan penulisan .............................................. 2
D. Manfaat penelitian....................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian puisi dan modernisasi..................... 3

BAB III METODE PENELITIAN.................... 4

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengertian puisi.................................................. 5
B. Unsur-unsur puisi............................................... 5
C. Jenis-jenis puisi.................................................. 5
D. Modernisasi puisi............................................... 6

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................... 7
B. Saran................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................... 9

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman dahulu puisi sangat digemari oleh para remaja maupun pujangga.
Contohnya saja pada zaman dulu banyak sekali lirik lagu yang berasal dari puisi,
puisi tidak hanya sebagai ungkapan cinta terhadap lawan jenis tapi juga sebagai
kritik atas pemerintahan, seorang yang berjasa ataupun seseorang yang dibenci. Di
zaman modern ini puisi tidak terlalu digemari lagi dikarenakan kemajuan teknologi
tidak sebanding dengan pemikiran dan perasaan masyarakat sehingga seseorang
lebih mengutamakan keinstanan dari pada sebuah proses.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud puisi?
2. Apa saja unsur-unsur dalam puisi?
3. Apa sajakah jenis-jenis puisi?
4. Bagaimanah puisi di era modernisasi?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian puisi yang terdiri dari unsur-unsur puisi serta jenis-
jenis pusi dan untuk mengetahui bagaimana puisi diera modern ini.
D. Manfaat

- Puisi dapat dijadikan arahan dalam membentuk kepribadian

- Melatih diri untuk lebih berimajinasi

- Mampu menggambarkan kehidupan manusia dan lingkungannya

- Mampu membangkitkan semangat pembaca


BAB II KAJIAN TEORI

Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris
yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna. Puisi terbagi menjadi dua, yaitu puisi
lama dan puisi modern. Puisi lama masih terikat dengan jumlah baris, bait, ataupun rima
( sajak ). Puisi lama adalah pantun dan syair. Puisi modern tidak terikat pada bait, jumlah
baris, atau sajak dalam penulisannya. Sehingga puisi modern disebut puisi bebas. Puisi
juga merupakan seni membuat larik sedangkan Modernisasi adalah meninggalkan gaya
atau tren lama yang berganti dengan tren yang baru, seperti gaya moodern, lagu modern,
serta teknologi modern. Istilah modernisasi diambil dari kata dasar modern yang berasal
dari bahasa latin, modernus, yang dibentuk dari dua buah kata, yaitu modo (berarti akhir-
akhir) dan ernus (merujuk periode waktu masa kini).
BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Kami dalam membuat makalah ini menggunakan metode literatur yaitu
kami memperoleh informasi dari buku-buku puisi dan artikel-artikel yang
berasal dari internet serta kami mengumpulkan data-data tersebut.
Kami juga menggunakan metode observasi/pengamatan, dari pengamatan
yang kami lakukan di era modernisasi ini puisi mengalami kemajuan yang
sangat pesat karena dalam penciptaannya tidak lagi dikekang oleh hukum-
hukum lama sehingga kita dapat menentukan tema apa saja yang dapat kita
gunakan, dan dalam mempublikasikannyapun sangat mudah kita dapat
menggunakan media sosial yang ada pada saat ini seperti Instagram,
Facebook, Twitter dan lain-lain.
BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi
Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas
estetiknya untuk tambahan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefisinikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia yang menjadi sumber segala kreativitas.
Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang, baris-baris pada
puisi dapat berbentuk apa saja, puisi kadang-kadang hanya berisi satu kata
atau suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut
mungkin membuat puisi menjadi sulit dimengerti, tak ada yang membatasi
membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada
beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru, puisi lama lebih
mementingkan makna yang terkandung dalam puisi tersebut dan biasannya
menggunakan bahasa kiasan yang sulit dimengerti, sedangkan puisi baru
lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut,
didalam puisi biasanya juga disisipkan majas-majas yang membuat puisi itu
semakin indah dan menarik.
B. Unsur - Unsur Puisi
Unsur – unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin:
a. Struktur Fisik Puisi, terdiri dari :
1. Perwajahan puisi (Tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halama yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan kiri, pengaturan barisnya, hingga
baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik, hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya, pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan
makna, keselarasan bunyi dan urutan kata.
3. Imaji, imaji dapat dibagi menjadi 3, yaitu imaji suara ( auditif ), imaji
penglihatan ( visual ) dan imaji raba / sentuh ( imaji taktil ). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4. Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji, kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lambang.
5. Gaya bahasa yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan atau
meningkatkan efek dan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga
majas, adapun macam-macam majas antara lain majas metafora, majas
simile, majas personifikasi, litotes, ironi,sinekdote, eufimisme, repetisi,
anafora, pleonasme, antisesis, alusio, klimaks, anti klimaks,dll.
6. Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik diawal,
tengah dan akhir baris puisi
b. Struktur batin puisi :

1. Tema atau makna tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna
maka puisi harus bermakna baik makna tiap kata, baris, bait, maupun
makna keseluruhan.

2. Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang


terdapat dalam puisinya.

3. Nada (Tone) yaitu sikap penyair terhadap pembacanya

4. Amanat atau tujuan yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca.

C. Jenis-Jenis Puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru
a. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-
aturan tersebut antara lain:
- Jumlah kata dalam 1 baris
- Jumlah baris dalam 1 bait
- Persajakan ( rima )
- Banyak suku kata tiap baris
- Irama
 Ciri-ciri puisi lama:
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya,
disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan. Sangat
terikat oleh aturan-aturan yang ada diatas.
 Jenis-jenis puisi lama:
- Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap
bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal
sebagai sampiran, 2 baris akhir sebagai isi.
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
- Seloka adalah pantun berkait.
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat
- Syair adalah puisi bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4
baris bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8,
ataupun 10 baris.
b. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam
segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
 Ciri-ciri puisi baru:
- Bentuknya rapi, simetris
- Mempunyai persajakan akhir ( yang teratur )
- Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair meskipun
ada pola yang lain
- Sebagian besar puisi empat seuntai
- Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra ( kesatuan sintaksis )
- Tiap gatranya atas dua kata(sebagian besar ) 4-5 suku kata.
 Jenis-jenis puisi baru:
- Balada, puisi yang berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri
dari 3 bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema a-b-
a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-
b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai
refren dalam bait-bait berikutnya. Contohnya: Puisi karya
Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Balada Matinya
Seorang Pemberontak”.
- Himne, yaitu puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati
seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau
almamater. Sekarang ini, pengertian himne berkembang,
himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian
terhadap sesuatu yang dihormati ( guru, pahlawan, dewa,
Tuhan ) yang bernapaskan ketuhanan.
- Ode, yaitu puisi sanjungan untuk orang berjasa, nada dan
gayanya sangat resmi (metrumya ketat), bernada anggun,
membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik
terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
- Epigram, yaitu puisi berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram
berasal dari Bahasa Yunani epigrama yang berarti unsur,
pengajaran, nasihat membawa ke arah kebenaran untuk
dijadikan pedoman.
- Romansa, yaitu puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti
keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam,
serta kasih mesra.
- Elegi, yaitu puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi
sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh
kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
- Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari
bahasa Lati Satura yang berarti sindiran; kecaman kejam
terhadap sesuatu fenomena.

D. Puisi di era modernisasi


Puisi sebagai bagian dari karya seni yang merupakan unsur dari budaya,
pun senantiasa mengalami modernisasi, modernisasi ini terjadi, baik dalam
isi puisi itu sendiri maupun dalam penyajian dan publikasinya. Puisi di
Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan dan perkembangan
yang bisa kita lihat dari bahasa, kecenderungan tema, bentuk bait, maupun
pemilihan diksinya. H.B. Jassin sebagai salah satu penelaah sastra
Indonesia yang secara garis besar dikelompokkan menjadi seperti, Periode
Sastra Melayu dan Periode Sastra Indonesia Modern; Angkatan 20 (Balai
Pustaka); Angkatan 33 (Pujangga Baru); Angkatan 45; Angkatan 66.
Tidak berhenti sampai situ, periode sastra tenu masih berlanjut hingga
sekaramg ini, yang kita kenal adanya penggolongan sastra ke periode
angkatan reformasi, angkatan 2000an, dan sebagainya, dengan kriteria
Periodisasi yang mungkin sedikit berbeda antara pengamatan sastra yang
satu dengan yang lain. Namun, dasar pembabakan yang biasa diambil
secara umum adalah kecenderungan tema, gaya berbahasa, dan pemilihan
diksi dalam tiap periodenya. Contohnya saja, bahasa pada periode Sastra
Melayu menggunakan bahasa Melayu dan banyak dipengaruhi kebudayaan
Hindia/India, sedangkan bahasa pada periode Sastra Indonesia Modern
sudah memakai bahasa Indonesia. Tema yang diangkat dalam tiap periode
berbeda pula, ada periode yang tema-tema karya sastranya bertitik berat
pada tradisi adat dan kawin paksa, ada pula periode yang tema karya
sastranya banyak mengambil peristiwa dan pengalaman perjuangan. Pada
masa sekarang saat tulisan ini dibuat, puisi-puisi yang bertebaran cenderung
mengambil pengalaman sehari-hari sebagai tema serta memakai gaya
bahasa romantis. Kalangan penulis puisi juga semakin beragam, tidak lagi
terbatas pada kalangan akademisi, politikus, pemimpin agama, perawat,
dokter, remaja galau, karyawan magang, dan ibu-ibu rumah tangga. Pendek
kata siapapun dapat merambah menjadi penulis puisi karena perkembangan
pesat media komunikasi seperti blog dan jejaring sosial sangat
mempermudah siapapun untuk mempublikasikan karyanya, bersamaan
dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih merangsang lahirnya
penerbit-penerbit baru. Ditambah lagi maraknya seminar, diskusi, dan ajang
lomba di bidang sastra yang sedang menggeliat. Dengan begitu, tema, gaya
bahasa, dan diksi pada berbagai puisi yang bermunculan di era milenial ini
lebih aktif dan dinamis, karena berasal dari latar belakang penulis yang
beragam.
BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kata puisi
dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya
penciptaan. Membaca puisi bukan sekedar menyampaikan
arus pemikiran penyair, tapi kita juga harus menghadirkan
jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami
proses kreatif sang penyair, bagaimana ia dapat melahirkan
karya puisi. Puisi di era modernisasi ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat karena puisi tidak hanya
menggunakan hukum lama dengan menggunakan kata-kata
yang baku dan aturan-aturan yang kuno, puisi saat ini dalam
penciptaannya dapat menggunakan tema apa saja dan dalam
menyampaikannya menggunakan media sosial apa saja
misalkan saja YouTube, Facebook, Instragram, dll.
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi
adalah ketepatan ekspresi, intonasi, kejelasan artikulasi, dan
sudah seharusnya kita dapat menghargai karya-karya puisi
bagaimanapun bentuknya.

DAFTAR PUSTAKA

https://giirawan.blogspot.com

https://emaskuwinggo.blogspot.com

https://www.kurungbuka.com

Anda mungkin juga menyukai