Anda di halaman 1dari 10

Peran Komnas Perempuan

dalam Mendampingi Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga

Tiara Puspita Sari, Rizqi Wahyu Pramesti, M. Rizieq Aditya R, Lailatun Nav-
isah, Naila Dwi Luluatul M, Athariq Danitya Elsyahid
Universitas PGRI Semarang, Jl Sidodadi Timur Nomor 24 Dr. Cipto Semarang – Indonesia

tiarapuspitacr16@gmail.com, kikiprameswarii@gmail.com, rizieqaditya0407@gmail.com,


visah002@gmail.com, nayladwiluluatul@gmail.com, athariqde02@gmail.com

ABSTRAK

Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu jenis tindakan kriminal yang menyebar di mana saja
tanpa batasan suku, keyakinan, dan status sosial. Meskipun pada awalnya KDRT adalah masalah pri-
vasi, namun telah dianggap sebagai kepentingan umum dan tindakan kriminal karena dampak dari
segala jenis kekerasan ini terhadap korban secara fisik, seksual, dan mental sangat buruk dan serius.
Sebagai tindak pidana, kekerasan dalam rumah tangga telah diancam dengan pidana menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga. Selain itu, juga dianggap sebagai kekerasan terhadap kemanusiaan berdasarkan prinsip-prinsip
hak asasi manusia. Namun, pada saat ini terdapat indikasi kuat bahwa kekerasan dalam rumah tangga
di Indonesia dari waktu ke waktu semakin meningkat jumlahnya.
Kata Kunci : Kekerasan dalam rumah tangga, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2004, Prinsip Hak Asasi Manusia.

ABSTRACT
Domestic violence is a type of criminal act that spreads anywhere without boundaries of ethnicity,
creed, and social status. Although at first domestic violence was a matter of privacy, it has been con-
sidered a public interest and criminal act because the impact of all kinds of violence on victims physi-
cally, sexually, and mentally is very bad and serious. As a criminal act, domestic violence is punish-
able by a criminal offense according to the Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2004 con-
cerning the Elimination of Domestic Violence. In addition, it is also considered as violence against hu-
manity based on human rights principles. However, at this time there are strong indications that do-
mestic violence in Indonesia is increasing in number from time to time.
Keywords : Domestic Violence, Law of the Republic of Indonesia Number 23 of 2004, Principles of
Human Rights.
PENDAHULUAN dibandingkan dengan kekerasan sek-
A. Latar Belakang sual sebesar 10,6% (SPHPN 2016).
Kekerasan terhadap perempuan Adapun kekerasan emosional atau
saat ini masih sering terjadi dari psikologis, sebanyak 1 dari 5 perem-
berbagai kekerasan terhadap perem- puan yang sudah menikah pernah
puan, seperti perkosaan, pelacuran, mengalami kekerasan emosional
pornografi, pelecehan seksual, dan yakni sebesar 20,5%. Sementara itu,
sebagainya. Untuk mengetahui se- sebanyak 1 dari 4 perempuan juga
berapa seringnya perempuan men- mengalami kekerasan ekonomi atau
galami kekerasan,pihak pemerintah sebesar 24,5%. Kekerasan selanjut-
melakukan Survei Pengalaman nya yaitu pembatasan aktivitas oleh
Hidup Perempuan Nasional pasangan, kekerasan ini banyak
(SPHPN) pada tahun 2016 (2016). menghantui perempuan dalam ke-
Pada tahun 2016 SPHPN mendap- hidupan rumah tangganya, seperti
atkan hasil bahwa perempuan beru- pasangan yang terlalu posesif, ter-
mur 15-64 tahun telah mengalami lalu mengekang, sering menaruh
beberapa jenis kekerasan baik oleh curiga, selalu mengatur apapun yang
pasangan maupun bukan pasangan dilakukan, hingga mudah marah dan
dalam periode 12 bulan terakhir suka mengancam. Kekerasan ini
maupun semasa hidup. merupakan jenis kekerasan yang
Dalam survei tersebut yang di- paling sering dialami perempuan
lakukan oleh KemenPPPA men- yang sudah menikah, hingga menca-
gungkapkan bahwa perempuan yang pai 42,3%.
sudah menikah dengan janjang usia Berdasarkan data jumlah ben-
15-64 tahun telah mengalami kek- tuk-bentuk kekerasan yang terjadi
erasan fisik dan/atau seksual sebesar pada perempuan diatas dapat disim-
18,3%. Dengan kekerasan fisik yang pulkan bahwa kekerasan yang paling
mendominasi kasus KDRT pada sering dialami kaum perempuan,
perempuan yaitu sebesar 12,3% yaitu pembatasan aktivitas, disusul
oleh kekerasan ekonomi, kemudian 1. Bagaimana bentuk perlindungan
kekerasan emosional/psikis, lalu dari Komnas perempuan terhadap
kekerasan fisik dan terakhir kek- korban KDTR?
erasan seksual. 2. Apa upaya yang dilakukan oleh
Dengan banyaknya kasus kek- Komnas perempuan untuk mengu-
erasan terhadap perempuan salah rangi kekerasan terhadap perem-
satunya KDRT dari pihak pemerin- puan?
tah telah berupaya melindungi kaum 3. Bagaimana kebijakan pemerintah
perempuan melalui Undang-undang dalam menangani kasus kekerasan
No. 23 Tahun 2004 tentang Pengha- rumah tangga?
pusan Kekerasan Dalam Rumah C.Tujuan penelitian :
Tangga yang disingkat dengan 1. Mendapatkan penjelasan menge-
PKDRT. Namun kenyataan di lapan- nai faktor-faktor baik langsung atau
gan peraturan tersebut belum men- tidak langsung mengenai tindakan
jawab keadilan bagi korban KDRT KDRT.
dan peraturan lain belum secara 2. Mengetahui bagaimana cara men-
efektif dilaksanakan. gurangi tindakan KDRT.
Beranjak dari permasalahan di 3. Untuk mengetahui bagaimana ke-
atas, kami merasa perlu dan penting bijakan pemerintah dalam menan-
untuk diadakan suatu penelitian. gani KDRT.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk
membahas peran KOMNAS Perem- METODE
puan dalam mendampingi korban Penelitian ini menggunakan
kekerasan dalam rumah tangga. Se- pendekatan kualitatif. Dimana
hingga terlihat jelas seberapa serius penelitian ini menggunakan latar
KOMNAS perempuan dalam meng- alamiah dengan maksud menafsirkan
hadapi kasus tersebut. fenomena yang terjadi dan dilakukan
B. Rumusan Masalah dengan jalan melibatkan metode
yang ada. Agar hasil penelitian dapat
digunakan untuk menafsirkan darah,perkawinan,persusuan,penga-
fenomena yang ada maka perlu pen- suhan,dan perwalian yang menetap
dekatan dengan menggunakan teknik dalam rumah tangga. Adapun Ben-
analisis yang dimana dalam hal ini tuk Perlindungan dari Komnas
dilakukan pendekatan penalaran kri- Perempuan terhadap Korban KDRT
tis. Berikutnya teknik analisis di antaranya:
penelitian ini melibatkan interpretasi  Reintegrasi Sosial yaitu
dengan menggunakan pendekatan proses mempersiapkan
kualitatif (penalaran kritis).Jenis dan masyarakat dan korban
sumber data berasal dari buku litera- yang mendukung penyat-
ture dan jurnal terkait secara induk- uan kembali korban ke
tif. Analisis secara induktif ini digu- dalam lingkungan keluarga,
nakan untuk menemukan kenyataan- pengganti keluarga yang
kenyataan jamak sebagai yang terda- dapat memberikan perlin-
pat dalam data dan lebih dapat mem- dungan dan pemenuhan ke-
buat hubungan peneliti dan respon- butuhan kor-
den menjadi eksplisit, dapat dikenal ban.Berdasarkan uraian di
dan akuntabel. atas, maka dapat dianalisis
bahwa dalam rangka perlin-
HASIL DAN PEMBAHASAN dungan terhadap saksi kor-
Rumah tangga adalah sumber kek- ban dalam tindak kekerasan
erasan yang sering terjadi. Lingkup dalam rumah tangga, di-
Rumah Tangga sebagaimana di mak- lakukan secara menyeluruh
sud dalam Undang-Undang Nomor mulai dari pencegahan,
23 Tahun 2004 tentang penghapusan penanganan dan pemulihan
kekerasan dalam Rumah korban secara komperhen-
Tangga,Bab 1 tentang ketentuan sif.
umum pasal 2 meliputi suami,istri
dan anak karena hubungan
Dengan bentuk-bentuk perlindungan berupa konseling, terapi psikologis,
hukum yang terurai dalam Undang- advokasi, dan bimbingan rohani, guna
Undang Nomor 23 Tahun 2004 dengan penguatan diri korban kekerasan
aturan pelaksanaannya yakni Peraturan berbasis gender dan kekerasan ter-
Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006. Per- hadap anak untuk menyelesaikan per-
lindungan terhadap korban dimaksud masalahan yang dihadapi serta reinte-
sesungguhnya didasarkan pada asas grasi sosial sebagai proses mempersi-
hak asasi manusia dan berdampingan apkan masyarakat dan korban yang
dengan teori utilitas yang menitik be- mendukung penyatuan kembali korban
ratkan pada kemanfaatan yang terbesar ke dalam lingkungan keluarga, peng-
yakni untuk kepentingan korban ganti keluarga yang dapat memberikan
sekaligus bagi sistem penegakan perlindungan
hukum pada umumnya. Pencegahan  Konseling Pada umumnya
diupayakan agar tidak ada korban kek- perlindungan ini diberikan
erasan dalam rumah tangga, sehingga kepada korban sebagai aki-
perlu dilindungi oleh payung hukum bat munculnya dampak
agar dapat terhindar seminimal negatif yang sifatnya psikis
mungkin dari perilaku kekerasan dari suatu tindak pidana.
dalam rumah tangga. Kemudian per- Pemberian bantuan dalam
lindungan adalah segala upaya yang bentuk konseling sangat co-
ditujukan untuk memberikan rasa cok di berikan kepada kor-
aman dan memenuhi hak-hak korban ban kejahatan yang meny-
yang dilakukan oleh pihak keluarga, isakan trauma berkepanjan-
pelayanan terpadu,advokat, lembaga gan, seperti pada kasus-ka-
sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadi- sus menyangkut kesusilaan.
lan, atau pihak lainnya baik sementara  Pelayanan/Bantuan Medis
maupun berdasarkan penetapan pen- di berikan kepada korban
gadilan. Selanjutnya pendampingan yang menderita secara
yang merupakan segala tindakan medis akibat suatu tindak
pidana. Pelayanan medis bantuan hukum yang dise-
yang di maksud dapat diakan oleh pemerintah.
berupa pemeriksaan kese-  Pemberian Informasi Pem-
hatan dan laporan tetulis berian informasi kepada
(visum atau surat keteran- korban atau keluarganya
gan medis yang memiliki berkaitan dengan proses
kekuatan hukum yang sama penyelidikan dan pemerik-
dengan alat bukti). Keteran- saan tindak pidana yang di
gan medis ini di perlukan alami oleh korban. Pembe-
terutama apabila korban rian informasi ini
hendak melaporkan keja- memegang peranan yang
hatan yang menimpanya ke sangat penting dalam upaya
aparat kepolisian untuk menjadikan masyarakat se-
ditindaklanjuti. bagai mitra aparat ke-
 Bantuan Hukum Bantuan polisian karena melalui in-
hukum merupakan suatu formasi inilah diharapkan
bentuk pendampingan ter- fungsi kontrol masyarakat
hadap korban kejahatan. Di terhadap kinerja kepolisian
Indonesia bantuan ini lebih dapat berjalan dengan efek-
banyak diberikan oleh tif.
Lembaga Swadaya  Perlindungan untuk pihak
Masyarakat (LSM) atau keluarga oleh pihak ke-
Komnas Perempuan. Peng- polisian, kejaksaan, pen-
gunaan bantuan hukum gadilan, advokat, lembaga
yang disediakan oleh kor- sosial, atau pihak lainnya
ban kejahatan karena masih  Pendampingan oleh Kom-
banyak masyarakat yang nas Perempuan terhadap
merugukan kredibilitas sosial dan bantuan hukum
pada setiap tingkat proses
pemeriksaan sesuai dengan isasi-organisasi masyarakat guna men-
ketentuan peraturan perun- dorong penyusunan dan pengesahan
dang-undangan. kerangka hukum dan kebijakan yang
 Pemantauan korban kdrt mendukung upaya-upaya pencegahan
oleh Komnas Perempuan. dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan,serta
Banyak hal positif yang dapat
perlindungan HAM penegak dan pe-
di pelajari dan manfaatnya dari se-
majuan hak-hak asasi perempuan.
buah kasus KDRT.Kasus kek-
Komnas Perempuan juga men-
erasan di Indonesia dalam waktu
sosialisasiakan atau memberi penge-
yang panjang cenderung bersifat
tahuan untuk masyarakat tentang hak
laten,hingga jarang terungkap ke
asasi perempuan.Beberapa upaya yang
permukaan.Kekerasan perempuan
sebaiknya di lakukan agar perempuan
di Indonesia juga masih terus
bisa terhindar dari kekerasan,yaitu :
berlangsung dengan jumlah kasus
1. Pahami bentuk kekerasan yang
dan intensitasnya yang kian hari
dapat terjadi,baik perempuan
cenderung kian meningkat.Kek-
ataupun laki” agar dapat
erasan perempuan sesungguhnya
mengetahui bentuk kekerasan
dapat di hindari jika seseorang da-
itu sehingga tahu batasan-
pat menjalankan berbagai prinsip
batasan saat berperilaku di ten-
positif dan etika luhur berdasarkan
gah masyarakat.
fungsi anggota menurut hak dan
2. Pahami bentuk hubungan yang
kewajiban masing-masing.
sehat pada keluarga dan kekasi-
Upaya yang di lakukan Kom-
h.karena keduanya merupakan
nas Perempuan untuk mengurangi ka-
kunci terhindar dari kek-
sus kekerasan pada perempuan yaitu
erasan.jika mulai menunjukkan
dengan cara memberi saran atau per-
tanda-tanda yang tidak
timbangan kepada pemerintah,lembaga
wajar,tingkatkan kewaspadaan
legislatif, dan Yudikatif, serta organ-
atau segera cari pertolongan.
3. Waspadalah pada perubahan 1.Pemaknaan Kekerasan dalam Rumah
sikap yang mencurigakan. Tangga Menurut Undang Undang No.
4. Hindari lokasi berbahaya yang 23 Tahun 2004.
bisa menurunkan resiko kek- " Setiap orang dilarang melakukan
erasan pada perempuan. kekerasan dalam rumah tangga ter-
5. Jadikan diri kita menjadi prib- hadap orang dalam lingkup rumah
adi yang kuat dan sehat agar tangganya, dengan cara :
terhindar dari tindak kek- a. kekerasan fisik.
erasan. b. kekerasan psikis.
c. kekerasan seksual.
Kebijakan pemerintah dalam
d. penelantaran rumah tangga.
menangani kasus kekerasan dalam
Kebijakan publik secara khusus
rumah tangga juga di perlukan,karena
memberikan perlindungan kepada
tindak kekerasan dalam rumah tangga
perempuan sebagai kelompok rentan
merupakan salah satu tindak kekerasan
yang diwujudkan dengan dibentuk dan
yang paling banyak dan sering terjadi.
diberlakukannya undang undang
Dalam realitas peningkatan KDRT,
Nomor. 23 Tahun 2004.
telah mendorong pemerintah untuk
2. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan
mengeluarkan kebijakan publik dalam
mengesahkan Undang Undang No 7
rangka menghapus KDRT. Kebijakan
Tahun 1984 tentang Pengesahan Kon-
publik tersebut bertujuan memberikan
vensi Mengenai Penghapusan Segala
rasa aman dan bebas dari segala ben-
Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita
tuk kekerasan terhadap setiap warga
(Convention on The Elimination of All
Negara, serta menegaskan bahwa
Forms of Discrimination Against
KDRT merupakan pelanggaran Hak
Women).
Asasi Manusia.Berikut kebijakan yang
Undang- Undang tersebut memberi
diberikan pemerintah:
amanat kepada pemerintah, khususnya
Kementrian Pemberdayaan Perempuan
untuk bertanggung jawab dalam upaya
pencegahan kekerasan dalam rumah pencegahan dan penanggulangan
tangga melalui perumusan kebijakan segala bentuk kekerasan terhadap
penghapusan kekerasan dalam rumah perempuan.
tangga penyelenggaraan komunikasi, 3. Pemerintahan pun telah mengelu-
informasi dan edukasi tentang kek- arkan beberapa kebijakan untuk
erasan dalam rumah tangga. menangani sekaligus mengurangi kek-
erasan dalam rumah tangga, salah sat-
unya dengan mengeluarkan Undang
SIMPULAN
Undang No.23 Tahun 2004 tentang
1. Bentuk - bentuk perlindungan yang
PKDRT yang bertujuan memberikan
dilakukan oleh komnas perempuan
rasa aman dan bebas dari segala ben-
kepada korban kdrt adalah dengan
tuk kekerasan terhadap warga negara,
melakukan reinteraksi sosial, konsel-
serta menegaskan bahwa KDRT meru-
ing, pelayanan atau bantuan medis,
pakan pelanggaran Hak Asasi Manu-
bantuan hukum, pemberian informasi,
sia.
perlindungan untuk pihak keluarga,
pendampingan terhadap korban, dan
pemantauan korban.
2. Komnas perempuan telah
melakukan berbagai upaya untuk men-
gurangi kasus kekerasan terhadap
perempuan salah satunya adalah den-
gan memberikan saran dan pertimba-
han kepada pemerintah dan organisasi
yang ada di masyarakat untuk men-
dorong penyusunan dan pengesahan
kebijakan yang mendukung upaya
DAFTAR PUSTAKA
“Agar Perempuan Terhindar dari Kekerasan”. cnnindonesia.com. 10 Desember 2018.
4 Desember 2021, dari
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181206121647-284- 351575/
agar-perempuan-terhindar-dari-kekerasan.
Naibaho, Agnes Widiawaty. 2019. Peran Pemerintah dalam Penanganan Kasus
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kota Malang (Studi Pada Pusat
Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota
Malang). Diakses pada 3 Desember 2021, dari
http://repository.ub.ac.id/172004/
Luluhima, Achie Sudiarta, dkk, 2000. Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Alternatif Penyelesaiannya. Bandung: PT Alumni.
Mubarok, Husni. 2016. “Peran Pemerintah dalam Penyelesaian KDRT”. Jurnal
Hukum Keadilan dan Budaya, edisi 1, Juni 2016
Manan, Mohammad Azzam. 2008. “Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam
Prespektif Sosiologis”. Jurnal Legalisasi Indonesia, vol 5, no 1, 2008.
Tangga. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementrian. 2018.
“Perempuan Rentan Jadi Korban KDRT, Kenali Penyebabnya”. Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1742/perempuan-
rentan-jadi-korban-kdrt-kenali-faktor-penyebabnya, 22 Desember 2021.
Wenur, Pingkan Tesalonika. 2013. “Perlindungan Hukum terhadap Saksi Korban
dalam Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga”. Lex Crimen vol 2, no
2, 2013.
Luluhima, Achie Sudiarta, dkk, 2000. Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Alternatif Penyelesaiannya. Bandung: PT Alumni.

Anda mungkin juga menyukai