Anda di halaman 1dari 2

UNSUR INTRINSIK PUISI

NAMA : Restu Rizqi Fauzi

NIM : 203190040

PRODI : Bahasa dan Sastra Indonesia

KELAS : 2 Pagi

MATA KULIAH : APRESIASI DAN KAJIAN PUISI

DOSEN : Dr. DIANA SILASWATI, M.Pd.

Assalamualaikum artikel tentang UNSUR INTRINSIK PUISI ini dibuat untuk memenuhi
tugas kuliah online dari mata kuliah “APRESIASI DAN KAJIAN PUISI” Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) UNIVERSITAS BALE BANDUNG. Adapun pertanyaan-pertanyaannya, yaitu adalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari unsur intrinsik puisi?
2. Uraikan 11 (kesebelas) unsur intrinsik dalam puisi! Dan beri penjelasan dari setiap
unsurnya!

JAWABAN:
1. unsur intrinsik merupakan fondasi dasar dari karya sastra Untuk bentuk prosa, unsur
intrinsiknya terdiri dari tema, tokoh, alur, latar, perwatakan atau penokohan, gaya
bahasa, sudut pandang, dan amanat.
2. Beberapa unsur intrinsik, diantaranya:
1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial
dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin,
kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan
psikologis, dan pengetahuan.
3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah
begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, dll.
4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca atau pendengar.
5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang
bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut
sebagai gaya bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya
bahasanya sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti
personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang menggunakan majas
ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara pemakaian bahasa dalam karangan atau
bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.
6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir
tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris.
7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi
dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-
fragmen bahkan dalam bentuk yang menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya.
8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam
puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat
memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa
imajinasi pembaca melalui penginderaan.
9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih
konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal
terkesan dapat disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
10. Akulirik-Dialirik, adalah tokoh yang berbicara dalam puisi. Penyair dapat
bertindak sebagai Akulirik tidak identik dengan penyairnya. Jika dalam prosa fiksi
terdapat sudut pandang akuan dan diaan, maka di dalam puisi terdapat akulirik
dialirik.
11. Citraan, adalah imaji pengarang yang seolah-olah membawa pembaca untuk ikut
merasakan, mendengarkan, dan menangkap kata-kata yang ada dalam puisi, citraan
dapat dibagi menjadi:
- Citraan penglihatan
- Citraan pendengaran
- Citraan penciuman
- Citraan perasaan

Anda mungkin juga menyukai