Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.2
2.3
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. Karena atas karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul “jenis puisi indonesia
berdasarkan periode”. Kami mengakui tidak sedikit gangguan dalam proses
pengerjaan. Namun berkat rahmat Allah SWT, dan bantuan dari beberapa pihak yang
telah berpartisipasi, kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
sempurna.
Kami menyampaikan terima kasih kepada guru pendamping yang telah
membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, kebahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi sarana dalam bekal kami untuk jauh
lebih baik di masa yang akan datang. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya karya sastra di bagi menjadi tiga bagian yaitu: puisi, drama,
dan prosa .Namun kali ini kita akan membahas tentang puisi. Seperti yang telah
dibahas dalam pertemuan sebelumnya yaitu tentang pengertian, hakikat, dan
perkembangan puisi di Indonesia. Dijelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani
‘poema’ yang berarti membuat dan ‘poesis’ yang berarti pembuat pembangun atau
pembentuk. Sedangkan menurut Tjahyono(2014), puisi dikatakan sebagai pembangun
atau pembentuk karena memang pada dasarnya dengan menciptakan seuntai puisi
maka seorang penyair telah membangun, membuat atau membentuk sebuah dunia
baru, secara lahir maupun batin.
Pada makalah ini kami akan membahas tentang puisi sesuai dengan
periodenya seperti puisi lama, puisi modern, dan puisi mutakhir. Adapun penjelasan
lebih lanjut tentang pembagian tersebut akan dibahas pada pembahasan makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.3
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada
penulisan makalah ini adalah:
1.3.3
BAB II
PEMBAHASAN
Puisi merupakan sastra yang paling tua. Sejak dahulu, berpuisi adalah cara
kuno dalam masyarakat, atau pada waktu tersebut di sebut mantra. Dalam masyarakat
Jawa terdapat tradisi nembang Jawa, lirik puisi yang dilagukan. Biasanya, nembang
didendangkan pada acara-acara sakral dan penting, seperti acara mitoni, siraman, dan
pesta desa lainnya. Selain lirik puisi yang ditembangkan, juga bisa menggunakan
kisah cerita, seperti kisah Raden Panji, Dewi Nawang Wulan, Jaka Tingkir, dan
lainnya.
Puisi tidak hanya dilagukan untuk mengisahkan cerita, namun puisi juga dapat
dijadikan dialog-dialog dalam pementasan ludruk, ketoprak, drama tradisional Jawa,
atau orang Sumatra Barat menyebutnya Randai. Puisi tak hanya indah kata-katanya,
melainkan juga isinya yang mengandung petuah, nasihat, dan pesan untuk pendengar.
Dalam perkembangan puisi di Indonesia, dikenal dengan berbagai jenis tipografi dan
model puisi yang menunjukkan perkembangan struktur puisi tersebut. Ciri struktur
puisi dari jaman ke jaman tidak hanya ditandai dengan struktur fisik, tetapi juga
struktur batinnya.
2.2 jenis-jenis puisi Indonesia berdasarkan periode
Jenis puisi indonesia berdasarkan periode terbagi menjadi tiga bagian yaitu
puisi lama, puisi modern, dan puisi mutakhir atau sering disebut dengan puisi
kontemporer. Berikut adalah penjelasan lebih rincinya :
Puisi lama yaitu puisi-puisi yang timbul pada masa masyarakat lama
sebelum masyarakat indonesia terpengaruh oleh kebudayaan asing
terutama kebudayaan barat. Puisi ini dipengaruhi oleh karya sastra bangsa
Arab, Persia, dan India. Ciri paling umum dari puisi lama adalah
penyebarannya yang cepat melalui mulut ke mulut, karena memang
mayoritas masyarakat pada zaman itu masih buta huruf. Maka banyak yang
tidak diketahui nama pengarangnya.
Mantra termasuk salah satu puisi lama indonesia asli yang tertua.
Mantra terdapat di seluruh khasanah sastra indonesia, baik pada msyarakat
Jawa, Sunda, Batak, Bali, dan lain-lain. Oleh karena itu mantra
menggunakan bahasa daerah masing-masing. Hampir tidak ada mantra
yang tertulis menggunakan bahasa indonesia. Pada umumnya mantra
menggunakan kata-kata yang dianggap memiliki kekuatan gaib atau untuk
mempermudah hubungan dengan tuhan atau zat yang dianggap lebih tinggi,
itu sebabnya mantra dianggap sakral. Sehingga karena kesakralannya itu
mantra tidak boleh diucapkan oleh sembarang orang.
2. Pantun
Pantun perkenalan
Pantun perkenalan adalah pantun yang berisi ungkapan untuk
mengenal seseorang dan ucapannya berupa pantun.
Contoh :
Dari mana hendak kemana
Manggis dipetik dengan pisau
Kalau boleh kami bertanya
Gadis cantik siapa namamu
3. Gurindam
Gurindam yaitu puisi yang berisikan nasehat, terdiri dari dua baris
dalam setiap baitnya. Semuanya merupakan isi dan mengandung sebab
akibat. Salah satu contoh gurindam sebgai berikut:
4. Taliban
Menurut Ali (2006:486) talibun adalah sajak yang lebih dari empat
baris, biasanya terdiri dari 6 atau 20 baris yang bersamaan bunyi akhirnya.
Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri:
a. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya
6, 8, 10 dan seterusnya.
b. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
c. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan
empat isi.
Contoh:
(Panghulu, 1978:2)
5. Syair
Syair temasuk salah satu bentuk puisi lama yang bersal dari arab.
Akan tetapi karena bentuk puis ini termasuk ringan maka bentuk ini disukai
banyak orang di masyarakat melayu dan itu menyebabkan syair tumbuh
subur pada masyarakat melayu.Ini berbeda dengan yang lain yang berasal
dari arab akan tetapi keberadaannya seeolah kurang mendapat pengakuan.
Contoh Syair :
ciri-ciri syair:
4. Berbeda dengan panyun, bait-bait syair seolah-olah tidak terbagi atas dua
Bagian sampiran dan isi, akan tetapi semua baris menyiratkan isi yang
hendak disampaikan
Puisi baru disebut puisi modern. Bentuk puisi baru lebih bebas
daripada puisi lama. Kalau puisi lama sangat terikat pada aturan-aturan yang
ketat, puisi baru lebih bebas. Meskipun demikian, hakikat puisi tetap
dipertahankan seperti rima, irama, pilihan kata, dll. Puisi modern hadir saat
penjajah Jepang datang ke Indonesia yaitu pada periode angkatan 1945.
Kedatangan Jepang memberikan angin baru bagi rakyat Indonesia, di mana
mereka diperbolehkan memakai bahasa Indonesia, berbeda saat masa
penjajahan Belanda yang melarang penggunaan bahasa Indonesia. Sehingga
kesempatan tersebut dipergunakan oleh para penyair sebagai senjata dalam
melawan penjajah Jepang. Isi dari puisi modern banyak mengangkat tentang
pemberontakan yang lebih dalam jika dibandingkan dengan angkatan
pujangga baru.
1. Balada
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3
(tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-
b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik
terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait
berikutnya.
Contoh :
Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
2. Himne
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,
seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru,
pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernapaskan ketuhanan.
Contoh:
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan
(Saini S.K)
3. Ode
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan
gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu
yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
Contoh:
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)
4. Epigram
(Iqbal)
5. Romansa
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal
dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan
kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
Contoh :
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis..
6. Elegi
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah
karena sedih, rindu atau marung,terutama karena kematian seseorang.Contoh :
Puisi Amir Hamzah yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Nyanyi
Sunyi dan Buah Rindu kebanyakan tergolong jenis ini.
Contoh :
Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
hendak masuk rasa kembali
taman terkunci dibelan pula
tinggallah aku sunyi sendiri.
7. Satire
Satire adalah karya sastra baik prosa maupun puisi yang berisi
kritikan tajam atau bahkan. Sindiriran dan cemoohan terhadap kepincangan-
kepincangan sosial atau penyalahgunaan dan kebodohan manusia serta
pranatanya. Tujuan kritikan tersebut untuk mengoreksi penyelewenangan
dengan jalan mencetuskan kemarahan dan tawa bercampur dengan kecaman
dan ketajaman
contoh :
Seonggok Jagung di Kamar
Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda
Yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu,
sang pemuda lihat ladang
ia meliahat petani
ia melihat petani
dan suatu hari subuh
para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar.
Dan ia juga meliahat
Seonggok jagung di kamar
tak akan menolong seorang pemuda
yang pandangan hidupnya
berasal dari buku,
dan tidak dari kehidupan
Yang hanya terlatih dalam metode
dan hanya penuh dengan hafalan kesimpulan
Yang hanya terlatih sebagi pemakai
tetapi kurang punya latihan
untuk bebas bekerja .
Pendidikan telah memisahakannya
dari kehidupan.
Aku bertanya
Diskotin adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
9. Terzina
Terzinapuisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
(Sanusi Pane)
10. Kuatrain
Kuatrainpuisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat
seuntai).
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakana
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
12. Sektet
Sekte adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi
enam seuntai).
Contoh:
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
13. Septime
Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
Contoh:
(Mohammad Yamin)
14. Oktaf/Stanza
Oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris
(double kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
15. Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi
menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait
kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa
Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi
yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda
diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah
mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta
Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat
soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi
maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat
belas baris).
Contoh:
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)