Anda di halaman 1dari 3

Jurnal PINUS Vol. 1. No.3 Oktober 2015.

ISSN 2442-9163

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN


TRADISIONAL GOBAK SODOR

VENY ISWANTININGTYAS; INTAN PRASTIHASTARI WIJAYA


Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini FKIP, Universitas Nusantara PGRI Kediri.
veny.tyas@yahoo.com; intanpraswijaya@gmail.com

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan motorik
kasar anak didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan berupa penerapan permainan gobak sodor dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan subyek anak B Taman
Kanak-kanak. Dharma wanita Pranggang II Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun ajaran
2013/2014. Hasil penelitian pada siklus I 35%, siklus II 55%, sedangkan pada siklus III 85%. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan permainan gobak sodor dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak usia dini.

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, gobak sodor.

PENDAHULUAN darah dan pernafasannya. Adapun pentingnya


Taman Kanak-kanak merupakan salah satu perkembangan motorik kasar bagi perkembangan
bentuk program pendidikan anak usia dini. sosial emosionalnya yaitu dengan kemampuan
Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak motorik kasar yang baik maka anak akan
meliputi lima aspek perkembangan yakni moral mempunyai rasa percaya diri yang besar, dan
dan nilai-nilai agama, sosial - emosional, bahasa, lingkungan teman-temannya juga akan menerima
kognitif, dan fisik motorik. Pada umumnya anak tersebut, sehingga anak akan mudah
pembelajaran di Taman Kanak-kanak untuk aspek bersosial dengan temannya dengan rasa
perkembangan motorik kasar lebih banyak kepercayaan diri yang besar yang di milikinya.
difokuskan ke perkembangan motorik halus, Sedangkan pentingnya perkembangan motorik
sedangkan motorik kasar kurang diperhatikan. kasar bagi perkembangan kognitifnya yaitu dengan
Perkembangan motorik anak terbagi aktivitas fisik yang dilakukan anak akan
menjadi dua bagian, yaitu motorik kasar dan meningkatkan rasa ingin tahu anak terhadap
motorik halus. Motorik kasar terbentuk saat anak benda-benda yang dijumpai anak. Ketrampilan
mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan motorik kasar anak juga dapat menumbuhkan
hampir seperti orang dewasa. Motorik kasar kreativitas dan imajinasi anak, dan gerakan-
adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi gerakan yang di lakukan akan bermanfaat untuk
sebagian besar bagian tubuh anak. Untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri
merangsang motorik kasar anak dapat dilakukan menjadi seimbang.
dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, permainan gobak sodor merupakan salah
berlari, berjinjit, berjalan dan sebagainya. satu permainan tradisional yang sudah jarang
Sujiono (2008) menjelaskan bahwa sekali di mainkan oleh anak-anak. Permainan ini
perkembangan motorik kasar anak mempunyai sangat menarik, menyenangkan, sekaligus sangat
manfaat bagi perkembangan anak yang lain, yaitu sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan
bagi perkembangan fisiologis anak, perkembangan berlari secepat mungkin untuk meraih
sosial emosional anak, dan perkembangan kemenangan. Oleh karena itu penelitian ini
kognitifnya. Pentingnya perkembangan motorik menggunakan permainan gobak sodor untuk
kasar bagi perkembangan fisiologisnya yaitu mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.
dengan bergerak atau berolahraga akan menjaga Anak didik akan lebih tertarik dan senang dengan
anak agar tidak mendapat masalah dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
jantungnya, dan juga dapat menstimulasi semua permainan.
proses fisiologis anak seperti peningkatan sirkulasi

http://efektor.unpkediri.ac.id. 249
Dengan penerapan permainan gobak sodor dilihat dari perbandingan perolehan nilai belajar
tersebut maka kegiatan pembelajaran untuk anak, serta prosentase ketuntasan belajar anak
meningkatkan kemampuan motorik kasar akan mulai dari siklus I,siklus II, siklus III pada tabel
lebih bervariasi dan anak akan lebih bersemangat dibawah ini:
melakukan kegiatan pengembangan motorik kasar,
karena dalam permainan gobak sodor terdapat Tabel 1. Hasil Penilaian Kemampuan Motorik
unsur perlombaannya, sehingga anak akan Kasar melalui permainan gobak sodor mulai
melakukan permainan gobak sodordengan penuh Tindakan Siklus I sampai Siklus III
semangat, dengan demikian tujuan peneliti untuk No Hasil Tindakan Tindakan Tindakan
mengembangkan kemampuan motorik kasar Penilaian Siklus I Siklus II Siklus III
melalui permainan gobak sodor dapat tercapai. 1 30% 20% 0%
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2 35% 25% 15%
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan
3 25% 35% 20%
motorik kasar anak didik sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan. 4 10% 20% 65%
Jumlah 100% 100% 100%
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
penelitian tindakan kelas ini adalah model Kemmis bahwa pada siklus I analisis kegiatan
dan Taggart, (dalam Arikunto, 2010). Penelitian ini pembelajaran motorik kasar melalui permainan
dilakukan sebanyak 3 siklus. Model yang Gobak sodor dapat di kategorikan belum mencapai
dikemukakan oleh kemmis dan Mc Targart terdiri ketuntasan belajar.Hal tersebut di tunjukkan
dari empat tahapan yaitu: 1). Perencanaan, 2). melalui prosentase ketuntasan belajar masih
Pelaksanaan tindakan, 3). Observasi, 4). Refleksi. 35%.Hal ini di karenakan guru kurang aktif
Subyek pada penelitian ini anak didik mengadakan tanyajawab dengan anak dan guru
kelompok B Taman Kanak-kanak Dharma wanita kurang aktif memotivasi anak, serta guru kurang
Pranggang II Kecamatan Plosoklaten Kabupaten aktif membimbing anak dalam permainan Gobak
Kediri tahun ajaran 2013/2014, yang berjumlah 20 sodor.
anak didik yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 11 Hasil penelitian perkembangan anak dalam
anak perempuan. Teknik pengumpulan data kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui
penelitian ini melalui lembar observasi dan unjuk permainan Gobak sodor pada siklus II
kerja kegiatan anak dalam permainan gobak sodor menunjukkan prosentase 65%. Dari data tersebut
untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar maka kegiatan pembelajaran motorik kasar melalui
anak. permainan Gobak sodor belum mencapai
Analisis data untuk menghitung prosesntase ketuntasan belajar, tetapi mengalami peningkatan
kebrhasilan pengembangan kemampuan motorik dari siklus I. Pada pertemuan berikutnya peneliti
kasar anak, sebagai berikut : melanjutkan kegiatan dengan membuat rencana
perbaikan pembelajaran.
= 100% Adapun hasil penelitian perkembangan anak
P = Prosentase yang mendapat nilai dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar
f = Nilai yang diperoleh subyek melalui permainan Gobak sodor pada siklus III
N = Jumlah keseluruhan subyek menunjukkan prosentase 85%. Maka kegiatan
Kriteria penilaian dalam penelitian di Taman pembelajaran motorik kasar melalui permainan
Kanak-kanak Dharma wanita Pranggang II Gobak sodor pada siklus III anak telah mencapai
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, ketuntasan belajar.
dikatakan belum mencapai ketuntasan apabila
sudah mencapai ketuntasan lebih dari 75%.

Tabel 2. Hasil Penilaian Prosentase Ketuntasan


PEMBAHASAN HASIL ANALISIS DATA Belajar Anak dalam Kemampuan Motorik Kasar
Hasil peningkatan kemampuan motorik melalui permainan gobak sodor mulai tindakan
kasar anak melalui permainan Gobak sodor dapat Siklus I sampai Siklus III.

250 http://efektor.unpkediri.ac.id.
Jurnal PINUS Vol. 1. No.3 Oktober 2015. ISSN 2442-9163

Prosentase Ketuntasan Depdiknas. 2008. Pedoman Pembelajaran Bidang


No Jml Belajar Fisik/Motorik di Taman kanak-kanak.
siswa Siklus I Siklus II Siklus Jakarta:Direktorat Pembina TK dan SD.
III Fariq, M.M. 2007. 100 Permainan Kecerdasan
1 20 35% 55% 85% Kinestetik. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasara Indonesia.
Berdasarkan data di atas menunjukan Gunarti, W. 2010. Metode Pengembangan Perilaku
bahwa ketuntasan belajar anak dalam dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini.
pengembangan kemampuan motorik kasar Jakarta: Universitas Terbuka.
mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari Husna (2009).100+ PermainanTradisional
ketuntasan belajar anak yang semula pada siklus I Indonesia.Yogyakarta: Andi Offset.
35%.kemudian pada siklus II Hurlock, E.B. 1978. Perkembangan Anak. PT
meningkatmenjadi55%,dan pada siklus III Gelora Aksara Pratama.
prosentase ketuntasan belajar anak meningkat Martuti, A. 2008. Mengelola PAUD Dengan Aneka
menjadi 85%. Permainan Untuk Meraih Kecerdasan
Majemuk. Sidoarjo: Kreasi Wacana.
KESIMPULAN DAN SARAN Montolalu, B.E.F. 2011. Bermain dan Permainan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
dilakukan dikelompok B Taman Kanak-kanak. Suyadi (2009).Permainan Edukatif Yang
Dharma wanita Pranggang II Kecamatan Mencerdaskan. Jogjakarta: Power
Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat disimpulkan Books (IHDINA).
bahwa dengan Permainan Gobak Sodor dapat Sujiono, Bambang. 2008. Metode Pengembangan
dibuktikan kebenarannya untuk mengembangkan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
kemampuan motorik kasar anak pada anak Parmadhi, Hajar (2005). Bermain Gobak Sodor.
kelompok B Taman Kanak-kanak. Dharma wanita Yogyakarta: AKN
Pranggang II Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Zaman, Badru. 2009. Media dan Sumber Belajar
Kediri. TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Guru diharapkan menggunakan media yang
menarik dan beragam dalam proses pembelajan
utnuk meningkatkan kemampuan motorik kasar,
misalnya menggunakan permainan gobak sodor.
Bagi Orangtua diharapkan untuk dapat
menyediakan alat permainan, sehingga
perkembangan motorik kasar anak dapat
berkembang secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. 2007. Perkembangan dan Konsep


Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Bina
Aksara.
Crain, W. 2007. Teori Perkembangan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997.
Metode Khusus Pengembangan Jasmani
di TK. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan kebudayaan.

http://efektor.unpkediri.ac.id. 251

Anda mungkin juga menyukai