Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Genre Sastra Indonesia

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu: Dr. Lina Putriyanti, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Novfan Rahmat Ramadhan (21120189)
2. Dewi Setiani (21120193)
3. Anastasya Putri Yulan (21120194)
4. Niken Wahyu Dwi Purba Arum (21120209)
5. Husnul Mar Iyyah (21120221)
6. Naili Qurrotil Ayuni (21120222)
7. Rivta Amalia Rosalina (21120226)
8. Recha Ardhita Pramesty (21120229)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Genre Sastra Indonesia”
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi besar Muhamad SAW yang telah meletakkan fondasi ilmu pengetahuan bagi
umat. Dalam makalah ini, kami membahas Genre Sastra Indonesia.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Lina Putriyanti, M.Pd selaku Dosen mata kuliah konsep dasar bahasa dan
sastra Indonesia Universitas PGRI Semarang yang telah memberikan tugas sehingga
pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini makin bertambah dan hal itu sangat
bermanfaat bagi penyusunan makalah dikemudian hari.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun
demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati.

Semarang, 6 Desember 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Genre Sastra Indonesia.............................................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................8

3.2 Saran.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan sebuah
karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realitas sosial kemasyarakatan.
Jika ditinjau dari kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
akar kata sas dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk
atau instruksi. Akhiran –tra biasanya menunjukan alat, sarana. Oleh karena itu, sastra dapat
berupa alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran (Teeuw, 2013:
20). Wellek dan Warren (2014: 3), menyatakan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif,
sebuah karya seni. Sementara itu Semi (1988: 7) menyatakan bahwa kata sastra atau
kesusastraan dapat ditemui dalam berbagai pemakaian yang berbeda-beda. Hal ini
menandakan bahwa sastra bukanlah suatu hal yang sederhana. Sastra meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat juga berbicara mengenai sastra sebagai suatu yang
diasosiasikan dengan karakteristik sebuah bangsa atau kelompok manusia, misalnya kita
dengar adanya istilah kesusastraan Arab, kesusastraan Amerika, Kesusastraan Jawa, dan
sebagainya.
Genre sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
sastra imajinatif dan nonimajinatif. Dalam praktiknya sastra nonimajinatif terdiri atas karya-
karya yang berbentuk esai, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Karya sastra imajinatif
itu sendiri ialah karya prosa fiksi termasuk di dalamnya cerpen, novelet, novel atau roman;
puisi yang di antaranya puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik; dan drama bentuknya
berupa drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi (Najid, 2003:12).
Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah
pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud prosa.
Menurut Pradopo (2010:7) puisi memiliki tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi
pemikiran ide atau emosi; kedua, bentuknya; ketiga, adalah kesannya. Semua itu terungkap
dalam media bahasa. Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya
terdiri atas 3 macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw, 1984: 109). Epik adalah teks yang
sebagian berisi deskripsi (paparan kisah) dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh
(percakapan). Epik biasa disebut sebagai prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan
pengarang. Dalam hal ini yang berbicara adalah ‘aku’ yang biasa disebut penyair. Lirik
dikenal sebagai puisi atau sajak, yaitu karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan
pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekspresikannya. Drama merupakan karya sastra
yang didominasi oleh cakapan para tokoh. Kriteria drama yang membedakan dengan 2 jenis
karya satra lainnya adalah hubungan manusia dengan dunia ruang dan waktu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu Genre Sastra Indonesia?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui Genre Sastra Indonesia
1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan menjadi informasi awal bagi pembaca, sehingga pembaca
mengerti dan memahami tentang genre sastra Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Genre Sastra Indonesia

Istilah genre berasal dari bahasa Prancis yang berarti “jenis”. Jadi genre sastra artinya
jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre adalah Aristoteles
dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles tentang jenis karya sastra
didasarkan pada karya sastra Yunani klasik., tetapi yang menarik dari teori tersebut adalah
teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri atas 3


macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw, 1984: 109). Epik adalah teks yang sebagian berisi
deskripsi (paparan kisah) dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (percakapan). Epik biasa
disebut sebagai prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan pengarang. Dalam hal ini
yang berbicara adalah ‘aku’ yang biasa disebut penyair. Lirik dikenal sebagai puisi atau
sajak, yaitu karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih
mengutamakan cara mengekspresikannya. Drama merupakan karya sastra yang didominasi
oleh cakapan para tokoh. Kriteria drama yang membedakan dengan 2 jenis karya satra
lainnya adalah hubungan manusia dengan dunia ruang dan waktu.

Penelitian tentang genre sastra terus berkembang dari waktu ke waktu, dan seringkali
tidak memuaskan karena pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu saja bergeser dan
mengalami perubahan. Hal itu disebabkan oleh selalu adanya perubahan-perubahan konsep
tentang karya sastra. Namun demikian, meskipun konsep-konsep tentang karya sastra selalu
berubah, tetapi objek studi sastra dapat dikatakan tetap sama, yaitu prosa, drama, dan puisi.
Berikut adalah bagian dari genre sastra Indonesia:

1) Puisi
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terkait dengan irama, ritma, bait,
larik, dan ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi
lama dan puisi baru.
a. Puisi lama
Puisi lama ialah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan
tersebut yaitu: jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima
(persajakan), banyaknya suku kata dalam setiap baris dan irama.
 Berikut ciri-ciri puisi lama:
a) Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
b) Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya,
sajak, dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya.
c) Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga disebut juga dengan sastra
lisan/kesusastraan lisan.
d) Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) dan klise.
e) Berisikan tentang kerajaan, fantastis, dan istanasentris.
 Jenis-jenis puisi lama:
a) Mantra yaitu ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
b) Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait
ada 4 baris, dalam tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, dan 3 baris
pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi.
c) Karmina yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih
pendek.
d) Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri 2 baris, bersajakkan
a-a-a-a, dan berisikan nasihat.
e) Seloka yaitu pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair
atau pantun, bisa empat baris atau lebih.
f) Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yaitu pada tiap bait ada
4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita.
g) Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10
baris.
b. Puisi baru
Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas
bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun
sajaknya.
 Berikut ciri-ciri puisi baru:
a) Diketahui nama pengarangnya
b) Perkembangannya secara lisan dan tertulis
c) Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan
rima.
d) Menggunakan majas/gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
e) Pada umumnya berisikan tentang kehidupan.
f) Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun dan syair.
g) Bentuknya lebih rapi dan simetri.
h) Memiliki rima akhir yang lebih teratur.
i) Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis.
 Jenis-jenis puisi baru:
a) Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
b) Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan
tanah air.
c) Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang
berjasa. Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas
tentang sesuatu yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung.
d) Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
e) Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan
kasih sayang.
f) Elegi yakni puisi tentang kesedihan.
g) Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
h) Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
i) Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
j) Kuatrain yaitu puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya
terdiri atas 4 baris.
k) Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari
5 baris.
l) Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
m) Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris/ puisi tujuh
seuntai.
n) Oktaf/stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
o) Sonata ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua,
yakni pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua
bait kedua masing-masing tiga baris.
2) Prosa
Prosa merupakan suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan berisifat bebas, yang
dimaksud dengan bersifat bebas artinya karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-
aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, dan diksi. Berdasarkan
jenisnya, prosa dibedakan menjadi dua kelompok yaitu, prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama
Prosa lama ialah sebuah karya sastra yang belum mendapat pengaruh dair
kebudayaan barat.
 Bentuk-bentuk prosa lama:
a) Hikayat
b) Sejarah (Tambo)
c) Kisah
d) Dongeng
b. Prosa baru
Prosa baru ialah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari
budaya-budaya asing atau barat.
 Bentuk-bentuk prosa baru:
a) Roman
b) Novel
c) Cerpen
d) Riwayat
e) Kritik
f) Resensi
g) Esai
3) Drama
Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan
sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara
umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk
dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat
dikenal dengan istilah teater. Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu
kehidupan serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa
babak.
 Jenis-jenis drama
a. Jenis drama berdasarkan penyajian kisah:
- Tragedi
- Komedi
- Tragekomedi
- Opera
- Melodrama
- Farce
- Tablo
- Sendratari
b. Jenis drama berdasarkan dari sarana pementasannya:
- Drama panggung
- Drama radio
- Drama televisi
- Drama film
- Drama wayang
- Drama boneka
c. Jenis drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama:
- Drama tradional
- Drama modern
 Unsur-unsur drama
a. Tema, merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita
drama.
b. Alur, merupakan jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada
babak pertama sampai babak terakhir.
c. Tokoh, dalam drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu.
d. Watak, merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama
tersebut.
e. Latar, merupakan gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi
dalam kisah drama yang berlangsung.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Satra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra
di Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi
terutama dalam cakupan geografi dan sejarah politik di wilayah tersebut.
Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan Sekolah
Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat beberapa aspek
humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan
mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengharagai karya-
karya orang lain, karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih
memahami kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Adapun yang
termasuk genre sastra Indonesia yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi merupakan salah
satu ragam karya sastra yang terkait dengan irama, ritma, bait, larik, dan ditandai
dengan bahasa yang padat. Puisi dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi
baru. Prosa merupakan suatu karya sastra yang berbentuk tulisan dan berisifat bebas,
yang dimaksud dengan bersifat bebas artinya karya sastra ini tidak terikat oleh aturan-
aturan penulisan karya sastra lainnya seperti rima, irama, dan diksi. Berdasarkan
jenisnya, prosa dibedakan menjadi dua kelompok yaitu, prosa lama dan prosa baru.
Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat, bertindak, dan
sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau tindakan. Secara
umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk
dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat
dikenal dengan istilah teater.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami mengenai macam-
macam genre sastra Indonesia. Dalam penyusunan makalah ini kami juga menyadari
bahwa makalah ini sangatlah kurang dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Fita , M., Arief, M., & Dwi, A. (2019). Konsep Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia.
Semarang: UPT Penerbitan Universitas PGRI Semarang.

Anda mungkin juga menyukai