Disusun Oleh :
Kelas X Agama 2
Kelompok 1 (Satu)
1) ABID KA’AB ALPUDLI (01)
2) DESVITA MAHARANI (11)
3) DEWI KHUMAIRANI HAQ (12)
4) ELFAN CANDRA LESMANA (14)
5) KETUT WIDIARTA (20)
6) ZAFIRA KASIH ANANDA (37)
7) ZAHRA RADITA RAMADHANI (38)
8) ZULFA NAZIRA PUTRI (41)
0
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Realita Sosial di
Masyarakati” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu
Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 1
1
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Realitas sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari kadang tidak sesuai
dengan harapan kebanyakan orang. Ketidakadilan, kekecewaan, ketidakpuasan
sering dirasakan oleh masyarakat, terlebih terhadap penguasa yang berdampak
pada kehidupan masyarakat luas bahkan juga terpuruknya kondisi bangsa.
Sebagai salah satu wujud dari rasa tanggung jawab masyarakat terhadap bangsa
ini, masyarakat terdorong untuk menyampaikan kritikan yang konstruktif untuk
membangun bangsa ini. Dalam era keterbukaan sekarang ini setiap orang bebas
untuk menyampaikan kritikan dan aspirasi kepada pemerintah. Ada berbagai
cara untuk menyampaikan, mengungkapkan, menuangkan kritik terhadap situasi
sosial tersebut, misalnya dengan berkirim surat, demonstrasi, pidato,
wawancara, sms, facebook, twitter, e-mail, dan media lainnya. Namun,
sesungguhnya ada satu media lagi yang berperan penting dalam penyampaian
kritik sosial, yakni karya sastra. Sastra dapat digunakan untuk menyampaikan
kritik secara cerdas, elegan dan santun.
Suatu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu
meninggalkan suatu pesan dan kesan bagi pembacanya. Pembaca dalam hal ini
dapat menikmati sebuah karya sastra sekaligus mendapat pembelajaran yang
bernilai melalui karya sastra tersebut. Dengan demikian, sastra akan menjadi
suatu kepuasan tersendiri bagi pembaca untuk dapat memperoleh kedua hal
tersebut. Mujtahid (2011) menyatakan bahwa lahirnya sebuah sastra tentu
berangkat dari 3 alam pikir yang cerdas dan hati yang lembut. Sebab terciptanya
karya sastra, sarat dengan nilai-nilai yang dihayati penyair atau sastrawan serta
keyakinannya yang melandasi pikiran terhadap lingkungan dan kehidupannya.
Semua pengalaman menjadi ide karya untuk dikembangkan melalui
kemampuan imajinasi, dengan pendalaman masalah, lewat wawasan pemikiran
dan sebagainya sehingga melahirkan suatu karya yang benar-benar utuh dan
bulat
B. Pembatasan Masalah
Untuk mencegah adanya kekaburan masalah dan untuk mengarahkan
penelitian ini agar intensif dan efisien dengan tujuan yang ingin dicapai
diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi
dengan struktur dominan (tema, nada, perasaaan, dan amanat) dan aspek sosial
yang terdapat dalam lirik lagu album Serigala Militia (2007) karya band
Seringai.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana struktur lirik lagu dalam album Serigala Militia karya band
Seringai?
2. Bagaimana kritik sosial lirik lagu dalam album Serigala Militia karya
band Seringai dengan menggunakan tinjauan sosiologi sastra?
3. Bagaimanakah implikasi hasil penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di
SMA?
4
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mencapai suatu tujuan secara optimal,
dapat memberi manfaat serta menambah wawasan bagi kesusastraan Indonesia.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan
wawasan terutama di bidang bahasa dan sastra Indonesia bagi
pembaca.
b. Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
mengaplikasikan teori sastra dan teori-teori sosiologi dalam
mengungkapkan lirik lagu Seringai album Serigala Millitia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca dan penikmat sastra Penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang
telah ada sebelumnya, khususnya dalam menganalisis kritik sosial.
b. Bagi mahasiswa bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk
memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif
dalam kemajuan diri.
c. Bagi pendidik Penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh
pengajar dan pendidik, khususnya guru Bahasa dan Sastra
Indonesia di berbagai sekolah sebagai materi ajar yaitu materi
sastra.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Individu dan Kelompok
Yang dimaksud makhluk sosial adalah makhluk yang memerlukan
keberadaan sesama. Manusia memerlukan orang lain karena manusia tidak bisa
hidup sendiri. Ini karena manusia memerlukan orang lain untuk memenuhi
kebutuhanya, baik kebutuhan immaterial maupun kebutuhan material.
Sementara manusia sebagai makhluk individu berarti bahwa manusia akan
memiliki kepentingan dn kebutuhan sendiri, dan akan berupaya untuk
memenuhi kebutuhannya itu.
6
B. Fungsi Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial
Realitas sosial adalah fakta/kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat sebagai hasil dari konstruksi sosial. Konstruksi sosial sendiri
dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu konsensus (kesepakatan), interaksi, serta
habituasi (kebiasaan) sosial.
7
dan kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan (tata tertib atau
aturan sekolah) dan memiliki sanksi (hukuman) tertentu jika dilanggar. Adanya
cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu, dari cntoh di
atas tadi adalah seorang murid harus berfikir bagaimana cara melakukan semua
aturan yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid) tersebut.
Khayalan sosiologis itu yang haru anda perhatikan dimana ini dilakukan
sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada
dalam diri anda tersebut, maka jika menurut wright mills, dengan khayalan
sosiologi kita mampu memahami sejarah yang ada dalam masyarakat, sebuah
riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya (sejarah serta riwayat
hidup).
Jika anda ingin mempelajari fungsi sosiologi sebagai ilmu maka perlu di
ketahui khayalan sosiologi jika anda ingin melakukan khayalan sosiologis maka
ada 2 alat yang perlu anda pelajari atau anda butuhkan yaitu sebuah
permasalahan (troubles) dan isu (issues). Memang tak seperti alat alat berupa
barang tapi ini lah yang berkaitan dengan sosiologi. Sebuah permasalahan
pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai – nilai pribadi sebab sebuah
maslah pasti akan mengganggu jiwa serta fikiran seseorang dan isu merupakan
hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
8
Fungsi sosiologi sebagai ilmu yaitu memunculkan diri yang memiliki
disiplin ilmiah yg didasarkan atas obyektivitas sebuah hal dengan berpikir
secara sosiologis. Fungsi sosiologi sebagai ilmu merupakan alat untuk
mengetahui perkembangan masyarakat guna menciptakan ketertiban
masyarakat. Fungsi sosiologi sebagai ilmu untu di bidang penelitian adalah
dapata memahami simbol kata – kata, kode, serta berbagai istilah yang banyak
digunakan masyarakat sebab setiap kata, symbol sertaucapan mereka pasti
berbeda beda makaini dapat di sebut sebagai obyek penelitian empiris. Dapat
menjadi pemahaman pola – pola tingkah laku manusia dalam masyarakat.
Dengan adanya sosiologi maka kita akan mampu melihat gejala arah perubahan
pola tingkah laku anggota masyarakat atas sebuah sebab – akibat tertentu.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana gejala sosial atau
fenomena sosial masyarakat berkembang, serta bagaimana dampaknya untuk
keberlangsungan kehidupan masyarakat yang ada.
Sosiologi dalam hal ini memberikan fungsinya sebagai penyimpanan data
sosial yang memang diperlukan dalam melakukan pembangunan
tersebut. Dimana dalam tahap perencanaan data sosial yang sudah ada menjadi
bagian dari kebutuhan sosial. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, yang perlu
dilihat yaitu kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial yang ada
pada masyarakat tersebut.
9
Ketiga, Fungsi Sosiologi yaitu sebagai Perencanaan Sosial
Tujuan dari perencanaan ini adalah bagaimana mempersiapkan masa depan,
perkembangan, kemajuan, dan pencegahan (preventif) mengatasi gejala sosial
kemasyarakatan.
Perencanaan ini mempunyai tujuan yaitu untuk dapat mengatasi munculnya
berbagai masalah sosial yang bisa saja terjadi sesuai dengan tren dan dinamika
sosial masyarakat. Dengan demikian, perencanaan sosiologi ini sebagai upaya
dan bersifat antisipatif.
Masalah sosial yang timbul tentunya kita sendiri tidak menginginkannya ada,
karena bisa memberikan dan menganggu serta berdampak bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat. Misalnya, contoh saat ini adanya Pandemi virus Covid-
19 yang memberikan dampak kepada manusia di seluruh dunia.
Tentunya, Pandemi virus Covid-19 ini tidak direncakan dan tidak diinginkan
oleh manusia. Kita pun dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan kondisi dan
situasi dengan mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Itulah cara pencegahan
penularan virus, dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak
aman, dan cara pencegahan lainnya.
Namun, dengan himbauan yang diberlakukan, masih saja masyarakat bandel
tidak mematuhi protokol kesehatan Covid-19, maka cara-cara dengan metode
represif pun dilakukan. Dimana metode ini untuk mengatasi gejala sosial setelah
terjadinya ketidakpatuhi melaksanakan protokol kesehatan Covid-19.
Ilmu sosial kemasyarakatan yang lebih populer kita mengenalnya dengan
sebutan Sosiologi. Ia hadir sebagai wujud kebebasan berpikir yang dituangkan
oleh manusia, invdividu atau para sosiolog terhadap pemecahan berbagai gejala
sosial masyarakat.
Oleh karena itu, para sosiolog serta para akademisi yang bergelut dalam
bidang ilmu sosiologi juga ikut andil dalam memberikan kemajuan perbadaban
dunia.
Lalu apa saja bentuk-bentuk peran sosiologi dalam memahami gejala sosial
masyarakat ? Berikut ini setidaknya ada empat, yaitu:
10
Pertama, Sosiolog Mempunyai Peran sebagai Ahli Riset
Para sosiolog yang melakukan riset atau penelitian sosial/ilmiah, bertujuan
untuk mencari data bagaimana kehidupan sosial masyarakat berlangsung.
Dengan demikian, data itu diolah menjadi hasil atau karya ilmiah yang
berguna dalam pengambilan keputusan, sehingga bisa untuk memecahkan
permasalahan sosial/gejala sosial masyarakat.
Analisis dari hasil penelitian/riset dapat menjadi sebuah prediksi untuk
membuat perencanaan sosial. Tujuan adalah untuk membantu dalam
memberikan perkiraan terhadap adanya pengaruh kebijakan.
Kebijakan sosial itulah yang akan diambil untuk mengatasi berbagai gejala
sosial tersebut. Dengan adanya kebijakan maka itulah sebuah upaya
menyelesaikan gejala sosial, serta sebagai prediksi atau pencegahan.
Dengan demikian, kebijakan yang dilakukan mempunyai harapan agar dapat
berjalan dengan baik sehingga dapat mengatasi atau memberikan pengaruh atau
dampak yang akan terjadi. Misalnya, seperti kebijakan disaat Pandemi Covid-19
yang diambil oleh pemerintah, mulai dari PSBB, PPKM, dan lainnya.
Para sosiolog berprofesi sebagai pekerja ilmuan terapan yang mana harus
memperhatikan nilai-nilai budaya, karakter sehingga pembahasan keduanya
menjadi sebuah nilai ideal.
11
Peranan seorang sosiolog juga bisa menjadi seorang guru, profesi yang mulia
sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Peranan guru juga bisa digeluti oleh
sosiolog.
Dengan demikian, para sosiolog memberikan peran untuk mengajakrkan dan
mengembangkan sosiologi sebagai disiplin ilmu sosial yang populer, serta
memberikan pemahaman komprehensif terhadap contoh gejala sosial yang ada
di masyarakat.
Peter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul
The Social Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah
kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar
kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Berger dan Luckman melihat
bahwa realitas sosial memiliki dimensi obyektif dan subyektif.
Dimensi obyektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial beserta
nilai dan norma yang menunjukkan bahwa masyarakat cenderung menginginkan
keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai atau norma
kepada generasi berikutnya melalui proses internalisasi 12 (sosialisasi). Namun
demikian, manusia tidak harus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia
memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang
diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna) yang dilihatnya
sebagai cermin dunia obyektifnya. Interpretasi yang berbeda ini secara kolektif
akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai
eksternalisasi.
12
penyebab suatu masalah sosial. Dari analisis tersebut dapat dicari alternatif
solusi atau pencegahannya.
Masalah Sosial
1. Kriteria Umum
Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu
masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan
antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan
sebenarnya. Kriteria umum masalah sosial pun berbeda di setiap masyarakat.
Hal ini tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut. Contohnya, di Indonesia
"kumpul kebo" dilihat sebagai sebuah masalah, tetapi tidak demikian di
Amerika.
13
2. Sumber Masalah Sosial
Selain bersumber dari interaksi sosial yang tidak efektif, masalah sosial
juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam, seperti gempa bumi atau kemarau
panjang. Tidak semua gejala alam menjadi sumber masalah sosial. Gejala alam
menjadi sumber masalah sosial jika gejala tersebut mengakibatkan masalah
sosial tertentu. Contohnya, banjir bukanlah masalah sosial. Namun, akibat yang
ditimbulkannya, seperti kehilangan tempat tinggal atau pencurian merupakan
masalah sosial.
Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya
14 kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan
nilai masyarakat. Masalah sosial nyata umumnya berusaha dihilangkan.
Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi
tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan ketidakberdayaan
masyarakat untuk mengatasinya. Contohnya, peilaku kurang disiplin dan malas.
Suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal
itu menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan
menggugat peristiwa tersebut. Namun demikian, tidak semua masalah sosial
menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya suatu yang menjadi perhatian
masyarakat belum tentu merupakan masalah sosial. Contohnya, merebaknya
pelanggaran lalu lintas adalah masalah sosial, namun tidak menarik perhatian
masyarakat. Sebaliknya, sebuah bus yang terbalik di jalan raya bukanlah
masalah sosial walaupun menarik perhatian masyarakat.
14
Realitas sosial sebagai objek kajian sosiologi, sebagai berikut:
• Konsep keluarga
• Konsep masyarakat
• Kelompok sosial atau organisasi sosial
• Komunitas sosial
• Suku bangsa
15
• Bidang budaya, yaitu adanya keinginan para pemuda melestarikan
kebudayaan daerahnya dengan mempelajarinya dengan baik.
• Bidang sosial, yaitu saat terjadi bencana alam di suatu daerah masyarakat
berbondong-bondong berupaya menolongnya dan memberikan bantuan.
1. Masyarakat
2. Organisasi Sosial
3. Dinamika Sosial
16
Sekumpulan ojek merupakan bentuk realitas sosial yang ada di tengah masyarakat. Mereka membentuk
perkumpulan dengan dasar perilaku, aktivitas, dan tujuan yang sama.(Sumber: ahliduit.com)
Contoh diatas menjadi bukti bahwa manusia itu tidak bersifat statis
(tetap). Artinya, manusia dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan
juga dalam kehidupannya. Dengan perubahan zaman yang begitu cepat,
maka bidang sosial pun mengalami dinamika yang cepat pula. Dinamika
sosial dalam sebuah realitas sosial saling berhubungan. Beberapa unsur yang
berhubungan dengan dinamika sosial yakni, mobilitas sosial, penyimpangan
sosial, dan pengendalian sosial.
4. Perubahan Sosial
17
belajar seorang siswa. Dengan adanya kelengkapan belajar tersebut dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai siswa.”
Dalam contoh tersebut siswa merupakan objek dari sarana belajar yang
diciptakan oleh manusia sendiri. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh sarana
belajar yang merupakan factor eksternal di luar dirinya. Dalam sudut pandang
kehidupan objektif tidak mempertimbangkan motivasi dan kemampuan
seseorang secara pribadi. Dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dipengaruhi
oleh sarana belajar, tanpa melihat minat, motivasi dan upaya pribadinya. Sifat
dari realitas social objektif berlaku umum, seperti halnya hukum fakta social
Emile Durkheim yang juga memiliki sifat memaksa di luar individu. Realitas
objektif juga dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia yang bersifat masal
(umum). Untuk contoh yang kedua sebagai berikut, “ Dengan rajin belajar maka
prestasi siswa akan meningkat”
18
nelayan Alfredo sering sekali berkumpul dan mengobrol denganya. Ketika
saling berkumpul, ia mengungkapkan gagasannya kedapa nelayan untuk tidak
menangkap penyu. Hal tersebut langsung saja disepakati oleh nelayan, karena
seblumnya dari merekapun sudah sadar bahwa penangakapan penyu berakibat
terhadap kepunahannya. Akhirnya, seluruh nelayan secara bertahap tidak lagi
menangkap penyu, secara adatpun sepakat bahwa penangkapan penyu akan
mendapatkan sanksi. Aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama di
sosialisasikan kepada pemuda-pemuda di desa tersebut yang nantinya akan
berprofesi sebagai nelayan.”
Menurut Peter L.Berger bahwa kehidupan social kita merupakan proses dari
eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi. Ketiga elemen ini bergerak secara
dialektis. Artinya Kehidupan social merupakan proses dialektis (saling
mempengaruhi) antara subjek dan objek.
19
realitas menjadi dari kekuasaan. Dengan kata lain media tidak pernah terlepas
dari keseharian hidup masyarakat, mereka selalu mengalami proses dialektis,
yaitu eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi. Pada proses eksternalisasi
manusia mengeluarkan gagasan ketika berinteraksi antara satu dengan lainnya.
Pada proses objektifikasi gagasan tersebut menjadi realitas objektif, sedangkan
pada proses internalisasi realitas objektif tersebut tertanam kembali kepada
manusia melalui sosialisasi yang dialami secara kolektif manusia
mentransformasikan struktur yang objektif tersebut kedalam struktur kesadaran
subjektif.
1. Realitas Objektif
Kehidupan manusia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya
masyarakat yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia
melalui suatu norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini
membuktikan bahwa kehidupan manusia hanyalah sebuah objek dan sasaran
dari suatu aturan. Kehidupan manusia dalam masyarakat membentuk kehidupan
sosial yang lebih luas. Kehidupan sosial tersebut menjadi suatu objek dan dapat
dijelaskan melalui realitas objektif. Supaya kamu lebih memahami realitas
objektif ini simak dua contoh gambaran di bawah ini ya:
20
pribadinya. Realitas objektif dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia
yang bersifat umum (massal) yang mempunyai sifat memaksa di luar
masing-masing individu.
2. Realitas Subjektif
Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya
saja, hal ini juga berlaku pada kehidupan ocial. Kehidupan ocial manusia
yang dihadapi sehari-hari dapat dilihat dari sisi subjeknya atau dari sudut
pandang pelaku supaya memiliki penjelasan yang lebih luas. Subjek dalam hal
ini oci meliputi individu maupun institusi lainnya. Agar lebih jelasnya simak
contoh di bawah ini ya:
21
Berdasarkan contoh di atas, Rudi sebagai subjek mengungkapkan
pendapatnya terhadap cara-cara belajar yang umumnya di gunakan oleh
sebagian orang. Rudi melakukan hal yang tidak dilakukan oleh siswa pada
umumnya. Rudi sebagai subjek mengubah pandangan masyarakat tentang cara
belajar dan pemahaman prestasi. Akan tetapi cara dan tindakan belajar Rudi
sebagai subjek tidak harus diterima di masyarakat dan mungkin hanya Rudi
yang dapat melakukan hal tersebut. Di lain sisi, pendapat dan pandangan Rudi
sebagai subjek dapat memberikan pengaruh kepada orang lain atau bahkan
mengendalikan posisi objek.
22
bersama disosialisasikan kepada pemuda-pemuda di desa tersebut yang
nantinya akan berprofesi sebagai nelayan.
23
BAB III
KESIMPULAN
a. Keluarga
b. Masyarakat
c. Komunitas
d. Perkumpulan /Asosiasi
e. Ketetanggaan
f. Kekerabatan
g. Suku Bangsa
24
- Realitas sosial objektif
- Realitas sosial subjektif
- Realitas sosial simbolik
- Eksternalisasi
- Objektifikasi
- Internalisasi
Konstruksi Sosial
25
• Hubungan antara pemikiran manusia dan konteks sosial tempat
pemikiran itu timbul.
• Kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus
• Membedakan antara realitas dengan pengetahuan.
Fungsi Sosiologi
27
Daftar Pusaka
https://repositori.kemdikbud.go.id/19529/1/Kelas%20X_Sosiologi_KD
%203.1%20(5).pdf
https://www.sosiologi.info/2021/08/penjelasan-fungsi-peran-sosiologi-berikut-
contohnya.html
https://brainly.co.id/tugas/11867467#:~:text=Realitas%20sosial%20dalam
%20masyarakat%20adalah,merupakan%20hasil%20dari%20konstruksi
%20sosial
https://brainly.co.id/tugas/11076744
https://dosensosiologi.com/contoh-realitas-sosial/
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-realitas-sosial-dalam-kehidupan-
bermasyarakat
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/7171/3/BAB%20V.pdf
http://eprints.ums.ac.id/27447/3/02._BAB_I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_sosial#:~:text=Realitas%20sosial
%20adalah%20kenyataan%20atau,yang%20terjadi%20di%20tengah
%20masyarakat.
https://pdfcoffee.com/kehidupan-sosial-sebagai-objektifitas-pdf-free.html
28