DISUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala karunia-Nya saya dapat menyusun makalah mengenai “Periodisasi Sastra
Indonesia” dengan tepat pada waktunya.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak I Nyoman Asta selaku guru
Bahasa Indonesia Peminatan yang telah membimbing dan memberikan tugas ini,
serta kepada semua pihak yang telah bekerja sama membantu menyusun makalah ini.
Sebelumnya saya meminta maaf jika terdapat kesalahan atau kalimat yang
kurang berkenan. Serta tidak lupa juga saya berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu,
saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca , supaya makalah ini dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.
Blahbatuh, 17 Januari
2020
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Periodisasi Sastra di
Indonesia, penulis berharap bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan
masyarakat lainnya.
Tujuan Umum :
1. Para siswa khususnya anak-anak kelas XI Program Bahasa dan Budaya dapat
mengetahui dan memahami Periodisasi Sastra di Indonesia.
Mantra
Masyarakat dahulu sangat dekat dengan dunia mistis dan mitos, serta
kepercayaan terhadap arwah nenek moyang. Hal itulah yang membuat
hadirnya mantra, yang dipercaya sebagai awal mula bentuk sastra lama.
mantra adalah bentuk puisi yang berupa gubahan bahasa dan diresapi oleh
kepercayaan akan dunia gaib. Nuansa magis sangat terasa dari irama
mantra.Mantra-mantra tersebut digunakan mulai dari untuk memanggil hujan,
panen tiba, sebelum berburu, menangkap ikan, dan sebagainya. dipercaya
dengan membaca mantra dapat membujuk roh-roh baik untuk melindungi dan
membantu, serta mengusir roh-roh jahat.
Contoh: mantra yang dibaca sebelum berburu agar dapat menangkap buruan
dengan mudah tanpa adanya bahaya.
Pantun
Merupakan puisi lama yang sangat terkenal dibandingkan yang lain, sampai
sekarang pantun masih terus digunakan. Pasti kamu juga sangat mengenal
ciri-ciri pantun, bukan? Mulai bentuknya yang terdiri atas empat baris, tiap
baris terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata, dua baris pertama disebut
sampiran, dan dua baris berikutnya merupakan isi, serta memiliki rima a-b-a-
b.Selain itu, ada pula bentuk pantun yang lain. Pertama bernama pantun
berkait atau seloka, yaitu pantun yang menyusunnya hanya satu baik
saja. Kedua terdapat pantun talibun yaitu susunannya terdiri dari enam,
delapan, atau sepuluh baris. Ketiga ada pantun kilat dikenal juga dengan
sebutan karmina, pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama sampiran,
baris kedua isi.
Nama lain gurindam adalah sajak pribahasa. Jenis puisi lama ini berbentuk
sastra klasik, yaitu terdiri dari dua baris yang berirama. Umumnya, baris
pertama berisi sebab (hukuman, pendirian), dan baris kedua berisi jawaban
atau dugaan sebagai akibat dari isi baris pertama. Lebih jelasnya berikut ciri-
ciri dari gurindam:
c. Baris pertama merupakan sebab dan baris kedua berisi akibat dari yang
disebutkan pada baris pertama.
Cerita Binatang
Dikenal dengan nama lain yaitu fabel, cerita yang memiliki tokoh hewan
dengan peran seperti manusia, dapat berpikir, berbicara, berkeluarga, dan sifat
manusia lainnya. Sebenarnya tokoh binatang yang digunakan merupakan
metafora dari manusia msehingga tidak menyinggung perasaan orang. Bentuk
prosa ini merupakan cerita yang mengandung nasihat, pesan moral, bahkan
sindiran.
Cerita binatang tidak hanya ada di Indonesia, tetapi seluruh dunia. Masing-
masing belahan dunia tersebut memiliki tokoh fabel tersendiri. Di Indonesia,
tokoh fabel paling terkenal adalah hewan kancil.
Jenis kedua adalah cerita asal-usul dunia binatang, contohnya sapi itu
bergelambir karena sewaktu mandi bajunya tertukar dengan baju kerbau yang
lebih besar, kuda itu dulunya bertanduk namun dipinjamkan kepada rusa.
Oleh karena itu, sampai sekarang kuda tidak lagi bertanduk, dan sebagainya.
Jenis ketiga adalah cerita asal-usul terjadinya suatu tempat contohnya
Legenda Gunung Tangkuban Perahu, dan sebagainya.
Cerita ini digunakan untuk melibur lara atau sakit hati seseorang. Isi ceritanya
mengisahkan cerita yang indah dan fantasi serta imajinasi tinggi. Cerita-cerita
tersebut tidak memiliki kisah akhir yang sedih, tetapi bahagia. Ceritanya
biasanya mengisahkan mengenai kehidupan istana, puteri cantik, keajaiban,
dan sebagainya. Contoh paling terkenal adalah Malim Deman.
Cerita Jenaka
Prosa kebanyakan berisi kisah, hikayat, dan cerita ajaran-ajaran baik Islam
maupun Hindu. Contohnya:
Karya sastra yang lahir pada periode tahun 1920-an sering disebut sebagai
karya sastra Angkatan Dua Puluhan atau Angkatan Balai Pustaka, karena karya-karya
yang ada banyak diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka. Angkatan 20 disebut pula
Angkatan Siti Nurbaya karena novel yang paling laris dan digemari masyarakat pada
masa itu adalah novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli.
Ciri-ciri Contoh
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan
oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama
terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran
kebangsaan.
Ciri-ciri
Pengaruh asing yang cukup kuat dan berimbas terhadapa karya sastra pada masa
itu
Sariamin Ismail
Layar Terkembang (1936)
Karim Halim
Pancaran Cinta (1926)
Palawija (1944)
Puspa Mega (1927)
Kertajaya (1932)
Setinggi Timur (1939)
Periode ’45 disebut juga sebagai Angkatan Chairil Anwar karena perjuangan
Chairil Anwar sangat besar dalam melahirkan angkatan ini. Sikap hidup dan sikap
dalam berkarya para pengarang dan sastrawan Angkatan ’45 sangat tegas. Berbeda
dengan Angkatan Pujangga Baru, Angkatan ’45 beraliran ekspresionisme-realistis.
Karya-karya yang dihasilkan menggambarkan identitas si seniman dan juga realistis.
Angkatan ’45 mulai melemah ketika sang pelopor, Chairil Anwar meninggal dunia.
Ciri-cirinya
Beraliran ekspresionisme-realistis
Dalam penyajiannya lebih mementingkan isi daripada keindahan bahasa dan jarang
menghasilkan roman
Chairil Anwar
Idrus
Achdiat K. Mihardja
Atheis (1949)
Trisno Sumardjo
Tambera (1949)
Suman Hs.
Angkatan ini dikenal sebagai periode krisis sastra Indonesia. Sejak Chairil
Anwar meninggal, lingkungan kebudayaan “Gelanggang Seniman Merdeka” seolah-
olah kehilangan semangatnya. Pada masa ini, dunia sastra juga mengalami masa-
Ciri-cirinya
Genre sastra yang mendapat ruang pada angkatan ini hanyalah pusi, cerpen, atau
karya pendek lainnya.
Karya sastra pada saat itu menggambarkan kemuraman hidup dan kritik sosial
“ Aku kembali ke Jakarta beberapa hari kemudian. Ada hal-hal yang kudengar . pendaratan pasukan
Pemerintah Pusat sudah dilakukan di Padang. Aku bertanya-tanya dimana keberadaan suamiku sekarang.
berpakaian lengkap dinas sedang jaga malam. Pesawat Kapten Suwandi
Beberapa orang mengatakan, bahwa sebagian regu dipindahkan berpangkalan di Palembang, sebagian lagi
hilang,katanya. Hati seperti ditusuk sesuatu”.
masih di Medan”.
“Malam itu aku tak bisa tidur ,suara pesawat yang mendarat dan berangkat dengan tiba-tiba, suara jib serta
mobil mondar-mandir. Aku berpikir pasti terjadi sesuatu, tiba-tiba Jib berhenti di depan rumah ternyata Harja
yang berpakaian lengkap dinas sedang jaga malam. Pesawat Kapten Suwandi hilang,katanya. Hatiku seperti
ditusuk sesuatu”.
(Dikutip dari: Novel Hati yang Damai, Nh. Dini)
2.7Angkatan 1966
Nama Angkatan ’66 dicetuskan H.B. Jassin melalui bukunya yang berjudul
Angkatan ’66. Angkatan ini lahir bersamaan dengan kondisi politik Indonesia yang
tengah mengalami kekacauan akibat terror dan merajaleanya paham dan ideologi
yang mengancam Pancasila. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir pada periode ini
lebih banyak yang berwarna protes terhadap keadaan sosial dan politik pemerintah
pada masa itu.
Karya sastra yang lahir pada periode ini lebih banyak yang berwarna protes terhadap
keadaan sosial &politik pemerintah pada masa itu.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980 ditandai pula
dengan banyaknya roman percintaan dengan sastrawan wanita yang menonjol pada
masa tersebut.
Ciri-cirinya
Karya sastra pada era 80-an pada umumnya selalu mengalahkan peran antagonisnya
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya genre sastra seperti puisi,
cerpen, maupun novel yang bertema sosial-politik, khusunya seputar reformasi.
Ciri-cirinya
Pada periode 2000-an muncul pengarang wanita yang umumnya menulis tentang
pemikiran yang tajam dan bebas dengan ungkapan perasaan. Ada di antara mereka
yang menampilkan nuansa-nuansa erotik, hal-hal yang sensual bahkan seksual. Sastra
Angkatan 2000 sering disebut sastra mutakhir. Salah satu karya yang berani tampil
beda pada periode ini adalah Saman oleh Ayu Utami dan dijadikan sebagai tonggak
pembaharu sastra dalam sejarah sastra
Ciri-cirinya
Muncul fiksi-fiksi islami sebagai perlawanan atas maraknya karya-karya yang vulgar
karena mengadopsi begitu saja moral pergaulan serba bebas ala remaja Amerika
H. El Shirazy
Ayat-ayat Cinta
Seno Gumira A.
Biola Berdawai
Rebonding Herlinatiens
3.1 Simpulan
Periodisasi Sastra Indonesia merupakan pembabakan waktu tentang perkembangan
sastra yang ditandai dengan ciri-ciri tertentu. Setiap angkatan memiliki karakteristik
yang melekat pada karya-karya sastra yang dihasilkan. Pengaruh budaya Hindu dan
Islam juga memberikan dampak terhadap karya sastra di Indonesia.
3.2 Saran
Sebaiknya para sastrawan ataupun pengamat tentang budaya maupun sastra bisa
memberikan suatu pernyataan yang mutlak, tentang pembabakan sastra yang tepat
di Indonesia yang disebabkan oleh pandangan yang berbeda setiap ahli. Sehingga
menimbulkan kerancuan dan tanda tanya besar di setiap pemikiran masyarakat
Indonesia dan pastinya seperti saya ,kaum pelajar yang masih memiliki rasa
kurang puas saat menerima sesuatu yang masih “mengambang”.