Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH FILSAFAT KEPERAWATAN

KONSEP PHILOSOPHY NURSING

OLEH :
KELOMPOK 1 (B 14 A)

NI GUSTI AYU YOGI SWARI (213221189)


SANG AYU MADE ESTY LESTARI (213221190)
I PUTU YOGA JAYA PERDANA (213221191)
NI LUH PUTU AYUMI PARAMITHA S (213221192)
NI PUTU ARICANTI NINDYA RANESWARI (213221193)
NI NYOMAN AYU VIRSE SUTRISNI (213221194)
PUTU SUMARTINI (213221195)
NI KOMANG AYU LINDA DEWI (213221196)
KADEK DWI SUMARTHINI (213221197)
PUTU EKA SRI SUWASTINI (213221198)
NI WAYAN MURDI (213221199)
NI NYOMAN SAREN SRINADI (213221200)
NI WAYAN WINDARI (213221201)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Philosophy Nursing”. Adapun
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat
keperawatan.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Oleh karena itu kami sangat menghargai bantuan
dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku
dan sumber lainnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui
media ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang
kelompok miliki. Oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna untuk menyempurnakan makalah ini.
“Om Santih, Santih, Santih Om”
Denpasar, 22 September 2021

Kelompok 1 (B 14 A)

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2


1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................... 2
1.3.2Tujuan Khusus ............................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................ 4


2.1 Konsep Philosofy Nursing ...................................................................... 4

2.1.1 Pengertian ....................................................................................... 4


2.1.2 Paradigma Keperawatan ................................................................. 5

2.1.3 Hubungan Filosofi, Paradigma dengan Teori Keperawatan .......... 6


2.1.4 Jenis- Jenis Philosofy Nursing ....................................................... 7

2.1.5 Filosofi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan ................................ 18


2.1.6 Filosofi Keperawatan dibangun dari Keyakinan .......................... 19
BAB III. PENUTUP .................................................................................. 21
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 21

3.2 Saran ...................................................................................................... 21


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan
sistem pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan
keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja. Keperawatan
hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan
kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.
Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif
pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi
dinamikanya dan kontuinitasnya.
Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui
bidang keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat
layanannya. Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan
pada perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik
keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh
mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang
mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model
konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian
layanan keperawatan secara komprehensif. Teori keperawatan menunjukkan
fenomena yang menarik yang di kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan,
sehingga logis, konsisten dan disesuaikan dengan penemuan empiris
dan didefinisikan secara operasional (Artinian, 2011).
Perawat mempunyai fungsi yang unik dalam memberikan asuhan
keperawatan yang memperhatikan perbedaan bio psikososio dan spiritual dari
masing-masing orang. Tindakan keperawatan bersifat membantu orang yang
membutuhkan yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas kemandirian
dalam mencegah dari sakit, memperbaiki kesehatannya, atau menghadapi
kematian. Dalam menjalankan fungsi dan peran perawat maka digunakan ilmu
pengetahuan (sains) terapan yang mendasar dalam melakukan / menerapkan
praktik keperawatan sehari-hari (Kalman, 2008).
Berdasarkan uraian diatas sangat perlu dikembangkan oleh perawat
untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang professional. Teori
keperawatan yang telah ada sebenarnya dapat membantu mengarahkan praktik
keperawatan menuju asuhan keperawatan yang lebih baik. Penerimaan dan
pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan
perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah
hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi
tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan
upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang
terkait dan berkepentingan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah gambaran konsep philosophy nursing ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari tugas ini penulis mampu menjelaskan tentang
konsep philosophy nursing, serta mempelajari dan memberikan pemahaman
berpikir secara logis dan ilmiah sesuai dengan kenyataan yang ada di
lapangan
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian filosofi keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan
3. Untuk mengetahui hubungan filosofi, paradigma keperawatan dengan
teori keperawatan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis filosofi keperawatan
5. Untuk mengetahui filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan
6. Untuk mengetahui filosofi keperawatan dibangun dari keyakinan

2
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengambil makna dari filosofi teori keperawatan agar dapat menerapkan pada
praktik keperawatan baik dalam ruang lingkup pendidikan, pelayanan dan
penelitian

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Philosophy Nursing


2.1.1 Pengertian
Filosofi keperawatan (Philosophy Nursing) adalah keyakinan dasar
tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman
biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit, serta
terutama berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi.
Filosofi keperawatan secara universal memiliki keyakinan tentang
manusia yang holistik yang merupakan landasan pemahaman perawat tentang
manusia sehat-sakit yang unik dan individualistik serta memiliki kemampuan
untuk berespons secara negatif dan positif.
Keunikan individu dinilai dan dipersepsikan terkait dengan
kebudayaan, sosial ekonomi, agama, dan pengalaman yang relatif
Filosofi keperawatan merupakan makna umum dari keperawatan dan
juga menjelaskan fenomena keperawatan melalui penalaran dan logika.
Filosofi keperawatan adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat
sebagai kerangka dalam berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang
diberikan pada klien dalam rentang sehat sakit, yang memandang manusia
sebagai mahluk yang holistic, yang harus dipenuhi kebutuhan biologi,
psikologi, social, cultural dan spiritual melalui upaya asuhan keperawatan yang
komprehensif, sistematis, logis, dengan memperhatikan aspek kemanusiaan
bahwa setiap klien berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku,
agama, status social dan ekonomi. Merupakan landasan pemahaman perawat
tentang manusia sehat-sakit yang unik dan individualistik serta memiliki
kemampuan untuk berespons secara negatif dan positif.
Philosophy Nursing merupakan karya awal yang mendahului era teori
yang berkonstribusi untuk pengetahuan keperawatan dengan memberikan
arahan untuk disiplin dan membentuk dasar untuk keilmuan professional yang
mengarah kepada pemahaman teoritis baru.

4
Filosofi keperawatan merupakan makna umum dari keperawatan dan
juga menjelaskan fenomena keperawatan melalui penalaran dan logika
(Alligood, 2005).
Filosofi keperawatan juga merupakan sistem keyakinan profesional
perawat atau cara pandang keperawatan. Filosofi memberikan suatu pandangan
yang unik tentang praktik keperawatan, tentang fenomena yang menjadi fokus
perhatian disiplin keperawatan dan nilai-nilai yang diyakini perawat dalam
melakukan praktik keperawatan (Fawcett, 2012).
Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh
seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan
bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien
dalam rentang sehat-sakit. Klien / manusia merupakan makhluk sosial dan
adaptif terhadap berbagai tingkat perubahan dan tantangan dimana manusia
sebagai individual bagian dari lingkungan. Pedoman sebagai acuan dan
mendasari pelaksaan praktek yang disebut dengan paradigma keperawatan.

2.1.2 Paradigma Keperawatan


Paradigma keperawatan suatu cara pandang yang mendasar atau cara
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan. Merupakan dasar dari suatu
pedoman yang menjadi acuan dan mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
di berbagai tatanan kesehatan. Merupakan serangkaian konsep yang bisa sama
dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki
definisi umum yang dapat berlaku secara universal.

2.1.3 Hubungan Filosofi, Paradigma Keperawatan dengan Teori


Keperawatan
Filosofi keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan
yang dilakukan. Keperawatan mengandung pandangan holistik terhadap

5
manusia yaitu kebutuhan manusia bio-pisko-sosial-spiritual. Paradigma
keperawatan menjadi acuan dan mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
diberbagai tatanan kesehatan. Filosofi keperawatan sebagai keyakinan dasar
dalam menerapkan teori keperawatan terhadap metaparadigma keperawatan
yang terdiri dari manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
1) Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi
(ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan
dibantuhkan. Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh
lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian
dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa
mencintai. Misal kita sedang merawat seorang pasien maka kita harus
memahami bagaiman perasaan pasien tersebut.
2) Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan kuutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi
fisik dan fungsi sosial. Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan
adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan
penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang
dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Dimisalkan dengan Seorang
perawat yang membantu orang agar sehat tetapi perawat itu sendiri
harus menjaga kesehatannya.
3) Konsep tentang lingkungan
Berdasarkan teori Jean Watson, keperawatan merupakan konstanta
dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku keperawatan tidak
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal
tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk
melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. Contoh :
Perawat harus memperhatikan lingkungan sosial. Banyak orang yang
melihat perilaku perawat maka dari itu kita harus berperilaku yang
baik.

6
4) Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit
dan caring ditujukan untuk klien baik dalam keadaan sakit maupun
sehat. Contoh : Sebagai perawat kita harus fokus pada nilai yang
berlaku untuk melayani pasien nilai care adalah nilai yang pokok di
jalankan.

Melalui pemahaman tentang paradigma keperawatan yang terdiri dari


manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan, merupakan suatu model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Dari komponen paradigrna tersebut telah menjelaskan hubungan dan
keterkaitan antar konsep yang juga melandasi teori keperawatan. Semua teori
keperawatan berkembang dengan memperhatikan paradigma keperawatan.
Teori keperawatan berkembang dan berasal dari aspek-aspek dan berbagai
dimensi kemanusiaan telah dibuktikan banyak menirnbulkan dampak terhadap
praktek keperawatan, dimana teori menghasilkan suatu situasi yang
diharapkan. Teori membantu memberikan pengetahuan untuk
mengembangkan praktek dengan cara menggambarkan, menjelaskan,
memprediksi dan mengontrol phenomena. Teori keperawatan merupakan
usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan phenomena mengenai
keperawatan.

2.1.4 Jenis – Jenis Teori Philosophy Nursing


Adapun beberapa teori yang tergolong Philosophy Nursing :
1) Florence Nightingale (Modern Nursing)
Teori Nightingale mengutamakan fokus pada lingkungan dalam
penerapannya. Walaupun secara pernyataan tidak pernah
menyebutkan lingkungan, ia menggambarkan lingkungan dengan
mendefinisikan tentang ventilasi, kehangatan, cahaya / penerangan,
makanan, kebersihan dan suara. Nightingale tidak secara khusus
membedakan lingkungan pasien dengan aspek fisik, psikologis dan

7
sosial, tetapi dari tulisan-tulisan yang ada, ia memberi penekanan pada
lingkungan fisik. Lingkungan sehat dilihat dalam situasi rumah sakit,
rumah tinggal dan kondisi fisik pemukiman. Lima komponen penting
lingkungan yang sehat menurut Nightingale meliputi udara bersih, air
bersih, pembuangan air yang efisien, kebersihan ruangan dan
pencahayaan. Nightingale menekankan pada pemberian ventilasi yang
baik bagi proses penyembuhan pasien. Perawat diingatkan untuk
"mempertahankan pemberian udara pada pasien sebersih udara
eksternal, tanpa membuatnya kedinginan" (Nightingale, 1969 ).
Pencahayaan diidentifikasi sebagai pemberian cahaya matahari secara
langsung yang merupakan kebutuhan penting bagi pasien. Ia
mengatakan "cahaya memiliki pengaruh yang cukup nyata dan dapat
dirasakan pada tubuh manusia" (Nightingale, 1969 ). Untuk
memperoleh keuntungan dari sinar matahari, perawat diminta untuk
memindahkan dan memposisikan pasien agar terkena cahaya
matahari. Dalam pemberian ventilasi yang baik, perawat perlu
mengkaji suhu tubuh pasien dengan cara mempalpasi ekstremitas,
agar jangan sampai pasien kedinginan atau kepanasan. Perawat
disarankan untuk memanipulasi lingkungan secara berkelanjutan
untuk mempertahankan ventilasi dan kehangatan pada pasien dengan
pemberian pemanas, membuka jendela dan pemberian posisi yang
tepat pada pasien. Kebersihan ditujukan kepada pasien, perawat dan
lingkungan fisik. Lingkungan yang kotor (pada lantai, karpet, dinding
dan bed linen) adalah sumber infeksi. Walaupun ruangan memiliki
ventilasi yang baik, materi organik dapat membuat lingkungan
menjadi kotor. Oleh karena itu, dibutuhkan pembuang ekskresi dan
kotoran tubuh yang baik untuk mencegah kontaminasi terhadap
lingkungan. Selain itu, pasien perlu dimandikan secara teratur setiap
hari. Perawat juga harus mandi setiap hari, mengenakan pakaian yang
bersih dan sering mencuci tangan. Konsep ini bukan hanya ditujukan
pada perawatan individual pasien, tetapi ditujukan juga bagi perbaikan

8
status kesehatan di pemukiman kumuh yang padat dimana
pembuangan kotoran tidak adekuat dan akses mendapatkan air bersih
terbatas (Nightingale, 1969).
Kebutuhan akan lingkungan yang tenang juga perlu dikaji dan
diintervesi oleh perawat. Suara berisik yang dihasilkan oleh aktifitas
fisik di ruangan perlu dihindari karena dapat mengganggu pasien.
Selain itu, perawat juga perlu memperhatikan nutrisi / makanan
pasien. Perawat perlu mengkaji pemasukan makanan, jadwal makan
dan pengaruhnya terhadap pasien. Nightingale percaya bahwa pasien
dengan penyakit kronis membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dan
perawat yang pintar adalah perawat yang berhasil memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien. Selanjutnya, komponen lainnya yang
didefinisikan oleh teori Nightingale adalah petty management
(Nightingale, 1969), dimana perawat memiliki kendali terhadap
lingkungan secara fisik dan administratif. Perawat perlu mengontrol
lingkungan untuk melindungi pasien dari ancaman fisik dan
psikologis. Nightingale juga yakin bahwa perawat akan tetap
bertanggung jawab terhadap lingkungan walaupun ia tidak ada di
ruangan, karena ia telah menyerahkan tanggung jawab kepada orang
lain yang bekerja disana saat ia tidak ada di tempat, hal ini
menunjukkan sebenarnya proses pendelegasian sudah ada pada jaman
Nightingale.
Dapat disimpulkan teori filosofi Florence Nightingale sebagai prionir
era modern dalam pengembangan keperawatan yang dikembangkan
sangat dipengaruhi oleh pandangan falsafah/ filosofinya tentang
interaksi klien dan lingkungannya. Ia melihat penyakit sebagai proses
pergantian atau perbaikan (reparative proses). Manipulasi dari
lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan
atau pergantian dan kesehatan klien.

2) Jean Watson (Philosophy and Science of Caring)

9
Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal
berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses
kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu
pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia seperti halnya
ilmu pengetahuan. Perilaku caring meliputi mendengarkan penuh
perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab,
menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu
keputusan.
Falsafah keperawatan menurut Jean Watson adalah human care is the
heart of nursing, yaitu:
a) Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada
asumsi bahwa human science and human care merupakan
domain utama dalam mencapai tujuan keperawatan. Science
keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris
dengan estetika, humanities dan kiat/art (Watson, 1985).
b) Berfokus pada harga diri individu (menghargai kelebihan dan
kekurangan klien)
c) Manusia adalah unik (memiliki respon yang berbeda-beda
terhadap kondisi sakit)
d) Memandang manusia sebagai aspek yang utuh
e) Memandang klien sebagai subjek dan bukan sebagai objek.

3) Marylin Anne Ray (Theory of Bureaucratic caring)


Falsafah keperawatan menurut Marylin Anne Ray adalah Theory of
Bureaucratic Caring:

a) Caring
Sebagai gambaran yang komplek, terhadap kondisi
transkultural, berhubungan dengan proses mencakup etika dan
spiritual yang berhubungan dengan budi dan perilaku yang baik

10
yang didasarkan atas kasih sayang sebagai respon terhadap suatu
kebutuhan, penderitaan dan keadaan lain.
b) Spiritual
Dalam konteks Spiritual dibutuhkan kreativitas dan pilihan
dalam konteks komunitas. Contoh: seorang perawat tidak berhak
memaksakan suatu kepercayaan tetapi hanya menjadi fasilitator
terhadap hal-hal yang terkait dengan masalah spiritual etik.
c) Pendidikan
Program pendidikan formal dan informal dengan
menggunakan media audiovisual sebagai sumber informasi dan
melalui bentuk-bentuk lain pengajaran yang berhubungan dengan
caring.
d) Physical
Faktor fisik sangat berpengaruh terhadap biologis dan mental
karena pikiran & tubuh merupakan suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi.
e) Sosial Budaya
Contoh sosial budaya adalah etnik, budaya, struktur keluarga,
hubungan antara teman dan keluarga, komunikasi, interaksi sosial,
dukungan.
f) Legal
Berhubungan dengan tanggung jawab dan tanggung gugat
yang selalu berhubungan dengan aturan dan prinsip hukum.
Contoh prosedur tindakan, inform consent, privasi dan hal-hal yang
terkait dengan keadaan malpraktek yang menjadi tanggung gugat
terhadap klien, keluarga dan tenaga professional

g) Teknologi
Dalam perawatan menggunakan teknologi modern seperti
penggunaan mesin untuk diagnostik test, terapi dan penggunaan
komputer dalam pendokumentasian

11
h) Ekonomi
Caring berhubungan dengan faktor keuangan, sistem asuransi,
sebagai penunjang.
i) Politik.
Sebagai kekuatan yang mempengaruhi perawat dalam
pengambilan keputusan dan bagaimana perawat melakukan
pelayanan kesehatan.

4) Patricia Benner (From Novice to Expert: Excellence and Power in


Clinical Nursing Practice)
Falsafah keperawatan menurut Patricia Benner yaitu From Novice To
Expert : Excellence And Power In Clinical Nursing Practice. Teori
“From Novice To Expert” yang dikembangkan oleh Patricia Benner
diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert
Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert
menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi
meliputi:
a) Novice
Adalah perawat yang belum memiliki latar belakang
pengalaman klinik. Level ini paling cocok disematkan kepada
mahasiswa keperawatan yang akan memasuki dunia klinik, akan
tetapi Patricia Benner menambahkan perawat senior yang masuk
ke lingkungan/ setting yang sama sekali baru juga dapat
dikategorikan ke dalam level ini. Perawat pada level pemula perlu
untuk selalu diarahkan dan diberi petunjuk yang jelas (tidak
konteksual, akan tetapi dapat langsung diinterpretasi secara
tekstual).
b) Advance Beginner
Pada level ini perawat telah memiliki pengalaman klinik dan
mampu menangkap makna dari aspek aspek dalam suatu situasi
keperawatan. Pada tahap ini perawat masih memerlukan

12
bimbingan dan arahan secara kontinyu karena belum mampu
memandang situasi secara luas dan holistik. Perawat masih merasa
bahwa situasi klinik dan berbagai kasus pasien adalah sebuah
tantangan yang harus dilalui, dan belum memandang dari sisi
kebutuhan pasien. Meskipun demikian mereka masih sangat
membutuhkan bantuan dari senior. Level ini paling sesuai untuk
fresh graduated Ners.
c) Competent
Pada level ini perawat telah mampu memilah dan memilih
aspek mana dari suatu situasi keperawatan yang benar benar
penting dan kurang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Kriteria
utama dari level ini adalah perawat harus mampu membuat
perencanaan dan memprediksikan hal hal apa yang mungkin terjadi
selanjutnya. Keterbatasan dari level ini adalah perawat masih
memandang suatu situasi pasien secara parsial sehingga
tindakannya pun kurang dapat menyentuh setiap dimensi pasien
sebagai individu yang holistik.
d) Proficient
Pada level ini perawat dapat memandang situasi secara
holistik, tidak hanya per aspek dari situasi tersebut. Perawat
mampu bertindak bagi pasien tanpa terlebih dahulu melalui
tahapan tahapan penetapan tujuan dan penyusunan rencana
tindakan. Pada level ini juga perawat telah lebih banyak
berinteraksi dengna pasien dan keluarganya.
e) Expert
Pada level ini perawat telah dapat menentukan inti masalah
yang dialami oleh pasien dan segera mengetahu intervensi apa yang
paling tepat diberikan tanpa harus melalui serangkaian tahap
berpikir analitis. Secara intuitif perawat expert dapat menentukan
masalah dan tindakan tanpa dibingungkan dengan berbagai
alternatif. Pengalaman dan pengetahuan yang bersinergi dengan

13
baik telah membentuk naluri dan intuisinya sehingga dapat
memandang pasien secara keseluruhan dalam waktu yang singkat.
Menurut Benner, secara umum konsep teori keperawatan
didasarkan atas etika keperawatan yang berhubungan dengan pasien
secara keseluruhan yang disebut dengan pendekatan interpretative.
Kekuatan utama dari keperawatan adalah jenis perawatan yang
berhubungan dengan masalah mental pasien, stress dan emosi serta
praktik klinis.

5) Karl Martinsen (Philosophy of Caring)


Filosofi Keperawatan Kari Marie Martinsen yang terkenal adalah
Philosophy of Caring. Teori filosofikal, ilmiah dasar dan aplikasi
praktis yang dikembangkan oleh Kari Marie Martinsen berfokus
pada telaah di sisi moral keperawatan, dan etika keperawatan.
Pandangan dunia fenomenologis berbasis Martinsen adalah manusia
tidak dapat dipahami a t au d ip er t im b a n g k a n d al a m is o l as i
d ar i l in g k u n g an n y a. M an u s ia d an l in g k u n g an
merupakan suatu perangkat yang menyebabkan setiap situasi
tergantung konteks dan bersifat unik.

6) Katie Erickson (Theory of Caritative Caring)


Falsafah keperawatan menurut Kety Ericson adalah Theory of
Caritative Caring:
a) Caritas
Mengandung makna; cinta dan kemurahan hati. Caritas
merupakan motif dasar dari ilmu caring, artinya bahwa
keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan perantaraan caring
melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan (playing), dan
pembelajaran
b) Caring Communion

14
Caring communion mengandung konteks pengertian dari
caring dan menjadi struktur yang menentukan realitas caring.
Caring communion terdiri dari intensitas dan vitalitas;
kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran
dan toleransi. Dalam caring communion memungkinkan
hubungan antara seseorang dengan orang lain dimana individu
memiliki perasaan bahwa suatu saat dia bisa saja mengalami
keadaan yang sama dengan orang lain. Caring communion
adalah apa yang menyatukan dan mengikat individu/manusia
tersebut sehingga membuat caring itu berarti
c) Tindakan caring
Erikson mengatakan bahwa tindakan caring merupakan
suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang spesial menjadi
sangat special.
d) Etika Caritative Caring
Etika caritative caring terdiri dari etika caring itu
sendiri yang ditetapkan oleh motif caritas. Etika caring
menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan
perawat, dimana saat perawat menemui pasien memenuhi
batasan-batasan etika yang jelas. Dalam hal ini, kita akan
berkorban sesuatu dari diri kita demi orang lain.
e) Martabat
Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan
martabat pasien. Ada dua jenis martabat, yaitu martabat yang
mutlak dan martabat yang relatif. Martabat yang relatif
dipengaruhi/dapat diperoleh dari budaya.

f) Menerima panggilan/undangan/invitasi
Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan
tindakan perawatan atas permintaan atau undangan dari

15
pasien/keluarga sendiri. Dalam hal ini, perawat berusaha
memberikan yang terbaik dengan memenuhi kebutuhan
dasar pasien.
g) Penderitaan
Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi
sakit, perawatan, dan kehidupan. Penderitaan yang
dihubungkan dengan kondisi sakit dimana pasien
mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana
kadang pasien mengalami penderitaan akibat pada saat
diberi tindakan perawatan, kurang dipertimbangkan masalah
martabat pasien, kurangnya keramahan petugas, adanya
kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa. Hal
tersebut menimbulkan penderitaan dalam kehidupan pasien.
h) Penderitaan manusia
Pasien dalam hal ini manusia yang mengalami
penderitaan. Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia
mengalami sakit dimana pada saat itu ia memikul
penderitaan
i) Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan suatu bentuk drama dari
penderitaan dimana seseorang yang menderita ingin
memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi
kesempatan dan mencapai rekonsoliasi atau kedamaian.
j) Budaya caring
Budaya caring merupakan konsep dimana Erikson
menggunakan lingkungan berdasar pada elemen budaya
sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar. Budaya yang
berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila suatu
communion muncul berdasarkan etos, budaya menjadi lebih
menarik. Budaya caring menunjukkan sikap tanggap

16
terhadap manusia, martabat dan kesuciannya dalam
membentuk tujuan communion.

7) Betty Neuman Newman


Menggunakan pendekatan manusia utuh dengan memasukkan
konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep
stresor.Sistem klien terdiri dari lima variabel yang beriteraksi:
a) Fisiologi= struktur tubuh dan fungsi
b) Psikologi= proses mental dan hubungan.
c) Sosiokultural= kombinasi fungsi sosial dan kultural
d) Perkembangan= proses perkembangan manusia
e) Spiritual= keyakinan spiritual

8) Roy
Memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip
humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
Falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi
subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu
dan rasamenghargai”. Ia berpendapat bahwa seorang individu saling
berbagidalam kemampuan untuk berpikir kreatif, bertingkahlaku
untuk mencapaitujuan tertentu bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi, memilikiholism intrinsik, berjuang untuk
mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain.
Veritivity, berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan
keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar. Ia mendefinisikan
veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas
tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang
berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut : Individu
dipandang dalam konteks tujuan eksistensi manusia, gabungan dari

17
beberapa tujuan peradaban manusia, aktifitas dan kreatifitas untuk
kebaikan-kebaikan umum, nilai dan arti kehidupan

2.1.5 Filosofi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan


Hal ini perlu untuk dietahui sehingga proses dalam managemen bidang
keperawatan akan bisa berjalan dengan baik juga. Yang termasuk dalam
filosofi keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Mengerjakan hari ini lebih baik dari pada besok.
2) Manajerial keperawatan merupakan fungsi utama pimpinan
keperawatan.
3) Meningkatkan mutu kinerja perawat.
4) Perawat memerlukan pendidikan berkelanjutan.
5) Proses keperawatan menjamin perubahan tingkat kesehatan hingga
mencapai keadaan fungsi optimal.
6) Tim keperawatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan.
7) Menghargai pasien dan haknya untuk mendapatkan asuhan keperawatan
yang bermutu.
8) Perawat adalah advokat pasien.
9) Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan pada
pasien dan keluarga.

Sedangkan tujuan pelayanan keperawatan adalah untuk meningkatkan


dan mempertahankan kualitas pelayana rumah sakit serta meningkatkan dan
mempertahankan kualitas pelayanan rumah sakit serta meningkatkan
penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan. Tujuan ini dicapai
dengan mendidik perawat agar mempunyai sikap professional dan
bertanggung jawab dalam pekerjaan, meningkatkan hubungan dengan pasien/
keluarga/ masyarakat, meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam
upaya mempertahankan kenyamanan pasien, dan meningkatkan produktivitas
dan kualitas kerja/staf karyawan.

18
2.1.6 Filosofi keperawatan dibangun dari keyakinan
1) Klien
Klien/pasien adalah seorang individu yang mencari atau menerima
perawatan medis. (http://kamuskesehatan.com/arti/pasien/)
2) Keluarga pasien
Keluarga pasien merupakan seseorang yang dapat membantu
perawat dalam memecahkan masalah yang diderita oleh klien. Contohnya :
meminta persetujuan untuk pengobatan yang telah diberikan/ada tindakan
yang bersangkutan terhadap pasien, misalnya akan dilakukan operasi
untuk klien tersebut.
3) Sehat/ kesehatan
Kesehatan merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari
penyakit membuat definisi kesehatan yang baik tidaklah mudah karena
setiap orng mempunyai konsep kesehatan diri. Sehat merupakan suatu
keadaan dimana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang
ada pada dirinya. Sehat menurut WHO tenteng sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif:
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
4) Sakit
Sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau
lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penuruna bila
dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya karena sehat dan sakit
merupakan kualitas yang relatif, yang mempunya beberapa tingkat maka
akan lebih akurat bila sehat dan sakit ditentukan sesuai dengan titik
tertentu pada skala atau kontinum sehat-sakit, dibandingkan bila
ditentukan keadaan yang absolut dengan ada atau tidak adanya sakit.

19
5) Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta
flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
6) Perawat
Perawat adalah salah satu tenaga medis yang paling banyak
berinteraksi dengan pasien secara langsung walaupun secara tidak
langsung hingga saat ini masih banyak pasien atau bahkan keluarga pasien
yang mengesampingkan atau bahkan memandang rendah profesi perawat
ini. Padahal sebagai profesi yang paling banyak berhubungan dengan
pasien, perawat memegang kunci penting dalam memberikan informasi
mengenai kondisi kesehatan pasien kepada dokter untuk diambil langkah
penanganan yang lebih lanjut.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori mengenai
konsep Philosophy Nursing diarahkan untuk perawat supaya bisa menerapkan
konsep philosophy ini di kehidupan nyata
Filosofi keperawatan merupakan makna umum dari keperawatan dan
juga menjelaskan fenomena keperawatan melalui penalaran dan logika. Filosofi
keperawatan adalah pernyataan, keyakinan, dieksoresikan yang dianut dalam
cara berfikir dan bertindak dalam bidang keperawatan. Filosofi keperawatan
adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai kerangka dalam
berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien dalam
rentang sehat sakit, yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic,
yang harus dipenuhi kebutuhan biologi, psikologi, social, cultural dan spiritual
melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis,
dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap klien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama, status social dan
ekonomi telah dibuktikan banyak menirnbulkan dampak terhadap praktek
keperawatan.

3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan mampu memahami tentang filosofi
keperawatan agar nantinya bisa mengaplikasikan didalam hal nyata.
2. Bagi pendidikan, diharapkan perlunya menyediakan buku referensi yang ada
kaitannya dengan judul sehingga bisa menambah wawasan yang lebih luas.
3. Bagi perawat diharapkan mampu memahami dan menerapkan filosofi
keperawatan dalam praktik lapangan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alligood,M.R. (2013). Nursing Theorists and Their Work: Elsevier Health


Sciences.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta.
Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007). Conceptual Foundations The Bridge to
Professional Nursing Practice, Fourth Edition St. Louis. Missouri: Mosby
Elsivier.

Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012). Contemporary Nursing Knowledge:


Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theories: F. A.
DavisCompany.

Kalman, M. (2008). The Clinical Nurse Specialist Role : Could it be for


you.American Journal of Nursing, Vol 108.

Kozier, B, et al. (1995). Fundamental of nursing concepts, process and practice


(fifth edition). California : Eddison Wasley Publishing Company.

Leininger, M and McFarland, M.R, 2002, Transcultural Nursing ; Concepts,


Theories, Research and Practice, McGraw-Hill Companies, USA

McEwen, M., & Wills, E.M. (2011).Theoretical Basis for Nursing:


WoltersKluwer/Lippincott Williams & Wilkins.

Watson, Jean. (2004). Theory of human caring.


http://www2.uchsc.edu/son/caring. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-
2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150

(http://kamuskesehatan.com/arti/pasien/)

22

Anda mungkin juga menyukai