Anda di halaman 1dari 10

Kasustraanjawa

Kasustraan jawa
Presented by:
Khoirotul Ainiya
Muhammad Sya’ban Atho’illah
Pengertian
Pengertiansastra
sastrajawa
jawa
Secara etimologis, kata sastra dalam Kata lain yang sering dipergunakan
bahasa Indonesia (dalam bahasa ialah kata susastra yang berasal dari
Inggris sering disebut literature dan kata sastra mendapat awalan su- yang
dalam bahasa Perancis disebut berarti “baik, indah”. Jadi kata suastra
litterature) berasal dari bahasa dapat berarti “sastra yang baik” atau
Sanskerta: akar kata ‘sas-, dalam “sastra yang indah” yang dalam bahasa
kata kerja turunan berarti Perancis atau Inggris dipergunakan
“mengarahkan, mengajar, memberi istilah belles-lettres
petunjuk atau instruksi”. Akhiran
-tra, biasanya menunjukkan “alat,
sarana”
CiriBahasa
Ciri Bahasadalam
dalamSastra
Sastra

Bahasa sastra, dibanding bahasa ilmiah, penuh ambiguitas dan homonim


(kata-kata yang sama bunyinya tetapi berbeda artinya), serta memiliki
kategori-kategori yang tak beraturan dan tak rasional. Bahasa sastra juga
penuh dengan asosiasi, mengacu pada ungkapan atau karya yang
diciptakan sebelumnya. Dengan kata lain bahasa sastra sangat konotatif
sifatnya. Bahasa sastra memiliki fungsi ekspresif, menunjukkan nada
(tone) dan sikap pembicara atau penulisnya.
1 Sastra 2 Sastra
Jawa
jawa Kuno
Tengahan

Jenis-jenis sastra
jawa

3 Sastra 4 Sastra
Jawa baru Jawa Modern
1. Sastra jawa Kuno
Sastra Jawa Kuno hidup pada abad IX- XVII, atau pada masa kejayaan kerajaan-
kerajaan Hindu Jawa, yakni sejak Mataram Hindu sampai Majapahit. Beberapa karya
besar zaman Jawa Kuno antara lain:
• Ramayana karya Yogiswara
• Arjunawiwaha karya Mpu Kanwa
• Hariwangsa karya Mpu Panuluh
• Bharatayuddha karya Mpu Sedah dan Panuluh
• Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh
• Krsnayana karya Mpu Panuluh
• Smaradahana karya Mpu Dharmaja
• Arjunawijaya karya Mpu Tantular
• Sutasoma karya Mpu Tantular
• Nagarakrtagama karya Mpu Prapanca
• ubdaka/Siwaratrikalpa karya Mpu Tanakung (Zoetmulder, 1985: 453).
2. Sastra Jawa Tengahan
Pada abad XVI atau pada masa akhir Majapahit sampai dengan
masuknya Islam ke Jawa bahasa jawa tengahan mulai digunakan. Karya
Sastra Jawa Tengahan sebagian besar dalam bentuk kidung (Puisi).
• Kidung Harsawijaya
• Kidung Ranggalawe
• Kidung Sorandaka
• Kidung Sunda
• Wangbang Wideya
• Sri Tanjung
3. Sastra Jawa baru
Sejak masuknya Islam ke Jawa penggunaan bahasa jawa baru mulai
digunakan, dan semakin berkembang saat kerajaan Demak berkuasa.
Berbeda dengan sastra Jawa Kuno dan sastra Jawa Tengahan yang tidak
menyisakan sastra lisan, Sastra Jawa Baru masih meninggalkan sastra
dalam bentuk lisan.
Contoh karya sastra Jawa Baru : Babad Dipenegoro I, Babad
Diponegoro III, Bendhe Ki Becak, Serat Jatimurti, Serat Madurasa,
Kasarasing batin, Wedharama Winardi,  dan artikel-artikel Ki Hajar
Dewantara.
4. Sastra Jawa Modern
Kemunculan Sastra Jawa Modern bersamaan dengan munculnya
penerbit dan surat khabar, seperti Penerbit Balai Pustaka (1917), Surat
Khabar Bromartani (1885), Surat Khabar Retnodumilah (1895), Surat
Khabar Budi Utomo (1920) dan lain-lain.
Pada periode ini banyak karya berupa kisah perjalanan,
misalnya Cariyos Kekesahan Saking Tanah Jawi Dhateng Nagari
Welandi tulisan RMA Suryasuparta. Terdapat juga karya terjemahan dari
sastra dunia, seperti Dongeng Sewu Setunggal Dalu. Sastra Jawa
Modern periode 1920 – 1945 sepenuhnya didukung oleh penerbit Balai
Pustaka, Majalah Panjebar Semangat.
Contoh puisi Bahasa jawa
Sekolahanku…
Panggonan anggonku golek ilmu
Sekolahanku…
Diwulang dening Bapak-ibu Guru
Sekolahanku…
Sinau, maca buku
Ing panggonan ikiAku diajari supaya karo wong tuwaku kudu bekti
Ing panggonan iki
Aku diajari marang kanca aja srei
Diparingi PR kanggo gladhen
Kanggo sangu urip ing tengahing bebrayan
Aku percaya…
Sanajan abot kudu dilakoni
Kabeh mau kanggo kepentingan pribadhi
Kareben ngesuk dadi wong kang aji
miguna tumprap bangsa lan nagari
• SEKIAN DAN TERIMA KASIH.. ;)

Anda mungkin juga menyukai