Jawaban
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata
bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah)
tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurang
sempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan
bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah bahasa yang salah.
Daftar Rujukan: Indihadi, Dr. Dian, M,Pd, Analisis Kesalahan Berbahasa, hlm. 6. Diakses pada 4
Oktober 2021, dari
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAG
AI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf
Mistake adalah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau
ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan ini mengacu kepada kesalahan akibat penutur
tidak tepat menggunakan kaidah yang diketahui benar, bukan karena kurangnya penguasaan
bahasa kedua (B2). Kesalahan terjadi pada produk tuturan yang tidak benar.
Menurut Tarigan (1997), ada dua istilah yang saling bersinonim (memiliki makna yang
kurang lebih sama), kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa kedua.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang
berlaku dalam bahasa itu. Sementara itu kekeliruan adalah penggunaan bahasa yang menyimpang
dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu namun tidak dipandang sebagai suatu
pelanggaran berbahasa. Kekeliruan terjadi pada anak (siswa) yang sedang belajar bahasa.
Kekeliruan berbahasa cenderung diabaikan dalam analisis kesalahan berbahasa karena sifatnya
tidak acak, individual, tidak sistematis, dan tidak permanen (bersifat sementara). Jadi, analisis
kesalahan berbahasa difokuskan pada kesalahan berbahasa berdasarkan penyimpangan kaidah
bahasa yang berlaku dalam bahasa itu.
Teoritis dapat menghasilkan pemahaman tentang hakikat strategi belajar bahasa siswa,
pemerolehan bahasa yang dilakukan siswa, dan bahasa khas siswa sebagai pembelajar bahasa.
Manfaat teoritis analisis kesalahan berbahasa berkaitan dengan masalah akuisisi atau
pemerolehan bahasa dan belajar bahasa. Melalui analisis kesalahan berbahasa diharapkan
diperoleh pengetahuan yang jelas mengenai proses belajar bahasa, dan selanjutntya bagaimana
pengetahuan tersebut dapat diterapkan untuk keperluan pengajaran bahasa secara lebih efektif
dan efisien (Hendrickson 1981: 4; Corder, S.P, dalam Jack C. Richard. 1975: 19-27; Baradja.
1980: 25-27).
Aspek teoritis Anakes sama pentingnya dengan pengkajian itu sendiri, yakni bahwa
pemerolehan bahasa anak tersebut pada gilirannya memberikan pemahaman ke arah proses
pemerolehan bahasa secara umum.
Daftar Rujukan: Alfin, Dr.Jauharoti,S.pd.,M.Si Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia, hlm 34.
Diakses pada 4 Oktober 2021, dari http://digilib.uinsby.ac.id/36212/4/Jauharoti
%20Alfin_Analisis%20Kesalahan%20Berbahasa%20Indonesia.pdf
Tarigan (2011:69) mengatakan bahwa tujuan analisis kesalahan bersifat aplikatif, yakni
memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa para siswa. Tujuan tersebut ternyata
mengabaikan hal yang penting, yakni penyusunan atau pengembangan teori penjelasan mengenai
performansi .Tujuan Anakes bersifat aplikatif, yakni memperbaiki dan mengurangi kesalahan
berbahasa para siswa. Reorientasi tujuan Anakes menghasilkan rumusan bahwa tujuan Anakes
harus meliputi:
Daftar Rujukan: Alfin, Dr.Jauharoti,S.pd.,M.Si Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia, hlm 34.
Diakses pada 4 Oktober 2021, dari http://digilib.uinsby.ac.id/36212/4/Jauharoti
%20Alfin_Analisis%20Kesalahan%20Berbahasa%20Indonesia.pdf
Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik (kebahasaan). Ada
kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, wacana dan semantik.
Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap
bahasa kedua (B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah
bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan bahasa
kedua (B2). Selain itu kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2.
Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya:
kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa yang kurang
tepat (Tarigan, 1997).
Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) membedakan wilayah (taksinomi) kesalahan berbahasa
menjadi kesalahan atau kekhilafan:
Anda dapat mempelajari taksonomi tersebut dalam sajian berikut. Taksonomi kesalahan
berbahasa itu, menurut Nurhadi (1990), dibedakan sebagai berikut.
Daftar Rujukan: Indihadi, Dr. Dian, M,Pd, Analisis Kesalahan Berbahasa, hlm.7-12. Diakses
pada 4 Oktober 2021, dari
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAG
AI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf
6. Dini Ocvitasari(21901071145)
Sumber kesalahan berbahasa secara tersirat sudah dapat dipahami oleh anda dalam sajian
sebelum ini. Penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh para penutur, terutama anak (siswa)
dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Berdasarkan kategori taksonomi kesalahan atau
kekeliruan bahasa, anda sudah dapat memprediksikan sumber-sumber kesalahan bahasa. Dalam
konteks ini sumber kesalahan itu adalah “Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar.”
Dari parameter penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kemudian dihubungkan
dengan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, itulah sumber yang utama untuk analisis
kesalahan bahasa dalam sajian ini. Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran
(wilayah) fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan wacana yang dihubungkan dengan
faktorfaktor penentu dalam komunikasi. Apabila sumber kesalahan berbahasa itu dideskripsikan
secara rinci, anda dapat melakukan analisis kesalahan pada sumber-sumber kesalahan berikut.
Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Fonologi
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi bahasa Indonesia antara lain: fonem,
diftong, kluster dan pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataran berikut.
Daftar Rujukan: Indihadi, Dr. Dian, M,Pd, Analisis Kesalahan Berbahasa, hlm.7-12. Diakses
pada 4 Oktober 2021, dari
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAG
AI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf