Disusun Oleh:
KELAS D
2020
KATA PENGANTAR
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik teks puisi dan prosa?
2. Bagaimana tuturan tokoh?
3. Bagaimana tindakan tokoh?
4. Bagaimana definisi tokoh dan pengalaman pribadi?
5. Bagaimana tuturan penulis pada teks fiksi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik teks puisi dan prosa
2. Untuk mengetahui tuturan tokoh
3. Untuk mengetahui tindakan tokoh
4. Untuk mengetahui tokoh dan pengalaman pribadi
5. Untuk mengetahui tuturan penulis pada teks fiksi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d) Banyak suku kata di tiap baris
e) Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama:
a) Tak diketahui nama pengarangnya
b) Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut,
sehingga merupakan sastra lisan.
c) Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
2. Puisi Baru Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi
oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi
lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Ciri-
Ciri Puisi Baru:
a) Mempunyai bentuk yang rapi, simetris
b) Persajakan akhir yang teratur 3. Memakai pola sajak pantun
dan syair walaupun dengan pola yang lain
c) Umumnya puisi 4 seuntai
d) Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
e) Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5
suku kata
2. Prosa
Prosa adalah sebuah karya sastra yang bentuk tulisannya bebas &
tidak terikat dengan berbagai aturan, seperti rima, diksi, irama, & lain-
lainnya. Secara bahasa ( Etimologis ), kata prosa berasal dari Bahasa
Latin “Prosa” artinya terus terang. Dan Karya Sastra Prosa juga
diartikan karya sastra yang dipakai sebagai mendeskripsikan suatu
fakta.
Manfaat & Ciri-Ciri Prosa Prosa juga bisa dimanfaatkan sebagai
Surat kabar, novel, majalah, ensiklopedia, surat kirim, dan beragam
jenis media lainnya. Ciri-Ciri Prosa:
3
a) Bentuknya Bebas
b) Prosa mempunyai bentuk yang tidak terikat oleh : baris, bait, suku
kata, & irama.
c) Pada umumnya bentuk prosa adalah sebuah rangkaian kalimat
yang membentuk suatu paragraf. Contoh : Dongeng, Hikayat,
Novel & lainnya. Dan dapat disajikan sebagai bentuk tulisan
ataupun secara lisan.
d) Memiliki Tema Sebuah Prosa memiliki sebuah tema yang menjadi
dasar dalam sebuah cerita & merupakan bahasan pokok di
dalamnya.
e) Mengalami Perkembangan Sebuah Prosa akan mengalami suatu
perkembangan karena dipengaruhi pada perubahan yang berada di
kalangan masyarakat.
f) Mempunyai Urutan Peristiwa
g) Dalam Prosa biasanya terdapat alur cerita yang menjelaskan urutan
sebuah peristiwa. Dan alur peristiwa tersebut, berbentuk alur
mundur, maju, & campuran.
h) Mempunyai Tokoh di Dalamnya Di dalam prosa terdapat tokoh,
yaitu itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dan mempunyai
suatu sifat & sikap yaitu Antagonis (Jahat), Protagonis(Baik), &
Tokoh Pembantu. 9. Memiliki Latar Sebuah Prosa mempunyai
sebuah latar pada masing-masing suatu kejadian, yaitu itu latar
tempat, waktu, & suasana.
i) Memiliki Suatu Amanat Sebuah Prosa harus memiliki sebuah
amanat yang akan disampaikan kepada pembaca atau
pendengarnya, sehingga dapat mempengaruhi mereka.
j) Memakai Bahasa Asing Sebuah Prosa dapat menggunakan bahasa
asing, contoh Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Melayu, dan
Bahasa Asing lainnya atau juga tidak menggunakan Bahasa Asing.
4
k) Memiliki Nama Pengarang Sebuah Prosa pasti ada nama
pengarangnya. Tetapi, nama pengarang tidak harus
dipublikasikan. 1
B. Tuturan Tokoh
Tuturan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Tuturan Langsung adalah tuturan yang sebenarnya dibatasi oleh
intinasi atau puntuasi (Kridalaksana, 1993: 231). Contohnya “Dia
sudah pergi, Tuan”, katanya.
2. Tuturan tidak langsung adalah pengugkapan kembali tuturan tanpa
mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan
menggunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain
klausa subordinative, kata bahwa, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:
231). Contoh : Ia berkata bahwa beliau sudah pergi2
C. Tindakan Tokoh
Ada beberapa istilah penting yang harus dipahami dalam unsur ini,
yaitu tokoh, watak/karakter, penokohan, dan perwatakan. Tokoh adalah
pelaku cerita Watak/karakter adalah sifat dan sikap para tokoh.Menurut
Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.
Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995:
165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau
cerita rekaan. Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan
yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa
cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga
berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita
merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau
1
Lafamane, Felta. "Karya Sastra (puisi, Prosa, Drama)." (2020).
2
Indra Arif Priyanto, Jenis-jenis kalimat dalam tuturan langsung cerita pendek lebuh
hitam dari hitam karya iwan simatupang, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2008), hlm. 2
5
drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam
tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh
cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu
sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
Penokohan adalah cara pengarang menyajikan tokoh beserta
wataknya dalam cerita. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165)
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak
adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh
lain.
Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut
penokohan. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan
berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-
tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan
berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah
penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun
batinnya oleh seorang pengarang Pemberian watak pada tokoh suatu karya
oleh sastrawan disebut perwatakan.
Dalam cerita, ada beberapa macam tokoh. Dilihat dari segi penting
tindakannya tokoh, terdapat dua macam tokoh, yaitu tokoh utama dan
tokoh tambahan.
6
atau bab tersebut tetap erat kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan
tokoh utama.Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat
dilakukan dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan
makna atau tema, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan
tokoh lain, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu
penceritaan.
Diantara salah satu cara menentukan yang mana tokoh utama dan
yang mana tokoh penunjang adalah dengan membandingkan setiap
tokoh di dalam cerita. Adapun kriteria tokoh utama adalah: bertindak
sebagai pusat pembicaraan dan sering diceritakan, sebagai pihak yang
paling dekat kaitannya dengan tema cerita, dan lebih sering melakukan
interaksi dengan tokoh lain dalam cerita (Sayuti, 2009:6.6).
7
Tokih pada ketika itu sedang makan. Mansur dan Laminah menunggu
dimuka pintu dapur.
2. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul beberapa kali dalam
cerita.
Dilihat dari segi fungsi tokoh, terdapat tiga macam tokoh, yaitu
tokoh protagonist, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonist adalah
tokoh yang berusaha menyelesaikan tujuan suatu cerita, bisa dikatakan
tokoh protagonist ini adalah tokoh utama.Tokoh protagonis adalah
tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular
disebut hero –tokoh merupakan pengejawatan norma-norma, nilai-nilai
yang ideal bagi kita ( altenberd & lewis, 1966 : 59 ) tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita,
harapan-harapan kita sebagi pembaca. Maka, kita sering mengenalinya
sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapi
seolah-olah juga sebagai permasalahan kita, demikian pula halnya
dalam menyikapinya
8
Tokoh yang tidak terlibat dalam tujuan protagonist dan antagonis
namun memiliki pengaruh pada salah satu atau kedua tokoh tersebut
dinamakan tokoh tritagonist
Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam
menggerakan alur, yaitu:
3
Sujinah, dkk., Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Surabaya: UM Surabaya Publishing,
2018), hlm 95
9
b. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar
pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga
dalam pengembangan alur itu.
c. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai
pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan
tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:
10
b) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.
1. Tokoh utama
2. Tokoh tambahan
3. Tokoh protagonist
4. Tokoh antagonis
5. Tokoh sederhana
6. Tokoh bulat
7. Tokohstatis
8. Tokoh berkembang
9. Tokoh tipikal
10. Tokoh netral4
2. Pengalaman Pribadi
a. Pengertian pengalaman pribadi.
Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dijalani, dirasakan,
ditanggung, dan diserap oleh panca indra manusia. Sedangkan pribadi
ialah manusia sebagai perseorangan (diri manusia/diri sendiri). Jadi,
pengalaman pribadi ialah segala sesuatu yang pernah dijalani atau pun
dirasakan oleh seseorang.
4
Onjimarnazira, Tokoh dan Penokohan, http://onjimarnazira.blogspot.com/2013/11/tokoh-dan-
penokohan.html, (Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 12:52 WIB)
11
a) Pengalaman lucu adalah pengalaman yang menggelikan hati,
jenaka, atau mampu menimbulkan tertawa.
b) Pengalaman mengharukan adalah pengalaman yang mampu
menimbulkan rawan hati atau merawankan hati karena mendengar
/ melihat sesuatu.
c) Pengalaman menyedihkan adalah pengalaman yang menimbulkan
rasa sedih atau (pilu) dalam hati atau menyusahkan hati.
d) Pengalaman menggembirakan adalah pengalaman yang
menjadikan seseorang gembira atau membangkitkan rasa gembira.
e) Pengalaman membanggakan adalah pengalaman yang
menimbulkan rasa bangga atau menjadikan besar hati.
12
e) Suara kurang jelas. 5
Sampai pada waktunya bahwa usia ku kala itu beranjak pada usia 6
menginjak 7 tahun yang mana mengharuskan diriku masuk pada
pendidikan sekolah dasar. Karena SD adalah awal pendidikan dasar
untuk belajar ilmu pengetahuan umum selepas lulus dari pendidikan
Taman Kanak (TK), yang mana itu merupakan anjuran bahkan
kewajiban dari Pemerintah Republik Indonesia. Dari sinilah setelah
usai menempuh pendidikan Taman Kanak diriku kembali beradaptasi
dengan lingkungan pendidikan yang baru.
Ya, ini merupakan hal pertama ketika aku akan mengenal dunia
Sekolah Dasar yang membuat diriku penasaran dan timbulnya
pertanyaan-pertanyaan bagaimana keadaan dalam lingkungan Sekolah
Dasar nantinya. Sebelum awal masuk sekolah tentunya mendaftarkan
diri dengan berbagai adsministrasi dan persyaratan lainya yang waktu
itu aku diantar oleh Ayah, sekalian ke sekolah agar bisa melihat – lihat
akan suasana sekolah.
5
Ragambahasakita, Pengalaman Pribadi
https://ragambahasakita.blogspot.com/2015/08/menceritakan-pengalaman-pribadi.html, (Diakses
pada 06 Desember 2020, Jam 13:04 WIB)
13
Pertama kalinya mengenakan seragam baru merah putih dengan
bangga dan senang gembira serta semangat aku bergegas memulai
aktifitas ke sekolah baru. Hari itu hari senin tepatnya. Seperti pada
umumnya, awal masuk sekolah dan kelas baru setelah liburan, atau
baru pertamakali masuk sekolah, dimulailah hari senin. Pagi hari
selesai persiapkan bekal, berangkatlah diriku ke sekolah bersama
teman dan kakak kelas.6
6
Sindunesia, SERU! Pengalaman Pribadi masa SD, https://sindunesia.com/pengalaman-
pribadi-masa-sekolah-dasar-sd/, (Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 13:20 WIB)
7
Kajian teori pragmatik dan tuturan,hlm.8-9
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/9339/3/bab
%2520208205244040.pdf&ved=2ahUKEwj1psn4_tftAhUDWCsKHS2jD5cQFjABegQIAhAF&usg
=AOvVaw2A9FP9iaLIcR0GllUlbdUJ
14
digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Pemilihan tuturan-tuturan
dalam karya fiksi oleh seorang pengarang merupakan fenomena yang
menarik dalam perkembangan bahasa ketika dilihat dari sudut pandang
kesantunan berbahasa. Kajian mengenai realisasi kesantunan berbahasa
dalam karya fiksi setidaknya dapat menambah ilmu bagi peneliti lain
yang ingin mengembangkan lebih lanjut kajian berkenaan dengan
kesantunan berbahasa.
Ray: “Kau pikir hanya penjaga panti itu yang bisa memberi makan?”
Rehan menjawab ketus. Menyeringai. (RTDW, 2009:24)
15
tersebut merupakan sebuah tuturan yang berupa pernyataan dan harus
dijawab oleh mitra tutur (Ray) untuk mendapatkan jawaban.
Selanjutnya, tuturan yang dilakukan oleh Ray termasuk bentuk tuturan
perlokusi sebagai efek dari tuturan yang dilakukan oleh Diar. Tuturan
Ray juga termasuk dalam bentuk ilokusi asertif dan derektif.
8
Ita purnama sari, ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL
REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE, Jurnal Skripsi, Hlm. 4-5)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran sastra sangatlah pening terlebih pada jenjang
Pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyyah karena dalam
pembelajaran sastra terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat
mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan mempelajari
sastra anak dapat belajar bagaimana caranya menghargai karya-karya orang
lain. Pada dasarnya sastra dapat membantu anak lebih dalam memahami
kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Purnama Sari, Ita. Analisis Bentuk Tindak Tutur Pada Novel Rembulan
Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye. Jurnal Skripsi.
18