Anda di halaman 1dari 21

KESASTRAAN DALAM KURIKULUM SD/MI KELAS 6

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu: Wirani Atqia, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Nelly Kusumawardani (2319208)


2. Fida Fatkha Wildania (2319218)
3. Nurul Habibah (2319220)
4. Teguh Handoyo (2319229)

KELAS D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah


memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kesastraan dalam Kurikulum SD/MI Kelas 6” sesuai
rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Saw., para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti
sunnah-sunnahnya.

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Ibu Wirani Atqia, M.Pd.,


selaku dosen mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia atas tugas yang telah
diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang Kesastraan dalam
Kurikulum SD/MI Kelas 6. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat
balasan dari Allah Swt. dengan pahala yang berlipat ganda. Aamiin.

Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Aamiin.

Pekalongan, 10 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Karakteristik Teks Puisi dan Prosa ................................................... 2


B. Tuturan Tokoh................................................................................. 5
C. Tindakan Tokoh .............................................................................. 5
D. Tokoh dan Pengalaman Pribadi ....................................................... 9
E. Tuturan Penulis pada Teks Fiksi .................................................... 15

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 18

A. Kesimpulan ................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam
masyarakat Indonesia sekarang ini. Sastra Indonesia merupakan unsur
bahasa yang terdapat didalam bahasa Indonesia. Berdasarkan garis
besarnya, sastra berarti bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan
gaya penyajiaannya yang menarik. Sehingga dapat berkesan di hati
pembacanya. Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang dimaksud
sastra, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dengan bahasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik teks puisi dan prosa?
2. Bagaimana tuturan tokoh?
3. Bagaimana tindakan tokoh?
4. Bagaimana definisi tokoh dan pengalaman pribadi?
5. Bagaimana tuturan penulis pada teks fiksi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik teks puisi dan prosa
2. Untuk mengetahui tuturan tokoh
3. Untuk mengetahui tindakan tokoh
4. Untuk mengetahui tokoh dan pengalaman pribadi
5. Untuk mengetahui tuturan penulis pada teks fiksi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Puisi dan Prosa


1. Puisi
a. Pengertian puisi
Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan
perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima,
penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur
fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan
juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti
puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan
memadatkan segala unsur bahasa. Beberapa pengertian puisi
menurut para ahli diantaranya:
1. Herman Waluyo : Pengertian puisi menurut herman waluyo
ialah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh
manusia.
2. Sumardi : Pengertian puisi menurut sumardi ialah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias
(imajinatif).
3. Thomas Carlye : Pengertian puisi menurut thomas carley ialah
ungkapan pikiran yang bersifat musikal.
b. Ciri – Ciri Puisi
Puisi dibedakan menjadi 2 yaitu puisi lama dan juga puisi
baru.
1. Puisi Lama Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat
oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut ini :
a) Jumlah kata dalam 1 baris

2
b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d) Banyak suku kata di tiap baris
e) Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama:
a) Tak diketahui nama pengarangnya
b) Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut,
sehingga merupakan sastra lisan.
c) Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.
2. Puisi Baru Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi
oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi
lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima. Ciri-
Ciri Puisi Baru:
a) Mempunyai bentuk yang rapi, simetris
b) Persajakan akhir yang teratur 3. Memakai pola sajak pantun
dan syair walaupun dengan pola yang lain
c) Umumnya puisi 4 seuntai
d) Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
e) Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5
suku kata
2. Prosa
Prosa adalah sebuah karya sastra yang bentuk tulisannya bebas &
tidak terikat dengan berbagai aturan, seperti rima, diksi, irama, & lain-
lainnya. Secara bahasa ( Etimologis ), kata prosa berasal dari Bahasa
Latin “Prosa” artinya terus terang. Dan Karya Sastra Prosa juga
diartikan karya sastra yang dipakai sebagai mendeskripsikan suatu
fakta.
Manfaat & Ciri-Ciri Prosa Prosa juga bisa dimanfaatkan sebagai
Surat kabar, novel, majalah, ensiklopedia, surat kirim, dan beragam
jenis media lainnya. Ciri-Ciri Prosa:

3
a) Bentuknya Bebas
b) Prosa mempunyai bentuk yang tidak terikat oleh : baris, bait, suku
kata, & irama.
c) Pada umumnya bentuk prosa adalah sebuah rangkaian kalimat
yang membentuk suatu paragraf. Contoh : Dongeng, Hikayat,
Novel & lainnya. Dan dapat disajikan sebagai bentuk tulisan
ataupun secara lisan.
d) Memiliki Tema Sebuah Prosa memiliki sebuah tema yang menjadi
dasar dalam sebuah cerita & merupakan bahasan pokok di
dalamnya.
e) Mengalami Perkembangan Sebuah Prosa akan mengalami suatu
perkembangan karena dipengaruhi pada perubahan yang berada di
kalangan masyarakat.
f) Mempunyai Urutan Peristiwa
g) Dalam Prosa biasanya terdapat alur cerita yang menjelaskan urutan
sebuah peristiwa. Dan alur peristiwa tersebut, berbentuk alur
mundur, maju, & campuran.
h) Mempunyai Tokoh di Dalamnya Di dalam prosa terdapat tokoh,
yaitu itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dan mempunyai
suatu sifat & sikap yaitu Antagonis (Jahat), Protagonis(Baik), &
Tokoh Pembantu. 9. Memiliki Latar Sebuah Prosa mempunyai
sebuah latar pada masing-masing suatu kejadian, yaitu itu latar
tempat, waktu, & suasana.
i) Memiliki Suatu Amanat Sebuah Prosa harus memiliki sebuah
amanat yang akan disampaikan kepada pembaca atau
pendengarnya, sehingga dapat mempengaruhi mereka.
j) Memakai Bahasa Asing Sebuah Prosa dapat menggunakan bahasa
asing, contoh Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Melayu, dan
Bahasa Asing lainnya atau juga tidak menggunakan Bahasa Asing.

4
k) Memiliki Nama Pengarang Sebuah Prosa pasti ada nama
pengarangnya. Tetapi, nama pengarang tidak harus
dipublikasikan. 1

B. Tuturan Tokoh
Tuturan dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Tuturan Langsung adalah tuturan yang sebenarnya dibatasi oleh
intinasi atau puntuasi (Kridalaksana, 1993: 231). Contohnya “Dia
sudah pergi, Tuan”, katanya.
2. Tuturan tidak langsung adalah pengugkapan kembali tuturan tanpa
mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan
menggunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain
klausa subordinative, kata bahwa, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:
231). Contoh : Ia berkata bahwa beliau sudah pergi2

C. Tindakan Tokoh
Ada beberapa istilah penting yang harus dipahami dalam unsur ini,
yaitu tokoh, watak/karakter, penokohan, dan perwatakan. Tokoh adalah
pelaku cerita Watak/karakter adalah sifat dan sikap para tokoh.Menurut
Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.
Istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995:
165). Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau
cerita rekaan. Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan
yang mengalami peristiwa atau berlakuan di dalam berbagai peristiwa
cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga
berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita
merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau
1
Lafamane, Felta. "Karya Sastra (puisi, Prosa, Drama)." (2020).
2
Indra Arif Priyanto, Jenis-jenis kalimat dalam tuturan langsung cerita pendek lebuh
hitam dari hitam karya iwan simatupang, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2008), hlm. 2

5
drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam
tindakan. Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh
cerita adalah individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu
sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.
Penokohan adalah cara pengarang menyajikan tokoh beserta
wataknya dalam cerita. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995:165)
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak
adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh
lain.

Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut
penokohan. Penokohan dan perwatakan sangat erat kaitannya. Penokohan
berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-
tokohnya serta memberi nama tokoh tersebut, sedangkan perwatakan
berhubungan dengan bagaimana watak tokoh-tokoh tersebut. Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah
penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun
batinnya oleh seorang pengarang Pemberian watak pada tokoh suatu karya
oleh sastrawan disebut perwatakan.

Dalam cerita, ada beberapa macam tokoh. Dilihat dari segi penting
tindakannya tokoh, terdapat dua macam tokoh, yaitu tokoh utama dan
tokoh tambahan.

1. Tokoh utama adalah tokoh yang penting dan keberadaanya


mendominasi cerita.
Tokoh utama dapat saja hadir dalam setiap kejadian dan dapat
ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan, tetapi
tokoh utama juga bisa tidak muncul dalam setiap kejadian atau tidak
langsung ditunjuk dalam setiap bab, namun ternyata dalam kejadian

6
atau bab tersebut tetap erat kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan
tokoh utama.Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat
dilakukan dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan
makna atau tema, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan
tokoh lain, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu
penceritaan.

Pembaca dapat menentukan tokoh utama dengan jalan melihat


keseringan pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami
peranan dan keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh
utama dapat juga melalui petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya.
Tokoh utama umumnya merupakan tokoh yang sering diberi komentar
dan dibicarakan oleh pengarangnya. Selain itu lewat judul cerita juga
dapat diketahui tokoh utamanya (Aminudin, 2002:80).

Diantara salah satu cara menentukan yang mana tokoh utama dan
yang mana tokoh penunjang adalah dengan membandingkan setiap
tokoh di dalam cerita. Adapun kriteria tokoh utama adalah: bertindak
sebagai pusat pembicaraan dan sering diceritakan, sebagai pihak yang
paling dekat kaitannya dengan tema cerita, dan lebih sering melakukan
interaksi dengan tokoh lain dalam cerita (Sayuti, 2009:6.6).

Contoh Seperti pada kutipan di awah ini :

Tiba-tiba tampak olehnya pisau belati di sisi Mansur. Darahnya


berdebar-debar dan gusarnyapun timbul kembali. Tak percaya ia akan
janji saudaranya tadi. Sebab itulah berkata ia: “Kakak, pisau itu
baiklah Minah sembunyikan. Minah sebenarnya belum begitu percaya.
Hendaklah kita awas sebelum terjadi!”

Mansur tak mengeluarkan kata sepatah juapun.

Laminah mengambil pisau belati itu dari pinggang saudaranya dan


diletakannya di bawah bantal.

7
Tokih pada ketika itu sedang makan. Mansur dan Laminah menunggu
dimuka pintu dapur.

Dari kutipan di atas kita bisa menilai bahwa tokoh utamanya


adalah Mansur. Kenapa? Karena Mansur merupakan inti pembicaraan
di atas. Potongan cerita tersebut ada setelah terjadi perselisihan antara
Mansur dengan salah satu pegawai di tempat ia bekerja. Mansur
hendak memberi pelajaran kepada orang tersebut, karena ia telah
berbuat macam-macam terhadap adiknya. Jadi, sangat jelas inti
permasalahnnya ada pada Mansur sendiri.

2. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul beberapa kali dalam
cerita.
Dilihat dari segi fungsi tokoh, terdapat tiga macam tokoh, yaitu
tokoh protagonist, antagonis, dan tritagonis. Tokoh protagonist adalah
tokoh yang berusaha menyelesaikan tujuan suatu cerita, bisa dikatakan
tokoh protagonist ini adalah tokoh utama.Tokoh protagonis adalah
tokoh yang kita kagumi yang salah satu jenisnya secara popular
disebut hero –tokoh merupakan pengejawatan norma-norma, nilai-nilai
yang ideal bagi kita ( altenberd & lewis, 1966 : 59 ) tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita,
harapan-harapan kita sebagi pembaca. Maka, kita sering mengenalinya
sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan yang dihadapi
seolah-olah juga sebagai permasalahan kita, demikian pula halnya
dalam menyikapinya

Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan, khususnya


konflik dan ketegangan yang dialami oleh toko protagonis yang mana
tokoh penyyebab terjadinya konflik adalah tokoh antagonis.Tokoh
antagonis adalah tokoh yang menghalangi tujuan tokoh protagonist.

8
Tokoh yang tidak terlibat dalam tujuan protagonist dan antagonis
namun memiliki pengaruh pada salah satu atau kedua tokoh tersebut
dinamakan tokoh tritagonist

Tokoh antagonis dapat disebut beroposisi dengan tokoh protagonis


scara langsung maupun tidak langsung, secara fisik maupun batin.

Konflik yang dialami olah tokoh protagonist tidak harus disebabkan


oleh tokoh antagonis seorang individu yang dapat ditunjuk secara jelas.
Ia dapat disebabkan oleh hal-hal lain yang diluar individualitas
seseorang, misalnya bencana alam kecelakaan, aturan sosial, nilai
moral dan sebagainya penyebab konflik yang tidak dilakukan oleh
seorang tokoh disebut sebagai kekuatan antagonistis ( altenbernd &
lewis, 1996 : 59 )3

D. Tokoh dan Pengalaman Pribadi


1. Tokoh

Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita


fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah
pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai
pada bagian akhir cerita.

Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam
menggerakan alur, yaitu:

a. Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan


alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah
sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan.
Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya
konflik.

3
Sujinah, dkk., Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Surabaya: UM Surabaya Publishing,
2018), hlm 95

9
b. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar
pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga
dalam pengembangan alur itu.
c. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai
pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.

Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:

a. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan


kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
b. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan
kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (Ingat, tokoh antagonis
belum tentu jahat)

Tokoh juga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

a. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil


peranan dalam karya sastra.
b. Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi,
misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita
tokoh yang jahat akan tetap jahat.
c. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik
buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan
yang terjadi pada tokoh ini.

Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan
tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:

1. Tokoh utama, dengan indikasi/ciri:


a) tokoh tersebut sering muncul;
b) tokoh yang sering diberi komentar.
2. Tokoh tambahan/pembantu, dengan indikasi/ciri:
a) tokoh yang mendukung tokoh utama;

10
b) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.

Secara keseluruhan tokoh terdiri atas sepuluh ragam, yaitu:

1. Tokoh utama
2. Tokoh tambahan
3. Tokoh protagonist
4. Tokoh antagonis
5. Tokoh sederhana
6. Tokoh bulat
7. Tokohstatis
8. Tokoh berkembang
9. Tokoh tipikal
10. Tokoh netral4
2. Pengalaman Pribadi
a. Pengertian pengalaman pribadi.
Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dijalani, dirasakan,
ditanggung, dan diserap oleh panca indra manusia. Sedangkan pribadi
ialah manusia sebagai perseorangan (diri manusia/diri sendiri). Jadi,
pengalaman pribadi ialah segala sesuatu yang pernah dijalani atau pun
dirasakan oleh seseorang.

Pengalaman pribadi dapat berupa:

a) Kejadian lucu atau menyedihkan,


b) Kejadian ajaib, langka, atau menyeramkan,
c) Peristiwa menghebohkan,
d) Pertemuan dengan tokoh idola,
e) Kunjungan ke tempat-tempat jauh dan terkenal.

Jenis-jenis pengalaman Pribadi anrata lain:

4
Onjimarnazira, Tokoh dan Penokohan, http://onjimarnazira.blogspot.com/2013/11/tokoh-dan-
penokohan.html, (Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 12:52 WIB)

11
a) Pengalaman lucu adalah pengalaman yang menggelikan hati,
jenaka, atau mampu menimbulkan tertawa.
b) Pengalaman mengharukan adalah pengalaman yang mampu
menimbulkan rawan hati atau merawankan hati karena mendengar
/ melihat sesuatu.
c) Pengalaman menyedihkan adalah pengalaman yang menimbulkan
rasa sedih atau (pilu) dalam hati atau menyusahkan hati.
d) Pengalaman menggembirakan adalah pengalaman yang
menjadikan seseorang gembira atau membangkitkan rasa gembira.
e) Pengalaman membanggakan adalah pengalaman yang
menimbulkan rasa bangga atau menjadikan besar hati.

Langkah-langkah dalam menceritakan pengalaman pribadi:

a) Memaparkan latar belakang waktu dan tempat pengalaman serta


pelaku-pelaku kejadian.
b) Menyampaikan situasi serta kejadian yang mendorong munculnya
masalah.
c) Melukiskan saat kritis, gawat, dan menegangkan yang menjadi
klimaks.
d) Menyampaikan penyelesaian di akhir cerita.
e) Menyampaikan refleksi atas nilai-nilai yang dapat diambil dari
pengalaman.

Faktor penyebab seseorang kurang menarik dalam menceritakan


pengalaman pribadi:

a) Tidak menguasai cerita secara utuh.


b) Tidak bercerita secara urut.
c) Kurang percaya diri.
d) Tidak menggunakan diksi/plihan kata yang tepat.

12
e) Suara kurang jelas. 5

Contoh pengalaman pribadi yang menyenangkan

Pengalaman pertama masuk sekolah dasar

Sampai pada waktunya bahwa usia ku kala itu beranjak pada usia 6
menginjak 7 tahun yang mana mengharuskan diriku masuk pada
pendidikan sekolah dasar. Karena SD adalah awal pendidikan dasar
untuk belajar ilmu pengetahuan umum selepas lulus dari pendidikan
Taman Kanak (TK), yang mana itu merupakan anjuran bahkan
kewajiban dari Pemerintah Republik Indonesia. Dari sinilah setelah
usai menempuh pendidikan Taman Kanak diriku kembali beradaptasi
dengan lingkungan pendidikan yang baru.

Ya, ini merupakan hal pertama ketika aku akan mengenal dunia
Sekolah Dasar yang membuat diriku penasaran dan timbulnya
pertanyaan-pertanyaan bagaimana keadaan dalam lingkungan Sekolah
Dasar nantinya. Sebelum awal masuk sekolah tentunya mendaftarkan
diri dengan berbagai adsministrasi dan persyaratan lainya yang waktu
itu aku diantar oleh Ayah, sekalian ke sekolah agar bisa melihat – lihat
akan suasana sekolah.

Berbagai persiapan dan perlengkapan pun akhirnya sudah


terpenuhi dan tinggal menunggu saja waktu dan tanggalnya untuk
masuk hari pertama memulai pembelajaran baru dalam sekolah baru
dengan suasana baru juga tentunya. Terhitung kurang lebih 3 minggu
setelah pendaftaran akhirnya sampailah pada waktu dimana waktu itu
ialah hari pertama masuk ke sekolah baru di sekolah dasar di SD
Negeri 03 Temon namanya.

5
Ragambahasakita, Pengalaman Pribadi
https://ragambahasakita.blogspot.com/2015/08/menceritakan-pengalaman-pribadi.html, (Diakses
pada 06 Desember 2020, Jam 13:04 WIB)

13
Pertama kalinya mengenakan seragam baru merah putih dengan
bangga dan senang gembira serta semangat aku bergegas memulai
aktifitas ke sekolah baru. Hari itu hari senin tepatnya. Seperti pada
umumnya, awal masuk sekolah dan kelas baru setelah liburan, atau
baru pertamakali masuk sekolah, dimulailah hari senin. Pagi hari
selesai persiapkan bekal, berangkatlah diriku ke sekolah bersama
teman dan kakak kelas.6

E. Tuturan Penulis pada Teks Fiksi


a. Pengertian Tuturan

Dalam KBBI (Depdiknas,2005:1231), yang dimaksud dengan


tuturan adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah
suatu ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang
berkomunikasi. Tuturan dalam pragmatik diartikan sebagai produk suatu
tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri) (Leech, 1993:20).7

Sementara itu Austin (dalam Leech, 1993: 280) menyatakan bahwa


semua tuturan adalah bentuk tindakan dan tidak sekedar sesuatu tentang
dunia tindak ujar atau tutur (speech act) adalah fungsi bahasa sebagai
sarana penindak, semua kalimatatau ujaran yang diucapkan oleh penutur
sebenarnya mengandung fungsi komunuikatif tertentu. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa mengujarkan sesuatu dapat
disebut sebagai aktifitas atau tindakan. Hal tersebut dimungkinkan
karena dalam setiap tuturan memiliki maksud tertentu yang berpengaruh
pada orang lain.

Sehubungan dengan pengertian-pengertian di atas, tuturan dapat


disebut sebagai ujaran yang di dalamnya terkandung suatu arti dan

6
Sindunesia, SERU! Pengalaman Pribadi masa SD, https://sindunesia.com/pengalaman-
pribadi-masa-sekolah-dasar-sd/, (Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 13:20 WIB)
7
Kajian teori pragmatik dan tuturan,hlm.8-9
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/9339/3/bab
%2520208205244040.pdf&ved=2ahUKEwj1psn4_tftAhUDWCsKHS2jD5cQFjABegQIAhAF&usg
=AOvVaw2A9FP9iaLIcR0GllUlbdUJ

14
digunakan dalam situasi-situasi tertentu. Pemilihan tuturan-tuturan
dalam karya fiksi oleh seorang pengarang merupakan fenomena yang
menarik dalam perkembangan bahasa ketika dilihat dari sudut pandang
kesantunan berbahasa. Kajian mengenai realisasi kesantunan berbahasa
dalam karya fiksi setidaknya dapat menambah ilmu bagi peneliti lain
yang ingin mengembangkan lebih lanjut kajian berkenaan dengan
kesantunan berbahasa.

Tujuan tuturan merupakan salah satu aspek yang harus hadir di


dalam suatu tuturan. Karena yang dimaksud dalam tujuan tuturan
tersebut yakni upaya untuk mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh
penutur kepada mitra tutur. Tujuannya yaitu untuk menyampaikan
informasi, menyampaikan berita, membujuk, memerintah dan
sebagainya. Dalam hal ini seorang penutur harus mampu menyakinkan
mitra tuturnya atas maksud tuturanya.

b. Tuturan dalam teks fiksi

Dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye


ditemukan data yang berupa fenomena kebahasaan, yaitu penggunaan
beranekaragam bentuk tindak tutur. Berikut contoh tuturan dalam cerita
fiksi dalam novel Rembulan Tenggelam Di Wajahmu karya Tere Liye.

Diar: “Kau tinggal di mana sekarang?”


Ray: “Di mana saja” Rehan menjawab pendek.
Diar: “Makan?”

Ray: “Kau pikir hanya penjaga panti itu yang bisa memberi makan?”
Rehan menjawab ketus. Menyeringai. (RTDW, 2009:24)

Data di atas dilatarbelakangi oleh konteks tuturan Diar yang


bertanya tentang tempat tinggal Ray karena merasa khawatir.
Tuturan yang dilakukan Diar merupakan bentuk tuturan lokusi
interogatif yang menyatakan sesuatu dengan bentuk tanya. Tuturan

15
tersebut merupakan sebuah tuturan yang berupa pernyataan dan harus
dijawab oleh mitra tutur (Ray) untuk mendapatkan jawaban.
Selanjutnya, tuturan yang dilakukan oleh Ray termasuk bentuk tuturan
perlokusi sebagai efek dari tuturan yang dilakukan oleh Diar. Tuturan
Ray juga termasuk dalam bentuk ilokusi asertif dan derektif.

Tuturan tersebut berupa menuntut suatu keadilan dan mengeluh


dalam kehidupannya. Bentuk tuturan di atas tidak hanya terjadi pada
novel atau cerita fiksi lainnya. Bentuk tuturan di atas juga sering
digunakan dalam bahasa sehari-hari. Hal ini menunjukkan adanya wujud
konkret suatu fenomena pragmatik yang berupa peristiwa tutur. Oleh
karena itu, tindak tutur pada novel memiliki hubungan dengan tindak
tutur dan peristiwa tutur dalam realita kehidupan. 8

8
Ita purnama sari, ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL
REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE, Jurnal Skripsi, Hlm. 4-5)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran sastra sangatlah pening terlebih pada jenjang
Pendidikan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyyah karena dalam
pembelajaran sastra terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat
mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan mempelajari
sastra anak dapat belajar bagaimana caranya menghargai karya-karya orang
lain. Pada dasarnya sastra dapat membantu anak lebih dalam memahami
kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat


banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arif Priyanto, Indra. (2008). Jenis-Jenis Kalimat Dalam Tuturan Langsung


Cerita Pendek Lebuh Hitam Dari Hitam Karya Iwan Simatupang.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
.
Kajian teori pragmatif dan tuturan,
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprint
s.uny.ac.id/9339/3/bab%2520208205244040.pdf&ved=2ahUKEwj1psn4_t
ftAhUDWCsKHS2jD5cQFjABegQIAhAF&usg=AOvVaw2A9FP9iaLIcR0
GllUlbdUJ

Lafamane, Felta. (2020). Karya Sastra (Puisi, Prosa, Drama).

Onjimarnazira. Tokoh dan Penokohan,


http://onjimarnazira.blogspot.com/2013/11/tokoh-dan-penokohan.html,
(Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 12:52 WIB)

Purnama Sari, Ita. Analisis Bentuk Tindak Tutur Pada Novel Rembulan
Tenggelam Di Wajahmu Karya Tere Liye. Jurnal Skripsi.

Ragambahasakita, Pengalaman Pribadi


https://ragambahasakita.blogspot.com/2015/08/menceritakan-pengalaman-
pribadi.html, (Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 13:04 WIB)

Sindunesia. SERU! Pengalaman Pribadi masa SD.


https://sindunesia.com/pengalaman-pribadi-masa-sekolah-dasar-sd/,
(Diakses pada 06 Desember 2020, Jam 13:20 WIB)

Sujinah, dkk.. (2018). Buku Ajar Bahasa Indonesia. Surabaya: UM Surabaya


Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai