Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH KEWIRAUSAHAAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Asep Suryana Maulana, M.H.I

Disusun oleh:

1. Winda Rusika N (2021116323)


2. Dzikriyah (2317226)
3. Rizki Kurniasari (2317263)

Kelas F

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PEKALONGAN
2019
I. PENDAHULUAN
Pada zaman sekarang wirausaha merupakan pekerjaan yang banyak
peminatnya. Dalam melakukan wirausaha tentu perlu ilmu dan pemahaman
yang mendalam agar dalam pelaksanaannya juga dapat maksimal. Di dunia
kewirausahaan tidak lepas dari bagaimana sejarah munculnya kewirausahaan
itu sendiri sehingga berkembang sampai sekarang. Banyak sekali sumber yang
menuliskan bagaimana sejarah kewirausahaan itu muncul di dunia dan
khususnya di Indonesia. Maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
mengenai bagaimana sejarah kewirausahaan itu muncul dengan
perkembangannya.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kewirausahaan atau dikenal dengan entrepreneurship sangat erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian. Perkembangan teori
kewirausahaan selaras dengan luasnya perkembangan di dalam istilah itu
sendiri. Kata pengusaha berasal dari bahasa Prancis dan jika diterjemahkan
secara bahsa berarti “di antara pengambilan” (between-taker) atau “ menuju
di antara” (go-between).1
Kewirausahaan adalah kemampuan melihat sebuah situasi yang
didalamnya terdapat berbagai peluang untuk memperoleh keuntungan,
ataupun memperoleh sebuah solusi dalam menghadapi berbagai
kendala/masalah dengan mengedepankan keberanian, kesungguhan, dan
segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan bermanfaat.2
Menurut kamus bahasa Indonesia wirausaha adalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan operasinya, serta memasarkannya.3
1
Arif Yusuf Hemali dan Eka Sari Budihastuti, Pemahaman kewirausahaan, (Depok:
Kencana, 2017), hal. 66.
2
Muh. Ali Mukhtar & Jejen Musfah, Membangun kewirausahaan di Sekolah,
(Pekalongan : Jurnal IAIN Pekalongan, Vol. 4, No. 2, Oktober 2018), hal. 206.
3
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung: Pustaka Setia, 2014), hal 45.
B. Sejarah Kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan
telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir
abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan
ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa Negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas
yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.4
Menurut Robert D. Hisrich, dkk (2008:6-8) mengklasifikasikan
sejarah kewirausahaan di bagi dalam beberapa periode:
1. Periode Awal
Pada awal periode definisi pengusaha sebagai go-between adalah
Marco Polo, yang mencoba mengembangkan rute perdagangan hingga
timur laut. Cara yang dilakukan adalah Marco Polo sebagai seorang go-
between menandatangani kontrak dengan pemilik uang (pelopor adanya
modal ventuna) untuk menjual barangnya. Kontrak yang dilakukan pada
periode ini adalah peminjaman kepada pedangan-pengembara sebanyak
22,5 persen termasuk asuransi.5 Dengan maksud pemilik modal atau
yang memberikan pinjaman tidak menanggung resiko yang akan terjadi
pada peminjam. Pada saat pelayaran tiba di tujuan dan barang dagangan
dijual atau keuntungan yang diperoleh di bai dua dimana si pemilik
modal menerima keuntungan dari 75% sedangkan si pedangang
menerima untung 25 %.

2. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk
menggambarkan seorang aktor yang memimpin proyek produksi.6
4
Diah Lydianingtias dkk, Kewirausahaan Teknik Sipil, (Malang : Polinema Press, 2018),
hlm. 25-26.
5
Arif Yusuf Hemali dan Eka Sari Budihastuti, Pemahaman kewirausahaan, (Depok:
Kencana, 2017), hal. 1.
6
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Alfabeta,2008), hal. 23-24.
Mereka tidak menanggung resiko apa pun melainkan mengelola proyeng
dengan sumber yang tersedia,biasanya oleh pemerintah negara. 7 Bentuk
entrepreneur pada abad pertengahan berbentuk clrrical yaitu orang yang
bertanggungjawab dalam pekerjaan arsitek seperti untuk pekerjaan
bangunan istana dan sebagainya.8
3. Abad ke-17
Pada abad ke-17, konsep kewirausahaan berkembang dengan
menitikberatkan pada konsep resiko.9 Dimana pengusaha adalah orang
yang menjalankan kerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan
jasa atau produk yang ditentukan. Dimana harga kontrak yang
ditentukan memuat setiap untung atau rugi yang menjadi milik
pengusaha.10 Menurut Buchari Alma dalam bukunya pada abad ke-17
istilah entrepreneur digambarkan sebagai orang yang melakukan
komtrak pekerjaan dengan pemerintahan untuk memasok produk
tertentu. Dengan memakai nilai harga tetap keuntungan atau kerugian
yang diperoleh dari pekerjaan ini adalah merupakan imbalan dari
kegiatan kewirausahaan.
4. Abad ke-18
Pada abad ke-18 berkembang pandangan bahwa wirausaha
adalah seseorang yang memiliki hasil inovasi dikembangkan bisnisnya
dengan menggunakan modal dari pihak lain.11 dalam buku yang berbeda
pada abad ke-18, seseorang yang mempunyai modal dibedakan dari
orang yang membutuhkan modal, dengan kata lain pengusaha dibedakan
dari penyedia modal dengan alasan industrialisasi yang terjadi di seluruh
dunia.
Contoh pada abad ke-18 penemuan Elu Whitney dan Thomas
Edision yang mengembangkan sebuah teknologi baaru namun tidak
dapat membiayai sendiri. Dimana Whitney membiayai pemintal
7
Arif Yusuf Hemali dan Eka Sari Budihastuti, Op. Cit. hal. 2.
8
Buchari Alma, Loc.cit.
9
Sonny Sumarsono, Kewirausahaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010), hal. 1.
10
Arif Yusuf Hemali dan Eka Sari Budihastuti, Op.Cit, hal 2
11
Sonny Sumarsono, Loc. Cit, hal 1
katunnya dengan harta kerajaan yang dipisahkan dan Thomas
memperoleh modal dari sumber pribadi untuk mengembangkan
percobaan dalam listrik dan kimia.
Edision dan whitney adalah pengguna modal (pengusaha) bukan
penyedia (pemodal ventura). Pemodal ventura adalah seorang manajer
dana profesional yang melakuakann investasi berisiko menggunkan
kumpulan modal ekuitas untuk mendapatkan pengembalian yang tinggi
atas investasi tersebut.
5. Abad ke-19 dan Abad ke-20
Pada akhir abad ke-19 awal abad ke-20, pengusaha seringkali
tidak dibedakan dengan manajer dan sering dipandang dari sebuah
perspektif ekonomi. Pengusaha dalam perspektifnya dianggap sebagai
orang yang mengorganisasi dan mengoperasikan perusahaan untuk
keuntungan pribadi. Namun pada dasarnya pengusaha tidak hanya
menanggung keuntungan namun keruguian yang mereka akan peroleh.
Pada pertengahan abad ke-20, muncul istilah pengusaha sebagai
inovator, dimana mereka dapat melakukan sebuah trobosan baru dalam
mengembangkan usaha baik dari pengelolaan, bahan baku yang
dinovasikan dari yang lama menjadi baru. Kemampuan tersebuh harus
dimiliki oleh para pengusaha dan merupakan tugas yang paling sulit
untuk pengusaha. Inovasi bukan hanya membutuhkan kemampuan
menciptakan dan mengonsepkan, tetapi juga kemampuan untuk
memahami seluruh kekuatan yang bekerja di dalam lingkungan
tersebut.12
Dalam pendapat yang lain menyatakan bahwa kewirausahaan
muncul pada abad ke-18, hal ini disampaikan dan dijelaskan dalam buku
karya Rusdiana yang berjudul “Kewirausahaan Teori dan Praktik”
kewirausahaan muncul pertama kali pada abad ke-18 diawali dengan
penemuan baru, seperti mesin uap, mesin pemintal dan lain-lain dengan
tujuan untuk mengembangkan pertumbuhan dan memperluas ogansasi

12
Arif Yusuf Hemali dan Eka Sari Budihastuti,Op.Cit, hal 3-4.
melalui inovasi dan kreativitas. Pada akhir abad ke-18 para
wirausahawan moderen muncul pertama kali di Inggris. Dimana masa
tersebut merupakan era produksi yang diawali dengan penemuan mesin
uap oleh James Watt, mesin pemintal benang oleh Richard Arkwright,
dan lain-lain, mereka merupakan orang penting dalam pembangunan
perekonomian Inggris.
Para wirausahawan mempunyai karakteristik kesabaran dan
tenaga yang tidak terbatas, mereka bukan muncul dari kalangan
bangsawan melainkan berasala dari kalangan menengah kebawah,
dimana mereka didorong untuk mewujudkan impian dan gagsan inovatif
menjadi kenyataan. Dengan tujuan utama adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi mereka, karena mereka percaya pada nilai kerja
yang dilakukan, yaitu tidak mementingkan keuntungan dan kekayaan
sebagai tujuan pertama. Keberhasilan memberi arti dan kebanggaan
pada usaha yang mereka lakukan.13
Di abad ke 19 dan 20 ini, seorang wirausaha juga dapat
dipandang sebagai orang yang memperbaharui atau melakukan revolusi
terhadap pola-pola produksi dengan mengeksploitasi suatu penemuan,
atau suatu kemungkinan teknologi yang belum pernah dicoba dalam
memproduksi suatu komoditas, baik itu dalam cara lama maupun dalam
cara baru. Perubahan-perubahan yang direalisasikan parawirausahawan
ini membuka sumber pasokan maupun outlet baru bagi suatu produk dan
jasa, dengan implikasi terjadi reorganisasi suatu industri di Indonesia,
entrepreneurship dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. sejalan dengan perkembangan
dantantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan$pelatihan di segala lapisan masyarakat entrepreneurship
menjadi berkembang.

13
Rusdiana, Op.Cit, hal 59.
Perkembangan kewirausahaan di Indonesia pada masa orde baru
ditandai dengan munculnya kegiatan industri pengolahan
(manufacturing) yaitu suatu kegiatan ekonomi yang mengubah barang
mentah (raw material) menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi
(goods/commodity). Kegiatan industri pengolahan di Indonesia pada
masa awal orde baru belum sedominan aktivitas pertanian yang telah
dilakukan oleh masyarakat Indonesia selama berabad-abad sebelumnya.
Oleh karena itu pada masa orde baru kehadiran industri
manufaktur  belum sesuai dengan gambaran umum aktivitas
perekonomian masyarakat Indonesia, termasuk Asia Tenggara pada
umumnya. Sejarah telah mencatat bahwa kemajuan suatu masyarakat
sangat ditentukan oleh peran individu-individu yang memiliki semangat
kewirausahaan dan inovasi.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia, misalnya, selalu dipelopori
oleh tokoh-tokoh yang memiliki keberanian untuk memulai tindakan
dan mengambil risiko (salah satu karakter yang kemudian dipercaya
sebagai ciri orang-orang dengan semangat kewirausahaan) untuk
terjadinya suatu perubahan. Semangat pembaruan yang dimiliki
Mahapatih Gadjah Mada juga tidak lepas dari jiwa entrepreneur sang
tokoh. Di kemudian hari, munculnya seorang Soekarno dan Hatta serta
para founding fathers Republik Indonesia juga tidak lepas dari semangat
kepeloporan yang menjadi ciri khas seorang entrepreneur. Keberanian
seorang Habibie untuk kembali ke Indonesia dan membangun
megaproyek Industri Pesawat terbang Nusantara IPTN pada waktu itu
namanya PT. Nurtanio) yang penuh risiko dan tantangan, juga tidak
lepas dari semangat kewirausahaan dan inovasi yang dimilikinya. Saat
itu Habibie lulusan summa cumlaude Universitas Aachen Jerman, telah
menduduki posisi sangat penting di perusahaan pembuat pesawat
terbang ternama di Eropa, Messerschmitt  Bolkow Blohm (MBB).
Sekalipun IPTN sempat menuai kerugian dan akhirnya
berhenti beroperasi, banyak anak-anak muda Indonesia lulusan SMA
(Sekolah Menengah Atas) yang berhasil mencapai pendidikan tertinggi
di universitas-universitas ternama di negara-negara maju melalui
program-program yang dirintis oleh Habibie bersama para koleganya di
IPTN dan Kementerian Negara Riset dan Teknologi melalui beasiswa
STAID (Science and Technology for Industrial  Development). Mereka
inilah yang sekarang menjadi lapisan utama dalam pengembangan
kebijakan-kebijakan riset di Indonesia.14
III. KESIMPULAN
Kewirausahaan adalah kemampuan melihat sebuah situasi yang
didalamnya terdapat berbagai peluang untuk memperoleh keuntungan,
ataupun memperoleh sebuah solusi dalam menghadapi berbagai
kendala/masalah dengan mengedepankan keberanian, kesungguhan, dan
segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan bermanfaat.
Menurut Robert D. Hisrich, dkk (2008:6-8) mengklasifikasikan
sejarah kewirausahaan di bagi dalam beberapa periode yaitu :
1. Periode Awal
2. Abad Pertengahan
3. Abad ke-17
4. Abad ke-18
5. Abad ke-19 dan Abad ke-20
Perkembangan dunia kewirausahaan di Indonesia sendiri telah
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Mulai dari zaman kerajaan
sampai sekarang dengan berbagai fokus bidang usaha.

14
Muhammad Findi Alexandia, Negara dan Pengusaha, (Jakarta : FISIP UI, 2008), hal. 43-44.
.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Rusdiana. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Jawa Barat: CV Pustaka
Setia.
Sumarsono, Sonny. 2010. Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hemali, Arif Yusuf dan Eka Sari Budihastuti. 2017. Pemahamankewirausahaan.
Depok: Kencana.
Mukhtar, Muh. Ali & Jejen Musfah. 2018. Membangun Kewirausahaan di
Sekolah. Pekalongan : Jurnal IAIN Pekalongan. Vol. 4. No. 2.
Lydianingtias, Diah, dkk. 2018. Kewirausahaan Teknik Sipil. Malang : Polinema
Press.
Alexandia, Muhammad Findi. 2008. Negara dan Pengusaha. Jakarta : FISIP UI.
.

Anda mungkin juga menyukai