Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
a.Latar Belakang Masalah

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,


mengembangkan,dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa
ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir
dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh
Richard Castillon padatahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadenganondernemer, diJerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti
Eropa, Amerika, dan Kanada.
Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W.
Zimmerer(1996)”enterpreunership is theresult of a disciplined, systematic process of
applying creativity and innovations to need a opportunities in the market place”
Kewirausahaan adalah hasil dari suatu
disiplin, proses sistematis penerapan kreatiitas dan keinovasian dalam memenuhi keb
utuhan dan peluang di pasar.
Jika kita melirik pada sejarah Indonesia sendiri, pernah terjadi krisis Moneter
yaitu pada 1998, dimana krisis moneter tahun 1998 berawal dari krisis di beberapa
negara Asia yang menyeret jatuhnya nilai tukar beberapa mata uang negara Asia dan
berlanjut ke mata uang rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah diperparah oleh jatuh
temponya utang luar negeri perusahaan swasta yang sangat besar, sehingga
pelemahan nilai tukar rupiah sangat tajam dalam waktu singkat. Akibat pelemahan
tajam tersebut, maka likuiditas terjadi kekurangan likuiditas perbankan, termasuk
Bank BUMN. Rush uang rupiah terjadi di berbagai Bank yang menjadi titik awal
ambrolnya perbankan nasional.
Saat yang bersamaan terjadi kelangkaan bahan pokok, terutama beras di berbagai
kota, terutama di Jakarta. Ini menimbulkan kepanikan masyarakat sehingga
masyarakat memborong bahan pokok di berbagai supermarket
Kewirausahaan (Entrepreneurship) di Indonesia sudah berkembang sejak
lama dan terbukti mampu betahan di tengah krisis ekonomi tahun 1998 lalu. Krisis
ekonomi tahun 1998 di Indonesia sudah menjelaskan bagaimana rentannya modal
asing terhadap krisis. Keterkaitan pengusaha di Indonesia terhadap pihak asing yang
terlalu ketergantungan menyebabkan pengusaha tersebut rentan jika terjadi krisis.
Ketergantungan tersebut juga yang pada akhirnya menyebabkan Indonesia juga jatuh
ketika pihak asing sedang jatuh. Di sisi lain, selama krisis ekonomi tahun 1998,
sebagian besar UKM terbukti mampu terjang perekonomian selama kondisi krisis
maupun setelah krisis, bahan UKM dalam sektor pertanian kakao dan tembakau
sangat diuntungkan karena karena berorientasi pada ekspor dan adanya kenaikan
harga komoditas di pasar internasional. Alasan kuat kenapa UKM terjang krisis
ekonomi 1998 antara lain karena sebagian besar UKM memproduksi barang-barang
konsumsi dan jasa dengan elastisitas permintaan rendah sehingga tingkat pendapatan

halaman 1 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


masyarakat tidak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Selain
itu, sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank, sehingga ketika sektor
perbankan terpuruk tidak terlalu terasa dan berpengaruh bagi UKM.

b.Rumusan Masalah

a) apa pengertian kewirausahaan?

b) Apa tipe-tipe wirausaha?

c) Apa karakteristik kewirausahaan?

d) Apa keuntungan berwirausaha ?

c. Tujuan

a. Mengetahui arti kewirausahaan

b. Mengetahui karakter seorang wirausaha

c. Mengetahui tipe-tipe wirausaha

d. Menumbuhkan keinginan untuk


berwirausaha

BAB II

halaman 2 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


PEMBAHASAN

a. Pengertian kewirausahaan

Sejak awal abad ke 20 kewirausahaan sudah


diperkenalkan di beberapa Negara. Mislanya di belanda di kenal dengan“orderneme 
”di Jerman dikenal dengan“unternehmer ” di beberapa Negara kewirausahaan
memiliki tugas yang sangat banyak, antara lain tugas untuk mengambil keputusan
yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisatoris dan
komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, 
penjualan, pemasangan iklan dan lain-lain.
Kemudian spade tahun 1950-an pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di
beberpa Negara seperi di Eropa, Amerika dan Canada. Bahkan sejak tahun 1970-an b
anyak uniuersitas yang mengajarkan “ entrepreneuship”. Pada tahun 1980-an, hamper
500 sekolah di Amerika Serikat memeberikan pendidikan kewirausahaan. Di
Indonesiakewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja.
Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough mendefinisikan
“kewirausahaan sebagai usaha untuk menciptakan nilai lewat pengenalan terhadap
peluang bisnis, manajemen mengambil risiko yang cocok dengan peluang yang ada
dan lewat kemampuan komunikasi dan manajemen memobilisasi manusia, keuangan,
dan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk membawa suatu proyek sampai
berhasil”. dari pngertian Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scharborough, dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan (Entrepreneuship) adalah menciptakan peluang
bisnis pada suatu kondisi dengan resiko tertentu untuk membawa suatu proyek
sampai berhasil.
Di Indonesia, kewirausahaan baru dikenal pada akhir abad 20 dan
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan
tinggi tertentu saja. Kemudian sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang hingga seperti saat ini. Secara etimologi kata wirausaha adalah berasal
dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, ,
berbudi luhur, dan gagah berani. Kata “wira” juga digunakan dalam kata “perwira”.
Sedangkan “usaha” berarti “perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Jadi, secara
etimologis/harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan
perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Suryana(2001:4) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan
entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai „the backbone of economy‟, yaitu

halaman 3 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


syaraf pusat perekonomian atau sebagai„tailbone of economy‟, yaitu pengendali
perekonomian suatu bangsa, jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut:
“Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat
dan patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhana dirumuskan sebagai,
“Seseorang yang berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan
hidup”.Untuk menjadi seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha
harus mempunyai tekad dan kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.

b. Tipe-tipe wirausaha

Tiga tipe utama dari wirausaha yaitu :

1. Wirausaha Ahli (Craftman) Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki


suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan
sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja pada sebuah
perusahaan besar kemudian memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai
bisnisnya sendiri.
2. The Promoter The promoter adalah seorang individu yang tadinya
mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang
kemudian mengembangkan perusahaan sendiri.
3. General Manager General manajer adalah seorang individu yang ideal yang
secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan, dia banyak menguasai keahlian bidang
produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan.
Berdasarkan uraian di atas istilah entrepreneur mempunyai arti yang berbeda
pada setiap orang karena mereka melihat konsep ini dari berbagai sudut pandang.
Namun demikian ada beberapa aspek umum yang terkandung dalam pengertian
entrepreneur yaitu adanya unsur risiko, kreativitas, efisiensi, kebebasan dan imbalan.
Menurut Ciputra, terdapat empat kategori entrepreneur, yaitu sebagai berikut :

a. Business Entrepreneur
1. Owner entrepreneur adalah para pencipta dan pemilik bisnis.
2. Professional entrepreneur adalah orang-orang yang memiliki daya
wirausaha namun mempraktikannya di perusahaan milik orang lain.

b. Government Entrepreneur Seorang atau kelompok orang yang memimpin


serta mengelola lembaga negara atau instansi pemerintahan dengan jiwa
dan kecakapan wirausaha. Sebagai contoh adalah Lee Kuan Yew, mantan
Perdana Menteri Singapura, ia adalah seorang pemimpin yang mengelola
dan menumbuhkan Singapura dengan jiwa dan kecakapan wirausaha .

halaman 4 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


c. Social Entrepreneur Yaitu para pendiri organisasi-organisasi sosial kelas
dunia yang menghimpun dana masyarakat untuk melaksanakan tugas sosial
yang mereka yakini.

d. Academic Entrepreneur Ini menggambarkan akademisi yang megajar atau


mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil
tetap menjaga tujuan mulia pendidikan.

c. karakteristik kewirausahaan

Menjadi seorang wirausahawan memerlukan kerja keras, keuletan, kreatif dan


inovatif serta keberanian untuk mengambil risiko. Karakkter-karakter tertentu
diperlukan wirausaha untuk dapat sukses sebagai wirausaha. Studi yang menjelaskan
bahwa karakter wirausaha berpengaruh terhadap kesuksesan usaha telah banyak
dilakukan. Penelitian Bhatt dan Shankla (2018) menenemukan bahwa karakter
wirausaha memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan UMKM di India.
Temuan penelitian yang memperkuat kesimpulan bahwa karater wirausaha
berpengaruh terhadap kesuksesan usaha adalah penelitian Karunanithy dan
Jeyaraman (2013). penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi kuat
antara karakter wirausaha dengan keberhasilan usaha skala kecil. Adapun
karakteristik seorang wirausahawan adalah sebagai berikut :
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer terdapat delapan
karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa


tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya,

2. Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih
memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang
terlalu rendah maupun terlalu tinggi.

3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to


success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang
dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.

4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu


selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat
berhasil.

halaman 5 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


5. Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat
dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang
lebih baik.

6. Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan


dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

7. Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki


keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan
nilai tambah.
8. Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih
menghargai prestasi daripada uang.

Menurut Alma (2010) menyebutkan bahwa wirausaha (entrepreneur) memiliki


karakteristik:

1) Memiliki disiplin tinggi,

2) Selalu awas terhadap tujuan yang hendak di capai,

3) Selalu mendengarkan rasa intuisinya,

4) Sopan pada orang lain,

5) Mau belajar apa saja yang memudahkan ia mencapai tujuan,

6) Mau belajar dari kesalahan,

7) Selalu mencari peluang baru,

8) Memiliki ambisi, berpikiran positif,

9) Senang menghadapi resiko dengan membuat perhitungan yang matang


sebelumnya.

d. keuntungan berwirausaha

halaman 6 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


Kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam
kehidupan seharihari. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi
terciptanya peluang.

Thomas W.Zimmerer et al (2005) merumuskan manfaat berwirauaha sebagai

berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri.


2. Memberi peluang melakukan perubahan : Pebisnis menemukan cara
untukmengombinasikan wujud kepedulian mereka terhadap berbagai masalah
ekonomi dan social dengan harapan akan menjalani kehidupan yang lebih
baik
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya : Memiliki usaha
sendiri memberikan kekuasaan, kebangkitan spiritual dan membuat
wirausaha mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan
rasa senang dalam mengerjakannya

BAB III
KESIMPULAN

halaman 7 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Pada dasarnya semua manusia dipaksa untuk memnuhi kebutuhan hidupnya
masing-masing dan melalui usaha yang mereka jalankan itu artinya mereka telah
memenuhi kebutuhannya masing-masing. Dahulu mungkin kata kewirausahaan
dikhusukan bagi mereka yang mempunyai modal yang banyak dan keberanian
dalam mengambil resiko. Tetapi paradigma saat ini tidak lagi seperti itu.
Kewirausahaan bukanlah semata-mata dengan modal yang banyak ataupun
keberanian mengambil resiko. Tetpai lebih tepatnya sesuatu yang harus dimiliki
oleh setiap manusia dapat dipelajari dan juga diajarkan.
Dengan demikian setiap orang berhak untuk memperbaiki hidupnya dengan
berbagai ide kreatif dan inovatif yang diaplikasikan dalam sebuah usaha yang
nyata. Maka dengan adanya makalah ini diharapkan penulis mampu menjadi
wirausahawan yang baik atau setidaknya mampu mencontoh pengusaha yang
penulis wawancarai sehingga mampu berfikir kreatif dan juga inovatif dalam
menjalani kehidupan ini dengan berbagai persaingan-persaingan yang ada saat ini.
Demilkianlah makalah ini penulis buat semoga dengan adanya makalah mengenai
kewirausaah ini kita mampu mengetahui akan pentingnya imlu kewirausahaan
dalam kehidupankan kita yang bertujuan untuk merubah kehidupan perekonomian
kita menjadi lebih baik karena bagaimanapun kesuksesan sebuah Negara diukur
dari segi kehidupan perekonomian masyarakatnya itu sendiri dan telah tertulis
jelas pula dalam Al-Qur’an bahwa” sesungguhnya Allah tidak akan menggubah
nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada
diri mereka”QS. Ar-Ra’d(13).

halaman 8 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


Referensi

https://kumparan.com/said-didu/anatomi-penangan-krisis-1998-2008-dan-2020-
1t3vhw1ZOyi/full

https://www.jurnal.id/id/blog/penyelamat-krisis-1998-ukm-diharapkan-terjang-krisis-
karena-korona/

Anis Dwiastanti dan Gusnar Mustapa, 2020, Pengaruh Karakteristik Wirausaha,


Lingkungan Eksternal dan Strategi Bertahan Umkm dalam Menjaga
Keberlangsungan Usaha di Musim Pandemi Covid 19, BAEJ 1 (3) halaman
228-227

Ndarto dan Djoko Santoso, 2020, Karakteristik Wirausaha, Karakteristik Usaha dan
Lingkungan Usaha Penentu Kesuksesan USaha Mikro kecil dan Menengah,
Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis 13 (1) halaman 54-69

Mubyarto, 2001, Mengatasi Krisis Moneter Melalui Ekonomi Rakyat, Jurnal


Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 16, No. 2, halaman 97 - 110

Rintan Saragih, 2017, MEMBANGUN USAHA KREATIF, INOVATIF DAN


BERMANFAAT MELALUI PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ,
Jurnal Kewirausahaan Vol.3 No.2, halama 26 - 34

halaman 9 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )


halaman 10 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )
halaman 11 ( M. AL WASi dan FARIS RIZKY.P )

Anda mungkin juga menyukai