Anda di halaman 1dari 5

Nama : Silfa Nur Fauziah

Kelas : MHU
Semeste :4
r : Kewirausahaan
Mata Kuliah : Iwan Muhammad S.E., M.M
Dosen Pengampu

Sejarah dan Perkembangan Kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh pengusaha
sebagai go-between adalah Marco polo, yang mencoba untuk mengembangkan rute
perdagangan hingga timur jauh. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan
pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil
keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan, pihak aktif adalah pihak
yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi
lautan.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan
dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi
berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan,
yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol
antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom (Richard Cantillon), menegaskan bahwa seorang
wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka
yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal,
tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu
dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan awal abad 20, wirausahawan didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan
pertambahan nilai personal. Dimana, Wirausaha tidak dibedakan dengan manajer dan
hanya dilihat dari pandangan ekonom. Wirausaha mengorganisir dan
mengoperasikan
perusahaan untuk manfaat pribadi. Ia membiayai bahan baku yang digunakan dalam
bisnis, tanah, gaji karyawan, dan modal yang diper lukan. Ia memberikan kontribusi
inisiatif, keahlian dalam pembuatan perencanaan, pengorganisasian, dan
administratur
perusahaan. Ia harus menanggung resiko rugi karena hal- hal yang tidak dapat
dikontrolnya. Wirausaha yang dikenal pada masa ini adalah Andrew Carnegie, ia tidak
menemukan sesuatu tetapi hanya mengadopsi dan membentuk teknologi baru dan produk
menjadi penting dan menghasilkan.
6. Abad 20 sampai sekarang
Pada abad ini, gagasan wirausaha sebagai penemu mulai dikenalkan. Fungsi
wirausaha adalah untuk melakukan reformasi atau revolusi pola-pola produksi dengan
mengeksploitasi penemuan atau, secara umum, menggunakan teknologi baru (yang
sebenarnya belum pernah dicoba orang lain) untuk menghasilkan produk baru atau
menghasilkan produk lama dengan cara baru, membuka sumber bahan baku baru,
membuka pasar baru, dengan mengorganisir kembali industri yang ada sekarang. Konsep
inovasi sangat menonjol pada masa ini. Inovasi untuk mengenalkan sesuatu yang baru
adalah sebagian dari tugas berat wirausaha.
Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan pada akhir abad ke 20, namun
praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan sejak jaman colonial kegiatan perniagaan dan
bisnis sudah ada di Indonesia. Pada akhir abad 20, pendidikan kewirausahaan dipelajari
baru terbatas pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi saja. Pendidikan
kewirausahaan melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat semakin berkembang seiring dengan perkembangan dan tantangan ekonomi
seperti krisis moneter yang sempat melanda di akhir tahun 90-an.
Pengertian Ke wirausahaan
Secara etimologi kata wirausaha adalah berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira”
berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Kata “wira” juga digunakan dalam kata “perwira”. Sedangkan “usaha”
berarti “perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Jadi, secara etimologis/harfiah,
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang melakukan perbuatan untuk mencapai
sebuah tujuan.
Suryana (2001:4) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan
entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone of economy, yaitu syaraf
pusat perekonomian atau sebagai tailbone of economy, yaitu pengendali perekonomian
suatu bangsa. Pengertian Wirausaha menurut Tarmudji (2006:4) adalah: Wirausaha bila
ditinjau dari etimologinya berasal dari kata “wira” dan “usaha”, kata wira berarti
“teladan” atau patut dicontoh, sedangkan “usaha” berarti “Berkemauan keras”
memperoleh manfaat. Jadi seorang wirausaha dapat diartikan sebagai berikut:
“Seseorang yang berkemauan keras dalam melakukan tindakan yang bermanfaat dan
patut menjadi teladan hidup”. Atau lebih sederhana dirumuskan sebagai, “Seseorang yang
berkemauan keras dalam bisnis yang patut menjadi teladan hidup”.Untuk menjadi
seorang wirausahawan yang berhasil, seorang wirausaha harus mempunyai tekad dan
kemauan yang keras untuk mencapai tujuan usahanya.

Tujuan Ke wirausahaan
Tujuan kewirausahaan, diantaranya:
1. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan Berkualitas
Tujuan adanya kewirausahaan yaitu untuk meningkatkan jumlah wirausahawan
yang berkualitas melalui bimbingan yang tepat. Dimana melalui kewirausahaan,
sumber daya manusia akan diberdayakan sesuai kemampunya, dilatih serta ditumbuh
kembangkan supaya menjadi wirausahawan berkualitas tinggi.
2. Menyejahterakan Rakyat
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terjun dalam bidang
kewirausahaan maka akan semakin memperbesar lapangan pekerjaan bagi masyarakat
lainnya. Hal ini tentu bisa membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah
penggangguran sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Membudayakan Semangat Wirausaha
Berdasarkan ciri-ciri kewirausahaan yang sudah dijelaskan di atas, dapat
diketahui bahwa seorang wirausahawan memiliki ide kreatif, tangguh, berinovasi
hebat, kompetitif serta pandai mencari peluang. Selain itu, semangat yang dimiliki
oleh wirausahawan biasanya tidak pernah padam sebaiknya perlu ditularkan pada
masyarakat sekaligus menjadi inspirasi.
4. Kesadaran Wirausaha Semakin Meningkat
Saat ini kebanyakan masyarakat ingin bekerja kepada orang lain dan bukan
memperkerjakan orang. Terlebih banyak masyarakat yang tidak mau memulai sebuah
usaha karena takut rugi. Padahal dari kegagalan dalam berbisnis, Anda bisa belajar
untuk menjadi lebih baik. Dengan banyaknya contoh nyata para wirausahawan yang
sukses maka diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
berwirausaha.

Teori-teori Ke wirausahaan
Teori-teori kewirausahaan diantaranya adalah :
1. Teori ekonomi.
Teori ini menyatakan bahwa entrepreneur akan muncul dan berkembang kalau
ada peluang ekonomi, maka dalam mengembangkan usaha dapat berwujud pada
tindakan yaitu:
a. Secara sengaja menciptakan peluang ekonomi.
b. Menyebarluaskan informasi tentang peluang ekonomi.
c. Menawarkan insentif agar orang mau menanggung resiko
d. Menjadi inovator dan membangun organisasi.
Tokoh pada aliran ini antara lain Cantilon, Schumpter, Leibenstein dan Broehl.
2. Teori sosial.
Teori ini menyatakan bahwa warisan sosial merupakan salah satu penentu utama
dalam kewirausahaan maka dalam mengembangkan usaha suatu masyarakat
tertentu harus dipertimbangkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang
mempengaruhi serta harus melakukan rekayasa-rekayasa sosial untuk meluruskannya.
Teori ini didasari atas adanya perbedaan tanggapan atas berbagai kelompok sosial
seperti ras, suku, agama, dan kelas sosial. Tokoh pada aliran ini adalah Max Weber
dan Hagen.
3. Teori psikologi.
Teori ini menyatakan bahwa suksesnya seorang entrepreneur tidak tergantung
pada keadaan lingkungan, tetapi pada faktor kepribadian. Pada dasarnya teori
psikologi tentang kewirausahaan mencoba dua pertanyaan yaitu:
a. Adakah karakteristik perorangan yang membedakan entrepreneur dan orang yang
bukan entrepreneur?
b. Adakah karakteristik perseorangan yang membedakan entrepreneur yang berhasil
dan yang kurang berhasil?.
Oleh sebab itu kebutuhan untuk berprestasi harus ditanamkan sejak usia dini.
Tokoh dalam teori ini David Mc.Clelland.
4. Teori prilaku
Teori ini menyatakan bahwa prilaku seorang entrepreneur adalah hasil dari
sebuah kerja yang berlandasakan pada konsep dan teori bukan karena sifat
kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan
dapat diperlajari dan dikuasai secara sistematis, sistematik dan terencana.

Anda mungkin juga menyukai