1. Coba anda jelaskan Definisi ilmu kewirausahaan menurut teori para pakar dan menurut
anda!
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess, wirausaha adalah orang yang mengorganisir,
mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha.
Menurut Jong dan Wennekers, kewirausahaan adalah pengambilan risiko untuk menjalankan
usaha sendiri dengan memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau
dengan pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan
mandiri dalam menghadapi tantangan-tantangan persaingan.
Schumpeter
Ekonom Austria terkenal, Joseph Schumpeter, menciptakan istilah 'Unternehmer' yang dia
maksud dengan semangat kewirausahaan. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang
yang mengidentifikasi peluang komersial, apakah materi, produk, layanan, atau bisnis dan
kemudian mengatur usaha atau sistem untuk menerapkannya sehingga menghasilkan uang.
Robert C. Ronstadt
Coulter
Kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis
baru yang berorientasi pada perolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk
atau jasa baru yang unik dan inovatif.
Suryana
Suryana mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Achmad Sanusi
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.
Drs. Joko Untoro Pengertian kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan berbagai
upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan seseorang.
Eddy Soeryanto Soegoto Kewirausahaan ialah usaha kreatif yang dilakukan berdasarkan inovasi untuk
menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja,
dan hasilnya berguna bagi orang lain.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh pengusaha
sebagai go-between adalah Marco polo, yang mencoba untuk mengembangkan rute perdagangan
hingga timur jauh.[2] Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif.
Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat
banyak terhadap pihak aktif.
Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang
antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun
sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%. Yang selanjutnya akan dibedakan
antara pemilik modal dengan wirausaha atau yang menjalankan usaha tersebut
2. Abad pertengahan
3. Abad 17
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal,
tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan
antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
para ahli membedakan pengertian investor (venture capitalist) atau orang yang memiliki
modal dengan orang yang membutuhkan modal atau wirausaha. Salah satu penyebab terjadi
pemisahan ini adalah karena revolusi industri yang melanda dunia. Berbagai penemuan terjadi
pada abad ini sebagai reaksi terhadap perubahan dunia.
Seperti Eli Whitney dan Thomas Edison, kedua orang ini berhasil mengembangkan era
teknologi baru tetapi mereka tidak mempunyai modal untuk membiayai riset mereka dan
penelitian mereka. Eli Whitney membiayai mesin pemisah kapas dari bijinya dengan
menggunakan pinjaman pemerintah, sedangkan Thomas Edison membiayai usaha riset listrik
dan kimianya dari sumber dana perseorangan (private source). Baik Eli maupun Thomas adalah
pengguna modal (wirausaha) bukan sebagai pemasok dana (venture capitalist). Seorang pemasok
dana adalah seorang manajer keuangan professional yang menginvestasikan uangnya pada
investasi yang beresiko dalam bentuk penyertaan modal untuk mendapatkan hasil yang tinggi
dari investasi tersebut.
5. Abad 19
Dimana, Wirausaha tidak dibedakan dengan manajer dan hanya dilihat dari pandangan
ekonom. Wirausaha mengorganisir dan mengoperasikan perusahaan untuk manfaat pribadi. Ia
membiayai bahan baku yang digunakan dalam bisnis, tanah, gaji karyawan, dan modal yang
diperlukan. Ia memberikan kontribusi inisiatif, keahlian dalam pembuatan perencanaan,
pengorganisasian, dan administratur perusahaan. Ia harus menanggung resiko rugi karena hal-hal
yang tidak dapat dikontrolnya. Nilai bersih keuntungan pada akhir tahun atau masa menjadi
keuntungannya. Wirausaha yang dikenal pada masa ini adalah Andrew Carnegie, ia tidak
menemukan sesuatu tetapi hanya mengadopsi dan membentuk teknologi baru dan produk
menjadi penting dan menghasilkan. Ia berhasil membawa industri baja Amerika menjadi industri
yang tidak henti-hentinya ketimbang menghasilkan suatu penemuan atau kreativitas tertentu.
Pada abad ini, gagasan wirausaha sebagai penemu mulai dikenalkan; Fungsi wirausaha
adalah untuk melakukan reformasi atau revolusi pola-pola produksi dengan mengeksploitasi
penemuan atau, secara umum, menggunakan teknologi baru (yang sebenarnya belum pernah
dicoba orang lain) untuk menghasilkan produk baru atau menghasilkan produk lama dengan cara
baru, membuka sumber bahan baku baru, membuka pasar baru, dengan mengorganisir kembali
industri yang ada sekarang. Konsep inovasi sangat menonjol pada masa ini. Inovasi untuk
mengenalkan sesuatu yang baru adalah sebagian dari tugas berat wirausaha. Inovasi tidak saja
membutuhkan kemampuan untuk menghasilkan dan mengembangkan konsep tetapi juga harus
mengerti segala kekuatan yang bekerja atau terdapat di lingkungan (sekitarnya). Sesuatu yang
baru bisa berupa produk baru atau sebuah sistem baru, untuk simplikasi struktur organisasi baru.
Kemampuan inovasi adalah sebuah instinks yang membedakan seseorang dengan orang lain. Jadi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Periode Awal, Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh
Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak
sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak
aktif. Abad Pertengahan, Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini
wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur peroyek besar. Mereka tidak
lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumberdaya yang diberikan, yang
biasanya diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahawan yang menonjol antara orang yang
bekerja dalam bidang arsitektural. dengan menghadapi resiko. Di abad 17 seorang ekonom,
Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko,
dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi
resiko. Berlanjut ke abad 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan
dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik
modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu. Sedangkan di abad 19
dan akhir 20, Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan
mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada abad 20, inovasi
melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
Pada saat ini Negara Indonesia masih dikatakan sebagai Negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh berbagai masalah yang terdapat di Indonesia. Misalnya pendapatan
penduduk yang rendah, banyaknya pengangguran,dan kondisi ekonomi dan sosial yang
tertinggal dibandingkan dengan Negara maju. Banyak hal yang harus dibenahi
pemerintah Indonesia untuk dapat meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyatnya. Padatnya penduduk di Kota besar seperti Jakarta misalnya, menyebabkan
sempitnya lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, penduduk yang tidak memiliki
pekerjaan yang tetap dan tidak memiliki kemampuan berwirausaha akan memiliki
pendapatan yang rendah dan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Jika hal
ini belum dapat terselesaikan maka perkembangan perekonomian di Indonesia tidak
akan mengalami peningkatan dan Indonesia tidak dapat menjadi Negara maju. Oleh
karena itu, jiwa kewirausahaan penduduk Indonesia harus ditingkatkan untuk
membantu mengembangkan perekonomian Negara Indonesia.
Kewirausahaan dikatakan sebagai salah satu faktor yang dapat mendorong peningkatan
perekonomian Indonesia karena memiliki beberapa alasan. Diantaranya dapat
meningkatkan kreatifitas dan kemampuan masyarakat dalam menyalurkan ide dan
kreasinya, masyarakat tidak bergantung kepada pemerintah seperti PNS (Pegawai
Negeri Sipil), dan juga dapat menarik investor Negara asing untuk menanamkan
modalnya di Indonesia apabila kewirausahaan berjalan dengan baik. Jumlah wirausaha
di Indonesia pada saat ini masih menunjukan presentase yang sangat kecil, yaitu belum
mencapai 2%. Padahal, untuk dapat dikatakan sebagai Negara maju jumlah wirausaha
di suatu Negara harus berjumlah minimal 2% dari total jumlah penduduk. Indonesia
masih jauh tertinggal oleh Negara- Negara tetangga yang memiliki jumlah wirausaha
lebih tinggi. Seperti Singapura yang merupakan Negara dengan jumlah wirausaha
tertinggi di ASEAN, kemudian Malaysia. Memprihatinkan memang, mengingat
Indonesia memiliki sumder daya alam yang sangat melimpah. Hal ini dikarenakan
kurangnya inovasi dan kreativitas penduduk Negara Indonesia dalam memanfaatkan
sumber daya tersebut. Untuk dapat berwirausaha dibutuhkan kemauan dan niat yang
kuat. Hal ini yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Indonesia. Mayoritas penduduk
Indonesia memilih bekerja di kantor pemerintahan karena berfikir menjadi wirausaha
kurang menjanjikan dan memiliki resiko yang lebih tinggi. Sedangkan di Negara maju
seperti Amerika Serikat, penduduk di Negara tersebut hanya berjumlah 6% yang ingin
bekerja di kantor pemerintahan. Dan pada tahun 1990-an, diketahui 60% pelajar SMA
di Amerika ingin menjadi pengusaha.
Warning!
Hindari copy paste, Jika merujuk pada sebuah ide orang lain, cantumkan nama penulisnya!