2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor
dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka
menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe
wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural (baik arsiteknya
sebagai perancang yang menjual jasa ataupun pekerja yang mengerjakan jasa tersebut dan yang
memberikan modal sekaligus menjadi manajer bagi mereka)
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah
seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun
menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan
pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara
pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
para ahli membedakan pengertian investor (venture capitalist) atau orang yang memiliki modal dengan
orang yang membutuhkan modal atau wirausaha. Salah satu penyebab terjadi pemisahan ini adalah karena
revolusi industri yang melanda dunia. Berbagai penemuan terjadi pada abad ini sebagai reaksi terhadap
perubahan dunia.
Seperti Eli Whitney dan Thomas Edison, kedua orang ini berhasil mengembangkan era teknologi baru
tetapi mereka tidak mempunyai modal untuk membiayai riset mereka dan penelitian mereka. Eli Whitney
membiayai mesin pemisah kapas dari bijinya dengan menggunakan pinjaman pemerintah, sedangkan
Thomas Edison membiayai usaha riset listrik dan kimianya dari sumber dana perseorangan (private
source). Baik Eli maupun Thomas adalah pengguna modal (wirausaha) bukan sebagai pemasok dana
(venture capitalist). Seorang pemasok dana adalah seorang manajer keuangan professional yang
menginvestasikan uangnya pada investasi yang beresiko dalam bentuk penyertaan modal untuk
mendapatkan hasil yang tinggi dari investasi tersebut.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan awal abad 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang
mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
Dimana, Wirausaha tidak dibedakan dengan manajer dan hanya dilihat dari pandangan ekonom.
Wirausaha mengorganisir dan mengoperasikan perusahaan untuk manfaat pribadi. Ia membiayai bahan
baku yang digunakan dalam bisnis, tanah, gaji karyawan, dan modal yang diperlukan. Ia memberikan
kontribusi inisiatif, keahlian dalam pembuatan perencanaan, pengorganisasian, dan administratur
perusahaan. Ia harus menanggung resiko rugi karena hal-hal yang tidak dapat dikontrolnya. Nilai bersih
keuntungan pada akhir tahun atau masa menjadi keuntungannya. Wirausaha yang dikenal pada masa ini
adalah Andrew Carnegie, ia tidak menemukan sesuatu tetapi hanya mengadopsi dan membentuk
teknologi baru dan produk menjadi penting dan menghasilkan. Ia berhasil membawa industri baja
Amerika menjadi industri yang tidak henti-hentinya ketimbang menghasilkan suatu penemuan atau
kreativitas tertentu.
Manfaat Wirausaha
Wirausaha memiliki beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh seorang wirausahawan dalam rangka
usahanya antara lain:
(1). Membuka lapangan kerja baru,
(2). Sebagai generator pembangunan lingkungan,
(3). Sebagai contoh pribadi unggul, terpuji, jujur, berani dan tidak merugikan orang lain,
(4). Menghormati hukum dan peraturan yang berlaku,
(5). Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun, dan
(6). Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun dalam kepemimpinan.
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/HERITAGE/article/download/837/691/
Obyek kewirausahaan
Objek Studi Kewirausahaan
Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan, yaitu kemapuan merumuskan tujuan hidup, kemampuan
memotivasi diri, kemampuan berinisiatif, kemampuan membentuk modal, kemampuan mengatur waktu,
dan kemampuan membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman. Oleh sebab itu, Objek studi
kewirausahaan adalah kemampuan, sifat-sifat, nilai-nilai, dan kepribadian seseorang yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku.
Objek studi kewirausahaan meliputi kemampuan seseorang dalam hal-hal sebagai berikut.
1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. Dalam merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan
adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa
yang menjadi kemauannya.
2. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar.
3. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain,
yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi terbiasa berinisiatif.
4. Kemampuan berinovasi, yang melahirkan kreativitas (daya cipta) dan setelah dibiasakan berulang-
ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari
berbagai kemungkinan atau kombinasi yang baru yang dapat dijadikan perangkat dalam menyajikan
barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.
5. Kemampuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual.
6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu untuk selalu tepat waktu dalam segala
tindakan melalui kebiasaan dan tidak menunda pekerjaan.
7. Kemampuan mental yang dilandasi agama.
8. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik ataupun
menyakitkan.
https://dipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_PRAKTIKUM_KEWIRAUSAHAAN.pdf
Periode Awal, Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam
masanya, terdapat dua pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan
mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Abad Pertengahan,
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor
dan seorang yang mengatur peroyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka
menggunakan sumberdaya yang diberikan, yang biasanya diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahawan
yang menonjol antara orang yang bekerja dalam bidang arsitektural. dengan menghadapi resiko. Di abad
17 seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang
pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual
dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko. Berlanjut
ke abad 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-
orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan
mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai
seorang penemu. Sedangkan di abad 19 dan akhir 20, Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang
yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada
abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
Di Indonesia kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi.
Dilandasi dengan terbitnya Inpres no.4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional memasyarakatkan dan
membudayakan Kewirausahaan.
https://harianto05091995.blogspot.com/2018/09/sejarah-kewirausahaan.html
Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang
4. Pandangan psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan
serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5. Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru
untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi
masyarakat
http://belaputraperdana.blogspot.com/2015/05/kewirausahaan-dilihat-dari-berbagai.html
Kewirausahaan sebagai sesuatu yang berawal dari cara
cara manusia dalam mencapai suatu tujuan sampai
dengan kewirausahaan berkembang menjadi suatu
ilmu pengetahuan.
Meskipun kita mungkin memiliki bakat yang melekat pada suatu disiplin atau mata pelajaran,
keterampilan apa pun dapat ditingkatkan jika ada kemauan untuk belajar. Kita hidup di dunia di mana
masa depan tidak pasti, dan itu milik pencipta dan inovator. Dan itulah mengapa penting untuk belajar
dan belajar kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan berfungsi sebagai landasan yang sangat baik untuk
jenis ide kreatif dan inovatif yang kita butuhkan untuk berhasil di abad ke-21.
http://adminpublik.uma.ac.id/2021/06/07/mengapa-kita-perlu-belajar-dan-belajar-kewirausahaan/
Karakteristik kewirausahaan
menurut Abdulwahab & Al-Damen (2015:165) adalah sifat dan keterampilan personal yang dimiliki
pengusaha yang membangun kompetensi yang dibutuhkan untuk kesuksesan usaha.
Menurut Sudrajad (2011:30) terdapat 10 karakteristik yang perlu dimiliki wirausaha yaitu:
(1) percaya diri, yaitu seorang wirausaha harus memiliki rasa percaya yang merupakan sikap dan
keyakinannya dalam menghadapi tugas dan pekerjaan.
(2) Berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu wirausaha yang berorientasi tugas dan hasil adalah wirausaha
yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, kerja keras, ketekunan, energik, tekad, serta
mempunyai dorongan kuat untuk meraih tujuan maupun sasaran bisnis.
(3) Berani mengambil risiko, yaitu salah satu nilai utama dalam karakter kewirausahaan adalah berani
mengambil risiko. Hal ini mengingat bahwa jika seorang wirausaha takut mengambil risiko bisnis maka ia
akan sulit untuk berinisiatif
(4) Kepemimpinan, yaitu kesuksesan seorang wirausaha tidak luput dari sifat kepemimpinannya,
kepeloporannya, keteladanannya dalam mengelola bisnisnya.
(5) Berorientasi ke masa depan, yaitu seorang wirausaha semestinya memiliki orienasi ke masa depan,
memiliki visi ke depan, tahu mau dibawa kemana kegiatan bisnisnya, dan apa yang ingin dicapai.
(6) Kreatif dan inovatif, yaitu sikap kreatif dan inovatif merupakan karakteristik kewirausahaan yang
perlu juga ada dalam diri seorang wirausaha.
(7) Sifat kemandirian, yaitu wirausaha yang mandiri adalah wirausaha yang mampu menunjukkan bahwa
dirinya selalu mengembalikan apa yang diperbuatnya sebagai tanggung jawab pribadi.
(8) Memiliki tanggung jawab, yaitu ide, perilaku, dan juga penerapan dari aktivitas yang dijalankan
seorang wirausaha tidak luput dari tuntutan dan tanggung jawab.
(9) Selalu mencari peluang usaha, yaitu biasanya seorang wirausaha dapat melakukan beberapa hal dalam
satu waktu.
(10) Memiliki kemampuan personal, yaitu setiap wirausaha perlu meningkatkan wawasan dan
kompetensinya dengan cara mau terus belajar berbagai pengetahuan
http://ejurnal.stieipwija.ac.id/index.php/jmk/article/view/532/pdf#
https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/ciri-ciri-dan-watak-kewirausahaan/
NILAI PERILAKU
4. Berani bermain mental, mencoba melihat masalah dari perspektif yang berbeda
6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan untuk mencapai kesuksesan
7. Mengorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif
8. Memiliki keterampilan “helikopter”, yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan
melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk
berubah.
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/kelompok-1.pdf
Alex Inkeles dan David H. Smith (1974 : 19-24) adalah beberapa ahli yang mengemukakan tentang
kualitas dan sikap orang modern. Menurutnya kualitas manusia modern tercermin pada orang yang
berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku
dalam kehidupan social. David McClelland (1961 : 205) mengemukakan enam ciri perilaku
kewirausahaan, yaitu :
1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko moderat, serta buka atas dasar kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif
3. Memiliki sikap tanggung jawab individual
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak ukur satuan uang
sebagai indicator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan manajerial.
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/kelompok-1.pdf
Motif berprestasi
Gede Anggan Suhandana (1980 dalam Suryana, 2008) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki
minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah nilai
sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.
Seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk
menghasilkan nilai maksimal. Artimya, wirausaha melakukan sesuatu hal secara tidak asal-asalan,
sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi merupakan hal yang justru
membedakan antara hasil karya sebagai seorang wirausaha dengan orang lain yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena
dapat membentuk mental yang ada pada diri wirausaha untuk selalu unggul dan mengerjakan segala
sesuatu melebihi standar yang ada (Suryana, 2008). Suryana (2010) menyatakan bahwa ukuran need of
achievment mampu menunjukkan seberapa besar jiwa enterprenuer seseorang. Semakin besar/tinggi nilai
need of achievment seseorang, semakin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi entrepreneursukses.
McClelland (1961 dalam Buck, 1988) menemukan bahwa ada hubungan yang kuat antara k e b u t u h a n
ti n g g i u n t u k b e r p r e st a si d a n kewirausahaan. Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa
pelaku wirausaha, pebisnis memiliki tingkat motivasi berprestasi lebih tinggi dibandingkan professional
dengan latarbelakang sosial dan pendidikan di berbagai Negara, termasuk Amerika Serikat, Itali dan
Polandia. Individu dengan kebutuhan pencapaian prestasi tinggi lebih menyukai pekerjaan yang memiliki
tanggung jawab pribadi, umpan balik dan resiko tingkat menengah, ketika karakteristik ini merata,
individu yang berprestasi tinggi akan sangat termotivasi. Bukti tersebut terus menerus menunjukkan
bahwa individu yang berprestasi tinggi berhasil di dalam aktivitas wirausaha. (McClelland dalam
Robbins, 2008). Seorang wirausahawa adalah seseorang yang bekerja pada situasi dimana seseorang
tersebut dibutuhkan untuk siap menerima tantangan dan keputusan untuk mengambil resiko, dimana
seseorang dituntut untuk memiliki tanggung jawab disetiap pekerjaan yang diambil, karena itu seseorang
yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi membutuhkan umpan balik untuk perkembangan usaha
mereka, apa sudah mengalami kemajuan atau belum, ketika seseorang yang memiliki kebutuhan tinggi
untuk berprestasi memulai suatu kegiatan wirausaha, mereka akan cenderung lebih bersemangat pantang
menyerah, senang menerima tantangan dan berani mengambil resiko, menerima tugas yang bersifat
menengah, menyukai umpan balik, sehingga seseorang tersebut selalu mengerjakan apa yang pembeli
inginkan, selalu memikirkan ide-ide baru yang mereka dapatkan dari hasil umpan balik, sehingga mereka
cenderung berhasil di dalam bidang kewirausahaan. David C McClelland (1961 dalam Robbin, 2012)
menyatakan orang dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi berjuang untuk pencapaian prestasi pribadi.
Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau lebih efisien daripada yang
pernah dilakukan sebelumnya. Mereka lebih menyukai pekerjaan yang memberikan tanggung jawab
pribadi untuk menemukan suatu solusi atas suatu masalah, di mana mereka bisa mendapatkan umpan
balik yang cepat dan tidak membingungkan terhadap kinerja mereka dalam rangka untuk mengetahui
apakah mereka sudah mengalami peningkatan, dan dimana mereka dapat menetapkan tujuan yang cukup
menantang. Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi menghindari apa yang mereka anggap
sangat mudah atau tugas yang sangat sulit. Selain itu, untuk mencapai kebutuhan tinggi tidak selalu
mengarah untuk menjadi manajer yang baik, terutama dalam organisasi besar. Itu karena orang yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi fokus pada pencapaian prestasi mereka sendiri, sedangkan
manajer yang baik menekankan membantu orang lain mencapai goal.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpksb33f2965f52full.pdf
http://repository.ut.ac.id/4529/1/LUHT4354-M1.pdf
1. Adanya ide untuk melakukan usaha Kesempatan dan ide melakukan usaha bukan merupakan hal yang
mudah tetapi bukan merupakan hal yang mustahil untuk diperoleh. Tidak semua orang mendapat ide dan
kesempatan untuk melakukan usaha dengan mudah. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, kesempatan dan
ide itu harus dicari dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Terdapat beberapa kondisi yang
memungkinkan kesempatan dan ide muncul di antaranya:
2. Adanya kendala Terdapat beberapa halangan atau kendala yang sering dihadapi pada saat hendak
melakukan kegiatan usaha di antaranya:
f. Peraturan pemerintah
3. Membuat rencana bisnis Pada zaman sekarang ini kegiatan usaha tidak dapat hanya mengandalkan
feeling bisnis atau modal nekat saja melainkan harus direncanakan dengan baik agar usaha yang
dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Dengan direncanakan akan dapat mengurangi risiko kegagalan,
kebangkrutan atau kerugian yang mungkin muncul pada saat usaha tersebut dilakukan. Rencana bisnis
secara umum meliputi perencanaan produksi, perencanaan permodalan, perencanaan sumber daya, dan
perencanaan pemasaran. Semua unsur tersebut hendaknya dikelola dan direncanakan dengan baik agar
kegiatan usaha dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian ahli mengatakan bahwa
perencanaan yang baik telah memberikan kontribusi setengah dari keseluruhan kegiatan yang akan
dilakukan. Secara rinci mengenai perencanaan bisnis akan dibahas pada babbab selanjutnya.
4. Adanya bantuan dari lingkungan Kodrat manusia sebagai makhluk sosial untuk mencapai kesuksesan
usaha kita tidak dapat melakukannya seorang diri melainkan perlu bantuan orang lain. Kekurangan yang
ada pada diri kita perlu ditutupi oleh kelebihan yang ada pada orang lain. Demikian pula, kekurangan
orang lain harus dibantu ditutupi dengan kelebihan yang kita miliki. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
kegiatan wirausaha pun kita harus bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan usaha yang
dikehendaki. Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan agar rencana kegiatan
wirausaha kita dapat dilaksanakan di antaranya:
a. Kontak pasar
f. Bantuan kredit
5. Mempersiapkan strategi memasuki pasar Sebagai seorang calon wirausahawan yang baik perlu
memikirkan strategi apa yang sebaiknya dilakukan sebelum terjun langsung menjalankan kegiatan
usahanya. Apakah membangun perusahaan dari awal? Apakah membeli perusahaan yang sudah ada atau
melakukan kegiatan franchising atau waralaba? Strategi mana yang akan diambil tentu sangat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang kita miliki pada saat ini. Masing-masing strategi tersebut memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan serta membutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu.
6. Menentukan bentuk organisasi usaha Proses selanjutnya dalam menjalankan kegiatan kewirausahaan
adalah menentukan bentuk organisasi usaha yang akan dijalankan di antaranya:
a. Usaha perorangan
c. Perseroan Penentuan bentuk organisasi perusahaan ditentukan oleh beberapa pertimbangan seperti
tujuan yang hendak dicapai, akses permodalan, penguasaan IPTEK produksi, kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki, skala usaha, jaringan dan kemampuan pemasaran.
7. Melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan usaha Terdapat beberapa faktor
yang diduga sangat mempengaruhi kesuksesan dalam menjalankan usaha sebagai berikut:
8. Memelihara semangat kewirausahaan Ada hal yang tidak kalah pentingnya diperhatikan dalam proses
kewirausahaan adalah memelihara semangat yang ada dalam diri kita dalam menjalankan usaha. Dengan
semangat yang terpelihara dengan baik akan menumbuhkan jiwa ulet dan pantang menyerah ketika
menghadapi berbagai persoalan dan dinamika ketika menjalankan usaha
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUHT435403-M1.pdf
Para wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi
dalam mengambil risiko untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian, hakikat dan kriteria wirausaha
tentunya tidak sembarangan, tetapi hendaknya mengacu kepada kriteria yang berlaku. Sebagai acuan
kita dapat menggunakan salah satu kriteria atau tolok ukur yang didasarkan pada ciri-ciri dan watak
yang ada pada profil wirausaha. Meredith et al, (1996) menjelaskan tentang profil tersebut seperti
tersaji pada Tabel 1.1 berikut ini.
Ciri-ciri Watak
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUHT435403-M1.pdf
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/LUHT435403-M1.pdf
(Suryana (2013, hlm. 108) mengatakan, “Ada beberapa faktor pendorong keberhasilan
kewirausahaan dan faktor penghambat kewirausahaan, yaitu:
b) Kurang berpengalaman.
http://repository.unpas.ac.id/32563/4/BAB%20II.pdf
keuntungan dan Kerugian Kewirausahaan
Berdasarkan pendapat Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl yang dikutip oleh Suryana (2003,
1. Keuntungan:
a. Otonomi
Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang “ boss“ yang
penuh kepuasan.
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat
memotivasi wirausaha.
c. Kontrol keuangan
Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri.
2. Kerugian:
a. Pengorbanan Personal
Pada awalnya wirausaha harus belerja dengan memerlukan waktu yang lama dan sibuk.
Wirausaha harus mengelolah semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007100120MNBab2/page4.html
Profil wirausaha
Menurut Roopke dikutip Suryana (2001) profil wirausaha berdasarkan perannya
dapat dijabarkan sebagai berikut :
2. Kewirausahaan Arbitrase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan) dan
pemanfaatan (pembukaan). Misalnya,bila tidak terjadi ekuilibrium dalam penawaran dan
permintaan pasar, maka ia akan membeli dengan murah dan menjualnya dengan mahal. Kegiatan
kewirausahaan ini tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan tidak perlu menyerap dana
pribadi wirausaha, kegiatannya adalah spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan
harga beli.
3. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang berbeda, ia
merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik dan produk baru, tetapi juga
dalam pasar dan sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode
distribusi baru. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber pembekalan,
dan organisasi yang baru.
Peran Wirausaha
Peran wirausaha dalam perekonomian Indonesia adalah dapat menciptakan perubahan sosial.
Wirausaha berlomba melahirkan inovasi dan ide baru di sektor usahanya. Hal ini membuat
wirausaha dapat mengurangi ketergantungan pada sistem bisnis yang sudah usang. Ini dapat
meningkatkan kualitas hidup, peningkatan moral dan kebebasan ekonomi yang lebih besar
karena dunia usaha dan masyarakat menjadi semakin inovatif.
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/profil-dan-fungsi-wirausaha.pdf
http://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Peran-Kewirausahaan-dalam-
Perekonomian-Indonesia/46c6b3fe2d56f8bc445e06308e5dd2c22d01e679#:~:text=Peran
%20wirausaha%20dalam%20perekonomian%20Indonesia%20adalah%20dapat%20menciptakan
%20perubahan%20sosial,sistem%20bisnis%20yang%20sudah%20usang.
Wirausaha mempunyai dua fungsi, kedua fungsi tersebut adalah fungsi makro dan fungsi mikro.
1. Fungsi Makro
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali, dan pemacu perekonomian
suatu bangsa.Di Amerika Serikat, Eropa Barat, dan negara-negara di Asia, kewirausahaan
menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu, sehingga negaranegara itu menjadi kekuatan
ekonomi dunia yang kaya dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi.
Hasil-hasil dari penemuan ilmiah, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk barang dan jasa-jasa
yang berskala global, yang merupakan hasil dari proses dinamis wirausaha yang dinamis.
Bahkan para wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan kerja dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
2. Fungsi Mikro
Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko dan ketidakpastian, mengombinasikan
sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan
usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya menurut marzuki usman (1977) secara
umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai perencana
(planner).
a. Innovator
Wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan ;
1) Produk baru (the new product)
Wirausaha yang senantiasa berinovasi dan berkreasi dalam menjalankan usahanya
tentu akan menghasilkan produk-produk baru yang mungkin belum pernah ada
sebelumnya agar mampu bersaing di industri kreatif.
b. Planner
Wirausaha berperan dalam merancang ;
1) Perencanaan usaha (corporate plan)
Merancang rencana kerja perusahaan terdiri dari usulan pendirian perusahaan
wirausaha, rincian kegiatan operasi dan rencana keuangannya, peluang pasar dan
strategi serta ketrampilan dan kemampuan manajer.
2) Strategi perusahaan (corporate strategy)
Menurut Kenneth R. Andrews strategi perusahaan adalah pola keputusan dalam
perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud dan tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk mencapai tujuan dan
juga merinci jangkauan bisnis yang akan ditempuh oleh perusahaan.
3) Ide-ide dalam perusahaan (corporate image) Ide – ide baru yang telah ditemukan
oleh perusahaan dirancang atau disusun sedemikan rupa, sehingga perusahaan dapat
lebih fokus dalam pencapaian ideide tersebut.
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/profil-dan-fungsi-wirausaha.pdf
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/profil-dan-fungsi-wirausaha.pdf
Ide kewirausahaan selalu muncul dari pemikiran kreatif. Ide muncul apabila kita memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang luas. Ide juga muncul dari mimpi-mimpi atau khayalan.
Setelah ide atau khayalan muncul, Muncullah gagasan dan angan-angan.
Menurut zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausahawan dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi riil dipasar. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial,
wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi
dengan cara sebagai berikut :
Risiko pasar terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar. Risiko financial terjadi akibat rendahnya
hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknik terjadi akibat adanya kegagalan teknik.
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode yan lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara untuk
melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide-ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau
petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak
wirausahawan yang berhasil karena bukan atas idenya sendiri, tetapi hasil pengamatan dan
penerpan ide-ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.
Sumber :
Buku : Kewirausahaan
Penulis : Suryana
Edisi : Empat
Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang dapat menentukan keberhasilan wirausahawan dalam
menyelesaikan tugasnya, baik faktor dari dalam maupun dari luar wirausahawan. Oleh karena itu, yang
terpenting sebagai seorang wirausahawan diharapkan memiliki kekuatan dari dalam diri yang berupa
minat atau intensi kewirausahaan. Dengan memiliki intensi kewirausahaan akan lebih mudah untuk
mengatasi semua hambatan yang akan diterima.
Intensi Kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting bagi wirausahawan untuk menyelesaikan
tugasnya, dalam membentuk penguatan dari dalam diri untuk mengatasi kesulitan ataupun hambatan yang
dihadapi saat menyelesaikan tugasnya. Hal ini karena setiap orang akan bertingkah laku sesuai dengan
intensi yang dirasakan. Intensi kewirausahaan setiap wirausahawan mungkin positif, mungkin pula
negatif. Dengan intensi kewirausahaan positif, wirausahawan akan memperoleh cara penyesuaian diri
yang baik sebab intensi yang positif akan membuat wirausahawan memiliki kepercayaan diri, tingkat
penghargaan diri yang tinggi, rendahnya perasaan inferior, serta kemampuan melihat diri secara realistis .
Dengan demikian, wirausahawan cenderung memiliki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan
tugasnya. Sebaliknya, individu yang memiliki konsep diri negatif secara sadar ataupun tidak sadar akan
mengarahkan pada penyesuaian diri yang buruk Ia banyak mengalami perasaan tidak menentu, tidak
memadai, inferior, dan sering menggunakan bentuk mekanisme pertahanan ego sehingga motivasi dalam
dirinya sering tidak menentu pula.
Dengan kata lain, dengan intensi kewirausahaan yang baik seorang wirausahawan saat menyelesaikan
tugas-tugas yang diterimanya bergantung pada pandangan dan penilaian terhadap kemampuan untuk
mempersepsi minatnya. Dengan demikian, tinggi atau rendahnya motivasi wirausahawan dalam
menyelesaikan tugasnya bergantung pada cara mereka memersepsi nilai-nilai yang dianutnya. Semakin
tepat persepsi mereka tentang nilai nilai diri yang dapat diramalkan, semakin tinggi pula motivasi mereka .
Hal ini sesuai dengan pendapat Rokeach (1973) yang menyatakan bahwa persepsi yang baik dari
seseorang tentang nilai-nilai yang dianutnya dapat dijadikan acuan untuk menyeleksi dan
mengembangkan perilakunya. Bahkan, persepsinya dapat menjadi daya dorong yang ampuh untuk
menumbuh-kembangkan semangat hidupnya, termasuk di dalamnya adalah motivasi berprestasi (Yvon,
1997).
Pada akhirnya, intensi kewirausahaan merupakan penggerak atau dorongan bagi setiap individu
(wirausahawan) untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan dan tujuan, baik yang berasal dari dalam
diri wirausahawan maupun berasal dari lingkungan luar diri atau orang lain.
https://www.researchgate.net/publication/
350670259_Intensi_Kewirausahaan_dan_Keberhasilan_Usaha
a. WHAT
Apa model bisnis yang ingin kita kerjakan? Sebelum kita menjalankan atau
mengembangkan sebuah bisnis tentunya kita harus mengenal bisnis itu secara
general. Dengan mengenal sebuah bidang bisnis kita bisa menjalankan dan
mengembangkan bisnis tersebut dengan baik.
b. WHY
Pikirkan kembali apa alasan kita dalam memilih sebuah bisnis untuk dijalankan.
Apakah kita memilih menjalankan sebuah bisnis karena sesuai dengan hobi, minat,
kreatifitas yang sedang ditekuni, terinspirasi dari bisnis orang lain yang sukses, atau
hanya ingin mengisi waktu luang saja?
c. WHOM
Menentukan dan memahami target market untuk bisnis yang akan dijalankan. Kita
juga perlu mempelajari karakter orang-orang yang menjadi target market bisnis kita
agar kita dapat mempersiapkan cara pemasaran yang tepat pada mereka.
d. WHERE
Menentukan lokasi bisnis yang tepat seringkali menjadi hal yang sulit bagi seorang
pebisnis. Pastikan lokasi bisnis sesuai dengan target market bisnis kita, misalnya
daerah perkantoran, kampus, perumahan, dan lain-lain.
e. WHEN
Menentukan waktu operasional bisnis juga termasuk hal yang penting untuk
dipersiapkan. Apakah bisnis kita akan buka 8 jam sehari selama satu minggu penuh,
atau buka 24 jam selama seminggu penuh. Pertimbangkan juga untuk
memperhitungkan segala persiapan usaha dan juga pengembangan usaha itu ke
depannya.
f. WHO
Tentukan orang-orang yang akan terlibat dalam menjalankan bisnis. Mulai dari
karyawan, partner bisnis, dan orang lain yang dapat membantu dalam menjalankan
bisnis tersebut. Tentukan tugas dari masing-masing orang yang akan terlibat dalam
bisnis sesuai dengan kemampuan dan bidangnya masing-masing.
g. HOW
Pastikan bahwa kita memiliki strategi dan rencana dalam menjalankan bisnis. Akan
lebih baik bila kita mengetahui mengetahui modal yang dibutuhkan, kualitas dan
kuantitas produk yang akan kita jual.
2. Skala dan struktur bisnis Pahami bahwa usaha yang akan dijalankan sendiri,
bermitra dengan pihak lain, atau berbentuk korporasi. Jika korporasi maka urus
status badan hukumnya, desain aturan untuk pemilik dan pemegang saham.
Mintalah penasihat hukum untuk menentukan struktur terbaik.
3. Mendaftarkan merek dagang dan hak paten Mendaftarkan merek dagang dan
hak paten akan melindungi nama, slogan, dan logo yang melekat pada usaha
yang akan dijalankan. Jika ada kompetitor yang melakukan plagiasi, pemilik
mempunyai hak paten yang bisa melindunginya. Ada baiknya juga untuk
mendaftarkan nama domain, dan menggunakan nama yang konsisten di semua
sosial media.
5. Pajak dan pelaporan bisnis Sejumlah pajak berlaku untuk bisnis. Penting untuk
mempelajari berbagai macam pajak, dan manfaatnya. Pajak akan dikenakan
setelah menyelesaikan laporan keuangan. Diharapkan untuk konsisten membayar
dana pensiun karyawan.
6. Asuransi usaha Asuransi menjadi penting untuk sejumlah alasan. Lokasi usaha
perlu mendapat perlindungan dari resiko kebakaran, banjir, kerusakan akibat
kecelakaan. Asuransi jiwa dan asuransi perlindungan pendapatan juga penting.
Lalu, asuransi perlindungan terhadap gangguan usaha.
8. Perangkat lunak yang tepat Semakin hari, urusan bisnis bisa dipermudah
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pastikan usaha tersebut
menggunakan perangkat lunak (software) yang tepat untuk mengerjakan laporan
keuangan misalnya dan pembayaran gaji karyawan.
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/KELOMPOK-IV-KWU.pdf
Model Pengembangannya :
Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar adalah dapat
mengindentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”. Selain itu, ada dua
pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha
baru: ·
Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai
kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Contohnya: keterampilannya sendiri, kemampuan
dan latar belakang yang dapat menentukan jenis usaha yang akan dirintis · Pendekatan ”the out-
side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa
suatu perusahaan akan berhasil apabila merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.
Contohnya yaitu melalui pengamatan lingkungan (environment scanning). Alat untuk
pengembangannya yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang untuk memulai bisnis/usaha,
menurut Lambing (2000:92), bersumber dari :
a. Surat kabar
d. Publikasi pemerintah
e. Informasi lisensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan korporasi lainnya.
Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus
memiliki kompetensi usaha.
http://putrirdani01.blogspot.com/2017/09/merintis-usaha-baru-dan-model.html
Dalam dunia bisnis, tidak mustahil bahwa seorang pengusaha bisa membeli usaha yang
sudah berdiri atau berjalan. Contoh nyata hal ini dapat ditunjukkan pada banyaknya franchise
serta peristiwa acquisition Franchise memberikan bentuk unik pada kesempatan bisnis pada
wirausahawan yang ingin membelinya. Perusahaan franchise biasanya memberi sistem
(franchisee) tersebut dengan nama, logo, produk, prosedur pengoperasian dan lain-lain.
Membeli usaha yang sudah berdiri dengan franchise memiliki keuntungan seperti pelatihan,
bantuan keuangan, dan keuntungan operasi. Sementara kekurangannya meliput biaya yang
cukup tinggi.
Sementara itu acquisition atau akuisisi adalah salah satu strategi pengembangan suatu
perusahaan dengan cara membeli bisnis lain. Membeli usaha yang sudah berdiri dengan cara
ini memiliki keuntungan seperti peluang pertumbuhan yang intensif. Sementara itu
kekurangannya meilput dampat non finansial seperti potensi karyawan menjadi kurang
harmonis.
https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1718
Strategi pengembangan yang dapat dilakukan pertama kali adalah identifikasi pengelolaan
produksi (metode dan kerjasama tim) atas faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
factor eksternal (peluang dan ancaman) melalui analisis SWOT. Analisis swot ini dapat
memerhatikan aspek aspek pada tantangan yang biasa ditemukan pada dunia usaha, antara
lain : (a) Peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, (b) organisasi dan
teknologi, (c) Kompetensi kewirausahaan, (d) Akses yang lebih luas terhadap permodalan,
(e) Informasi pasar yang transparan, (f) Faktor input produksi lainnya, dan (g) Iklim usaha
yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis serta persaingan yang
sehat.
https://journal.feb.unipa.ac.id/index.php/cmbj/article/download/200/137 &
https://media.neliti.com/media/publications/36646-ID-model-pengembangan-usaha-kecil-
menengah-berbasis-potensi-ekonomi-masyarakat.pdfny.ac.id/index.php/jim/article/view/11786
Perencanaan Usaha
Salah satu bentuk pengorganisasian bisnis adalah melakukan perencanaan bisnis (business
plan). Secara harfiah, perencanaan bisnis adalah sebuah studi dan perencanaan secara detail
tentang aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Coulthard dan Clarke,
1999: 3). Perencanaan bisnis berisi hal-hal yang membuat berpikir tentang target-target,
membuat berbagai aktivitas berjalan sesuai rencana, dan membuat hierarki untuk mencapai
tujuan. Rencana bisnis yang baik menurut (Suryana : 2009) harus memuat aspek manajemen,
pemasaran, keuangan, SDM, dan aspek teknis
https://jurnal.ugm.ac.id/jpkm/article/download/27278/16767
Mengelola keuangan bisa dibilang susah-susah gampang. Tak semua orang bisa
mengelola keuangan dengan baik karena manajemen pengeluaran dan pemasukan tak
semudah seperti yang kamu lihat dalam seminar atau buku.
Ada banyak faktor yang membuat sebagian orang sulit untuk mengelola keuangan
mereka. Bahkan, banyak di antaranya yang seringkali kesulitan untuk tidak berhemat di
awal bulan sehingga selalu jadi problem di akhir bulan.
Sebenarnya ada banyak sekali cara dalam mengelola keuangan, namun tak semuanya bisa
diterapkan untuk semua orang. Kamu harus pandai memilih cara mengelola keuangan
yang sesuai dengan kondisi setiap orang. Nah, berikut ini cara mengelola keuangan
dengan baik demi kesejahteraan finansial.
Buatlah anggaran bulanan agar pengeluaran uang bisa digunakan sebaik mungkin. Cara
pertama yakni menggunakan pendekatan skala prioritas. Belilah barang-barang yang
memang dibutuhkan dan tunda pembelian barang jika motivasinya hanya karena
keinginan.
Kamu harus membuat pos-pos anggaran dan tentukan budget dari masing-masing pos
tersebut, seperti kebutuhan bahan pokok, kebutuhan internet dan pulsa, kebutuhan
hiburan, cicilan kredit, sewa rumah, dan sebagainya.
Dengan gambaran ini, kamu akan lebih mudah mengatur keuangan bulanan. Jangan lupa
menganggarkan di awal bulan dana untuk investasi, setidaknya sisihkanlah minimal 10%-
20% untuk investasi dan tabungan yang bisa digunakan dalam kondisi darurat.
Memanfaatkan promo dan diskon adalah salah satu cara terbaik untuk meminimalkan
pengeluaran. Saat ini, banyak sekali promo dan diskon yang bisa didapatkan, baik di toko
offline maupun marketplace online. Sellers mengadakan promo untuk menarik sebanyak-
banyaknya calon pembeli.
Lantaran promo dan diskon tak berlangsung terus menerus dan hanya untuk beberapa
produk tertentu, buatlah list barang yang dibutuhkan namun sifatnya tidak mendesak, lalu
segera lakukan pembelian saat mengetahui ada promo dan diskon berlangsung. Untuk
mengetahui promo dan diskon di berbagai tempat, kamu bisa rutin mengecek program di
marketplace, media sosial, dan sebagainya.
Bagi kamu yang bekerja sebagai karyawan, tentunya setiap bulan akan mendapatkan
pemasukan dalam bentuk gaji. Selalu prioritaskan kebutuhan di atas keinginan ketika
mendapatkan gaji, ya. Cobalah untuk selalu mengontrol diri agar tidak mengeluarkan
uang secara berlebihan, terutama di awal bulan.
Membuang-buang uang hanya untuk membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan
adalah sikap yang tidak bijak. Selain itu, buatlah batasan pengeluaran agar tak melebihi
gaji bulanan. Ambil contoh, kamu tidak boleh tergoda untuk membeli mobil dengan
skema kredit, jika memang cicilannya mencapai lebih dari 30% dari pemasukan bulanan.
Selain asuransi kesehatan, produk polis asuransi lain yang disarankan yakni asuransi
jiwa. Banyak perusahaan asuransi jiwa yang menawarkan opsi fleksibilitas percepatan
manfaat bagi nasabahnya. Misalnya ketika Anda membeli asuransi untuk orang tua yang
berusia 65 tahun, maka Anda bisa mengajukan klaim asuransi untuk dipakai sebagai
biaya rumah sakit ketika orang tua sakit. Pihak asuransi tinggal mengurangi manfaat
kematian sesuai dengan jumlah uang yang diklaim.
Anda juga perlu memikirkan dana pensiun selagi masih berusia produktif. Sisihkan dana
sekitar 10% dari gaji sebagai dana pensiun. Dana pensiun ini sangat penting untuk
menunjang hidup di usia tua sebagai tabungan pensiun.
Bagaimana cara mengelola keuangan secara ketat tanpa mengurangi kesenangan? Kamu
bisa melakukannya dengan mencari penghasilan tambahan. Rumusnya adalah semakin
besar pemasukan, maka semakin besar pula uang yang bisa kamu keluarkan untuk
berbagai kebutuhan.
Jika kamu bisa berhemat, pemasukan bulanan bisa lebih terjaga karena sebagian
pengeluaran bisa dipenuhi dari tambahan penghasilan. Alokasi dana untuk tabungan dan
investasi pun bisa lebih besar. Banyak cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Kamu bisa mengikuti kuliah online dan kelas karyawan untuk meningkatkan kualifikasi
yang bisa menunjang karier.
Secara tidak langsung, kenaikan jabatan akan mendorong kenaikan pendapatan. Saat ini,
BINUS Online Learning menyelenggarakan kuliah online S1, sehingga kamu bisa
mengikuti perkuliahan tanpa mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Itulah beberapa cara cerdas untuk mengelola keuangan bulanan agar tetap stabil. Butuh
komitmen dan disiplin kuat untuk bisa merealisasikannya.
https://onlinelearning.binus.ac.id/2020/12/08/cara-mengelola-keuangan-dengan-baik-
demi-kesejahteraan-finansial/
Konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang
produk dan lembaga yang bersangkutan kepada orang lain (Bayu dalam Kotler et al.
1996). Oleh karena itu, wirausahawan harus mampu menciptakan kepuasan bagi para
konsumennya dengan memiliki suatu strategi pemasaran dalam memasarkan
produk/jasanya.
Ada dua variabel besar dalam strategi pemasaran, yaitu variabel yang dapat dikontrol dan
variabel yang tidak dapat dikontrol (Alex D.Triyana 1985:19): variabel tersebut secara
singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Keadaan persaingan
b. Perkembangan teknologi
a. Market segmentation
b. Marketing mix
c. Marketing Budget
d. Timing
https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie/article/download/443/278
1) Planning, yaitu proses penentuan tujuan, strategi, dan kebijakan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan,
(2)Organizing, yaitu proses pembagian tugas, wewenang, dan sumber daya di antara
anggota organisasi untuk mencapai tujuan tertentu,
(1 )Sumber Daya Manusia, yaitu suatu proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan
memberikan kompensasi kepada karyawan, serta memperhatikan hubungan kerja dengan
karyawan,
(2) Keuangan, yaitu melakukan keputusan investasi dan keputusan budgeting dengan
baik dan memastikan cashflow tidak mengalami kerugian,
(3) Produksi dan Operasi, yaitu semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang
dan jasa dengan proses yang efisien
https://mahasiswa.ung.ac.id/831412203/home/
2013/3/23/10_strategi_sukses_berwirausaha.html
Studi kelayakan usaha/bisnis atau disebut juga analisis proyek bisnis adalah
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan
menguntungkan secara terus-menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai
konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan
proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang
waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena
akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk
melakukan hal-hal berikut :
1. Merintis usaha baru
2. Mengembangkan usaha yang sudah ada
3. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha diantaranya sebagai berikut.
1. Pihak wirausahawan (pemilik perusahaan)
2. Pihak investor dan penyandang dana
3. Pihak masyarakat dan pemerintah.
%20BISNIS.pdf
•Hill dan Jones :Suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar.Hal tersebut dapat
memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
•Velasques :Studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi dan
perilaku bisnis.
•Yosephus : Wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak manusia di
bidang ekonomi, khususnya bisnis.
•Steade Et Al : Standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
Tujuan :
•}Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang sudah
lama terjun di dunia bisnis.
•}Dengan tujuan bagi pengusaha adalah untuk mendorong kesadaran moral dan memberikan
batasan-batasan bagi para pengusaha atau pelaku bisnis.
•}Untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business.
Hal tersebut dapat merugikan banyak pihak yang terkait.
•}Dengan demikian, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka dalam
mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik.
•}sehingga dapat diikuti oleh semua orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut memiliki
etika yang baik.
1. Menyebutkan Nama
https://mahasiswa.stiepasim.ac.id/etika-bisnis-2/
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep
manajemen di mana perusahaan mengintegrasikan masalah sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan pemangku kepentingan mereka.
CSR umumnya dipahami sebagai cara di mana perusahaan mencapai keseimbangan antara kepentingan
ekonomi, lingkungan dan sosial, sementara pada saat yang sama memenuhi harapan pemegang saham dan
pemangku kepentingan.
Dalam pengertian ini, penting untuk membedakan antara CSR, yang dapat berupa konsep manajemen
bisnis strategis, dan amal, sponsorship, atau filantropi.
suatu bisnis mendasarkan program CSRnya pada Pendekatan Triple Bottom Line (TBL), yang telah
terbukti menjadi alat yang berhasil bagi UKM di negara berkembang untuk membantu mereka memenuhi
standar sosial dan lingkungan tanpa mengorbankan daya saing mereka.
Pendekatan TBL digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengukur dan melaporkan kinerja perusahaan
terhadap kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan.
Ini adalah upaya untuk menyelaraskan perusahaan swasta dengan tujuan pembangunan global yang
berkelanjutan dengan memberi mereka serangkaian tujuan kerja yang lebih komprehensif daripada hanya
keuntungan semata.
Perspektif yang diambil adalah agar organisasi dapat berkelanjutan, organisasi harus aman secara
finansial, meminimalkan (atau idealnya menghilangkan) dampak lingkungan negatifnya dan bertindak
sesuai dengan harapan masyarakat.
Konservasi Lingkungan
Masalah lingkungan secara teratur menjadi berita utama, baik masalah jangka panjang seperti perubahan
iklim global atau masalah yang lebih lokal seperti tumpahan bahan kimia beracun.
Tujuan pemasaran adalah: bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai,
dibutuhkan, dan dibeli oleh konsumen.
Perencanaan Pemasaran
1.Penentuan kebutuhan pasar
2.Memilih pasar sasaran khusus yaitu:
- Pasar individu
- Relung pasar
- Segmentasi
3.Pemilihan strategi pasar
Kaitan dgn marketing Mix
- Product, price, promotion &
place
4. Menempatkan strategi pasar dlm persaingan (Market driven)
Strategi Pasar:
1.Penelitian & pengembangan pasar (probe)
2.Produk (Product)
Thp pengembangan, pengenalan, pertumbuhan, kematangan, kejenuhan,
penurunan
3.Tempat (Place)
Saluran distribusi, tempat usaha, tata letak
4.Harga (Price)
Penetration, skiming, sliding down, Follow-the leader-pricing.
5.Promosi (Promotion)
Iklan, Sales promosi, dll
Strategi pemasaran produk adalah usaha dalam memasarkan sebuah produk, barang,
atau jasa dengan cara tertentu untuk memperkenalkan produk secara lebih luas ke
masyarakat. sehingga penjualan akan meningkat.Tujuan utama strategi pemasaran
produk, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Positioning Market
3. Market Entry Strategy
4. Marketing Mix Strategy
5. Timing Strategi
http://bahan-ajar.esaunggul.ac.id
(3) Produksi dan Operasi, yaitu semua aktivitas yang mengubah input menjadi
barang dan jasa dengan proses yang efisien
https://media.neliti.com/media/publications/36200-ID-pengelolaan-dan-
pengembangan-usaha-pada-usaha-mikro-kecil-menengah-studi-deskrip.pdf
1) Bentuk usaha yang berupa organisasi atau badan usaha yang didirikan, bekerja, dan
berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia.
2) Jenis usaha yang berupa kegiatan dalam bidang perekonomian (perindustrian, perdagangan,
perjasaan, pembiayaan) dijalankanoleh badan usaha secara terus menerus untuk memperoleh
keuntungan
Dalam hal ini, Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan ditentukan bahwa: “Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan
secara tetap dan terus menerus dengan memperoleh keiantungan dan atau laba, baik yang
diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik
Indonesia”.
Hukum Perusahaan
Hukum yang mengatur tentang seluk beluk bentuk hukum perusahaan ialah Hukum
Perusahaan. Hukum Perusahaan merupakan pengkhususan dari beberapa bab dalam KUH
Perdata dan KUHD (Kodifikasi) ditambah dengan peraturan perundangan lain yang
mengatur tentang perusahaan (hukum tertulis yang belum dikodifikasi). Sesuai dengan
perkembangan dunia perdagangan dewasa ini, maka sebagian dari hukum perusahaan
merupakan peraturan-peraturan hukum yang masih baru. Apabila hukum dagang
(KUHD) merupakan hukum khusus (lex specialis) terhadap hukum perdata (KUH
Perdata) yang bersifat lex generalis, demikian pula hukum perusahaan merupakan hukum
khusus terhadap hukum dagang.
Unsur-Unsur Perusahaan
1) Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan perekonomian itu mempunyai bentuk hukum
tertentu, seperti Perusahaan Dagang (PD), Firma (Fa), Persekutuan Komanditer (CV),
Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Perseroan (Persero)
dan Koperasi. Hal ini dapat diketahui melalui akta pendirian perusahaan yang dibuat di
muka notaris, kecuali koperasi yang akta pendiriannya dibuat oleh para pendiri dan
disahkan oleh pejabat koperasi.
2) Kegiatan dalam bidang perekonomian
b) Perdagangan meliputi kegiatan, antara lain jual beli ekspor impor, bursa efek,
restoran, toko swalayan, valuta asing, dan sewa menyewa.
3) Terus menerus
Kegiatan dalam bidang perekonomian itu dilakukan secara terus menerus, artinya sebagai
mata pencaharian, tidak insidental, dan bukan pekerjaan sambilan.
4) Bersifat tetap
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi
untuk jangka waktu yang lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta pendirian
perusahaan atau surat ijin usaha, misalnya 5 (lima) tahun, 10 (sepuluh) tahun, atau 20
(dua puluh) tahun.
5) Terang-terangan
Terang-terangan artinya ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan
dengan pihak lain, diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang.
Bentuk terang-terangan ini dapat diketahui dari akta pendirian perusahaan, nama dan
merek perusahaan, surat izin usaha, surat izin tempat usaha, dan akta pendaftaran
perusahaan.
6) Keuntungan dan atau laba
Isitilah keuntungan atau laba adalah istilah ekonomi yang menunjukkan nilai lebih (hasil)
yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gain). Setiap kegiatan menjalankan
perusahaan tentu menggiinakan modal, dengan modal perusahaan diharapkan keuntungan
dan atau laba dapat diperoleh karena tujuan utama dari perusahaan adalah memperoleh
keuntungan.
7) Pembukuan
Menurut ketentuan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan ditentukan, setiap perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam Pasal 5 ditentukan,
catatan terdiri dari dari neraca tahunan, perhitungan laba rugi tahunan, rekening, jurnal
transaksi harian, atau setiap tulisan yang berisi keterangan mengenai kewajiban dan hak-
hak lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu perusahaan.
https://rosita.staff.uns.ac.id/2010/07/23/definisi-dan-ruang-lingkup-hukum-perusahaan/
Dalam suatu usaha faktor legalitas ini berwujud pada kepemilikan izin usaha yang dimiliki.
Dengan mempunyai izin tersebut maka perusahan atau badan usaha tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Dan untuk dapat memiliki berbagai macam legalitas perusahaan, sebuah
perusahaan harus melakukan sejumlah prosedur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
berdasarkan peraturan yang berlaku saat itu. Legalitas itu akan mendatangkan sejumlah manfaat
bagi perusahaan. Begitu pentingnya legalitas perusahaan bagi setiap kegiatan usaha maka
sebaiknya harus segera dipenuhi.
sebelum pemikiran tentang bisnis dilaksanakan analisis secara mendalam terhadap aspek hukum
harus dilakukan agar dikemudian hari bisnis yang dilaksanakan tidak akan gagal karena terbentur
permasalahan hukum dan perizinan. Dan jika perusahaan/usaha tersebut tetap tidak
mendaftarkan atau tidak
memiliki izin usaha maka perusahaan/usaha tersebut akan dikenakan hukuman sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan ( UU WDP ).
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penulisan
ini yaitu bagaimana mekanisme persyaratan Perseroan Terbatas selanjutnya disebut ( PT ) wajib
mendaftarkan perusahaannya
Izin usaha adalah bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak yang berwenang atas
penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu perusahaan.2 Tujuan
memiliki izin usaha adalah untuk memberi pembinaan, arahan serta pengawasan sehingga
usaha/perusahaan bisa tertib dalam menciptakan pemerataan kesempatan kerja demi terwujudnya
keindahan pembayaran pajak, dan menciptakan keseimbangan perekonomian dan perdagangan.
Nama perusahaan adalah jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk menjalankan kegiatan
usahanya.3 Dengan adanya nama perusahaan tersebut perusahaan akan dikenal oleh masyarakat
dicirikana sebagai perusahaan tertentu yang berbeda dengan perusahaan lain yang sejenis. Nama
perusahaan juga dicantumkan secara resmi di dalam akta pendirian perusahaan dan surat-surat
resmi perusahaan yang lain.
Merek Perusahaan, menurut ketentuan Pasal 1 butir 1(a) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek, dinyatakan: “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.” Dalam Pasal 1 butir 2
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, dinyatakan: “Merek dagang adalah
merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang
secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis
lainnya.”Sedangkan menurut Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek, dinyatakan: “Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama, atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya”. Ada berbagai macam bentuk merek yang dapat digunakan
untuk barang atau jasa.
Perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri. Untuk
memperoleh pengesahan, para pendiri bersama-sama atau kuasanya mengajukan permohonan
tertulis dengan melampirkan akta pendirian perseroan.5 Pengesahan diberikan oleh Menteri
dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak permohonan yang diajukan telah
memenuhi syarat dan kelengkapan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Setelah permohonan diterima atau dalam hal permohonan ditolak dalam jangka waktu yang sama
harus diberitahukan kepada pemohon dengan disertai alasannya.
Kewajiban Direksi untuk mendaftarkan dalam Daftar Perusahaan setelah akta pendirian
disahkan, ditetapkan paling lama 30 hari setelah disahkan atau disetujui Menteri. Hal tersebut
berbeda dengan praktek yang sekarang berlaku kewajiban pendaftaran menurut pasal 38 Kitab
Undang-undang Hukum Dagang ( KUHD ) dibebankan kepada para pemegang saham walaupun
dalam kenyataannya menjadi kewajiban Direksi. Langkah selanjutnya yang wajib dilaksanakan
Direksi adalah mengumumkannya dalam Tambahan Berita Negara. Kewajiban Direksi untuk
mengumumkannya secara tegas dinyatakan yaitu 30 hari terhitung sejak pendaftaran. Kewajiban
yang dibebankan kepada Direksi baik untuk mendaftarkan maupun mengumumkan tidak begitu
saja ditentukan tetapi ada sanksinya apabila tidak dilaksanakan.
https://ojs.unud.ac.id
perlindungan konsumen
Menurut pasal 56 ayat UU Perlindungan Konsumen di Indonesia, berikut adalah jenis-jenis sengketa yang
dapat diajukan konsumen:
-tidak dibayarnya jasa,
-tidak diserahkannya barang atau jasa,
-pembayaran komisi oleh pegawai,
-penipuan oleh pelaku usaha atas nama klien, dan
-pungutan yang tidak beralasan
Ada jenis sengketa konsumen lain yang dapat diajukan ke pengadilan, seperti
wanprestasi, salah mengartikan cacat material, dll. Setelah konsumen menuntut pelaku usaha untuk
menyelesaikan masalahnya, pengadilan akan memutuskan masalah tersebut. . Namun, sebelum
pengadilan dapat memutuskan masalah tersebut, penggugat harus menunjukkan bahwa telah terjadi
beberapa jenis pelanggaran yang dilakukan oleh tergugat. Untuk itu, ia perlu mengajukan gugatan
terhadap terdakwa. Penggugat kemudian meminta pengadilan untuk memaksa tergugat untuk mematuhi
keputusan.
Perlindungan hukum yang ditawarkan kepada konsumen di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
perbaikan dalam fungsi perekonomian. Dengan penegakan UU Perlindungan Konsumen oleh pengadilan,
telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam fungsi BPO. Banyaknya tuntutan perlindungan konsumen
yang diselesaikan melalui putusan arbitrase. Melalui keputusan arbitrase ini, perusahaan yang terlibat
dapat menghindari masalah hukum serius yang dapat diajukan terhadap mereka. Dengan perlindungan
hukum tersebut, konsumen Indonesia juga dapat memperoleh kompensasi yang adil dari perusahaan-
perusahaan yang telah melakukan kegiatan penipuan. Dengan penegakan Hukum Perlindungan
Konsumen oleh pengadilan, para pelaku usaha dan organisasi telah menyadari pentingnya memberikan
konsumen layanan perlindungan konsumen yang efektif dan mengikat.
https://hukum.uma.ac.id/2021/07/19/hukum-perlindungan-konsumen-di-indonesia
persaingan curang
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tidak menentukan pengertian penguasaan pasar. Namun
demikian penguasaan pasar ini adalah kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat, sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.
Di samping dilarangnya penguasaan pasar yang besar oleh satu atau sebagian kecil pelaku pasar,
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 juga melarang
penguasaan pasar yang secara tidak adil, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan/atau praktek persaingan curang.31
Sebagaimana diketahui penguasaan pasar atau dengan kata lain menjadi penguasa di pasar
merupakan keinginan dari hampir semua pelaku usaha, karena penguasaan pasar yang cukup
besar memiliki korelasi positif dengan tingkat keuntungan yang mungkin dapat diperoleh oleh
pelaku usaha. Untuk memperoleh penguasaan pasar ini, pelaku usaha kadangkala melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum. Walaupun pasal dalam Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 tidak merumuskan berapa besar penguasaan pasar atau berapa pangsa
pasar suatu pelaku usaha, namun demikian suatu perusahaan yang menguasai suatu pasar pasti
mempunyai posisi dominan di pasar.
Kegiatan yang bersifat penguasaan pangsa pasar yang dilarang tersebut, diatur dalam Pasal 19
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, yang menyatakan bahwa Pelaku usaha dilarang
melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.
1. Menolak pesaing (refusal nto deal). Menolak atau menghalang-halangi pelaku usaha tertentu
(pesaing) dalam hal melakukan usaha yang sama pada pasar bersangkutan.
2. Menghalangi konsumen, yaitu menghalang-halangi pihak konsumen dari pelaku usaha lain
(pesaing) untuk tidak melakukan atau meneruskan hubungan usaha dengan pihak usaha pesaing
tersebut. Yang dilakukan oleh pelaku usaha ialah dengan mengadakan perjanjian antara
distributor dari pelaku usaha tersebut yang memasarkan produknya dengan pihak grosir,
pengecer, ritel, atau toko yang menjual produknya tersebut kepada masyarakat. Dimana pelaku
ataupun ritel dapat memasarkan produknya namun tidak boleh menjual produk-produk lain.
Apabila para grosir, pengecer, maupun ritel ini menjual barang lain maka akan diberhentikan
pengiriman barang oleh distributor dan ini jelas merugikan. Dengan perjanjian inilah kemudian
bagi para pelaku usaha lain akan mengalami kesulitan di dalam memasarkan produknya
3.Pembatasan peredaran produk, yaitu dengan cara membatasi peredaran dan/atau penjualan
barang dan/atau jasa pada pasar yang bersangkutan.
Pada pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, persekongkolan dalam tender
dapat dibedakan pada tiga jenis, yaitu:
a. Persekongkolan Horizontal
dilakukan oleh para penawar tender atau antara pelaku usaha/penyedia barang dan jasa dengan
sesama pelaku, dengan mengupayakan agar salah satu pihak ditentukan sebagai pemenang
dengan cara bertukar informasi harga serta menaikkan atau menurunkan harga penawaran.
Kegiatan dalam bentuk persekongkolan horizontal seringkali dilakukan oleh pelaku usaha atau
peserta tender dengan menciptakan persaingan semu antar peserta tender lainnya. Pada
persekongkolan jenis ini dapat dikatakan bahwa persekongkolan hanya melibatkan para peserta
tender saja.
b. Persekongkolan Vertikal
Persekongkolan vertikal merupakan persekongkolan yang terjadi antara salah satu atau beberapa
pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa/penawar dengan panitia tender atau panitia lelang
atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan. Persekongkolan ini dapat
terjadi dalam bentuk dimana panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa
atau pemilik atau pemberi pekerjaan bekerjasama dengan salah satu atau beberapa peserta tender.
Dalam pola seperti ini, biasanya panitia memberikan kemudahan atas persyaratan-persyaratan
bagi seorang penawar, sehingga dia dapat memenangkan penawaran tersebut.
Persekongkolan ini merupakan persekongkolan antara panitia tender atau panitia lelang atau
pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi pekerjaan dengan pelaku usaha atau
penyedia barang dan jasa. Persekongkolan ini dapat melibatkan dua atau tiga pihak yang terkait
dalam proses tender. Salah satu bentuk persekongkolan ini adalah tender fiktif, dimana baik
panitia tender, pemberi pekerjaan, maupun para pelaku usaha melakukan suatu proses tender
hanya secara administratif dan tertutup.
Dilihat dari bentuk perilaku dalam persekongkolan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk:
a. Bid Suppression adalah bentuk persekongkolan yang dilakukan diantara peserta tender untuk
memenangkan salah satu diantara mereka dengan cara memaksa peserta tender yang lain untuk
menahan diri
tender yang mempunyai maksud yang sama, yaitu untuk memenangkan salah satu diantara
mereka dimana pihak yang diharapkan akan memenangkan tender akan memberikan penawaran
harga yang terbaik dan para peserta tender yang lain juga memberikan penawaran yang
kompetitif, tetapi dengan klausul-klausul yang kemungkinan tidak dapat diterima penyelenggara
tender.
c. Bid Rotation adalah bentuk persekongkolan tender dimana para peserta tender akan secara
bergiliran memenangkan tender. Para peserta tender akan berusaha membagi giliran tender
secara merata kepada setiap peserta persekongkolan tender. Penggiliran pemenang tender dalam
suatu kelompok pelaku usaha tertentu dapat dijadikan petunjuk bahwa diantara mereka terjadi
suatu kolusi. Dengan adanya persekongkolan tender bentuk ini, telah membuat tujuan dari
penyelenggaraan tender menjadi tidak tercapai, yaitu untuk mendapatkan penawaran terbaik atas
suatu pemborongan suatu pekerjaan, mengadkan barang-barang, atau menyediakan jasa.54
d. Subcontacting, bentuk ini menjadi indikasi terjadinya persekongkolan tender. Dimana pelaku
usaha (competitors) bersepakat untuk tidak mengajukan penawaran dengan menerima
kompensasi menjadi
subcontracting sebuah pekerjaan atau menjadi pemasok tertentu bagi pemenang tender.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2344/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y