PERTEMUAN
3
KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SEBUAH BIDANG ILMU
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku
seseorang dalam memghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapinya. Dalam konteks bisnis menurut Zimmerer ( 1996 ) “Kewirausahaan adalah hasil dari suatu usaha
disiplin serta proses sistematis serta penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang
di pasar.”
Dulu kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan
merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, sehingga wirausaha tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang,
kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat diajari dan diajarkan.
Seseorang yang memiliki bakat wirausaha dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang
menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk
menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh sebab itu, untuk menjadi
wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus mempunyai pengetahuan tentang
segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
.....KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SEBUAH BIDANG ILMU
Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin
ilmu tersendiri yang independen, karena :
1. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep,
dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki 2 konsep, yaitu posisi permulaan dan perkembangan usaha, yang jelas
tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara
manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan, atau
kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur
Kewirausahaan Sebagai Sebuah Bidang Ilmu
Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai dan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku.
Menurut Soeparman S., kemampuan seseorang yang menjadi obek kewirausahaan meliputi :
1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha.Dalam merumuskan tujuan perlu adanya perenungan dan
koreksi, yang kemudian dibaca, diamati berulang-ulang sampai dipahami secara mendalam.
2. Kemampuan memotivasi diri.Yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang besar.
3. Kemampuan berinisiatif.Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah
orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga kebiasan tersebut menjadi suatu inisiatif.
4. Kemampuan berinovasi.
5. Kemampuan membentuk modal material, sosial dan intelektual.
6. Kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri.
7. Kemampuan mental yang dilandasi agama.
8. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun
menyakitkan.
Perkembangan Sebagai Disiplin Ilmu
Perkembangan kewirausahaan mulai dikenal pada abad 18. Dalam sebuah buku mengenai
kewirausahaan menjelaskan bahwa wirausahaha adalah jual beli seseorang yang menanggung
resiko. Pada awalnya istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli
barang di daerah-daerah yang kemudian menjualnya dengan harga yang tidak pasti.
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 275
Artinya:
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”
....Perkembangan sebagai disiplin ilmu
Meskipun banyak yang mengartikan konteks wirausaha namun ada seseorang yang
mengartikan wirausaha itu tidak selalu berarti perdagangan atau manajer tetapi juga seseorang
yang unik yang memiliki keberanian dalam mengambil resiko dan memperkenalkan poduk-
produk inovatif serta teknologi baru dalam perekonomian. Menurut dia hanya sedikit pengusaha
yang dapat melihat ke depan dan inovatif yang dapat merasakan potensi penemuan baru dan
memanfaatkanya. Setelah inovasi tersebut berhasil di perkenalkan oleh wirausaha maka
pengusaha lain mengikutinya sehingga produk dan teknologi baru tersebut tersebar dalam
kehidupan ekonomi.
Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa
serta kemakmuran yang menciptakan individu wirausaha yang memiliki keberanian menanggung
resiko, menghabiskan waktu serta menyediakan berbagai produk barang dan jasa yang
dihasilkan wirausaha yang memilki nilai baru dan berguna.
....Perkembangan sebagai disiplin ilmu
Sama halnya dengan ilmu manajemen yang berkembang di bidang industri pada
awalnya dan berkembang lagi di berbagai ilmu begitu juga dengan kewirausahaan yang
berkembang diberbagai bidang yang pada awalnya hanya di bidang perdagangan. Dalam
bidang tertentu kewirausahaan telah menjadikan kompetensi inti dalam menciptakan
perubahan, pembaharuan dan kemajuan sehingga tidak hanya dapat di gunakan sebagai
kiat-kiat bisnis jangka pendek tetapi juga untuk menciptakan peluang.
Dalam bidang bisnis akan menjadi sukses bila memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui
kreatifitas dan inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa karena
melalui kedua proses terebut menciptakan keunggulan bersaing. Demikian juga di
berbagai bidang manapun kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang
yang memiliki semangat serta jiwa kreatif daninovatif. Dalam era seperti sekarang di
butuhkan pemerintah yang berjiwa wirausaha karena dengan memiliki jiwa wirausaha
maka birokrasi dan intuistusi akan memiliki motivasi optimisme dan berlomba untuk
menciptakan cara-cara yang lebih efesien, efektif,inovatif, fleksibel dan adaptif
Hakikat Kewirausahaan
Meskipun sampai saat ini belum ada makna yang persis sama, pada umumnya
kewirausahaan memiliki hakikat yang hampir sama, yaitu merujuk pada sifat,
watak, ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras
untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh.
Terlepas dari berbagai definisi kewiraushaan yang dikemukakan oleh beberapa ekonom,
wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonom, ahli
manajemen, pelaku bisnis, psikolog, dan pemodal.
·Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh
suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya diluar kekuasan
orang lain.
...Kewirausahaan Dilihat Dari Berbagai Sudut Pandang
·Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-
cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan
pekerjaan yang disenangi masyarakat. Menurut Schumpeter, wirausaha merupakan pengusaha
yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang tehnik dan komersial ke dalam
bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan-
kemungkinan baru dalam bidang perekonomian. Kemungkinan-kemungkinan baru yang
dimaksud adalah :
1. Memperkenalkan produk atau kualitas baru suatu barang yang belum dikenal konsumen.
2. Melakukan metode produksi dari penemuan ilmiah dan cara-cara baru untuk menangani
suatu produk agar menjadi lebih mendatangkan keuntungan.
3. Membuka suatu pasar baru, yaitu pasar yang belum pernah ada atau belum pernah
dimasuki cabang industri yang bersangkutan
4. Membuka suatu sumber dasar baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang masih
harus dikembangkan.
5. Pelaksanaan organisasi baru.
Peran Pendidikan Dalam Membentuk
Wirausaha
Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan
keberhasilan wirausaha. Menurut Eels (1984) dam Mas’oed (1994), dibandingkan dengan tenaga lain,
tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena memiliki
kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga
memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama
berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pengetahuan manajemen dan keteknikan yang
memadai mutlak diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-
alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses
adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar untuk
meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk
mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan
atau teori sebagai landasan berpikir.
Sifat Seorang Wirausaha
Seorang wirausaha yang memiliki keyakinan dan kepribadian, bermula dari adanya ide
sendiri, kemudian mengembangkan kegiatan usahanya yang selalu berpegang pada nilai-nilai
kejujuran dan disiplin diri. Seperti kita ketahui bahwa hidup itu merupakan kancah perjuangan.
Karena adanya makna kejujuran dalam hidup, kita harus berjuang dengan penuh keyakinan
ingin maju di dalam berwirausaha. Obat yang baik untuk menjalankan perjuangan dalam hidup
adalah adanya keyakinan pada diri sendiri. Kita harus sayang pada diri sendiri, keluarga,
bangsa, dan negara. Cara pikir positif, kreatif, dan dinamis akan memberikan hasil dalam hidup.
Untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Kita harus mempelajari dalam memahami serta
menghayati khasiat kejujuran dalam hidup dan kebenaran dalam arti hidup. Kita harus
menentukan makna tujuan kejujuran hidup, yaitu:
a. Tujuan jangka pendek berwirausaha,
b. Tujuan jangka panjang berwirausaha,
c. Tujuan kita sendiri, keluarga, dan lingkungan,
d. Tujuan bangsa dan negara.
...POLA PIKIR DAN PERILAKU JUJUR
SEORANG WIRAUSAHAWAN
Dalam prakteknya, baru sebagian kecil masyarakat Indonesia yang dapat menikmati hasil
pembangunan. Kesalahan ini masih terdapat pada masyarakat yang berpikir masa bodoh dan tidak
mempergunakan kesempatan-kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Kebanyakan orang kurang
menyadari bahwa nilai kejujuran dan daya pikir manusia merupakan kunci utama mencapai
kemajuan dalam berusaha. Kemajuan berusaha itu dapat dicapai apabila disertai dengan keinginan
dan tujuan yang definitif dalam hidup. Ketekunan dalam berwirausaha dengan memperjuangkan
keinginan yang keras akan dapat melenyapkan segala rintangan, sedikit demi sedikit. Akhirnya,
dengan ketekunan kerja keras, diikuti dengan kejujuran akan dapat menciptakan suatu kemajuan
dalam berwirausaha. Makna hidup ini penuh masalah dengan berbagai kesukaran dan rintangan.
Tanpa kesukaran dan rintangan, kiranya manusia tidak bisa berkembang untuk maju. Setiap hasil
yang dicapai seorang wirausahawan merupakan hasil perjuangan dan pengorbanan. Di sini makna
kejujuran dalam hidup berwirausaha harus kita pandang sebagai guru dan anugerah untuk mendorong
rasa optimis untuk mendapatkan kemajuan dalam berusaha.
...POLA PIKIR DAN PERILAKU JUJUR
SEORANG WIRAUSAHAWAN
Seseorang melakukan kegiatan usaha didasarkan atas adanya upaya untuk memenuhi
kebutuhannya baik yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder. Menurut Abraham
Malow dalam buku Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 2003, hierarki kebutuhan
terdiri dari lima hal, yaitu :
1. Basic Needs, yaitu bagaimana memuaskan kebutuhan dasar, dimana dalam hal ini dia
berusaha memperoleh uang secara mandiri untuk kebutuhannya.
2. Safety Needs, yaitu memuaskan kebutuhan dari rasa aman dalam kehidupan berkeluarga
dan bermasyarakat.
3. Social Needs, yaitu kebutuhan sosisal dimana berusaha memperoleh keleluasaan dan
peluang yang lebih besar untuk melakukan kontak sosial dalam membangun persahabatan
dan relasi bisnis.
4. Self Esteem, yaitu bagaimana memuaskan kebutuhan berupa penghargaan dirinya, yaitu
memperoleh rasa hormat dari lingkungan sesuai dengan keduudkan sebagai pimpinan atau
pemilik dalam bisnis pribadi.
5. Self Actualization, yaitu kebutuhan pengakuan diri yakni bagaimana memperoleh pegakuan
masyarakat atas hasil kerjanya yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Bentuk Kewirausahaan