Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan “usahawan” atau
“wirausahawan”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan
(entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan, akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap
orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif, baik kalangan usahawan maupun
masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru ataupun
pimpinan organisasi lainnya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia
bisnis, akan tetapi saat ini telah berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan sering
digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan dalam suatu organisasi.
Setelah melakukan kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan pengertian dan
proses kewirausahaan, ide dan peluang wirausaha, modal dan cara merintis usaha baru.
Sejalan dengan tuntunan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang
wajar (growth-equity paradigm shift) dan perubahan kearah globalisasi (globalization
paradigm shift) yang menuntun adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan, maka
dewasa ini terjadi perubahan paradigma pendidikan (paradigm shift). Menurut Soeharto
Prawirokusumo (1997), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yang independen (independent academic discipline) karena :
1. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distincitive), yaitu
ada teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venturestart-up dan venture-
growth, sehingga jelas bahwa kewirausahaan tidak masuk dalam kerangka
pendidikan manajemen umum (frame work general manajemen courses) yang
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha (business ownership).
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
new and different things).
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan pendapatan atau
kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
1. Pengembangan teknologi.
2. Penemuan pengetahuan ilmiah.
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efisien.
Proses kewirausahaan diawali dengan satu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari
tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif yang tidak lain
adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan
terpecahkan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak
berhasil. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang berani menghadapi risiko dan
menyukai tantangan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit diawali dengan proses
imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan
berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovatif). Tahap proses
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan prilaku
kewirausahaan, dengan ciri-ciri : (1) penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh
Selanjutnya dalam kewirausahaan modal tidak selalu identik dengan modal yang
berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud
(intangiable) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang
dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dibagi dalam empat jenis, yaitu
modal moral, modal sosial, modal intelektual dan material.
Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang
disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai
modal tambahan, ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.
Seorang wirausha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal, artinya wirausaha melalukan sesuatu hal secara
tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi
merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai wirausaha dengan
orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi
harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri
mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan sesuatu melebihi standar yang ada.
Beberapa contoh indikator seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam
kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada :
1. Desire for responsibility , yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu
mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya
selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
3. Confidence in their ality to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera.
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginan demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif dan berwawasan
jauh ke depan.
7. Skill of organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber
daya utuk emnciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.
Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat menjadi target,
sasaran, atau impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat
memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.
Biasakanlah untuk memiliki target harian, bulanan, maupun tahunan, baik berupa
peningkatan prestasi belajar, peningkatan omset usaha, tingkat keuntungan, mobil
idaman, rumah baru, kantor baru, maupun banyak hal lainnya. Apapun impian dan
terget kita, ingat kata kunci SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reality-
based, Time frame), yang berarti harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai,
berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.
Sony Sugema, tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan belajar,
mampu menangkap berbagai peluang di masa depan dengan menerapkan motto
“The Fastest Solution” yang sebelumnya tidak langsung dipercaya, ternyata
menjadi populer dimana-mana
Akio Morita, pendiri dari pemilik Sony Corp. Menciptakan “walkman” dari hasil
perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan sebuah
tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan berbentuk kecil sehingga
mudah dibawa kemana pun.
Bill Gates adalah orang pertama yang mempunyai konsep tentang masa depan
komputer yang akan ada dimana-mana, baik di rumah maupun di kantor, dan
bahwa suatu hari buku dan kertas tidak lagi digunakan.
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari
nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya
Menjelang tahun 2000, ada sekelompok orang yang menjadi “kaya raya” karena
berhasil menjual ide “the millenium bug”. Puluhan juta dolar bergulir di industri
komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Peranti lunak baru, jasa konsultasi
teknologi komputer, bahkan Hollywood (seperti film The Entrapment yang
dibintangi oleh Sean Connery dan Catherine Zeta Jones) pun berhasil membuat
ide ini menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.
Pengemasan air minum steril ke dalam botol sehingga air bisa diminum langsung
tanpa dimasak. Sebelumnya tidak banyak orang yang percaya pada ide bahwa air
kemasan bisa laku dijual karena orang bisa memasak air sendiri, namun sekarang
hampir semua orang minum air kemasan, bahkan semakin sedikit orang yang
memasak air minum.
Banyak sekali contoh lain yang menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovasi
adalah faktor yang bisa membawa seseorang bisa menjadi wirausaha sukses.
Beberapa tahun silam, dalam kolom Ripley’s Believe It or Notmuncul pertanyaan:
Selembar lempengan baja harganya 5 dolar
Jika baja ini dibuat s=epatu kuda, harganya meningkat menjadi 10 dolar
Jika baja ini dibuat jarum jahit, harganya akan menjadi 3.285 dolar
Dan jika dibuat arloji, nilainya akan meningkat menjadi 250.000 dolar
Perbedaan harga 5 dolar dan 250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi,
kreativitas berarti hadirnya suatu gagasan baru bagi Anda. Inovasi adalah penerapan
secara praktis gagasan yang kreatif. Wujud kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari
dapat dilihat dalam :
Tampilan yang disajikan pada layar televisi akan selalu berbeda walaupun hanya
untuk satu produk
Resep makanan rasanya berbeda-beda sesuai dengan cita rasa masing-masing
pencipta menu.
Bentuk pakaian para desainer selalu menunjukkan ciri khas tertentu, tergantung
dari ide kreatif masing-masing desainer.
Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras
namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu
namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa
ilmu ibarat berlayar tanpa nahkoda tidak jelas kemana arah yang akan dituju. Sering
Seorang mahasiswa memilih untuk drop out dari studinya hanya demi
memuaskan keinginannya untuk bekerja. Hal ini merupakan tindakan yang tidak
berkomitmen terhadap apa yang telah diupayakan.
Seorang pedagang bakso yang laris melihat peluang, namun tetap tidak beralih
dari profesinya, padahal ia bisa memiliki beberapa cabang restoran waralaba.
Ide dan perilaku seseorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung
jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga
mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah
berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan
konsisten.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain
namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.
Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh
orang lain. Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis
modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaittu:
“Akio Morita dan Bil Gates terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun perusahaan
yang mereka dirikan memperoleh kesuksesan atas jerih payah mereka sendiri, bukan
merupakan warisan keluarga”.
Seorang wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapinya, semakin pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Mengapa demikian
? Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tentunya, risiko-risiko ini
harus diprhitungkan terlebih dahulu. Berani mengambil risiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil
yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang
diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil.
Inilah faktor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan
lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan manajer
adalah berani mengambil dan membuat keeputusan untuk meraih sukses dalam
mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani mengambil
risiko untuk meraih peluang.
Wirausaha harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara mentransfer atau
berbagi risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain
sebagainya. Wirausaha yang sukses dinilai dari keinginannya untuk mulai bermimpi
dan berani menanggung risiko dalam upaya mewujudkannya, misalnya :
Sebuah gerai pisang goring model baru dipadati oleh pengunjung sehingga
antrian menjadi panjang. Pemilik harus berani berinvestasi untuk menambah
kapasitas penggorengan pisang agar pembeli tidak pergi karena terlalu lama
menunggu. Namun, disisi lain ia harus siap menghadapi risiko jika penambahan
Untuk dapat menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan
mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan
semangat untuk mengembangkan orang-orang disekelingnya. Seorang pemimpin
yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikut atau pegawainya , tetapi dari
kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru di
sekelilingnya. Biasanya, tidak lebih dari 20% orang disekitar kita yang berpotensi
untuk terus di kembangkan. Dari 20% inilah kita memilih orang-orang yang kelak
dapat mengembangkan usaha dan menggantikan kita. Inilah proses yang disebut
dengan pengembangan, yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan, namun yang
lebih penting, mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun interpersonal
sebagai pemimpin bisnis. Jadi, seorang wirausaha yang cerdas baru senantiasa
mengembangkan orang-orang di sekelilingnya agar pada gilirannya dapat
menggunakan konsep pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya.
Seorang pemilik toko roti dan kue harus memiliki kemampuan personal dalam
membuat kue dengan berbagai macam resep.
Seorang pemilik bengkel harus memiliki keterampilan mereparasi kendaraan
bermotor.
Seorang koreografir setidaknya harus menguasai beberapa tarian dari berbagai
bidang yang berbeda.
Penting bagi seseorang untuk dapat mengetahui karakteristik diri sendiri maupun
orang lain dalam menunjang keberhasilan seorang wirausaha, namun cukup banyak juga
yang kesulitan untuk mengetahui apa “warna” karakteristik, kelebihan maupun kekurangan
tersebut sehingga diperlukan metode khusus untuk melakukannya. Salah satu cara untuk
Disebut oleh Sheila N. Glazov (2007), terdapat empat jenis warna otak yang
masing-masing berwarna kuning, biru, hijau dan oranye. Tes brain color sendiri mengacu
pada teori Carl Jung mengenai 4 fungsi kepribadian, yaitu:
Tes ini dapat menunjukkan tipe kepribadian seseorang berdasarkan pola pikir dan
cara bertindak yang mana dengan mengetahui kepribadian yang bersifat multi-faceted,
memungkinkan seseorang untuk menerima, menghormati dan menghargai orang lain dengan
lebih mudah sehingga dapat membantu mengembangkan komunikasi yang lebih efektif,
resolusi konflik yang lebih baik, dan kerja sama tim yang lebih baik.
b. Kelemahan (Weaknesses)
Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha
yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu.
Contoh : sebaiknya jangan membuka usaha rental komputer, tetapi tidak mengetahui
sama sekali keterampilan dalam mengoperasikan komputer.
Menurut Dan dan Bradstreet Business Credit Service (1993) yang dikutip Suryana,
ada 9 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu :
1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Misalnya,
seorang yang akan membuka bisnis perhotelan, maka ia harus memiliki pengetahuan
perhotelan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui pengetahuan dasar-dasar
menajemen untuk mengelola bisnis. Misalnya, cara merencanakan usaha,
mengoganisasikan, memimpin, dan mengendalikan perusahaan. Dengan pengetahuan
menajemen yang baik, maka akan tercapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.
3. Having the power attitude, artinya seorang entrepreneus harus sungguh-sungguh
menjalankan bisnisnya, tidak setengah hati. Jadi, ia harus bersikap sebagai pedagang,
industriawan, pengusaha, dan eksekutif.
4. Having edequate capital, artinya entrepreneur harus mempunyai modal yang cukup, tidak
hanya berupa uang atau dana, tetapi juga non-materi atau sikap mental. Kepercayaan,
kejujuran, dan ketangguhan hati merupakan bagian dari sikap mental yang juga
berpengaruh pada keberhasilan suatu bisnis.
5. Managing finance effectively, artinya entrepreneur harus memiliki kemampuan
mengelolah keuangan secara efisien dan efektif, mencari sumber dana yang efisien dan
menggunakannya secara tepat.
6. Mananging the efficiently, entrepreneur harus mampu mengatur waktu seefisien mungkin,
sehingga setiap kegiatan yang dilakukan selalu terjadwal.
7. Managing people, entrepreneur harus mampu merencanakan berapa jumlah kebutuhan
karyawan, mengarahkan pada bidang pekerjaan yang telah ditentukan, memotivasi
karyawan untuk meningkatkan semangat kerjanya, serta mengendalikan/mengevaluasi
karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
1.7 Penutup
Kesimpulan
Proses kewirausahaan dimulai dari proses imitasi dan duplikasi yaitu meniru
yang sudah ada, selanjutnya proses pengembangan yaitu mulai memperbaiki atau
memodifikasi sesuatu menjadi lebih baik atau mempunyai nilai tambah seperti fungsi
atau kegunaanya, selanjutnya dapat menjadi proses penciptaan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan nilai yang jauh lebih tinggi (inovasi), bahkan dapat juga ditemukan
sesuatu inovasi yang belum pernah ada sebelumnya atau menjadi hal perama
pembuatan/penciptaanya yang disebut invensi. Dalam hal ini biasanya mendapat
pengakuan secara luas dan didaftar sebagai temuan baru yang berhak memperoleh
hak kekayaan intelektuan (HaKi).
Wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai
perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan
produk baru, teknologi dan cara baru, ide dan organisasi baru. Sebagai
1) Percaya Diri
2) Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
3) Pengambilan Resiko dan Suka Tantangan
4) Kepemimpinan
5) Keorisinilan
6) Berorientasi Kemasa Depan
Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam
bidang bisnis semata, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa
kreatif, inovatif seperti pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya
masyarakat lainnya, baik individual maupun kelompok.
Dan tak kalah penting adalah ide dan peluang yang merupakan dua unsur
penting dalam kewirausahaan. Agar ide menjadi peluang, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan, yaitu Menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati pintu
peluang, menganalisis produk dan proses secara mendalam, menaksir biaya awal dan
memperhitungkan resiko.
1. Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan apa yang harus dimiliki wirausaha agar
mampu bersaing pada persaingan global?
2. Apakah seseorang yang menciptakan barang dan jasa yang tidak berbeda, dengan cara
yang lebih baik dapat dikatakan wirausaha?
3. Kewirausahaan merupakan kiat dalam meningkatkan kualitas hidup, mengapa demikian?
Apa hakikat dari kewirausahaan?
4. Jelaskan bagaimana karakteristik seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan? Nilai-
nilai apa saja yang terdapat pada jiwa kewirausahaan tersebut bila dilihat dari sikap dan
kepribadiannya
5. Motif apa yang mendorong seseorang tertarik dan memilih berwirausaha?