Anda di halaman 1dari 26

BAB I

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang
bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan “usahawan” atau
“wirausahawan”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan
(entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan, akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap
orang yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif, baik kalangan usahawan maupun
masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru ataupun
pimpinan organisasi lainnya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai dalam dunia
bisnis, akan tetapi saat ini telah berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Bahkan sering
digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi pimpinan dalam suatu organisasi.

Setelah melakukan kuliah ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan pengertian dan
proses kewirausahaan, ide dan peluang wirausaha, modal dan cara merintis usaha baru.

1.1 Pengertian kewirausahaan

Dahulu, kewirausaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung


dilapangan dan merupakan bakat yang dibawah sejak lahir (entrepreneurship ae born not
made), sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Sekarang,
kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat
dipelajari dan diajarkan. “entrepreneurship are not only born but also made”, artinya
kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan,
tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.

Seperti halnya ilmu manajemen yang awalnya berkembang dibidang industri


kemudian diterapkan diberbagai bidang lainnya, maka disiplin ilmu kewirausahaan
perkembangannya mengalami evolusi yang pesat. Pada mulanya kewirausahaan berkembang
dalam bidang perdagangan, namun kemudian diterapkan diberbagai bidang lain seperti

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 1


industri, pendidikan, kesehatan dan institusi-institusi lainnya seperti lembaga pemerintah dan
perguruan tinggi.

Sejalan dengan tuntunan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang
wajar (growth-equity paradigm shift) dan perubahan kearah globalisasi (globalization
paradigm shift) yang menuntun adanya keunggulan, pemerataan dan persaingan, maka
dewasa ini terjadi perubahan paradigma pendidikan (paradigm shift). Menurut Soeharto
Prawirokusumo (1997), pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yang independen (independent academic discipline) karena :

1. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh dan nyata (distincitive), yaitu
ada teori, konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi venturestart-up dan venture-
growth, sehingga jelas bahwa kewirausahaan tidak masuk dalam kerangka
pendidikan manajemen umum (frame work general manajemen courses) yang
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha (business ownership).
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
new and different things).
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan pendapatan atau
kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

David Osborne & Ted Gaebler (1992)dalam bukunya “Reinventing Government”


menggunakan bahwa dalam perkembangan dunia dewasa ini dituntut pemerintah yang
berjiwa kewirausahaan (entrepreneurial goverment). Dengan memiliki jiwa kewirausahaan,
maka birokrasi dan instuisi akan memiliki motivasi, optimism dan berlomba untuk
menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang


dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.
Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit orang

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 2


dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan
inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan
pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam
organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk meraih pangsa pasar. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif
tidak lain adalah untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan
berbeda adalah nilai tambah barangdan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk
dijadikan peluang.

Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah


dipasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti:

1. Pengembangan teknologi.
2. Penemuan pengetahuan ilmiah.
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak dengan
sumber daya yang lebih efisien.

Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara dalam


memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new things). Sedangkan inovasi
(innovation) adalah kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah
dan menemukan peluang (doing new things). Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan
wirausaha selain berbentuk hasil seperti barang dan jasa, juga bisa berbentuk proses seperti
ide, metode, cara-cara sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melaluiproses berpikir
kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah yang akan menjadi keunggulan.
Keunggulan inilah yang menjadi daya saing yang diciptakan oleh para wirausaha. Dengan
kata lain, nilai tambah yang tercipta adalah sumber peluang bagi wirausaha. Secara garis
besar, pengetahuan tentang Kewirausahaan (entrepreneurship) mencakup beberapa
pemahaman mendasar, antara lain:

1. Kewirausahaan mencakup bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu


terdapat teori , konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 3


2. Kewirausahaan memiliki dua konsep yaitu permulaan dan perkembangan usaha,
yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri, yaitu
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan, atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.

Kewirausahaan mempelajari tentang nilai kemampuan dan perilaku seseorang dalam


berkreasi dan berinovasi. Objek studi kewirausahaan adalah nilai-nilai kemampuan seseorang
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.Kemampuan seseorang yang menjadi objek
kewirausahaan meliputi:

1. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha diperlukan adanya perenungan dan


koreksi yang kemudian dibaca dan diamati berulang-ulang sampai dipahami apa
yang menjadi tujuannya.
2. Kemampuan memotivasi diri, untuk melahirkan suatu tekad yang besar.
3. Kemampuan berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu
pemerintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang menjadi terbiasa
berinisiatif.
4. Kemampuan berinovasi yang melahirkan kreativitas (daya cipta) yang dibiasakan
berulang-ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan
dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan atau kombinasi baru dapat
dijadikan perangkat dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran
masyarakat.
5. kemampuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual.
6. kemampuan mengatur waktu dan membiasakan diri, yaitu selalu tepat waktu
dalam segala tindakan tidak menunda pekerjaan.
7. kemampuan mental yang dilandasi agama.
8. kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang
baik maupun menyakitkan.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 4


Dalam bidang-bidang tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam
menciptakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan. Dibidang bisnis, misalnya, perusahaan
sukses dan memperoleh peluang besar karena memiliki kreativitas dan inovasi. Melalui
proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa. Nilai
tambah barang dan jasa yang diciptakan melalui proses kreatif dan inovatif banyak
menciptakan keunggulan, termasuk keunggulan bersaing. Perusahaan seperti microsoft, sony,
dan Toyota Motor, merupakan contoh perusahaan yang sukses dalam produknya, karena
memiliki kreativitas dan inovasi di bidang teknologi. Demikian juga di bidang pendidikan,
kesehatan, dan pemerintahan, kemajuan-kemajuan tertentu dapat diciptakan oleh orang-orang
yang memiliki semangat serta jiwa kreatif dan inovatif. David Osborne & Ted Gaebler
(1992) dalam bukunya Reinventing Government, mengemukakan bahwa dalam
perkembangan dunia dewasa ini diperlukan adanya pemeritah yang berjiwa kewirausahaan.
Dengan memiliki jiwa kewirausahaan, maka birokrasi dan institusi akan memiliki motivasi,
optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebih efisien, efektif,
inovatif, fleksibel, dan adaptif.

1.2 Proses dan Modal Kewirausahaan

Proses kewirausahaan diawali dengan satu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari
tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif yang tidak lain
adalah berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan
terpecahkan. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak
berhasil. Oleh sebab itu, wirausaha adalah orang yang berani menghadapi risiko dan
menyukai tantangan. Ide kreatif dan inovatif wirausaha tidak sedikit diawali dengan proses
imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan
berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovatif). Tahap proses
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan.

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki jiwa, sikap, dan prilaku
kewirausahaan, dengan ciri-ciri : (1) penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 5


keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, dan bertanggung jawab; (2) Memiliki inisiatif,
indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif; (3) Memiliki motif
berprestasi, indikatornya adalah terdiri atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; (4)
memiliki jiwa kepemimpinan, dengan indikator berani tampil beda, dapat dipercaya, dan
tangguh dalam bertindak; dan (5) berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan
(menyukai tantangan).

Selanjutnya dalam kewirausahaan modal tidak selalu identik dengan modal yang
berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud
(intangiable) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental yang
dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dibagi dalam empat jenis, yaitu
modal moral, modal sosial, modal intelektual dan material.

Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama yang
disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan, komitmen, dan tanggung jawab sebagai
modal tambahan, ide merupakan modal utama yang akan membentuk modal lainnya.

1.3 Jiwa dan Karakter Kewirausahaan

Seorang wirausha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha
optimal untuk menghasilkan nilai maksimal, artinya wirausaha melalukan sesuatu hal secara
tidak asal-asalan, sekalipun hal tersebut dapat dilakukan oleh orang lain. Nilai prestasi
merupakan hal yang justru membedakan antara hasil karyanya sebagai wirausaha dengan
orang lain yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi
harus ada dalam diri seorang wirausaha, karena dapat membentuk mental yang ada pada diri
mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan sesuatu melebihi standar yang ada.
Beberapa contoh indikator seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam
kehidupan sehari-hari dapat tercermin pada :

1. Mahasiswa yang tekun belajar untuk mencapai IPK tertinggi


2. Tenaga penjual yang bekerja keras dengan menetapkan berbagai strategi agar
jumlah penjualannya melebihi penjualan rekan sekerja lainnya.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 6


3. Peternak yang meraih sukses berkat kerja keras dan dorongan untuk selalu unggul
sehingga hewan ternaknya dapat bersaing dengan produk luar negeri dari segi
kualitas daging, kesehatan, dan harga.
4. Pengusaha yang selalu menang dalam persaingan karena kreatif menciptakan
produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu.
5. Bill Gates, pendiri dan pemilik Microsoft, mempunyai ambisi untuk selalu menjadi
nomor satu. Saat kelas 4, ketika harus menulis laporan sepanjang 4-5 halaman
tentang bagian tubuh manusia, ia membuat laporan tersebut lebih panjang beberapa
kali lipat.

Berkaitan dengan karakter kewirausahaan banyak ahli yang mengemukakan


kewirausahaan dengan konsep yang berbeda-beda. Geoffrey G. Meredith (1996)
mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

Tabel 1.1 Ciri-ciri dan watak kewirausahaan


CIRI-CIRI WATAK
1.) Percaya diri Keyakinan.
Ketidaktergantingan,individualitas,
dan optimisme

2.) Berorientasi pada tugas dan Kebutuhan untuk berprestasi,


hasil berorientasi laba, ketekunan, tekad
kerja keras, mempunyai drongan kuat,
energik dan inisiatif

3.) Pengambilan resiko dan suka Kemampuan untuk mengambil resiko


tantangan yang wajar

4.) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 7


dengan orang lain, menanggapi saran-
saran dan kritikan

5.) Keorisinilan Inovatif kreatif serta fleksibel

6.) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif


Sumber : Goffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktik, Ed 5. H.5-6

Ahli lain, seperti M. Scarborough dan thomas W. Zimmerer (1993) mengemukakan


delapan karakteristik yang meliputi :

1. Desire for responsibility , yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu
mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih resiko yang moderat, artinya
selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun yang terlalu tinggi.
3. Confidence in their ality to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk
berhasil.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik yang
segera.
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginan demi masa depan yang lebih baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif dan berwawasan
jauh ke depan.
7. Skill of organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber
daya utuk emnciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

Banyak ahli yang mengemukakan tentang karakteristik kewirausahaan. Masing-


masing karakteristik memiliki makna dan perangai tersendiri yang disebut nilai. Milton
Rockeach (1973) membedakan konsep nilai menjadi dua yaitu sebagai “sesuatu yang dimiliki
oleh seseorang” (person has value), dan nilai sebagai “sesuatu yang berkaitan dengan obyek
(an object has value). Pandangan pertama, manusia mempunyai nilai yaitu sesuatu yang

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 8


dijadikan ukuran baku bagi persepsinya terhadap nilai luar. Menurut Sidharta Poespadibrata
(1993) watak seseorang merupakan sekumpulan perangai yang melekat pada kewirausahaan
dan menjadi ciri-ciri kewirausahaan dapat dipandang sebagai nilai kewirausahaan.

1.3.1 Perspektif Kedepan

Sukses adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Setiap saat menjadi target,
sasaran, atau impian, maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat
memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.
Biasakanlah untuk memiliki target harian, bulanan, maupun tahunan, baik berupa
peningkatan prestasi belajar, peningkatan omset usaha, tingkat keuntungan, mobil
idaman, rumah baru, kantor baru, maupun banyak hal lainnya. Apapun impian dan
terget kita, ingat kata kunci SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reality-
based, Time frame), yang berarti harus spesifik dan jelas, terukur, dapat dicapai,
berdasarkan realitas atau kondisi kita saat ini, dan memiliki jangka waktu tertentu.

Perspektif seseorang wirausaha akan dapat membuktikan apakah ia berhasil


atau tidak. Indikator-indikatornya dapat dilihat dari beberapa contoh berikut:

 Sony Sugema, tokoh wirausaha yang sukses melalui lembaga bimbingan belajar,
mampu menangkap berbagai peluang di masa depan dengan menerapkan motto
“The Fastest Solution” yang sebelumnya tidak langsung dipercaya, ternyata
menjadi populer dimana-mana
 Akio Morita, pendiri dari pemilik Sony Corp. Menciptakan “walkman” dari hasil
perspektifnya terhadap masa depan, yaitu impiannya untuk menciptakan sebuah
tape recorder yang dilengkapi dengan headphones dan berbentuk kecil sehingga
mudah dibawa kemana pun.
 Bill Gates adalah orang pertama yang mempunyai konsep tentang masa depan
komputer yang akan ada dimana-mana, baik di rumah maupun di kantor, dan
bahwa suatu hari buku dan kertas tidak lagi digunakan.

Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi dan inovasi yang lebih dari
nonwirausaha. Hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnya

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 9


dan wirausaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi “permintaan”
contohnya:

 Menjelang tahun 2000, ada sekelompok orang yang menjadi “kaya raya” karena
berhasil menjual ide “the millenium bug”. Puluhan juta dolar bergulir di industri
komputer dan teknologi hanya karena ide ini. Peranti lunak baru, jasa konsultasi
teknologi komputer, bahkan Hollywood (seperti film The Entrapment yang
dibintangi oleh Sean Connery dan Catherine Zeta Jones) pun berhasil membuat
ide ini menjadi industri hiburan yang menghasilkan puluhan juta dolar.
 Pengemasan air minum steril ke dalam botol sehingga air bisa diminum langsung
tanpa dimasak. Sebelumnya tidak banyak orang yang percaya pada ide bahwa air
kemasan bisa laku dijual karena orang bisa memasak air sendiri, namun sekarang
hampir semua orang minum air kemasan, bahkan semakin sedikit orang yang
memasak air minum.
Banyak sekali contoh lain yang menunjukkan bahwa kreatifitas dan inovasi
adalah faktor yang bisa membawa seseorang bisa menjadi wirausaha sukses.
Beberapa tahun silam, dalam kolom Ripley’s Believe It or Notmuncul pertanyaan:
Selembar lempengan baja harganya 5 dolar
Jika baja ini dibuat s=epatu kuda, harganya meningkat menjadi 10 dolar
Jika baja ini dibuat jarum jahit, harganya akan menjadi 3.285 dolar
Dan jika dibuat arloji, nilainya akan meningkat menjadi 250.000 dolar
Perbedaan harga 5 dolar dan 250.000 dolar terletak pada kreativitas. Jadi,
kreativitas berarti hadirnya suatu gagasan baru bagi Anda. Inovasi adalah penerapan
secara praktis gagasan yang kreatif. Wujud kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari
dapat dilihat dalam :
 Tampilan yang disajikan pada layar televisi akan selalu berbeda walaupun hanya
untuk satu produk
 Resep makanan rasanya berbeda-beda sesuai dengan cita rasa masing-masing
pencipta menu.
 Bentuk pakaian para desainer selalu menunjukkan ciri khas tertentu, tergantung
dari ide kreatif masing-masing desainer.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 10


1.3.2 Sifat Inovasi Tinggi

Seseorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi


inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Jika impian dan tujuan hidup merupakan
fondasi bangunan hidup dan bisnis, maka inovasi dapat diibaratkan sebagai pilar-pilar
yang menunjang kukuhnya hidup dan bisnis. Impian saja tidak cukup. Impian harus
senantiasa ditunjang oleh inovasi yang tiada henti sehingga bangunan hidup dan
bisnis menjadi kukuh dalam situasi apapun, entah badai kesulitan maupun tantangan.
Setiap fondasi yang baru dibuat harus ditunjang oleh pilar-pilar bangunan sebagai
kerangka bangunan keseluruhan. Setiap impian harus diikuti dengan inovasi sebagai
kerangka pengembangan, kemudian diikuti dengan manajemen produk, manajemen
konsumen, manajemen arus kas, sistem pengendalian, dan sebagainya. Inovasi adalah
kreatifitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan
memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki. Jadi untuk senantiasa
dapat berinovasi, kita memerlukan kecerdasan kreatif. Caranya adalah dengan berlatih
untuk senantiasa menurunkan gelombang otak sedemikian sehingga kita dapat
menggali sumber kreativitas dan intuisi bisnis. Sifat inovatif dapat
ditumbuhkembangkan dengan memahami bahwa inovasi adalah suatu kerja keras,
terobosan, dan kaizen (perbaikan secara terus-menerus). Contoh perilaku inovasi
tinggi diantaranya:

 Laboratorium obat-obatan dan kosmetik senantiasa melakukan penelitian dan


percobaan untuk menemukan obat atau kosmetik terbaru yang memberi manfaat
bagi masyarakat luas.
 Stasiun televisi berlomba-lomba menciptakan program acara baru untuk
menarik minat penonton guna mendapat dukungan dari para sponsor.

1.3.3 Komitmen Terhadap Pekerjaan

Menurut Sony Sugema, terdapat tiga hal yang harus dimiliki oleh seorang
wirausaha yang sukses, yaitu mimpi, kerja keras dan ilmu. Ilmu disertai kerja keras
namun tanpa impian bagaikan perahu yang berlayar tanpa tujuan. Impian disertai ilmu
namun tanpa kerja keras seperti seorang pertapa. Impian disertai kerja keras, tanpa
ilmu ibarat berlayar tanpa nahkoda tidak jelas kemana arah yang akan dituju. Sering

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 11


kali orang berhenti di antara sukses dan kegagalan. Namun seseorang wirausaha harus
menancapkan komitmen yang kuat dalam pekerjaannya, jika tidak akan berakibat
fatal terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya, misalnya :

 Seorang mahasiswa memilih untuk drop out dari studinya hanya demi
memuaskan keinginannya untuk bekerja. Hal ini merupakan tindakan yang tidak
berkomitmen terhadap apa yang telah diupayakan.
 Seorang pedagang bakso yang laris melihat peluang, namun tetap tidak beralih
dari profesinya, padahal ia bisa memiliki beberapa cabang restoran waralaba.

1.3.4 Tanggung Jawab

Ide dan perilaku seseorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung
jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga
mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang yang bertanggung jawab adalah
berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan
konsisten.

1.3.5 Ketergantungan atau Ketidaktergantungan terhadap Orang Lain

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain
namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.
Intinya adalah kepandaian dalam memanfaatkan potensi diri tanpa harus diatur oleh
orang lain. Untuk menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai jenis
modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat, yaittu:

 Sumber daya internal calon wirausaha, misalnya kepandaian, keterampilan,


kemampuan menganalisis da menghitung risiko, serta keberanian atau visi jauh
kedepan.
 Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup untuk membiayai modal
usaha dan modal kerja, jaringan sosial serta jalur permintaan/penawaran, dan
lain sebgainya.
 Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 12


Seorang calon wirausaha harus mengitung dengan saksama apakah ketiga
sumber daya ini dimilki sebagai modal atau tdak. Jika faktor-faktor tersebut dapat
dimiliki, maka ia akan merasa optimis dan boleh berharap bahwa impiannya dapat
menjadi kenyataan, misalnya

“Akio Morita dan Bil Gates terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun perusahaan
yang mereka dirikan memperoleh kesuksesan atas jerih payah mereka sendiri, bukan
merupakan warisan keluarga”.

1.3.6 Keberanian Menghadapi Resiko

Seorang wirausaha harus berani menghadapi risiko. Semakin besar risiko yang
dihadapinya, semakin pula kesempatan untuk meraih keuntungan. Mengapa demikian
? Hal ini dikarenakan jumlah pemain semakin sedikit. Tentunya, risiko-risiko ini
harus diprhitungkan terlebih dahulu. Berani mengambil risiko yang telah
diperhitungkan sebelumnya merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil
yang akan dicapai akan proporsional terhadap risiko yang akan diambil. Risiko yang
diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil.
Inilah faktor penentu yang membedakan wirausaha dengan manajer. Wirausaha akan
lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, sedangkan manajer
adalah berani mengambil dan membuat keeputusan untuk meraih sukses dalam
mengelola sumber daya, sedangkan inti kewirausahaan adalah berani mengambil
risiko untuk meraih peluang.

Wirausaha harus bisa belajar mengelola risiko dengan cara mentransfer atau
berbagi risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan lain
sebagainya. Wirausaha yang sukses dinilai dari keinginannya untuk mulai bermimpi
dan berani menanggung risiko dalam upaya mewujudkannya, misalnya :

Sebuah gerai pisang goring model baru dipadati oleh pengunjung sehingga
antrian menjadi panjang. Pemilik harus berani berinvestasi untuk menambah
kapasitas penggorengan pisang agar pembeli tidak pergi karena terlalu lama
menunggu. Namun, disisi lain ia harus siap menghadapi risiko jika penambahan

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 13


kapasitas penggorengan menjadi investasi yang sia-sia ketika orang sudah bosan
makan pisang goreng sehingga jumlah penjualan menurun.

1.3.7 Jiwa Kepemimpinan

Untuk dapat menggunakan waktu dan tenaga orang lain mengelola dan
mengembangkan bisnisnya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan
semangat untuk mengembangkan orang-orang disekelingnya. Seorang pemimpin
yang baik tidak diukur dari berapa banyak pengikut atau pegawainya , tetapi dari
kualitas orang-orang yang mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru di
sekelilingnya. Biasanya, tidak lebih dari 20% orang disekitar kita yang berpotensi
untuk terus di kembangkan. Dari 20% inilah kita memilih orang-orang yang kelak
dapat mengembangkan usaha dan menggantikan kita. Inilah proses yang disebut
dengan pengembangan, yang tidak sekedar meningkatkan keterampilan, namun yang
lebih penting, mengembangkan karakter dan kemampuan intra maupun interpersonal
sebagai pemimpin bisnis. Jadi, seorang wirausaha yang cerdas baru senantiasa
mengembangkan orang-orang di sekelilingnya agar pada gilirannya dapat
menggunakan konsep pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya.

1.3.8 Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial seseorang dapat dilihat dari tiga kemampuan, yaitu :


(1) kemampuan teknik, (2) kemampuan pribadi/personal, dan (3) kemampuan
emosional. Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan tenaga dan
waktu orang lain untuk mencapai impiannya. Sebagai ilustrasi, tahukah Anda bahwa
setiap beberapa jam restoran waralaba hamburger McDonald’s dan Alfa Mart satu
gerai baru diseluruh dunia dan bahwa minimarket Indomart dan Alfa Mart membuka
cabng-cabangnya sampai tingkat kecamatan atau desa ? Bagaimana mereka
melakukan hal tersebut ? Bayangkan betapa efisien dan canggihnya para eksekutif
dan karyawan McDonald’s sehingga mampu membangun satu gerai restoran setiap
beberapa jam saja. Inilah contoh kekuatan dari pengungkit. Contoh yang lain adalah “

Konsep pemasaran dengan sistem jaringan. Bayangkan bahwa kita bekerja


rata-rata 8 jam sehari selama 5 hari seminggu dan 50 minggu setahun. Jika waktu

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 14


produktif kita adalah 40 tahun, maka seumur hidup kita memiliki 80.000 jam kerja.
Jika dalam jaringan kerja kita memiliki 1.000 anggota yang rata-rata bekerja satu jam
sehari untuk bisnis pemasaran jaringan, maa kita bisa menggantikan produktivitas
seumur hidup hanya dalam 80 hari. Inilah kekuatan konsep manajerial! Persoalannya
adalah : Sudahkah kita memanfaatkan potensi kita sendiri secara maksimal ?

1.3.9 Kemampuan Personal

Setiap wirausahan harus mempunyai sikap keterbukaan, kebebasan,


pandangan yang luas, beriorientasi pada masa yang akan datang, berencana,
berkeyakinan, sadar dan menghormati orang lain dan pendapat orang lain. Pada
tingkah laku entrepreneur tergambar dalam kepribadian, kemampuan hubungan,
kemampuan pemasaran, keahlian mengatur, dan sikap terhadap uang. Kepribadian
wirausaha tercermin dalam kreativitas, disiplin diri, kepercayaan diri, keberanian
menghadapi resiko, dorongan, dan kemauan yang kuat untuk maju.

Untuk itu, seorang wirausahawan harus selalu mengembangkan


kemampuannya agar mempunyai wawasan yang luas dan mempunyai visi yang jauh
namun terukur serta berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya.

Semua orang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausaha harus


memperkaya diri dengan berbagai keterampilan personal. Hal ini dapat kita lihat
indikatornya dalam kehidupan sehari-hari,seperti :

 Seorang pemilik toko roti dan kue harus memiliki kemampuan personal dalam
membuat kue dengan berbagai macam resep.
 Seorang pemilik bengkel harus memiliki keterampilan mereparasi kendaraan
bermotor.
 Seorang koreografir setidaknya harus menguasai beberapa tarian dari berbagai
bidang yang berbeda.

Penting bagi seseorang untuk dapat mengetahui karakteristik diri sendiri maupun
orang lain dalam menunjang keberhasilan seorang wirausaha, namun cukup banyak juga
yang kesulitan untuk mengetahui apa “warna” karakteristik, kelebihan maupun kekurangan
tersebut sehingga diperlukan metode khusus untuk melakukannya. Salah satu cara untuk

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 15


mengetahui “warna” karakteristik diri seseorang adalah melalui Brain Color Test. Melalui tes
ini kita dapat mengetahui potensi diri sejak dini, sehingga kita dapat melakukan optimalisasi
persiapan pencapaian dan perwujudan potensi tersebut.

Disebut oleh Sheila N. Glazov (2007), terdapat empat jenis warna otak yang
masing-masing berwarna kuning, biru, hijau dan oranye. Tes brain color sendiri mengacu
pada teori Carl Jung mengenai 4 fungsi kepribadian, yaitu:

1. Sumber energi (extraversion atau intraversion),


2. Proses informasi (sensing atau intuition),
3. Pengambilan keputusan (thinking atau feeling),
4. Menjalankan kehidupan (judgment atau perceiving).

Tes ini dapat menunjukkan tipe kepribadian seseorang berdasarkan pola pikir dan
cara bertindak yang mana dengan mengetahui kepribadian yang bersifat multi-faceted,
memungkinkan seseorang untuk menerima, menghormati dan menghargai orang lain dengan
lebih mudah sehingga dapat membantu mengembangkan komunikasi yang lebih efektif,
resolusi konflik yang lebih baik, dan kerja sama tim yang lebih baik.

Gambar 1.1. Contoh Kuesioner pada Test Brain Color

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 16


Untuk melakukan dan medapatkan hasil tes ini tidak diperlukan waktu yang lama
dan cara yang rumit. Yang diperlukan hanyalah mengisi beberapa poin dengan angka dari
satu sampai empat di bagian yang telah dikosongi seperti yang terlihat pada gambar di atas
dalam waktu ± 4 menit. Setelah itu jumlahkan secara vertikal semua nilai dan tuliskan hasil
penjumlahan masing-masing kolom pada baris yang paling bawah, lalu lingkari nilai total
tertinggi yang didapatkan. Jika jumlah skor lebih tinggi pada total A, maka warna otak anda
adalah kuning. Jika skor tertinggi pada total B, berarti warna otak anda adalah biru. Skor
tertinggi pada total C adalah hijau, dan skor tertinggi pada total D menunjukkan warna otak
oranye.

Adapun penjelasan mengenai karakteristik dan kepribadian masing-masing warna


otak adalah sebagai berikut:

1. Tipe Otak Kuning


 Dapat diandalkan, bertanggung jawab, hati-hati, dan pengambil keputusan
yang disiplin.
 Cenderung detail dan ingin memberikan perintah, unggul dalam bidang/posisi
sebagai bankir, CEO, manajer, administrator dan pendidik.
 Di tempat kerja mereka siap, akurat dan terorganisir serta memimpin dengan
rencana, langkah demi langkah.
 Menghargai kesetiaan, keteguhan dan rasa moral yang kuat mengenai apa
yang benar dan yang salah.
 Mudah frustrasi jika terdapat ketidakteraturan (disorganisasi) sehingga
cenderung menghakimi dan keras kepala (birokratis dan pengendali)
 Bekerja dengan baik di lingkungan yang terorganisir, tahu apa yang
diharapkan dari mereka dan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu.
 Bila salah dipahami, orang-orang ini dapat menjadi pencemas.
2. Tipe Otak Biru
 Antusias, kreatif, ramah, pemimpin yang mengayomi, hangat, penuh
perhatian, kalem dan komunikatif.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 17


 Disukai banyak orang karena ingin membantu dan cenderung unggul dalam
bidang/posisi sebagai artis, penyedia layanan kesehatan, tempat penitipan
anak, musisi dan kerja sosial.
 Memotivasi, menginspirasi dan interaktif di tempat kerja.
 Menghargai integritas, empati dan pemahaman.
 Mudah frustrasi jika kurang terjalin kerjasama dalam kelompok kerja,
dianggap terlalu idealis, sensitif dan tergantung perasaan.
 Bila salah dipahami, mereka dapat dengan mudah menjadi patah semangat
dan emosional.
3. Tipe Otak Hijau
 Independen, teknis, pemecah masalah, pemimpin yang visioner.
 Orang-orang ini ingin mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuat
keputusan, kalkulatif dan unggul di bidang/posisi sebagai akuntan, teknisi
komputer, pengacara, ahli kimia/fisika, peneliti dan insinyur.
 Di tempat kerja, mereka bekerja dengan baik secara mandiri/pemain tunggal
dan asyik dengan pekerjaan mereka sendiri.
 Sulit mengikuti kehendak orang lain, karena kritis dan rasional, serta sangat
mengandalkan fakta. Tidak mudah percaya pada gosip atau mitos.
 Menghargai inovasi, pengetahuan, penelitian, kompetensi, keadilan dan
berpegang pada suatu yang logis dan ilmiah.
 Jika menghadapi orang-orang yang tidak kompeten, mereka cenderung kurang
toleran dan kurang komunikatif. Hal ini dapat dirasakan oleh orang lain
sebagai sikap yang mengintimidasi, dingin dan kurang terampil menghadapi
orang lain.
 Efisien di tempat kerja ketika kecerdasan, kompetensi dan rasa ingin tahu
mereka diakui. Mereka akan merasa lebih dihargai ketika lengkungan mereka
mengutamakan kejujuran. Senang dengan lingkungan kerja yang menyediakan
teknologi.
 Cenderung menarik diri dan bimbang bila salah dipahami.
4. Tipe Otak Oranye
 Berani, bersemangat, antusias, pemimpin yang mampu mengambil resiko.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 18


 Menyelesaikan masalah secara teknis (troubleshooter), banyak akal, membuat
keputusan secara spontan dan cenderung unggul dalam bidang/posisi sebagai
pemadam kebakaran, atlet, pekerja konstruksi dan penjualan.
 Di tempat kerja, mereka adalah tipe wirausaha dan mampu bekerja dalam
lingkungan yang tidak terstruktur, luwes, mudah bergaul dan terbuka.
 Menghargai hasil, sumber daya dan kegigihan, berani mengambil resiko,
mampu melihat peluang dan mengubah ancaman menjadi peluang.
 Tidak menyukai konflik. Bila terjadi konflik, mereka ingin mendamaikan.
 Berurusan dengan terlalu banyak aturan dapat membuat mereka frustrasi,
memicu ketidaktaatan mereka dan menjadi emosional. Kurang toleran
terhadap rutinitas dan hal yang berulang-ulang. Cara berpikirnya kadang
terlihat tidak sistematis dan dianggap berbeda dengan orang lain pada
umumnya.
 Berkembang di tempat kerja saat ide-ide, kemampuan multitasking dan
kerendahan hati mereka diakui. Bekerja dengan baik ketika diberi kebebasan
dan berkompetisi, serta tidak harus mengikuti atura orang lain.
 Cenderung kasa dan akan meninggalkan tempat bila salah dipahami.

1.4 Sumber-sumber Peluang Potensial


Untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil, maka perlu melakukan
proses penjaringan ide atau disebut proses screeming. Adapum langkah dalam penjaringan
ide dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Menciptakan produk baru yang berbeda.
Ketika ide dimunculkan secara nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka
produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar.
Produk atau jasa tersebut harus memberikan nilai tambah bagi konsumen. Agar barang
itu memberikan nilai guna bagi konsumen, maka wirausaha perlu memahami perilaku
konsumen. Wirausaha perlu melihat apa yang menjadi produknya dengan produk yang
sama yang dibuat pesaing. Misalnya, apakah produk itu lebih efisien dibandingkan

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 19


dengan produk yang sudah ada? Atau apakah produk itu lebih berkualitas dibandingkan
produk lain? Pertanyaan-pertanyaan iru perlu dijawab untuk menciptakan suatu peluang.
b. Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya
kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan dalam
mengmbangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang
dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar
dapat dievaluasi dengan mengamati kekuatan dan kelemahan pesaing.
Menurut Zimmerer (1996) ada beberapa keadaan yang dapat menjadi peluang, yaitu :
1) Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka relatif singkat,
2) Penggunaan teknik produksi harus dipertimbangkan dengan baik, sehingga
memberikan efisiensi.
3) Pesaing tidak begitu agresif dalam mengembangkan strategi produknya.
4) Pesaing tidak memiliki teknologi canggih
5) Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber dalam mengembangkan
produknya.
c. Menganalisis produk dan proses secara mendalam.
Analisis ini sangat penting untuk mengetahui apakah jumlah dan kualitas yang
dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk
tersebut? Apakah biaya yang dikeluarkan lebih efisisen dari pesaing?
d. Menaksir biaya awal.
Yaitu baiaya awal yang dikeluarkan oleh usaha baru. Darimana sumbernya dan untuk
apa digunakan? Berapa biaya yang dikeluarkan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk
biaya lainnya.
e. Memperhitungkan resiko.
Misalnya resiko teknik, resiko financial dan resiko pesaing. Resiko teknik berhubungan
dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut objek penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasikan menjadi
produk yang siap dipasarkan dan karakteristiknya. Resico financial adalah resiko yang
timbul akibat ketidakcukupan dana baik dalam pengembangan produk baru maupun
dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 20


baru. Sedangkan resiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk
mempertahankan posisinya di pasar.
1.5 Analisis SWOT dalam Melihat Peluang
Banyak pengusaha yang engawali usahanya dalam situasi yang serba sulit,
menghadapi kondisi yang tidak pasti atau bahkan sering menemukan jalan buntu, dan
akhirnya frustasi atau hanya menunggu saja dan tidak melakukan apa pun. Meskipun
memiliki uang yang cukup banyak sebagai modal awal usaha atau modal kerja belum tentuk
bisa memberikan jaminan akan suksesnya usaha tersebut. Terlebih jika modal yang diliki
pas-pasan, bahkan mungkin tidak punya modal sama sekali. Hak ini tentu akan membuat
kondisi semakin sulit. Dalam kondisi seperti itu, apa yang harus kita lakukan? Berusaha
mewujudkan impian menjadi orang sukses tanpa persiapan yang matang, hasilnya menjadi
tidak jelas.
Kerugian besar yang dapat menghabiskan modal yang dimiliki, sebenarnya dapat
dihindari atau paling tidak dapat ditekan sekecil mungkin jika kita bisa memilih usaha yang
benar-benar tepat, sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita, yaitu usaha yang kita sukai
atau kita mempunyai kompetensi dalam bidang usaha tersebut.
Salah satu alat untuk mengukur semua hal yang mungkin dan tidak mungkin
dilakukan oleh usahawan sebagai penilaian awal dan pemberian informasi penting, yaitu
menggunakan analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strength,
weaknesses, opportunities, and threats) atau yang lebih dikenal dengan sebutan analisis
SWOT. Berikut cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT :
a. Kekuatan (Strength)
Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah
didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang
dapat dimamfaatkan. Contoh: lokasi di dekat kampus atau mal dapat dikembangkan
menjadi kos-kosan, warnet, rental omputer, dan masih banyak lagi.

b. Kelemahan (Weaknesses)
Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha
yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu.
Contoh : sebaiknya jangan membuka usaha rental komputer, tetapi tidak mengetahui
sama sekali keterampilan dalam mengoperasikan komputer.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 21


c. Peluang (Opportunities)
Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Contoh :
membuka usaha fotocopi di lingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin di
lingkungan perkantoran, dan lain-lain.
d. Ancaman (Threats)
Melihat ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang
pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan
yang lebih baik dari kita. Contoh : investasi saham, dimana kita tidak memiliki cukup
ilmu atau bermain di pasar yang pelakunya sudah sangat banyak.

1.6 Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan


Menjadi seorang wirausaha sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam
menghadapi risiko dan tantangan. Pada umumnya mereka memiliki kompetensi, yang
diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung
berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berinovasi pada hasil.
Pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup, wirausaha harus memiliki sikap, motivasi,
dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya. Hasil survey Lambing (2002)
menunjukkan bahwa kebanyakan responden menjadi wirausa kerena didasari pangalaman
yang membuatnya memiliki jiak dan watak kewirausahaan.
Dari hasil survey tersebut diperoleh kesimpulan bahwa jiwa dan watak
kewirausahaan dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan atau kompetensi. Kompetensi itu
sendiri dipengaruhi pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Casson (1982), yang dikutip Suryana ada beberapa kemampuan yang harus
dimiliki, yaitu :
1. Self knowledge, memiliki pengatahuan tentang usaha yang akan dilakukannya
atau diketahuinya.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan persfektif serta tidak
mengandalkan keberhasilannya dimasa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan
teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi dan pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 22


5. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan untuk memperdiksi keadaan masa yang akan
datang.
7. Communicatin skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan
berhubungan dengan orang lain.

Menurut Dan dan Bradstreet Business Credit Service (1993) yang dikutip Suryana,
ada 9 kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu :

1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Misalnya,
seorang yang akan membuka bisnis perhotelan, maka ia harus memiliki pengetahuan
perhotelan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui pengetahuan dasar-dasar
menajemen untuk mengelola bisnis. Misalnya, cara merencanakan usaha,
mengoganisasikan, memimpin, dan mengendalikan perusahaan. Dengan pengetahuan
menajemen yang baik, maka akan tercapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.
3. Having the power attitude, artinya seorang entrepreneus harus sungguh-sungguh
menjalankan bisnisnya, tidak setengah hati. Jadi, ia harus bersikap sebagai pedagang,
industriawan, pengusaha, dan eksekutif.
4. Having edequate capital, artinya entrepreneur harus mempunyai modal yang cukup, tidak
hanya berupa uang atau dana, tetapi juga non-materi atau sikap mental. Kepercayaan,
kejujuran, dan ketangguhan hati merupakan bagian dari sikap mental yang juga
berpengaruh pada keberhasilan suatu bisnis.
5. Managing finance effectively, artinya entrepreneur harus memiliki kemampuan
mengelolah keuangan secara efisien dan efektif, mencari sumber dana yang efisien dan
menggunakannya secara tepat.
6. Mananging the efficiently, entrepreneur harus mampu mengatur waktu seefisien mungkin,
sehingga setiap kegiatan yang dilakukan selalu terjadwal.
7. Managing people, entrepreneur harus mampu merencanakan berapa jumlah kebutuhan
karyawan, mengarahkan pada bidang pekerjaan yang telah ditentukan, memotivasi
karyawan untuk meningkatkan semangat kerjanya, serta mengendalikan/mengevaluasi
karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 23


8. Satisfying costumer by providing high quality product, artinya entrepreneur harus
memberikan kvv, entrepreneur harus dapat bersaing dengan perusahaa lain menggunakan
strategi tertentu. Diantaranya dengan menggunakan analisis SWOT, yang meliputi
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunity (peluang), dan Threat
(ancaman).
9. Copying with regulation and paperwork, artinya entrepreneur harus membuat aturan atau
pedoman kerja yang jelas untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan.

1.7 Penutup

Kesimpulan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan


sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam usaha atau perbaikan
hidup. Hakikat dasar dari kewirausahaan adalah kreativitas dan inovasi. Kreativitas
berarti berfikir sesuatu yang baru (thinking new things) sedangkan inovasi adalah
berbuat sesuatu yang baru (doing new things). Kewirausahaan dapat dipelajari dan
diajarkan sebagai suatu ilmu tersendiri karena memiliki objek, konsep, teori, dan
metode ilmiah.

Proses kewirausahaan dimulai dari proses imitasi dan duplikasi yaitu meniru
yang sudah ada, selanjutnya proses pengembangan yaitu mulai memperbaiki atau
memodifikasi sesuatu menjadi lebih baik atau mempunyai nilai tambah seperti fungsi
atau kegunaanya, selanjutnya dapat menjadi proses penciptaan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan nilai yang jauh lebih tinggi (inovasi), bahkan dapat juga ditemukan
sesuatu inovasi yang belum pernah ada sebelumnya atau menjadi hal perama
pembuatan/penciptaanya yang disebut invensi. Dalam hal ini biasanya mendapat
pengakuan secara luas dan didaftar sebagai temuan baru yang berhak memperoleh
hak kekayaan intelektuan (HaKi).

Wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (innovator) dan sebagai
perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan
produk baru, teknologi dan cara baru, ide dan organisasi baru. Sebagai

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 24


perencana,wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi
perusahaan, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan dan menciptakan
organisasi perusahaan baru.

Watak, sifat dan karakteristik kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku


kewirausahaan dengan cirri-ciri :

1) Percaya Diri
2) Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
3) Pengambilan Resiko dan Suka Tantangan
4) Kepemimpinan
5) Keorisinilan
6) Berorientasi Kemasa Depan

Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam
bidang bisnis semata, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa
kreatif, inovatif seperti pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga swadaya
masyarakat lainnya, baik individual maupun kelompok.

Dan tak kalah penting adalah ide dan peluang yang merupakan dua unsur
penting dalam kewirausahaan. Agar ide menjadi peluang, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan, yaitu Menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati pintu
peluang, menganalisis produk dan proses secara mendalam, menaksir biaya awal dan
memperhitungkan resiko.

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 25


Soal-Soal

1. Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan apa yang harus dimiliki wirausaha agar
mampu bersaing pada persaingan global?
2. Apakah seseorang yang menciptakan barang dan jasa yang tidak berbeda, dengan cara
yang lebih baik dapat dikatakan wirausaha?
3. Kewirausahaan merupakan kiat dalam meningkatkan kualitas hidup, mengapa demikian?
Apa hakikat dari kewirausahaan?
4. Jelaskan bagaimana karakteristik seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan? Nilai-
nilai apa saja yang terdapat pada jiwa kewirausahaan tersebut bila dilihat dari sikap dan
kepribadiannya
5. Motif apa yang mendorong seseorang tertarik dan memilih berwirausaha?

Bab 1. Konsep Dasar Kewirausahaan 26

Anda mungkin juga menyukai