PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, sekarang ini kita
dituntut untuk dapat mengembangkan usaha, supaya usaha kita dapat maju dan besar
serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah
terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada
kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar
atau baru memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan – hambatan yang dihadapi di
antaranya kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan
usaha yang buruk. Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara
mengembankan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik.
Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja
yang terampil, tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita sendiri. Dengan niat
yang sungguh – sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar. Jika
tidak mengembangkan usaha dengan sungguh – sungguh maka sebaliknya usaha akan
kita akan bangkrut. Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha
dengan baik di antanya dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada
pengusaha ( wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan
usaha. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih
kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik. Perlu diingat bahwa
pengembangan usaha itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran ( marketing plan
) oleh karena itu setiap pengusaha baik pengusaha kecil maupun besar harus mampu
membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya. Di dalam
marketing plan itu dimuat hal- hal sebagai berikut seperti analisa situasi, tujuan
pemasaran,anggaran pemasaran ,kontrol / pengawasan terhadap pemasaran dan lain
sebagainya. Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan
usaha yang baik itu dimulai dari diri kita sendiri walaupun banyak menghadapi kendala –
kendala dalam dunia usaha. Dan Faktor modal bukanlah menjadi hal yang terpenting
dalam mengembangkan usaha tetapi strategi bagaimana kita sebagai pengusaha dapat
mengembankan usaha yang baik. Sehingga usaha kita dapat bertahan lama dan tidak
1
bangkrut. Dengan demikian Pengembangan usaha yang baik tidak lepas dari masukan
atau informasi – informasi yang sifatnya membangun untuk pengusaha .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penjelasan dari alternatif pengembangan usaha ?
2. Bagaimanakah cara merintis usaha baru ?
3. Apa saja kompetensi yang dibutuhkan dalam pendirian usaha baru ?
4. Apa saja pertimbangan dalam pendirian usaha baru ?
5. Apa saja hambatan dalam pendirian usaha baru ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui penjelasan dari alternatif pengembangan usaha.
2. Mengetahui cara merintis usaha baru.
3. Mengetahui kompetensi yang dibutuhkan dalam pendirian usaha baru.
4. Mengetahui pertimbangan dalam pendirian usaha baru.
5. Mengetahui hambatan dalam pendirian usaha baru.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
i) Pertimbangkan untuk mengembangkan bisnis anda dengan jalan Waralaba atau
Peluang Bisnis.
Pengertian lain dari bisnis menurut Hugnes dan Kapoor, adalah suatu kegiatan
usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut hasil survey
yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90), 43% responden (wirausaha) memulai
usaha atau mendapatkan ide untuk berbisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika
bekerja di beberapa perusahaan, 11% responden memulai usaha untuk memenuhi peluang
pasar, sedangkan 46% memulai usaha dikarenakan hobi.
Mengenali Peluang Usaha Seseorang dalam menangkap peluang, antara lain juga
bisa dipengaruhi oleh pengetahuan atau informasi yang dimilikinya. Menurut
Shane dikemukakan bahwa akses terhadap informasi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup dan hubungan sosial.
5
Optimalisasi Potensi Diri
Untuk memulai usaha perlu dilakukan self evaluation atau self assesment, yaitu
penilaian atas kemampuan diri sendiri. Caranya ialah dengan menanyakan pada
diri sendiri, misalnya: “Sesungguhya saya ini bisa apa ya?”
Keberhasilan seorang wirausaha perlu mengoptimalkan motivasi diri.
Fokus dalam Bidang Usaha
- Fokus berarti memusatkan perhatian pada suatu usaha tertentu yang sudah
ditekuninya, yaitu fokus pada produk dan fokus pada biaya rendahnya (efisien
dalam pebiayaan).
- Fokus, berarti pula ia menekuni bidang usahanya sampai ia dikenal oleh
pelanggan sebagai satu-satunya yang terbaik di bidang itu.
- Fokus, juga bisa dimaknai bahwa memulai berwirausaha berawal dari hal-hal
yang kecil dan terfokus berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya.
Berani memulai
Apapun jenis dan bentuk bisnis yang akan kita jalani, pastinya mempunyai proses.
Proses-proses tersebut diantaranya:
a) Ide
Penemuan tidak sengaja dan pencarian ide dengan dasar pertimbangan. Banyak
kalangan mencari ide baru dengan melakukan beberapa usaha. Usaha ini dapat
dilakukan dengan cara magang pada usaha lain atau dengan cara membaca beberapa
tabloid atau majalah untuk dapat mengembangkan pikiran secara serius mengenai ide
membuka sebuah usaha baru. Majalah atau tabloid dapat dijadikan sebagai
pendukung untuk mencari sumber pertimbangan ide baru.
b) Modal
Dalam hal ini, modal yang dimaksud bukan saja modal berupa uang, tetapi juga
berupa barang, orang (tenaga kerja/skill), dan juga fasilitas. Modal berupa uang atau
sumber dana tersebut dapat diperoleh dari kekayaan sendiri, dari badan-badan
keuangan (seperti; bank, pegadaian, koperasi), dan juga dari orang-orang yang
bersedia menjadi penyandang dana (investor/penanam modal).
6
Dengan beberapa keterampilan dasar, maka seseorang akan memiliki kemampuan
(kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service
(1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausaha, yaitu:
1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan
kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan
bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis
pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran kommputer.
2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan
bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan
perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan
membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami
kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan
efisien.
3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang
dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif
yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
4) Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk
materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama
dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan
mental.
5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara
tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
6) Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan,
menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
perusahaan.
8) Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan kepada
pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan
memuaskan.
9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus
dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan
7
ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik
terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
10) Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas
tersurat tidak tersirat.
2. Bentuk Usaha dan kepemilikan yang akan di pilih perusahaan perseorangan (PO)
9
4) Kesulitan bahan baku
Kesulitan dalam bahan baku adalah faktor yang sangat vital dalam proses
pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku maka akan dipastikan secara
perusahaan tidak bisa melakukan kegitan usahanya.
5) Kurangnya keahlian teknis dan tenaga ahli.
.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Unsur yang harus diperhatikan dalam merintis perusahaan baru, diantaranya, adalah;
1. bidang dan jenis usaha,
2. bentuk usaha dan kepemilikan perusahaan,
3. tempat usaha,
4. organisasi usaha,
5. jaminan usaha, dan
Bagaimana cara dan apapun bidang/jenis usaha yang akan kita masuki pastilah
memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk itu kita harus dapat menentukan bidang
dan jenis usaha apa yang akan kita mulai, apakah kita mempunyai keahlian di bidang
usaha yang akan kita masuki tersebut, agar tidak mengalami kejadian yang fatal
dikemudian hari, yaitu usaha yang kita dirikan hancur atau berhenti begitu saja karena
kita tidak memiliki kompetensi di bidang usaha yang kita mulai.
B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detil dalam menjelaskan tentang masalah di atas tentunya dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung jawabkan. Kami terima saran
dan kritik membangun, semoga makalah ini bermanfaat.
11
Daftar Pustaka
https://duniapengetahuan2627.blogspot.co.id/2013/02/kompetensi-yang-harus-dimiliki-
wirausaha.html
12