Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH APRESIASI PROSA FIKSI INDONESIA

(Teori Prosa Fiksi)

OLEH KELOMPOK 2

Fatbiagunna (200501500002)

Muhammad Alif Putra Nigara (200501501008)

Nurul Azisyah Amini Amiruddin (200501502014)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Teori Prosa Fiksi" dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang teori-teori pada prosa fiksi bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Anshari, H. Hum. Sebagai dosen
pengampuh mata kuliah Apresisi Prosa Fiksi Indonesia. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini.

Jika didalam makalah ini terdapat kekurangan maka kami menginginkan saran yang
membangun dari para pembaca.

Gowa, Februari 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Defenisi Prosa Fiksi ...................................................................................... 2
B. Bentuk Prosa Fiksi ........................................................................................ 3
C. Unsur Pembangun Prosa Fiksi ...................................................................... 4

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 8

A. Kesimpulan ................................................................................................... 8
B. Saran .............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra adalah karya seni yang indah, Pada perkembangan aspek estetika tidak
hanya berbicara tentang sesuatu yang indah akan tetapi juga terkait dengan perkembangan
kajian sosial, budaya, politik, ekonomi, agama dan sebagainya (Sugiarti, 2016: 100). Dengan
demikian karya sastra tidak hanya berputar di dalam keindahan saja yang bisa menimbulkan
efek menarik untuk pembaca namun juga terdapat banyak aspek yang lain di dalam sebuah
karya sastra yang memuat banyak informasi dan pengetahuan mengenai aspek sosial, budaya,
politik, ekonomi dan agama.
Fiksi adalah sebuah karya imajiner yang estetis, fiksi menceritakan berbagai masalah
kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Fiksi merupakan
hasil dialog, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Fiksi merupakan
sebuah cerita, dan karenanya terkandung juga di dalamnya tujuan memberikan hiburan
kepada pembaca di samping adanya tujuan estetik.
Didalam fiksi ada unsur yang membangun sehingga dalam makalah ini kami membahas
tentang teori prosa fiksi seperti definisi prosa fiksi, bentuk prosa fiksi, dan unsur pembangun
prosa fiksi

B. Rumusan Masalah

Berikut perumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, diantaranya:
1. Apa defenisi prosa fiksi?
2. Bagaimana bentuk prosa fiksi?
3. Apa saja unsur pembangun prosa fiksi?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi
Indonesia dan untuk meningkatkan pengetahuan dalam teori prosa fiksi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Prosa Fiksi


Prosa fiksi atau fiksi biasa disebut dengan istilah prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau
cerita berplot. Prosa fiksi adalah kisah atau cerita imajenatif yang dikebangkan berdasarkan
kreatifitas pengarang dalam bentuk rangkaian peristiwa yang dialami tokoh pada suatu
tempat, waktu, dan suasana tertentu. Definisi ini merujuk pada prosa fiksi yang konvensional.
Dikatakan demikian karena seringkali dijumpai pula penulis prosa fiksi yang hanya
menampilkan gagasan secara aktual lewat karya prosa dan mengabaikan kaidah-kaidah yang
secara umum berlaku pada penulis prosa. Prosa fiksi yang mengabaikan kaidah-kaidah yang
berlaku ini berbentuk arti cerita atau tidak berplot, tidak bertokoh, bahkan tidak bertema.
Pengarang dalam mengembangkan cerita mengabaikan tercapainya rangkaian cerita yang
utuh dan lebih mementingkan tersampaikannya ide-ide. Oleh karena itu, cerita dapat berupa
potongan-potongan kisah yang tidak saling berhubungan. Tokoh-tokoh yang
diketengahkannya pun tidak selalu pribadi yang lengkap. Tokoh semata-mata sebagai alat
untuk menyampaikan ide. Karena itu tokoh dapat berupa binatang, pepohonan, oksigen, dan
sosok yang tidak jelas bentuk maupun asal-usulnya, bahkan malaikat. Pemahaman terhadap
karya fiksi seperti itu membutuhkan bekal pengetahuan tentang ilmu humanitas, terutama
psikologi dan filsafat, serta pengalaman kehidupan yang matang. Sumardjo dan Saini
(1998:29) memberkan batasan sederhana tentang prosa fiksi sebagai ceritaan rekaan.
Penjelasan ini dapat diperluas bahwa dalam prosa fiksi terdapat sebuah sistem sastra yang
sekaligus menjadi tumpuan pengembangan strukturnya. Setiap unsur atau subsistem dari
sistem tersebut terikat pada sistem lain diluar fiksi, dan membentuk jarngan struktur yang
padat (Junus, 1983:5). Dalam prosa fiksi, kedua sistem tersebut ditemukan dalam wujud yang
bersifat tidak statis, berubah, dan berkembang selaras dengan perkembangan masyarakat
pendukungnya. Dilihat dari wujud paparan kebahasaan yang digunakan sebagai media
ekspresi pengarang, prosa fiksi adalah kisah yang dikembangkan dengan bentuk naratif dan
dramatik (dialog, monolog, dan eksyen). Dengan menggunakan media bahasa, pengarang
berusaha melampui usaha deskriptif dan analitis ilmiah tentang manusia dan kehidupannya, ia
berusaha menembus permukaan kehidupan sosial, menunjukkan cara-cara manusia
mengalami masyarakatnya sebagai perasaan. (Ridlwan & Hamsia, 2019)

2
3

Prosa menurut Zainuddin (1991), prosa adalah pengungkapan peristiwa secara jelas
dengan penguraikan seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat
tertentu dalam sebuah karya sastra. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) Prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam
puisi). Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama
adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru
ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Menurut Hayes (197) Istilah prosa
fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut diistilahkan dengan prosa cerita,
prosa narasi, atau cerita berplot. Pengertian rosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita
yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan
rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin
suatu cerita. Rumusan yang dipaparkan itu adalah rumusan dalam artian konvensional
karena sebuah prosa fiksi sering kali justru anti cerita dan tidak berplot.Sebagai salah satu
genre sastra, karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi: Pengarang atau narator, Isi
penciptaan, Media penyampaian isi berupa bahasa, Elemen-elemen fiksional. (Felta, 2021)

B. Bentuk-bentuk Prosa Fiksi


1. Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau
kebudayaan barat. Karya sastra prosa lama yang mula-mula timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Prosa lama memiliki ciri-ciri
diantaranya sebagai berikut:
a. Bersifat Statis
Prosa lama memiliki bentuk sama, pola-pola kalimatnya sama, banyak kalimat dan
ungkapan yang sama, tema ceritanya sama sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang lambat.
b. Diferensiasi sedikit
Cerita lama pada umumnya merupakan ikatan unsur-unsur yang sama karena
perhubungan beberapa unsur kuat sekali.
c. Bersifat tradisional
Prosa lama bersifat tradisional, kalimat-kalimat dan ungkapan-ungkapan yang sama
terdapat dalam cerita-cerita yang berlainan, bahkan di dalam satu cerita juga sering
diulang.
4

d. Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim)


Prosa lama merupakan milik bersama yaitu menggambarkan tradisi masyarakat
yang lebih menonjolkan kekolektifan daripada keindividualan.
e. Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun
Sejarah menurut pengertian lama adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum
bangsawan dan kejadian-kejadian yang penting, tanpa memperhatikan perurutan waktu dan
kejadian-kejadiannya (tidak kronologis) sehingga alur cerita sulit dipaham.
f. Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang tradisional
Bahasanya bersifat klise, bahasanya dipengaruhi oleh kesustraan Budha dan Hindu yang
sulit untuk dipahami dan dipengaruhi bahasa melayu.
g. Sifatnya fantasis atau khayal
Hampir seluruhnya berbentuk hikayat, tambo atau dongeng. Pembaca dibawa ke dalam
khayal dan fantasi.

2. Prosa Baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Prosa lama sebagian dari strukturalnya sudah terpengaruhi oleh budaya-budaya
asing.
a. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang menceritakan kehidupan suatu tokoh
tertentu dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan
mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secaraspesifik
dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan).
b. Novel
Menurut Burhan Nurgiyantoro (1995) Istilah novel berasal dari bahasa Itali novella yang
mengandung makna harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai
cerita pendek dalam bentuk prosa.
c. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau
pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Cerpen
memiliki bebertapa daya tarik yang sangat memukau para penggemarnya.
5

d. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-
pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang
lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak
Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara, Soekarno Sang penyambung Lidah Rakyat.
e. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya
dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang
sifatnya objektif dan menghakimi. Kritik yang di berikan kepada penulis hendaknya
bersifat membangun dan tidak bersifat provokatif dan meremehkan.
f. Resensi
Resensi adalah pembicaraan /pertimbangan /ulasan suatu karya (buku, film, drama).
Isinya bersifat memaparkan supaya pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek
seperti tema, alur, perwatakan, dialog.
g. Esai
Esai adalah ulasan /kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan
pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun
komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film. (Felta,
2021)

C. Unsur Pembagun Prosa Fiksi


1. Unsur Intrinstik
Mursini (2010;107) unsur intrinsik prosa terbagi atas tujuh bagian, yaitu:
a. Tema
Tema adalah gagasan yang mengikat cerita (Lukens,2003;129), mengikat berbagai unsur
intrinsik yang membangun cerita sehingga tampil sebagai sebuah kesatupaduan yang
harmonis.
b. Penokohan
Penggambaran tokoh-tokoh cerita yang menjadi fokus perhatian baik karena pelukisan
fisik maupun karakter yang disandangnya.
c. Alur
Alur adalah hubungan dengan berbagai hal seperti peristiwa,konflik yang terjadi dan
akhirnya mencapai klimaks, serta bagaimana kisah itu diselesaikan.
6

d. Latar
Latar adalah merujuk pada tempat yaitu dimana lokasi cerita terjadi, waktu kapan cerita
itu terjadi, dan lingkungan sosial budaya, keadaan kehidupan bermasyarakat, tempat tokoh
dan peristiwa terjadi.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana
menampilkan tokoh, tindakan, latar, dan sebagai peristiwa yang membentuk cerita dalam
sebuah teks fiksi kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2005;248)
f. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca yang berurusan dengan
moral.
g. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah usaha yang dilakukan untuk membangun jalinan cerita dengan
pemilihan diksi, ungkapan, majas (kiasan) yang menimbulkan kesan estetik dalam karya
sastra.

2. Unsur Ekstrinsik
Rene Wellek (1977) unsur ekstrinsik prosa terbagi atas empat bagian yaitu :
a. Biografi Pengarang
Unsur ini memaparkan sejauh mana pengarang memberi masukan tentang penciptaan
karya sastra. Tetapi, biografi dapat juga dinikmati karena mempelajari hidup pengarang yang
jenius, menelusuri perkembangan moral, mental, dan intelektual. Biografi dapat juga
dianggap sebagai studi sistematis tentang psikologi pengarang dan proses kreatif.
b. Psikologi Pengarang
Psikologi membantu mengentalkan kepekaan mereka pada kenyataan, mempertajam
kemampuan pengamatan, dan memberi kesempatan untuk menjajaki pola-pola yang belum
terjamah sebelumnya. Dalam karya sastra kebenaran psikologi baru mempunyai nilai artistik
jika ia menambah koherensi dan kompleksitas karya. Dengan kata lain, jika kebenaran
psikologis itu sendiri merupakan suatu karya seni.
c. Lingkungan Masyarakat
7

Pengarang Setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai


makhluk sosial. Biografi pengarang adalah sumber utama tetapi studi ini juga dapat meluas
kelingkungan atau tempat pengarang tinggal dan berasal. Kita dapat mengumpulkan
informasi tentang latar belakang sosial, latar belakang keluarga, dan posisi ekonomi
pengarang.

d. Pemikiran Pengarang
Karya sastra dapat dianggap sebagai dokumen sejarah pemikiran dan filsafat, karena
sejarah sastra sejajar dan mencerminkan sejarah pemikiran. Secara langsung atau melalui
alusi-alusi dalam karyanya, kadang- kadang pengarang menyatakan bahwa ia menganut
aliran filsafat tertentu, mempunyai hubungan dengan paham-paham yang dominan pada
zamannya, atau paling tidak mengetahui garis besar ajaran paham-paham tersebut.
(Hutahaean, n.d.)
8
BAB III

PENUTUP

D. A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa:

Defenisi prosa fiksi

Prosa fiksi atau fiksi biasa disebut dengan istilah prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau
cerita berplot. Prosa fiksi adalah kisah atau cerita imajenatif yang dikebangkan berdasarkan
kreatifitas pengarang dalam bentuk rangkaian peristiwa yang dialami tokoh pada suatu
tempat, waktu, dan suasana tertentu.

Bentuk-bentuk prosa fiksi terbagi menjadi:

1. Prosa Lama

Ciri-ciri diantaranya sebagai berikut; Bersifat Statis, Diferensiasi sedikit, Bersifat


tradisional,Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di tengah-tengah masyarakat (anonim),
Tidak mengindahkan sejarah atau perhitungan tahun, Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk
yang tradisional, dan Sifatnya fantasis atau khayal.
2. Prosa Baru
Diantaranya; Roman, Cerpen, Riwayat, Kritik, Resensi, dan Esai.
Unsur Pembagun Prosa Fiksi
1. Unsur Intrinstik
Mursini (2010;107) unsur intrinsik prosa terbagi atas tujuh bagian, yaitu; Tema,
Penokohan, Alur, Latar, Sudut Pandang, Amanat, dan Gaya Bahasa
2. Unsur Ekstrinsik
Rene Wellek (1977) unsur ekstrinsik prosa terbagi atas empat bagian yaitu; Biografi
Pengarang, Psikologi Pengarang, Lingkungan Masyarakat, dan Pemikiran Pengarang.

E. B. Saran

9
10

Dalam penyusunan makalah ini kami hanya mengambil dari beberapa referensi sehingga jika
pembaca ingin memahami materi terkait “Teori Prosa Fiksi” lebih mendalam ada baiknya
pembaca mencari lagi di beberapa sumber yang terpercaya.
DAFTAR PUSTAKA

Felta, F. (2021). PROSA (SUATU PENGANTAR).

Hutahaean, F. (n.d.). Analisis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Dengan Pendekatan
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan
Budaya, 4(2).

Ridlwan, M., & Hamsia, W. (2019). Pengembangan Buku Ajar Apresiasi Sastra Berbasis
Pendekatan Kontekstual Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMSurabaya.
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 9(1).

Felta, F. (2021). PROSA (SUATU PENGANTAR).

Hutahaean, F. (n.d.). Analisis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Dengan Pendekatan
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan
Budaya, 4(2).

Ridlwan, M., & Hamsia, W. (2019). Pengembangan Buku Ajar Apresiasi Sastra Berbasis
Pendekatan Kontekstual Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMSurabaya.
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 9(1).

Felta, F. (2021). PROSA (SUATU PENGANTAR).

Hutahaean, F. (n.d.). Analisis Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Dengan Pendekatan
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik. Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan
Budaya, 4(2).

Ridlwan, M., & Hamsia, W. (2019). Pengembangan Buku Ajar Apresiasi Sastra Berbasis
Pendekatan Kontekstual Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UMSurabaya.
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 9(1).

11

Anda mungkin juga menyukai