“PROSA”
Disusun Oleh:
Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Prosa tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari Dosen
pengampu mata kuliah Teori Sastra. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Prosa sebagai materi dari mata kuliah Teori Sastra.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Marwah Ulwatunnisa, S.Pd., M.Pd. Selaku
Dosen pengampu mata kuliah Teori Sastra yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan pada bidang Teori Sastra. Kami ucapkan terima kasih juga kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu kami meminta kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap
semoga para pembaca dapat menambah pengetahuan dari makalah yang kami buat.
Tim Penyusun
I
DAFTAR ISI
iI
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Prosa dalam kesastraan sering di sebut dengan istilah fiksi. Kata prosa di ambil dari bahasa
inggris, yakni prose. Prosa atau fiksi memiliki arti sebuah karya naratif yang menceritakan
sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan yang lahir berdasarkan
khayalan. Sudjiman menyatakan bahwa fiksi adalah cerita rekaan kisahan yang mempunyai
tokoh lakuan dan alur yang dihasilkan oleh daya khayalan atau imajinasi. berbicara fiksi
maka konteksnya menyatakan kepada karya sastra, sebalikanya jika berbicara karya sastra
maka konteks tersebut akan menyarankan kepada sebuah karya sastra yang bersifat fiktif.
Secara umum prosa atau fiksi memiliki arti cerita rekan yang kisahnya puisi dan drama.prosa
termasuk karya sastra yang di sebut cerpen, cerber dan novel.prosa atau fiksi mempunyai
aspek tokoh, alur, tema dan pusat pengisahan yang keseluruhannya di hasilkan oleh daya
imajinasi pengarang.sedangkankan menurut Aminuddin mengatakan bahwa istilah prosa fiksi
atau cukup di sebut karya fiksi, biasa juga disebut dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi
atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang di embun oleh
pelaku tertentu dengan memperannya, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu
bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Prosa,
pengertiannya kesastraan disebut fiksi (fiction) teks neratif atau wacana neratif. Fiksi
merupakan karya neratif yang isi nya tidak menyarankan pada kebenaran sejarah. Istilah fiksi
dipergunakan dalam pertantangan dengan realitas (sesuatu yang benar ada dan terjadi di
dunia nyata kebenarannya pun dapat di buktikan secara empiris itulah yang membedakan
karya fiksi dengan karya nonfiksi. Tokoh pristiwa dan empat yang disebut dalam fiksi adalah
bersifat imajinastif pada karya nonfiksi bersifat faktual.
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut wikipedia
Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang disampaikan menggunakan narasi.
Penulisan prosa menggabungkan bentuk monolog dan dialog. Pengarang cerita memasukkan
pemikiran-pemikirannya ke dalam pikiran tokoh. Penyampaian gagasan dilakukan selama
para tokoh melakukan dialog.[1] Secara umum, prosa terbagi menjadi prosa nonsastra dan
prosa sastra. Prosa nonsastra berbentuk karya tulis ilmiah yang meliputi laporan penelitian,
makalah, atau artikel. Prosa sastra terbagi lagi menjadi prosa fiksi dan prosa nonfiksi. Prosa
fiksi meliputi dongeng, cerita pendek, dan novel, sedangkan prosa nonfiksi meliputi biografi,
autobiografi, dan esai. ( Materi Oleh : Dian Eka T. R)
Berikut ini adalah pengertian prosa menurut para ahli:
1). Aminuddin (2002)
Pengertian prosa menurut Aminuddin adalah cerita atau cerita yang dilakukan oleh pelaku
tertentu dengan memperhatikan latar, tahapan dan urutan.
2). Saleh Saad Dan Anton M. Muliono (1998)
Pengertian prosa menurut M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono adalah suatu bentuk
narasi beralur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
3). Henry Guntur Taringan (1993)
Pengertian prosa menurut Henry Guntur Taringan adalah karya sastra fiksi yang bersifat
realistik, bukan aktual.
4). Zainuddin (1991)
Menurut Zainuddin, prosa adalah pengungkapan peristiwa yang jelas dengan
mengelaborasi semua pikiran serta semua perasaan dan tidak terikat oleh kondisi tertentu
dalam sebuah karya sastra.
5). B.Jassin (1989)
2
Pengertian prosa menurut H.B. Jassin adalah pengucapan penyair dengan pikiran yang
berbeda dengan puisi yang merupakan pengucapan penyair dengan perasaan.
6). Teeuw (1984)
Pengertian prosa menurut Teeuw adalah suatu bentuk fiksi yang berusaha mengungkap
suatu kenyataan.
7). Herman J. Waluyo
Menurut Herman J. Waluyo, prosa adalah karya fiksi yang terbagi menjadi tiga, yaitu
roman, novel, dan cerpen atau cerpen. (Materi Oleh : Tatsbita Syahla Faiza Nur)
Pengertian Prosa adalah suatu karya sastra yang bentuknya tulisan bebas dan tidak terikat
dengan berbagai aturan dalam menulis seperti rima, diksi, irama, dan lain sebagainya.Arti
tulisan di dalam prosa bersifat denotatif atau tulisan yang mengandung makna sebenarnya.
Walaupun terkadang terdapat kata kiasan di dalamnya, hal tersebut hanya berfungsi sebagai
ornamen untuk memperindah tulisan dalam prosa tersebut.( Materi Oleh : Yunita )
Istilah prosa adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Inggris yaitu prose. Dalam arti
sempit kata tersebut merujuk pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra. Namun jika
ditelaah lebih jauh lagi, kata prosa adalah suatu bentuk tulisan yang dapat mewakili karya
non fiksi seperti esai, artikel, dan sebagainya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosa adalah bentuk tulisan bebas yang
tidak terikat dalam sebuah aturan layaknya puisi. Prosa tidak memiliki rima dan jumlah bait
tiap paragrafnya. Singkatnya, prosa merupakan karangan yang disajikan dengan teks naratif.
Mengutip dari buku bertajuk Prosa Fiksi dan Drama, perbedaan puisi dan prosa adalah
terletak pada variasi ritme yang dimilikinya. Pada prosa, karangan ini mempunyai ritme jauh
lebih besar daripada puisi.( Materi Oleh : Nazwa Aulia)
Unsur Pembangun Prosa
Tema
Tema adalah gagasan, ide atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam
menuliskan cerita. Unsur intrinsik dalam prosa yang pertama adalah tema. Tema merupakan
sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa. Tema merupakan dasar cerita yaitu
pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra (suharianto). Tema merupakan
titik tolak pengarang dalam menyusun karya sastranya.
Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004 : 803) tema adalah gagasan, ide pokok, atau
pokok persoalan yang menjadi dasar cerita. Menurut Kamus Istilah Pengetahuan Populer
(1986 : 263) tema adalah persoalan atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan,
isi dari suatu ciptaan. Kamus Istilah Sastra (1990 : 78) mengartikan tema sebagai gagasan ,
ide, ataupun pikiran utama di dalam karya sastra yang terungkap atau tidak. Tema tidak sama
dengan pokok masalah atau topik. Tema dapat dijabarkan dalam beberapa topik. Selain itu,
seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Berkenalan Dengan Prosa Fiksi ( 1999 :161 )
tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Stanton dan Jenny C (
Nurgiantoro, 2002 : 67) berpendapat bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah
cerita. Sedangkan menurut Keraf (1984 : 107) tema ialah suatu amanat utama yang
3
disampaikan oleh penulis melalui karangan. Selain itu, Aminuddin (1987 : 91) menyatakan
bahwa tema ialah ide yang mendasari suatut cerita berperan juga sebagai pangkal tolak
pengarang dalam memapaparkan karya fiksi yang diciptakanya. Seperti dikemukakan oleh
Mido (1994 : 18) tema adalah persoalan yang berhasil menduduki tempat utama dalam cerita
rekaan dan bukan dalam pikiran pengarangnya. Hal ini mengingat yang dihadapi pembaca
bukanlah pengarangnya, tetapi adalah karya sastra karanganya. Jadi tema adalah persoalan
atau pokok pembicaraan yang mendasari cerita.
Fungsi Tema
Fungsi sebuah tema adalah memberi masukan bagi elemen struktural lain, seperti plot,
tokoh, dan latar; fungsi dalam prosa yang terpenting adalah menjadi elemen penyatu terakhir
keseluruhan cerita. tema juga berfungsi melayani visi. Yang dimaksud visi di sini adalah
tanggapan total pengarang terhadap pengalaman hidup dan hubunganya dengan jagat raya.
Pada sisi lain pembaca memperoleh kesempatan untuk melihat pengalaman hidup orang lain
melalui kecamata pengarang dengan kata lain, pengarang menciptakan dunia fiksional yang
membawa kita seolah – olah kita sendiri yang sedang mengalami kejadian itu. Ini semua
dapat diperoleh melalui tema, selama kita dapat menyatukan keseluruhan unsure prosa
menjadi kesatuan yang utuh.
Jenis Tema
a) Tema Jasmaniah (physical) Merupakan tema yang berkaitan dengan keadaan jasmani
manusia. Tema jenis ini mempunyai focus manusia sebagai molekul, zat, dan jasad.
b) Tema Organic ( moral )Merupakan tema yang mencakup hal – hal yang berhubungan
dengan moral manusia, yang wujudnya tentang hubungan antar manusia, antar pria dan
wanita. Contohnya Keluarga Permana, karya Ramadhan K. H.
c) Tema Sosial Merupakan tema yang mencakup masalah sosia. Hal – hal yang di luar
masalah pribadi, dalam artian manusia sebagai makhluk sosial. Kehidupan
bermasyarakat, yang merupan tempat interaksinya manusia dengan sesama dan dengan
lingkungan alam, mengandung banyak permasalahan, konflik, dan lain-lain. Seperti
dalam karangan Mochtar Lubis, Royan Revolusi, Kemelut Hidup, Kubah, Ronggeng
Dukuh Paruk, Canting, Para Priyayi.
d) Tema Egoik Merupakan tema yang menyangkut reaksi – reaksi pribadi manusia sebagai
individu yang senantiasa menuntut pengakuan atas hak individualitasnya. Dalam
kedudukannya sebagai makhluk individu, manusia pun mempunyai permasalahan dan
konflik, misalnya yang berwujud reaksi manusia terhadap masalah-masalah social yang
dihadapinya. Seperti dalam Malam Kuala Lumpur, Jalan Tak Ada Ujung, atau karya
Umar Kayam yang berjudul Bawuk.
e) Tema Ketuhanan (divine) Merupakan tema yang berkaitan dengan kondisi dan situasi
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai contoh adalah karya – karya A. A.
Navis seperti Robohnya Surau Kami, atangnya dan Perginya, dan Kemarau.
4
Jenis tema menurut ketradisianya, yaitu :
1) Tema Tradisional, tema jenis ini sangat berkaitan dengan kejahatan dan kebenaran.
Pada umumnya disukai semua kalangan karena kebanyakan manusia memang menyujai
kebenaran dan membenci kejahatan. Contohnya adalah tema yang berisi tentang
kejahatan melawan kebenaran, tindak kejahatan yang ditutupi akan terbongkar juga,
tindak kejahatan ataupun kebenaran akan menuai hasil masing – masing, dan cinta sejati
yang menuntut pengorbanan. Seperti dalam cerita Mahabharata dan Ramayana.
2) Tema Nontradisional tema jenis ini mempunyai ide utama yang bertentangan dengan
arus dan tidak lazim. Dapat dikatakan mengecewakan karena jalan cerita tidak sesuai
dengan harapan pembaca. pada umumnya. Orang mengharapkan yang baik, yang jujur,
atau semua tokoh yang digolongkan sebagi protagonis, akhirnya mengalami
kemenangan. Sebaliknya, tokoh yang jahat, atau yang digolongkan sebagai antagonis,
walau pada mulanya mengalami kejayaan,akhirnyadapatdikalahkan.Jika terjadi hal yang
sebaliknya, yaitu tokoh yang baik dikalahkan, pembaca akan menggugat walaupun
hanya dalam pikiran mereka.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode
penyajian watak tokoh, yaitu:
Metode analitis/langsung/diskursif
yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung. 2.
Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran,
percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan
fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh,
yaitu:
5
Sudut Pandang
Unsur intrinsik yang tak kalah penting adalah sudut pandang. Sudut pandang merupakan
arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita. Terdapat sudut pandang
orang pertama (aku), sudut pandang orang kedua (anda,, kamu) dan sudut pandang orang
ketiga (nama tokoh). Ada juga sudut pandang dari penulis yang berasal dari sudut pandang
orang yang berada di luar cerita.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam unsur intrinsik merupakan ciri khas dari penulis saat menuliskan cerita.
Gaya bahasa ini dibedakan dari penggunaan majas, diksi dan pemilihan kalimat yang berada
dalam cerpennya. Ada penulis yang menggunakan bahasa baku dan ada juga penulis yang
menggunakan bahasa tidak baku. ( Materi Oleh : Baiq Mira Kurnia Sari)
Alur/Plot
Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peri-stiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan
peristiwa yang lain. Alur atau plot berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
bagaimana suatu peristiwa dapat berkaitan dengan peristiwa lainnya. Selain itu alur cerita
juga dapat mengungkapkan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa atau konflik dapat
terjadi, juga kemudian mengungkapkan akibat dari peristiwa yang terjadi.
6
Latar
Latar, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan. Fungsi daripada latar yaitu dapat memberikan sebuah gambaran yang jelas akan
sesuatu kejadian atau peristiwa yang dialami pada saat suatu karya sastra berasa benar-benar
terjadi. Dimana hal ini menjadi dasar untuk memberikan penjelasan tentang suatu keadaan
dalam sebuah karya sastra atau cerita. (Materi Oleh : Nadhira Ayu Seftya)
Jenis
Jenis prosa dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu jenis prosa berdasarkan sifat
tulisan dan berdasarkan masa penulisan. Jenis prosa berdasarkan sifat tulisan dapat dibagi
dua, yakni prosa fiksi dan nonfiksi. Adapun jenis prosa berdasarkan masa penulisan dapat
dibagi dalam tiga jenis, yakni prosa lama, prosa baru, dan prosa modern. Berikut adalah
uraian dari beberapa jenis prosa tersebut.
a. Prosa Fiksi
Prosa fiksi atau yang disebut juga dengan teks narasi atau wacana narasi
adalah jenis karya sastra hasil rekaan atau imajinasi pengarang tentang fenomena
kehidupan yang menarik, kompleks, dan beragam (Gasong, 2019:45). Adapun
contoh dari prosa fiksi adalah novel, novelet, cerpen, dan roman.
b. Prosa Nonfiksi
Prosa nonfiksi adalah suatu wacana yang disusun berdasarkan fakta. Jika di
dalamnya terdapat tambahan dari pengarang, maka porsinya hanya sedikit. Kata
prosa dalam KBBI (Kemdikbud 2020) diartikan sebagai karangan bebas (tidak
terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi).
Adapun contoh dari prosa nonfiksi adalah cerita tentang kisah hidup seseorang
dan cerita tentang sejarah. Adapun bentuknya dapat berupa biografi, autobiografi,
memoar, novelet, novel, dan cerpen. Selama tulisan tersebut berdasarkan fakta dan
data, maka dapat disebut sebagai prosa nonfiksi. Adapun yang perlu ditegaskan
yakni, prosa berdasarkan pengertian dari KBBI merupakan bagian dari karya
sastra. (Materi oleh : Ajeng Ratri N)
7
2. Jenis Prosa Berdasarkan Masa Tulisan
a. Prosa Lama
Prosa lama adalah produk masyarakat lama. Prosa lama asli, umumnya belum
dituliskan, hidup dari mulut ke mulut dan dituturkan oleh pelipur lara atau oleh orang tua
kepada anaknya. Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia, lahirlah kemudian hurup
Kawi yang dipakai untuk menuliskan sastra Jawa. Setelah masuk agama Islam, hurup
Arab dipakai untuk menuliskan sastra Melayu. Oleh karena itu, objek prosa lama adalah
sastra Melayu, baik prosa Melayu asli maupun yang sudah dipengaruhi oleh kesusastraan
Hindu dan Arab. Prosa lama dapat dikatakan juga merupakan karya sastra yang belum
mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan Barat. Karya sastra prosa lama mula-
mula disampaikan secara lisan karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah agama
dan kebudayaan Islam masuk ke Indonesia, masyarakat menjadi akrab dengan tulisan.
Sejak itulah sastra tulis mulai dikenal dan sejak itu pulalah babak-babak sastra pertama
dalam rentetan sastra Indonesia mulai ada. Bentuk-bentuk Prosa Lama
1.) Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab, berisikan cerita kehidupan para dewi,
peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang memiliki kekuatan gaib. Kesaktian
dan kekuatan luar biasa yang dimiliki seseorang, yang diceritakan dalam hikayat
kadang tidak masuk akal. Namun, dalam hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh
dalam sejarah.
2.) Sejarah
Sejarah (tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya
diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa
dibuktikan dengan fakta. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah
raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ditulis oleh para sastrawan masyarakat
lama.
Contoh: “Sejarah Melayu” karya Datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri
Lanang yang ditulis tahun 1612.
3.) Kisah
Kisah adalah cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari
suatu tempat ke tempat lain.
8
4.) Dongeng
Dongeng adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak
ragamnya, yaitu sebagai berikut:
Cerita berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi yang
dituturkan oleh pelaku-pelakunya. Contoh: “Seribu Satu Malam”. (Materi oleh :
Wasilah Hasannah )
b. Prosa Baru
Prosa baru merupakan karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra
atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:
1.) Roman
Roman merupakan bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku
utamanya dengan segala suka dukanya. Berdasarkan kandungan isinya, roman
dibedakan atas beberapa macam, antara lain transendensi, sosial, sejarah, psikologis,
dan detektif.
9
2.) Novel
Novel ialah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku
utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Contoh,
Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh
Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
3.) Cerpen
Cerpen ialah bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari
kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Contoh, Radio Masyarakat
oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim,
dan Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo.(Materi oleh: Rike Primadini)
4.) Riwayat
Riwayat (biografi) ialah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-
pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup
orang lain sejak kecil sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh,
Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
5.) Kritik
Kritik ialah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil
karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu
yang bersifat objektif dan menghakimi.
6.) Resensi
Resensi ialah ulasan suatu karya, bisa berupa buku, film, drama, atau lainnya.
7.) Esai
Esai merupakan ulasan suatu masalah secara sepintas dan berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. (OL-14) (Materi Oleh :Lutfia Yaumil H. )
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan berdasarkan materi prosa di atas ialah, bahwa prosa merupakan sebuah
karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang ada pada puisi. Prosa lama sendiri
adalah prosa bahasa indonesia yang belum sama sekali dipengaruhi oleh budaya barat.
Sedangkan prosa baru adalah karangan yang bisa dikarang dengan bebas tanpa aturan apa
pun. Yang menjadi ciri dari prosa lama ialah bersifat tradisional, bahasanya sendiri
merupakan bahasa yang menunjukkan bentuk-bentuk tradisional dan sifatnya khayalan
atau fantasi. Bentuk prosa yaitu ada hikayat, sejarah, dongeng dan kisah.
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
https://lambeturah.id/pengertian-prosa-menurut-ahli/
https://kbbi.web.id/prosa
https://id.wikipedia.org/wiki/Prosa
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/453411/prosa-penjelasan-jenis-ciri-ciri-dan-contoh
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prosa+baru&btnG=#d=gs_qab
s&t=1662035469918&u=%23p%3D2-absaX8AwkJ
https://www.rijalakbar.id/2020/07/prosa-pengertian-sejarah-ciri-jenis.html?m=1
https://id.berita.yahoo.com/unsur-intrinsik-dalam-prosa-dan-0945
https://kbbi.lektur.id/prosa
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-prosa.html
https://katadata.co.id/intan/berita/61ee8e23a3420/prosa-adalah-karangan-cerita-bebas-ini-
pengertian-ciri-dan-jenisnya
https://hot.liputan6.com/read/4562312/prosa-adalah-karya-berbentuk-cerita-kenali-jenis-dan-
bentuknya
12