Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH APRESIASI SASTRA ANAK

CERITA PENDEK
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Apresiasi Sastra Anak yang diampu oleh:
Januari Rizki Pratama R, S. Pd., M. Hum.

DISUSUN OLEH
1. ATASYAH ADRIANO (E1E022226)
2. AKHMAD HAYKAL ALAM (E1E022216)
3. ALIMAN HAKIM (E1E022218)

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022/2023
ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan
rahmat serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Apresiasi Sastra Anak. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Januari Rizki
Pratama R, S. Pd., M. Hum. sebagai dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Sastra
Anak yang telah banyak memberikan arahan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk masukan baik saran mapun kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam mata kuliah Apresiasi Sastra Anak.
Terima kasih.

Mataram, 8 November 2023


Penyusun,
iii

DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN 1
BAB 2 PEMBAHASAN 2
2.1 2
2.2 2
2.3 4
2.4 6
2.5 9
BAB 3 PENUTUP 22
3.1 KESIMPULAN 22
3.2 SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23
iv

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia bahasa, terutama pada bahasa Indonesia kita akan mempelajari
berbagai cabang ilmu yang dimana salah satunya adalah ilmu mengenai bahasa atau
linguistik. Chaer dalam (Ratnafuri & Utomo, 2021) menyebutkan bahwa di dalam
sebuah tataran linguistik atau tata bahasa terdapat beberapa tataran yang akan
dibahas, salah satunya adalah sintaksis. Dalam (Ratnafuri & Utomo, 2021)
disebutkan bahwa kajiankajian di dalam sintaksis meliputi, kalimat, klausa, dan
frasa. Dapat diperoleh sebuah kesimpulan bahwa sintaksis ialah cabang linguistik
dengan objek kajiannya meliputi frasa, kalimat, dan klausa.
Frasa merupakan kelompok kata yang terdapat dari dua kata atau lebih. Keraf
(1984:138) dalam (Suhardi, 2013) menyatakan frasa merupakan struktur dari dua
kata atau lebih, dua di antaranya dapat menjadi inti atau hanya satu yang dapat
menjadi inti. Frasa terdiri dari dua kata atau lebih yang memenuhi salah satu fungsi
yang termasuk dalam sintaksis (Chaer, 2015). “Keberadaan frasa dapat berdiri
sendiri, artinya tidak bergantung pada satuan bahasa lain, namun suatu frasa dapat
pula berada dalam kalimat, dengan mengisi fungsi sintaktis tertentu, misalnya,
mengisi fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan” (Rokhayati &
Nafilah, 2022).
Frasa berdasarkan kedudukan unsurnya terbagi dalam dua golongan, yaitu frasa
subordinatif dan koordinatif (Ningrum & Utomo, 2021). Frasa subordinatif atau
yang dikenal dengan frasa endosentrik ialah salah satu komponen ataupun unsurnya
memiliki perilaku sintaksis yang sama dalam keseluruhannya, sehingga salah satu
komponen tersebut dapat menggantikan keseluruhan dari komponen ataupun
unsurnya (Fortuna & Tinambunan, 2021). Sedangkan eksosentrik menurut
Kridalaksana yang disebutkan dalam (Faulandari et al., 2020) merupakan sebagian
ataupun keseluruhan dalam frasa yang tidak memiliki perilaku sintaksis yang sama
dalam komponennya.
v

Selain berdasarkan distribusi unsurnya, frasa juga terbagi berdasarkan kategori


atau kelas kata. Berdasarkan kelas kata frasa dibedakan menjadi frasa nomina,
verba, numeralia, adjektiva, dan adverbia (Suhardi, 2013). Ba’dulu dalam (Melani
et al., 2019), menyatakan bahwa berdasarkan kata yang membentuk unsur inti
sebuah frasa dan dibedakan dalam nomina, verba, adjektiva, adverbia, preposisi,
numeralia, dan pronomina. Berlandaskan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa jenis frasa berdasarkan kelas kata dibedakan menjadi (1) frasa nomina, (2)
verba, (3) adjektiva, dan (4) numeralia, serta (5) adverbia (Melani etal., 2019).
Penggunaan frasa dapat kita jumpai dalam semua jenis media berbahasa tulis,
dimana salah satunya adalah sebuah karya sastra berupa cerpen. Cerpen adalah
sebuah bentuk tulisan dari hasil proses kreatif seseorang yang memiliki objek
berupa manusia beserta kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya (Hartati, 2017). Cerpen ialah salah satu jenis karya sastra yang
mempunyai sebuah karakteristik berupa unsur kata yang erat kaitannya pada
keadaan sosial (Pratiwi & Utomo, 2021). Sedangkan menurut Narayukti dalam
(Mutia et al., 2022) menyebutkan bahwa cerpen merupakan sebuah tulisan naratif
yang bersifat tak nyata yang terinspirasi dari kisah hidup seseorang dan dapat
dikatakan bahwa cerpen merupakan sesuatu yang dituturkan secara singkat, ringkas,
jelas, serta berfokus pada satu tokoh saja.
Karena bentuknya yang pendek, cerpen menjadi suatu karya sastra yang
disenangi masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini:
a. a
vi

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CERPEN (CERITA PENDEK)
Seperti yang diketahui, cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk
tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek,
jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita pendek tentang
permasalahan yang dialami satu tokoh saja.
Cerpen juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan
hanya berfokus pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai dari
pengenalah karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh tokoh.
Cerpen juga terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Saat membaca cerpen biasanya
sangat cepat selesai. Selain itu, isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena
vii

ceritanya yang relatif pendek. Oleh karena itu banyak orang yang suka dengan
cerita yang singkat dan tidak rumit seperti pada cerpen.
Pada umumnya, permasalahan yang dikisahkan pada cerpen tidak terlalu rumit.
Maka dari itu jumlah kata pada cerpen juga dibatasi. Biasanya cerpen terdiri dari
berbagai kisah seperti genre percintaan, kasih sayang, jenaka, dan lain-lain. Pada
cerpen juga mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca, sehingga bukan
hanya terhibur saja kita bisa menerapkan setiap pesan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

2.2 PENGERTIAN CERPEN MENURUT PARA AHLI


Berikut inilah beberapa pengertian cerpen menurut para ahli:
a) MENURUT KBBI
Cerpen merupakan cerita pendek yang berisi tentang kisah cerita yang berisi
tidak lebih dari 10 ribu kata. Pada umumnya cerita pada cerpen bisa memberikan
kesan dominan dan berkonsentrasi pada permasalahan satu tokoh. Menurutnya
dalam cerpen tidak ada cerita hingga 100 halaman.

b) MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO DALAM TARIGAN


Menurut Nugroho Notosusanto cerpen adalah kisah cerita pendek yang dibuat
dalam jumlah kata mulai dari 5000 kata beserta memperkirakan 17 pp kuarto
spasi ganda. Selain itu kisah pada cerpen hanya berpusat pada dirinya sendiri
yang berarti hanya pada satu tokoh saja.
c) MENURUT J.S BADUDU
Menurut J.S Badudu cerpen adalah cerita pendek yang yang berfokus dan
berkonsentrasi pada satu peristiwa kejadian. Pada peristiwa kejadian tersebut
hanya mengisahkan satu tokoh cerita saja.
d) MENURUT SUMARDJO
Menurutnya cerpen adalah kisah cerita yang tidak benar-benar terjadi di dunia
nyata. Namun cerita tersebut bisa terjadi dimana dan kapan saja bahkan di dunia
nyata dan ceritanya relatif singkat dan pendek.
e) MENURUT HENDY
viii

Menurut Hendy, cerpen merupakan cerita pendek yang ditulis secara singkat
dan pendek. Tulisan pada cerpen tidak diceritakan terlalu panjang serta berisi
tentang kisah narasi tunggal.
f) MENURUT J. S. BADUDU
Menurut Badudu cerpen adalah suatu karya cerita yang berpusat pada satu
peristiwa kejadian yang dialami oleh satu tokoh saja. Kisah yang terjadi pada
cerpen terjadi karena peristiwa yang menumbuhkan peristiwa tersebut.
g) MENURUT AOH. K. H.
Menurut Aoh. K.H cerpen merupakan prosa pendek dimana kisah ceritanya
ditulis secara fiksi dan fantasi.
h) MENURUT H.B JASSIN
Cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang memiliki bagian dimana
terdapat struktur yang lengkap mulai dari perkenalan, permasalahan dan
penyelesaian dari masalah tersebut.
i) MENURUT SAINI
Menurut Saini cerpen merupakan sebuah cerita pendek yang bersifat fiksi dan
tidak terjadi di dunia nyata akan tetapi dapat terjadi kapan saja serta dimana saja
dalam kisah cerita yang relatif singkat dan jelas.
j) MENURUT A. BAKAR HAMID
Menurut Hamid cerpen merupakan cerita pendek yang memiliki ciri-ciri
seperti jumlah kata yang sedikit antara 500 hingga 10.000 kata dalam satu cerpen
serta hanya memiliki satu karakter tokoh saja.
Demikianlah pengertian cerpen yang telah dinyatakan oleh beberapa ahli, dari
semua pengertian itu dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah salah satu karya sastra
yang berupa cerita pendek yang umumnya berisi tentang cerita fiksi atau fantasi.
Setelah membahas pengertian cerpen, maka pembahasan selanjutnya adalah struktur
cerpen.

2.3 STRUKTUR CERPEN


Pada cerpen biasanya terdiri beberapa struktur yang diperlukan seperti elemen
dasar dan tambahan abstrak. Struktur tersebut sangat diperlukan ketika menyusun
sebuah cerpen. Berikut inilah beberapa elemen dasar untuk membangun sebuah
cerpen:
ix

1. ABSTRAK
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan.
Pada cerpen abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu
abstrak bersifat opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. ORIENTASI
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu,
suasana, tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.
3. KOMPLIKASI
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan
awal suatu masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan
pada bagian ini. Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian
yang berhubungan dengan sebab akibat.
4. EVALUASI
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak.
Konflik mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas
masalah yang terjadi.

5. RESOLUSI
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada
bagian ini terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang
dialami tokoh.
6. KODA
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen
yang disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang
disampaikan sesuai dengan jenis cerpen.

2.4 FUNGSI CERPEN


Pada umumnya cerpen memiliki cerita yang sangat singkat dan jelas. Namun
cerpen juga memiliki fungsi seperti karya sastra lainnya. Berikut inilah yang
termasuk dalam fungsi cerpen :
1. FUNGSI REKREATIF
Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.
x

2. FUNGSI ESTETIS
Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen
sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.
3. FUNGSI DIDAKTIF
Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan
bermanfaat bagi para pembaca.
4. FUNGSI MORALITAAS
Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk
mengetahui baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
5. FUNGSI RELIGIUSITAS
Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya
bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.
Meskipun cerpen hanya memiliki kisah cerita yang singkat, akan tetapi memiliki
makna dan pengetahuan yang terkandung dalam sebuah cerpen. Biasanya cerpen
memberikan nilai positif yang dapat diambil oleh pembacanya. Dengan begitu nilai
positif tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.

2.5 CIRI-CIRI CERPEN


Supaya kamu lebih mengenal apa itu cerpen, maka bukan hanya sekadar
mengetahui pengertian cerpen saja. Sebuah cerpen memiliki ciri-ciri tertentu yang
khas dimana ciri-ciri ini nantinya akan digunakan sebagai pembeda dari karya sastra
lainnya. Ciri-ciri cerpen sebagai berikut:
1. Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
2. Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
3. Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
4. Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
5. Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah
dipahami oleh pembaca.
6. Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
7. Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari.
xi

8. Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.


9. Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga
membuat pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut.

2.6 JENIS-JENIS CERPEN (CERITA PENDEK)


Tidak selamanya semua cerita yang berukuran pendek dikategorikan dalam
cerita pendek. Ada beberapa jenis dari cerita pendek / cerpen yang biasanya dibuat
oleh penulis. Berikut ini berbagai jenis cerpen yang harus Anda ketahui :

1. CERPEN PENDEK
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari
10.000 kata panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek. Dan
seperti namanya, cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek daripada jenis
cerita pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500 hingga
700 kata.
Karangan fiktif yang satu ini biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah
kejadian dengan bahasa yang singkat, padat, menarik perhatian, dan efektif. Bagian
pembuka biasanya sangat sedikit, sekitar 1 hingga 2 paragraf, lalu masuk ke bagian
konflik inti. Bagian akhir juga biasanya lebih sedikit daripada jenis cerpen lainnya.
2. CERPEN SEDANG
Jenis cerita pendek atau cerpen yang kedua yaitu cerita pendek sedang / Cerpen
Sedang. Cerita pendek Sedang biasanya memiliki panjang sekitar 700 hingga 1.000
kata panjangnya. Cerpen sedang juga bisa ditemui dengan mudah pada buku-buku
pelajaran sekolah karena dianggap efektif dan menarik perhatian.
Cerpen Sedang sedikit lebih panjang daripada Cerpen Pendek. Sehingga bagian
pembukaannya juga akan lebih panjang sedikit daripada cerpen pendek. Selain itu,
penokohan dari tokoh yang diceritakan bisa dijabarkan dengan kalimat yang lebih
jelas. Tak hanya itu, Cerpen Sedang biasanya digunakan untuk menjelaskan cerita
dengan lebih mendetail.

3. CERPEN PANJANG
Jenis cerpen yang terakhir yaitu Cerpen Panjang. Cerpen yang satu ini biasanya
dibuat dengan panjang sekitar 1.000 kata atau lebih. Dan bahkan ada sebuah cerpen
xii

yang dibuat mendekati 5.000 kata atau bahkan 10.000 kata. Jenis cerpen yang satu
ini memiliki ciri umum yang penuturannya yang santai.
Karena penulis ingin menuturkan cerita yang lumayan panjang, biasanya bagian
pembukaan dan penutupan cukup panjang pula. Proses memasuki bagian konflik
juga lebih panjang dari biasanya, sehingga pembaca bisa lebih memahami cerita
dengan lebih mendetail. Biasanya jenis cerita pendek yang satu ini jarang
ditampilkan pada buku pelajaran karena cukup panjang.
Selain terdapat beberapa jenis cerpen, Di dalam buu Kiat Menulis Cerita Pendek,
dijelaskan mengenai setiap cerpen memiliki visi serta gaya penulisan yang berbeda,
proses kreatifnya, dan masih banyak lagi.

2.7 UNSUR INTRINSIK CERPEN


Sebuah cerpen atau cerita pendek memiliki suatu unsur pembentuk yang harus
ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur ini dinamakan dengan unsur intrinsik. Unsur
intrinsik akan membangun kisah cerita yang ingin disampaikan oleh penulis.
Berikut inilah beberapa unsur intrinsik:
1. TEMA
Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi unsur
utama yang ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.
2. ALUR ATAU PLOT
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah
cerpen. Pada umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik
masalah, lalu penyelesaian. Namun ada beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju,
alur mundur, dan alur campuran.
3. SETTING
xiii

Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana
yang terjadi dalam cerpen tersebut.
4. TOKOH
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh
terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung.
5. WATAK
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga
jenis yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
6. SUDUT PANDANG ATAU POINT OF VIEW
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah
pada sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk yaitu sudut
pandang orang pertama yang terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh
utama) dan pelaku sampingan (“aku menceritakan orang lain). Sedangkan sudut
pandang orang ketiga terdiri dari serba tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan
pengamat (“dia” menceritakan orang lain).

7. AMANAT
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis
kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat
maupun tersurat.
Bukan hanya penulis cerita pendek saja yang memiliki unsur-unsur tersebut,
penulisan karya lain juga memerlukan aturan-aturan di dalamnya. Oleh sebab itu
sangat penting bagi penulis untuk memahami tips-tips yang dapat
mempermudahnya dalam membuat sebuah karya tulis. Buku Kumpulan Tips
Menulis oleh Rasibook berisikan tips dalam menulis, cara mencari ide, dan masih
banyak lagi.

2.8 UNSUR EKSTRINSIK CERPEN


Pada sebuah cerpen seringkali terdapat penambahan peristiwa yang terjadi di
sebuah lingkungan. Hal tersebut dinamakan dengan unsur ekstrinsik atau unsur
xiv

yang berasal dari luar untuk membangun sebuah cerpen. Dengan adanya unsur
ekstrinsik, maka cerpen yang dibaca menjadi lebih menyentuh perasaan.
Berikut inilah beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen:
1. Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah
cerpen berasal dari pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika
pengarang mengambil cerita dari kisah orang lain.
2. Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini akan
membantu berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi
ceritanya juga.
3. Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman
secara menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.
4. Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh
penulis saat menyampaikan ceritanya.
5. Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka yang
mempengaruhi mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek.

2.9 KAIDAH KEBAHASAAN CERPEN


Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan yang dapat dilihat melalui pemilihan gaya
bahasa dan diksi yang digunakan. Pada cerpen umumnya penulis menggunakan
pendeskripsian fisik tokoh secara kuat. Hal ini akan membantu menggambarkan
suasana yang tepat dan sesuai dengan ceritanya.
Pada cerpen juga menggunakan frasa adverbial atau kata keterangan yang
membantu menunjukan latar tempat atau waktu seperti di pagi hari, sore hari atau di
sebuah tempat pada peristiwa kejadian. Selain itu juga harus menerapkan
penggunaan kalimat langsung dan tak langsung atau berupa dialog.
Cerpen juga identik dengan penggunaan kata-kata kiasan atau konotatif untuk
menambah kesan keestetikan sehingga akan menambah nilai kepuasan para
pembaca. Selain itu juga menggunakan kalimat informal maupun semi formal
sesuai dengan peristiwa kejadian.
xv

2.10 CONTOH CERITA PENDEK


KUCING YANG SELALU LAPAR
Oleh: Lena D.

ORIENTASI
“Mengapa kucing mencuri?” tanya Kiki dalam hati. Gadis kecil itu merenung di
tepi jendela sambil mendengarkan keributan yang sedang terjadi di sebelah
rumahnya.
Kiki sudah dapat menduga siapa yang menjadi sumber keributan itu. Pasti
kucing itu! Benar saja! Seekor kucing kecil dengan tangkas meloncat ke pagar
tembok yang memisahkan rumah Kiki dengan rumah Tante Sali. Mata kucing itu
dengan liar memperhatikan sekitarnya. Ekornya berkali-kali dikibaskan ke udara.

RANGKAIAN PERISTIWA
“Hai….” sapa Kiki. “Mencuri lagi, ya!” Kucing itu hanya menggeram. Matanya
nanar waspada. Tiba-tiba saja ia melompat turun. Lalu menghilang.
“Kucing sialan!” Tante Sali muncul dari balik pagar. Napasnya memburu.
Sebelah tangannya membawa sapu, sebelah lagi berkacak pinggang. “Sialan
kucing itu!”
“Mencuri apa dia, Tante?” tanya Kiki.
“Oh….” Tante yang gemuk itu menoleh. Senyumnya mengembang melihat Kiki.
“Tidak, tidak mencuri apa-apa! Tidak berhasil dia! Tapi tiap hari diintip-intip, kan,
menyebalkan, Ki!”
“Oh…. Tidak berhasil!” Kiki meniru. “Kenapa kucing mencuri, Tante?”
“Tentu saja karena ia lapar!” jawab Tante Sali.
“Kasih saja kucing itu makan, Tante, biar tidak mencuri lagi!” usul Kiki dengan
polosnya.
“Enak saja!” Tante Sali merengut. la jadi nampak lucu sekali. Dagunya yang
gemuk berlipat-lipat. “Memangnya kucing siapa dia?!”
Kucing siapa? Kiki tertegun. Dalam benak gadis kecil itu tak terbayang pemilik
kucing yang selalu membuat ulah itu. Kalau tidak berhasil mencuri di tempat Tante
Sali, pasti ia beroperasi di rumah sebelah lagi.
“Punya siapa, Tante?” tanya Kiki cepat-cepat sebelum Tante Sali berlalu.
xvi

“Tidak tahu. Kucing liar mungkin,” jawab Tante Sali sambil membalikkan
badan.
Namun, kemudian dia berbalik lagi. Lalu menjulurkan kepalanya melewati
pagar.
“Kiki,” panggilnya. “Kenapa tidak main ke rumah Tante? Ayo, anak manis, kok
tahan sendirian di rumah! Molly belakangan ini kesepian tidak ketemu Kiki,” kata
Tante Sali.
Kiki menggeleng. Lalu menutup jendela cepat-cepat sebelum tante yang gemuk
itu mendesaknya bermain ke situ.
Rupanya Tante Sali tidak tahu bahwa Kiki lagi marah pada Molly, anjingnya itu.
Kiki sebal Molly mau seenaknya saja. Kalau ia lagi ingin main, Kiki dikejar-
kejarnya. Coba kalau lagi malas, Molly tidak memperdulikannya! Lebih baik
bermain dengan si Putih saja! gerutu Kiki dalam hati. Si Putih…

KOMPLIKASI
“Ngeong… Ngeong….” Terdengar suara kucing. Kiki segera berlari ke luar.
Beberapa anak laki-laki sedang menghajar si Putih di rumah sebelah. Ada yang
menendang, memukul pakai sapu, dan menarik-narik ekornya. Kucing itu hanya
bisa mengeong-ngeong kesakitan. Beberapa kali ia mencoba melarikan diri, tapi
tertangkap kembali.
Tante Sali menyaksikan itu dengan senang sekali. Bahkan ia menyemangati
anak-anak itu. Sedangkan Kiki yang berdiri di sebelahnya berurai air mata. Hatinya
yang polos dan lembut tak bisa menerima tindakan semena-mena itu.
Ketika Ibu pulang dari bekerja, Kiki mengadu sambil terisak-isak. Ibu
menenangkan anak satu-satunya itu dan berjanji.
“Kalau Nyonya masak daging, nanti Ibu bawa tulang-tulangnya pulang. Untuk
kucing pencuri itu. Biar ia tidak lapar. Biar tidak mencuri lagi,” kata Ibu.
xvii

Ibu bekerja jadi pembantu di rumah Nyonya Maria. Sejak masih gadis Ibu sudah
bekerja di sana. Ibu berhenti bekerja ketika menikah dengan bapak Kiki. Setelah
suaminya meninggal, Ibu bekerja kembali di sana.
Ketika tahu Ibu sering membawa pulang tulang-tulang ikan untuk kucing,
Nyonya Maria malah memberi daging untuk Kiki. Nyonya Maria maklum keluarga
kecil itu tentu jarang makan daging.
“Wah, daging, Bu!” seru Kiki ketika melihat apa yang dibawa ibunya pulang.
“Untuk si Putih?”
“Ini gulai. Untuk Kiki saja,” kata Ibu. “Tulang-tulangnya baru kasih si Putih.”
“Nyonya Maria baik sekali ya, Bu. Kalau sudah besar, Kiki mau bekerja di sana
juga,” kata Kiki. Ia makan dengan lahapnya sambil tak lupa bercerita tentang si
Putih.

RESOLUSI
Si Putih, kucing pencuri itu, kini menjadi sahabat Kiki. Mulanya memang sulit
untuk mendekati Putih. Kucing itu selalu curiga dan waspada. la pasti lari bila
didekati. Hanya bila lapar saja, ia mencari Kiki. Karena ia tahu Kiki menyediakan
tulang untuknya.
Namun, lama-lama kucing itu menyukai Kiki juga. Kiki satu-satunya manusia
yang berlaku hangat dan manis padanya. Kini Putih berubah menjadi kucing yang
bersih dan manis. Ia tidak lagi kumal, liar, dan sumber keributan. Sampai-sampai
Tante Sali pangling melihatnya.
“Astaga… Ki, ini kan kucing jahat itu!” serunya terbengong-bengong. “Sudah
lama ia tak mencuri lagi!”
“Soalnya Putih tak lapar lagi, Tante,” sahut Kiki. “Kiki memberinya makan.”
“Ih, baik begitu, Ki!”
xviii

“Kata Ibu, kucing juga mengerti bila disayang. Kalau Kiki mau baik dan sayang
pada Putih, pasti Putih juga baik dan jinak.”
Lama Tante Sali termangu. Ia merasa disindir. la malu sekali. Bagaimana
mungkin, selama ini ia bisa bersikap begitu kasar terhadap seekor kucing kecil yang
kelaparan.

2.11 POIN-POIN DAN KRITIK SASTRA


KELEBIHAN/KEKUATAN PRODUK SASTRA (CERPEN)
Cerita yang mengandung pesan moral: Cerpen ini mengandung pesan moral
tentang empati terhadap hewan dan pentingnya memberi makanan kepada hewan
yang lapar.
Karakterisasi yang baik: Karakter Kiki dan Putih digambarkan dengan baik,
sehingga pembaca dapat merasakan emosi dan perkembangan karakter mereka.

KEKURANGAN KARYA SASTRA (CERPEN)


Beberapa potongan cerita yang berulang: Ada beberapa bagian dalam cerita
yang terulang, seperti bagian orientasi yang muncul dua kali di awal cerita. Ini bisa
membingungkan pembaca.
Plot yang sederhana: Plot cerita ini terbilang sederhana, dan beberapa tambahan
elemen plot atau konflik tambahan bisa membuat cerita lebih menarik.
xix

PESAN YANG DIBAWA/DISAMPAIKAN


Pesan yang disampaikan oleh cerpen tersebut adalah bahwa kita perlu
memahami dan membantu hewan yang lapar. Melalui kisah Kiki dan Putih, cerpen
ini mengajarkan pentingnya empati terhadap hewan dan tindakan kecil seperti
memberi makanan kepada hewan yang lapar dapat membuat perbedaan besar
dalam kehidupan mereka. Selain itu, cerita ini juga menekankan bahwa perlakuan
kasar terhadap hewan tidaklah baik. Pesan utamanya adalah tentang kebaikan,
empati, dan tanggung jawab terhadap hewan.

BACKGROUND/LATAR BELAKANG PENULIS KARYA SASTRA


JENIS CERPEN
Cerpen ini dapat dikategorikan sebagai cerpen realis, karena ceritanya
menggambarkan kehidupan sehari-hari dan interaksi antara karakter-karakter
dalam lingkungan yang realistis. Jenis cerpen lainnya, seperti cerpen fantasi,
cerpen misteri, cerpen romantis, dan cerpen komedi, memiliki fokus pada tema
atau genre yang berbeda.

UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM CERPEN DI ATAS


1. ORIENTASI: Bagian awal cerpen yang memperkenalkan latar belakang dan
karakter utama, seperti Kiki, Tante Sali, dan kucing Putih. Ini memberikan
konteks awal untuk cerita.
2. RANGKAIAN PERISTIWA: Bagian cerpen yang menggambarkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi selama cerita, termasuk interaksi antara Kiki, Tante Sali,
dan kucing Putih.
3. KOMPLIKASI: Konflik utama dalam cerita muncul ketika kucing Putih
disiksa oleh anak-anak laki-laki, menciptakan ketegangan dalam cerita.
4. RESOLUSI: Bagian di mana konflik diselesaikan dan masalah teratasi, seperti
Putih menjadi sahabat Kiki dan Tante Sali menyadari pentingnya memberi
makan kepada kucing.
5. PESAN MORAL: Pesan moral cerita adalah pentingnya empati terhadap
hewan, tindakan kecil seperti memberi makanan kepada hewan yang lapar dapat
xx

mengubah hidup mereka, dan bahwa perlakuan kasar terhadap hewan tidaklah
baik.

ALASAN KARYA SASTRA DI ATAS COCOK SEBAGAI


PEMBELAJARAN ANAK
Cerpen ini memiliki resolusi yang positif di mana masalah diselesaikan dengan
baik, dan Putih menjadi sahabat Kiki. Ini memberikan pesan bahwa tindakan baik
bisa membawa perubahan positif.

HAL YANG HARUS DIPERBAIKI


Orientasi cerita terulang dua kali di awal cerpen. Hal ini dapat membingungkan
pembaca dan sebaiknya dihapus atau digabungkan menjadi satu.

APA RELEVANSINYA UNTUK PEMBELAJARAN


Cerpen ini menggambarkan hubungan positif antara manusia (Kiki) dan hewan
(kucing Putih). Ini dapat membantu anak-anak memahami pentingnya merawat
dan bersikap baik terhadap hewan peliharaan dan makhluk-makhluk di sekitar
mereka.

BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN
Demikianlah pembahasan kami, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat
untuk penulis ataupun pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referansi, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
xxi

DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi, A. U., Pratama, S. P. N., Umniyah, K. Z., & Utomo, A. P. Y. (2022, July).
Analisis Penggunaan Frasa dalam Cerita Pendek Ijazah Karya Emha Ainun Nadjib.
In Seminar Nasional Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Timor (pp. 34-50).
GRAMEDIA. 2021. Pengertian Cerpen: Struktur, Fungsi, Ciri, Unsur dan Contoh
Cerpen. URL: https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-cerpen-struktur-fungsi-
ciri-unsur-dan-contoh-cerpen/. Diakses pada tanggal 7 November 2023.

Anda mungkin juga menyukai