0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan30 halaman
Desentralisasi Sistem Pendidikan Nasional adalah pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan mengambil keputusannya sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi bidang pendidikan.
Judul Asli
PPT Klp. 2 - Desentralisasi Sistem Pendidikan Nasional
Desentralisasi Sistem Pendidikan Nasional adalah pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan mengambil keputusannya sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi bidang pendidikan.
Desentralisasi Sistem Pendidikan Nasional adalah pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan mengambil keputusannya sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi bidang pendidikan.
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL KELOMPOK 2 KELAS 1G ZOHRI (E1E022206) MUHAMMAD (E1E022208) ADELLA SAGIRA (E1E022212) ASRI NADIATULLAH (E1E022222) ATASYAH ADRIANO (E1E022226) A. KONSEP DASAR DESENTRALISASI
DESENTRALISASI PENDIDIKAN MERUPAKAN SALAH SATU
MODEL PENGELOLAAN PENDIDIKAN YANG MENJADIKAN SEKOLAH SEBAGAI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN MERUPAKAN SALAH SATU UPAYA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS PENDIDIKAN SERTA SUMBER DAYA MANUSIA TERMASUK PROFESIONALITAS GURU YANG BELAKANGAN INI DIRISAUKAN OLEH BERBAGAI PIHAK BAIK SECARA REGIONAL MAUPUN SECARA INTERNASIONAL Konsep desentralisasi kemudian dapat dibedakan dalam tiga bentuk, yakni: a. Deconcentration (Dekonsentrasi) b. Delegation (Delegasi) c. Devolution (Devolusi) Pengimplementasiannya berdasarkan beberapa informasi pengalaman. Di negara lain tentang kegagalan desentralisasi, yang diakibatkan oleh Beberapa hal: 1) Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi memungkinkan terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan yang tergesa-gesa, 2) Kurang Jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, Propinsi dan daerah 3) Kemampuan keuangan daerah yang terbatas, 4) Sumber daya manusia yang belum memadai, 5) Kapasitas Manajemen daerah yang belum memadai 6) Restrukturisasi Kelembagaan daerah yang belum matang: dan 7) Pemerintah pusat Secara psikologis kurang siap untuk kehilangan otoritasnya DAMPAK-DAMPAK POSITIF SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI 1. Segi Ekonomi, banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem desentralisasi ini dimana pemerintahan daerah akan mudah untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya
2. Segi Sosial Budaya,memperkuat ikatan sosial budaya pada
suatu daerah. Karena dengan diterapkannya sistem desentralisasi ini pemerintahan daerah akan dengan mudah untuk mengembangkan kebudayaan yang dimiliki oleh daerah tersebut
3. Keamanan dan Poli Dampak positif yang dirasakan dalam
penerapan sentralisasi ini adalah keamanan lebih terjamin karena pada masa di terapkannya sistem ini. B. KEBIJAKAN DESENTRALISASI PENDIDIKAN DAN KENDALA PELAKSANAAN 1. Suatu negara menganut sistem Belajar dari pengalaman bangsa- pengelolaan pendidikan strilistik tanpa bangsa lain dalam pelaksanaan disertai dengan manajemen berbasis desentralisasi pendidikan, Supriadi sekolah. 200:17 (dalam buku otonomi 2. Suatu negara menganut sistem pendidikan) mengelompokkan sistem pengeloalan pendidikan desentralistik desentralisasi pengelolaan pendidikan (ketingkat provinsi atau menjadi empat kemungkinan, yaitu: kabupaten/kota), tetapi tidak diikuti dengan manajemen berbasis sekolah. 3. Suatu negara menganut sistem pengelolaan pendidikan sentralistik, tetapi pada saat yang sama mengembangkan manajemen berbasis sekolah.
4. Suatu negara menganut sistem pengelolaan pendidikan desentralistik
dan sekaligus melaksanakan manajemen berbasis sekolah. Otonomi pendidikan yang benar harus bersifat accountable. Otonomi pendidikan memiliki beberapa konsep sebagai solusi dalam menghadapi kendala dalam pelaksanaannya, yaitu: 1. Meningkatkan Manajemen Pendidikan Sekolah 2. Reformasi Lembaga Keuangan Hubungan Pusat-Daerah 3. Kemauan Pemerintah Daerah Melakukan Perubahan 4. Membangun pendidikan berbasis masyarakat 5. Pengaturan kebijakan pendidikan antara pusat dengan daerah. Pemerintah pusat hanya berperan sebagai fasilitator dan katalisator, bukan regulator. MASALAH MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN SUBTANSI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Masalah Kurikulum Pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah lembaga pendiudikan harus ditunjang hal-hal berikut. 1. Tersedianya tenaga pendidik (guru) yang kompeten. 2. Tersedianya fasilitas fisik atau fasilitas belajar yang memadai dan menyenangka. 3. Tersedianya fasilitas bantu untuk proses belajar mengajar adanya tenaga penunjang pendidikan, seperti tenaga administrasi, pembimbing, pustakawan, laboran. 4. Tersedianya dana yang memadai. 5. Manajemen yang efektif dan efisien. 6. Terpeliharanya budaya yang menunjang seperti nilai-nilai religius, moral, kebangsaan, dan lain-lain. 7. Kepemimpinan pendidikan yang visioner, transparan, dan akuntabel. 2. Masalah Sumber Daya Manusia
3. Masalah Dana, Sarana, dan Prasarana Pendidikan
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebenarnya sedang mengamatkan tentang pentingnya alokasi anggaran dana untuk pembiayaan dan pembangunan pendidikan ini. Dalam pasal 49 ayat (1) dikemukakan bahwa “Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 4. Masalah Organisasi Kelembagaan Proses desentralisasi kelembagaan pendidikan merupakan proses yang cukup rumit. Hal ini sebagaimana yang digambarkan Soewartoyo, dkk. (2003:80-81) (dalam buku otonomi pendidikan) disebabkan karena beberapa faktor, yaitu: a. Desentralisasi kelembagaan pendidikan akan menciptakan suatu sistem pendidikan dengan kebijakan-kebijakan yang faktual b. Desentralisasi kelembagaan pendidikan harus mengelola sumber dayanya dan sekaligus memanfaatkannya c. Desenmtralisasi kelembagaan pendidikan harus melatih tenaga kependidikan dan tenaga pengelola tingkat lapangan yang profesional d. Desentralisasi kelembagaan pendidikan harus menyusun kurikulum yang tepat guna e. Desentralisasi kelembagaan pendidikan juga harus dapat mengelola sistem pendidikan yang didasarkan pada kehidupan sosial budaya 5. Masalah Perundang-undangan Pengaturan otonomi daerah dalam bidang pendidikan secara tegas telah dinyatakan dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 yang mengatur pembagian kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Semua urusan pendidikan diluar kewenanagn pemerintah pusat dan provinsi tersebut sepenuhnya menjadi wewenang pemerintah kabupaten/kota.
6. Masalah Pembinaan dan Koordinasi
UU Nomor 32 Tahun 2004 pada dasarnya mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah berkewajiban untuk melakukan permbinaan agar permasalahan yang muncul dapat diminimalisir. Tujuan Desentralisasi a. Tujuan dari desentralisasi adalah: 1. Mencegah pemusatan keuangan 2. Sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan 3. Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal sehingga lebih realistis b. Desentralisasi dapat dilakukan melalui empat bentuk kegiatan utama, yaitu: 1. Dekonsentrasi wewenang administratif
2. Delegasi kepada penguasa otorita
3.Devolusi kepada pemerintah daerah
4. Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swasta
Tujuan desentralisasi pendidikan di Indonesia Hanson berpendapat bahwa tujuan desentralisasi adalah: 1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi (accelerated economic development) 2. Meningkatkan efesiensi manajemen (increased management efficiency) 3. Distribusi tanggung jawab dalam bidang keuangan (redistribution of financial responsibility) 4. Meningkatkan demokratisasi mealalui distribusi kekuasaan (increased democratization trough the distribution of power) 5. Kontrol lokal menjadi lebih besar melalui deregulasi (greater lokal control trough deregulation) 6. Pendidikan berbasis kebutuhan pasar (market-based education) 7. Menetralisasi pusat-pusat kekuasaan (neutralizing competing centers of power) 8. Meningkatkan kualitas pendidikan (improving the quality of education). Prasyarat keberhasilan proses desentralisasi pendidikan Di bawah ini akan dikemukakan empat faktor penunjang keberhasilan desentralisasi pendidikan, yaitu: 1. Menerapkan deregulasi, meningkatkan fleksibilitas melalui penerapan deregulasi merupakan kunci utama untuk memacu efektivitas desentralisasi pendidikian di daerah dan sekolah. 2. Menerapkan semiotonom atau melaksanakan desentralisasi secara bertahap dan berkesinambungan. 3. Melaksanakan kepemimpinan demokratis dan partisipatif dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. 4. Menerapkan profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan desentralisasi pendidikan. C. PENGERTIAN PARTISIPASI
Partisipasi merupakan penyertaan pikiran dan emosi dari pekerja-pekerja
kedalam situasi kelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggung jawab atas kelompok itu. D. PERANAN KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN 1. PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan 2. PERANAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN Bila dilihat ruang lingkup masyarakat banyak dijumpai keanekaragaman bentuk dan sifat masyarakat. Namun justru keanekaragaman inilah dapat memperkaya budaya bangsa indonesia. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu unsurpelaksanaan asas pendidikan seumur hidup. Peranan masyarakat tersebut dilaksanakan melalui saat jalur-jalur : a. Perguruan Swasta b. Dunia Usaha c. Kelompok profesi d. Lembaga swasta lainnya E. DESENTRALISASI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
b. Partisipasi langsung dalam
1. PARTISIPASI MASYARAKAT pengambilan keputusan mengenai kebijakan politik di lembaga-lembaga Pengembanagn konsep dan asumsi formal dapat untuk menutupi dasar untuk meluangkan gagasan dan kegagalan demokrasi perwakilan. praktik tentang partisipasi masyarakat c. Partisipasi masyarakat secara meliputi: langsung dalam pengambilan a. Partisipasi merupakan hak politik keputusan publik dapat mendorong yang melekat pada warga partisipasi lebih bermakna. sebagaimana hak politik lainya. d. Partisipasi dilakukan secara sistematik, bukan hal yang isidental. e. Berkaitan dengan diterimanya desentralisasi sebagai instrumen yang mendorong tata pemerintahan yang baik (good govermance).
f. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan publik
terhadap penyelenggaraan dan lembaga pemerintah. 2. Bentuk Partisipasi Partisipasi menurut Effendi, terbagi atas partisipasi vertikal karena terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dalam masyarakat berbeda sebagai status bawaan pengikut atau klien. Adapun dalam partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya. 3. Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh Masyarakat
Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh Masyarakat
Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam, pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi masyarakat yang majemuk.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut
lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanga tetapi tidak sistematis. 4. Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah dengan Masyarakat b. Partisipasi Masyarakat terhadap Kebijakan a. Hubungan sekolah dengan masyarakat Pendidikan. Unsur-unsur dalam masyarakat adalah: 1. Hak dan kewajiban masyarakat 1. Adanya unsur kelompok manusia yang 2. Hak dan kewajiban pemerintah dan pemerin bertempat tinggal didaerah tertentu. daerah 2. Mempunyai tujuan yang sama. 3. Tanggung jawab pendanaan 3. Mempunyai nilai-nilai dan aturan yang 4. Peran serta masyarakat dalam pendidikan ditaati bersama. 5. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhad 4. Mempunyai perasaan suka maupun duka. kebijakan program, penyelenggaraan, dan kelu 5. Mempunyai organisasi yang ditaati. pendidikan. Sementara dari pihak masyarakat, kendala partisipasi muncul karena beberapa hal yakni: 1. Budaya paternalisme yang dianut oleh masyarakat menyulitkan untuk melakukan diskusi secara terbuka
2. Apatisme karena selama ini masyarakat jarang dilibatkan dalam
pembuatan keputusan oleh pemerintah.
3. Alasan-alasan perlunya partisipasi masyarakat dalam kebijakan
pendidikan 4. UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM d. Menghimbau masyarakat untuk turut KEBIJAKSANAAN PENDIDIKAN berpartisipasi melalui serangkaian kegiatan. a. Menawarkan sanksi atas masyarakat e. Mengaitkan partisipasi masyarakat yang tidak mau berpartisipasi. Sanksi dengan layanan birokrasi yang lebih baik. demikian dapat berupa penghukuman, f. Mempunyai tokoh-tokoh kunci denda, dan kerugian-kerugian yang harus masyarakat yang mempunyai khalayak diderita oleh si pelanggar. banyak untuk ikut serta dalam b. Menawarkan hadiah kepad mereka yang kebijakansanaan. mau berpartisipasi. c. Melakukan persuasi kepada masyarakat. g. Mengikut sertaan dalam implementasi kebijkaksanaan dengan kepentingan mereka.
h. Menyadarkan masyarakat untuk ikut
berpartisipasi terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan secara sah. F. MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
a. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
Manajemen berbasis sekolah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.
b. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah
Memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab Selain itu, mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. c. Prinsip MBS Menurut Usman (2009:624), prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan MBS antara lain: 1. Komitmen 2. Kesiapan 3. Keterliban 4. Kelembagaan 5. Keputusan 6. Kesadaran 7. Kemandirian 8. Ketahanan KESIMPULAN
Proses desentralisasi pendidikan di Indonesia sedang berjalan dengan
mencari bentuk yang diinginkan. Oleh karena itu, tarik ulur kekuasaan dan kewenangan antara unit organisasi di pusat dan daerah masih terjadi. Hal ini harus dimaknai sebagai proses penyelarasan dan penyesuaian, agar desentralisasi pendidikan pada akhirnya dapat menemukan bentuk yang dapat disepakati baik pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun pihak sekolah.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu