Kelompok 1B :
Novi Tribawanti /22070845001
Margareta Fitri / 22070845002
Kelas 2022B
MANAJEMEN PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
A. Latar Belakang
Pada dekade terakhir ini dunia pendidikan nasional sedang mengalami berbagai
perubahan yang cukup mendasar, berkaitan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional, manajemen dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknis lainnya.
Perubahan-perubahan tersebut diharapkan pada gilirannya dapat memecahkan berbagai
permasalahan pendidikan, baik masalah konvensional maupun kontemporer. Disamping itu,
perubahan-perubahan tersebut diharapkan pula agar mampu menciptakan iklim yang kondusif
bagi peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia untuk
mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki era kesejagatan dalam persaingan global,
terutama dalam bidang pendidikan.
Perubahan mendasar tersebut antara lain berkaitan dengan masalah manajemen,
yang semula sentralisasi sekarang diarahkan menjadi desentralisasi. Upaya yang dilakukan
pemerintah ini tiada lain bertujuan untuk mendobrak mutu pendidikan Indonesia yang sejak
dulu selalu dilanda banyak masalah, sehingga mutu pendidikan kita masih tergolong rendah
dan sulit untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam kancah global.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar sentralisasi pendidikan?
2. Bagaimana konsep dasar desentralisasi dan otonomi pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar sentralisasi Pendidikan di Indonesia
2. Mengetehuai konsep dasar desentralisasi dan otonomi Pendidikan di Indonesia
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri dan juga dapat
dijadikan sebagai literature bagi penulis selanjutnya.
E. Kajian Pustaka
Istilah sentralisasi mungkin telah awam terdengar di telinga masyarakat.
Sentralisasi juga merupakan istilah yang digunakan untuk bermacam bidang, bukan hanya
pemerintahan. Sentralisasi berasal dari kata sentral yang artinya pusat. Maka secara
sederhana, sentralisasi berarti pemusatan, pengumpulan dan sejenisnya. Menurut KBBI, arti
sentralisasi adalah penyatuan segala sesuatu ke suatu tempat (daerah dan sebagainya) yang
dianggap sebagai pusat; penyentralan; pemusatan. Menyentralisasi berarti menyerahkan
kekuasaan kepada pihak pusat; menyentralkan atau memusatkan. Sentralisasi Dalam
Pemerintahan. Dalam pemerintahan, pengertian sentralisasi adalah penyerahan kekuasaan
berikut wewenang politik dan wewenang administrasi pemerintahan kepada pemerintah. Di
Indonesia sendiri, asas sentralisasi hanya diterapkan pada beberapa jajaran aparatur seperti
lembaga yang menjamin keamanan negara yakni TNI. Wewenangnya dalam melindungi
NKRI dipusatkan pada tiga titik utama yakni udara, laut dan darat. Contoh lain adalah
sentralisasi bank yakni Bank Indonesia. BI menjadi pusat atau titik utama kebijakan
perbankan dan moneter.
Desentralisasi merupakan salah satu konsep dalam gagasan dan praktik tentang
partisipasi masyarakat. Dalam hal ini desentralisasi dipromosikan dan menjadi praktik
disemua negara demokratis yang dipercaya telah mengubah hak antara negara
dengan warganya.dalam masyarakat majemuk,baik dari segi etnis, regional, agama, dan
kesejarahan, desentralisasi dipercaya menghilangkan kendala dalam pengambilan
keputusan,penerimaan publik atas keputusan pemerintah,dan mempasilitasi tindakan dan
kerja sama kolektif. Desentaralisasi diharapkan dapat terwujud good gevernance yang dalam
praktiknya dapat menerapkan nilai-nilai seperti efisiensi, transparasi, dalam penyelengggaran
publik.
Bidang Pendidikan merupakan salah satu dari sekian bidang dalam pemerintah
Indonesia yang mengalami perubahan manajemen dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan
tujuan meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga mutu Pendidikan akan meningkat.
peserta didik sebagai produk pendidikan bisa bersaing dalam kancah dunia yang memasuki
era pasar bebas.
F. Pembahasan
Dalam manajemen pendidikan dikenal dua mekanisme pengaturan, yaitu sistem
sentralisasi dan desentralisasi. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai sentralisasi dan
desentralisasi Pendidikan
1. Sentralisasi Pendidikan
Sentralisasi pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam
mengembangkan kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua
jalur, jenjang dan jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Sistem pengaturan yang sentralistik ditujukkan untuk menjamin integritas,
kesatuan, dan persatuan bangsa. Menanamkan dasar - dasar yang kokoh bagi ketahanan
nasional, apresiasi kebudayaan nasional, dan daerah, serta nilai-nilai patriotisme dan cinta
tanah air sebagai negara kesatuan pada peserta didik yang secara pedagogik sangat peka
pada pembentukan kepribadian. Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah,
pendekatan sentralistik masih diperlukan, terutama untuk menentukan kurikulum
pendidikan nasional dan menetapkan anggaran agar dapat dicapai kesamaan dan
pemerataan standar pendidikan diseluruh wilayah tanah air.
Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial
budayanya, juga mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara
berkembang. Kelebihan asas sentralisasi ini memberikan keseragaman dalam manajemen
bahkan sejak aspek perencanaan, proses kelola, evaluasi hingga pengembangan sekolah,
organisasi juga menjadi lebih ramping karena pusat kegiatan dari organisasi terpusat, asas
sentralisasi juga menjadikan perencanaan sekaligus pengembangan organisasi atau negara
lebih terintegrasi
Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam, serba
keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa melihat tingkat relevansinya
bagi kehidupan anak dan lingkungannya. Posisi dan peran siswa cenderung dijadikan
sebagai objek agar yang memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas dan minatnya
sesuai dengan talenta yang dimilikinya. Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah
melahirkan berbagai fenomena yang memperhatikan seperti :
Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi menerapkan sistem pendidikan
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan wewenang
kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan
seluruhnya oleh pemerintah pusat. Pendidikan termasuk bidang yang didesentralisasikan
ke pemerintah kota/kabupaten.Dalam bidang pendidikan desentralisasi diartikan sebagai
pelimpahan wewenang (autority) dan tanggung jawab (responsibility) dari institusi
pendidikan tingkat pusat kepada institusi pendidikan di tingkat daerah hingga pada tingkat
sekolah. Melalui desentralisasi pendidikan diharapkan permasalahan pokok pendidikan
yaitu masalah mutu, pemerataan, relevansi, efisiensi dan manajemen, dapat terpecahkan.
Beberapa alasan yang mendasari perlunya desentralisasi :
a. Masyarakat lokal;
b. Orang tua;
c. Peserta didik;
d. Negara;
e. Pengelola profesional pendidik
Pelaksanaan wajib Ditentukan secara pusat oleh Sesuai dengan kondisi dan
belajar 9-12 tahun pemerintah pusat kemampuan daerah.
Pelaksanaanya secara bertahap
sesuai dengan kondisi sosial-
ekonomi daerah
G. Kasus dan Analisis
Memajukan pendidikan di Indonesia tidak lepas dari pendanaan operasional di sekolah-sekolah.
Sejak diberlakukannya sistem desentralisasi pendidikan, daerah membiayai dengan cara mandiri
untuk keberlangsungan pendidikan yang baik, sebab wujud dari kemandirian daerah adalah
mengatur desentralisasi keuangan. Pendidikan di daerah sangat jauh signifikan dengan pendidikan
di kota besar atau daerah yang kaya karena keterbatasan dana pemerintah daerah. Upaya
pemerintah meningkatkan derajat pendidikan berbagai hal, termasuk peningkatan anggaran
Pendidikan dua puluh persen sebagai amanat Undang-undang Dasar, secara eksplisit pelaksanaan
pendidikan tidak lagi hanya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, tetapi juga sudah menjadi
tanggungjawab pemerintah daerah. Pelaksanaan pendidikan menjadi tanggungjawab pemerintah
daerah, baik dalam konteks pengelolaan maupun dalam pengawasan pendidikan. Biaya Operasional
Sekolah (BOS) tidak sepenuhnya membebaskan peserta didik dari biaya sekolah. Ada komponen
biaya yang tetap dibebankan pada sekolah, BOS hanya bersifat sebagai pendamping dana yang
berasal dari pemerintah daerah. Inilah salah satu problematika dalam penerapan desentralisasi
Pendidikan.
Hal ini bisa disebabkan lemahnya perolehan pendapatan daerah sebagai akibat dari kewenangan
pajak yang terbatas. Perlu diakui bahwa desentralisasi fiskal di Indonesia saat ini belum berjalan
secara optimal. Pemerintah daerah hanya diserahi kewenangan untuk menjalakan sejumlah kegiatan
pelayanan dan penyediaan barang publik sementara di sisi kewenangan pajak masih banyak pajak-
pajak strategis yang dipungut oleh Pemerintah Pusat seperti pajak bumi dan bangunan serta pajak
penghasilan. Alhasil pemerintah daerah belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan
anggarannya dengan mengandalkan dari sumber pendapatan daerah. Pemberian dan BOS dari pusat
berjalan atau tidak penerapan program dana BOS secara efektif tergantung pada kesiapan masing-
masing pemerintah daerah.
.
H. Referensi
Kathryn. M. Batrol dan David C. Marin dalam Daryanto dan Mohammad Farid (2013)
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah, Penerbit Gaya Media, Yogyakarta, hal.
159.
Koontz, Harold, Cryl O' Donnell, 1989. Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suharsimi Arikunto dan Lia (2012) Manajemen Pendidikan; Edisi Revisi, Aditya
Media bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta.