Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 : Manajemen Berbasis Sekolah

D
I
S
U
S
U
N

NAMA : RUSNELIYANTI
NIM : 856069849
UPBJJ : 13/ BATAM
IDIK4012
TUGAS:
Dengan berlakunya Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 salah satunya adalah adanya
perubahan penanganan urusan pendidikan dari Sentralisasi menjadi Desentralisasi. Bila
Saudara diposisikan sebagai Kepala Sekolah, coba Saudara inventarisasi perbedaan yang
Saudara rasakan dalam pelaksanaan tugas-tugas Saudara sebagai Kepala Sekolah! Jelaskan
pendapat Saudara secara sistimatis dan jelas. dengan uraian kalimat sekitar 1500-2000 kata.
Jawab
Pengertian sentralisasi dan desentralisasi
1. Pengertian Sentralisasi
Sentralisasi adalah seluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat. Daerah tinggal
menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
digariskan menurut UU. Menurut ekonomi manajemen sentralisasi adalah
memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di
suatu puncak pada sebuah struktur organisasi.

Sentralisasi pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan


kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur, jenjang
dan jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Karakteristik sentralisasi
Sentralisasi pada sistemnya, seluruh keputusan diambil/dibuat mencermati secara
cermat kebutuhan pada seluruh wilayah kekuasaannya. Dengan otoritas pusat, maka
seluruh kebijakan harus dilakukan oleh suatu wilayah, sehingga daerah tidak
mempunyai kesempatan untuk mengambil kebijakan. Seluruh tanggung jawaban dari
hasil (outcomes) atas lokasi dan penggunaan dan sumber daya menjadi kewenangan
pusat.
3. Kelebihan dan Kelemahan Sentralisasi 
Kelebihan:
a. Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan Keseragaman manajemen, sejak dalam
aspek perencanaan, pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah
dan pembelajaran.
b. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat Organisasi menjadi lebih ramping
dan efisien, karena seluruh aktivitas organisasi terpusat sehingga pengambilan
keputusan lebih mudah.
c. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegrasi.
d. Peningkatan resource sharing dan sinergi, dimana sumberdaya dapat dikelola
secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat
Kekurangan:
a. Kebijakan dan keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang
berada di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal menjadi
lebih lama
b. Melemahnya kebudayaan daerah
c. Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
d. Melahirkan suatu pemerintah yang otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-hak
daerah.
e. Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk kepentingan
segelintir elite politik.
4. Desentralisasi
Desentralisasi yaitu pemberian wewenang yang luas, nyata dan bertanggung jawab di
daerah secara proposional diwujudkan dengan peraturan, pembagian dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah. Pada sistem pendidikan yang terbaru tidak lagi menerapkan sistem pendidikan
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan wewenang
kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan yang tadinya diputuskan
seluruhnya oleh pemerintah pusat. Pendidikan termasuk bidang yang
didesentralisasikan ke pemerintah kota/kabupaten. Melalui desentralisasi pendidikan
diharapkan permasalahan pokok pendidikan yaitu masalah mutu, pemerataan,
relevansi, efisiensi dan manajemen, dapat terpecahkan. Cukupkah desentralisasi
pendidikan pada tingkat pemerintah kota/kabupaten? Pengalaman berbagai negara
menunjukkan bahwa desentralisasi pendidikan tidak cukup hanya pada tingkat
kota/kabupaten. Desentralisasi pendidikan untuk mencapai otonomi pendidikan yang
sesungguhnya harus sampai pada tingkat sekolah secara individual.

Dalam bidang pendidikan, desentralisasi mengandung arti sebagai pelimpahan


kekuasaan oleh pusat kepada aparat pengelolaan pendidikan yang ada didaerahbaik
pada tingkat provinsi maupun lokal, sebagai perpanjangan aparat pusat untuk
menigkatkan efisiensi kerja dalam pengelolaan pendidikan di daerah. Dalam
manajemen pendidikan dasar, desentralisasi memang dapat melemahkan tumbuhnya
perasaan nasional yang sehat, dapat menimbulkan rasa kedaerahaan yang berlebihan,
serta akan menjurus kepada isolasi dan pertentangan. Namun, dengan pengakuan dan
kesepakatan untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas bangsa dan
negara, kecenderungan separatisme dapat dikurangi dan ditekan seminimal mungkin.
Hakikat desentralisasi pendidikan adalah “apa dan kepada siapa” (what and to whom)
dan bukan aturan-aturannya (regulation). Menurut Wohlstetter dan Mohrman (1993)
terdapat empat sumber daya yang harus didesentralisasikan yaitu power/authority,
knowledge, information dan reward. Pertama, kekuasaan/kewenangan
(power/authority) harus didesentralisasikan ke sekolah-sekolah secara langsung yaitu
melalui dewan sekolah. Sedikitnya terhadap tiga bidang penting yaitu budget,
personnel dan curriculum. Termasuk dalam kewenangan ini adalah menyangkut
pengangkatan dan pemperhentian kepala sekolah, guru dan staff sekolah. Kedua,
pengetahuan (knowledge) juga harus didesentralisasikan sehingga sumberdaya
manusia di sekolah mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi kinerja sekolah.
Pengetahuan yang perlu didesentralisasikan meliputi : keterampilan yang terkait
dengan pekerjaan secara langsung (job skills), keterampilan kelompok (teamwork
skills) dan pengetahuan keorganisasian (organizational knowledge). Keterampilan
kelompok diantaranya adalah pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
keterampilan berkomunikasi. Termasuk dalam pengetahuan keorganisasian adalah
pemahaman lingkungan dan strategi merespon perubahan.
Ketiga, hakikat lain yang harus didensentralisasikan adalah informasi (information).
Pada model sentralistik informasi hanya dimiliki para pimpinan puncak, maka pada
model MBS harus didistribusikan ke seluruh constituent sekolah bahkan ke seluruh
stakeholder. 

5. Karakteristik Desentralisasi
Desentralisasi pada sistemnya, akan terdapat berbagai macam tingkatan otonomi
dalam pengambilan keputusan pada satu daerah. Pada umumnya keuangan
dialokasikan untuk tingkat operasional dan keputusan yang terkaitdengan penggunaan
sumber daya diambil oleh sekolah setempat. Karena sistem desentralisasi
mencerminkan berbagai macam tingkat otonomitermasuk kesempatan memperoleh
kekuatan dan sumber daya untuk lembaga pendidikan.

6. Kelebihan dan kekurangan desentralisasi


Kelebihan
a. Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,
b. Mampu memecahkan masalah secara mandiri, bekerja dan hidup dalam kelompok
kreatif penuh inisiatif dan impati,
c. Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai
d. Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas.
e. Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
Kekurangan:
a. Wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta
dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi.
b. Sulit dikontrol oleh pemerintah pusat.
c. Masa transisi dari sistem sentralisasi ke desentralisasi ke memungkinkan
terjadinya perubahan secara gradual dan tidak memadai serta jadwal pelaksanaan
yang tergesa-gesa.
d. Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan antara pemerintah pusat, propinsi
dan daerah.
e. Kemampuan keuangan daerah yang terbatas.
f. Sumber daya manusia yang belum memadai

Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau
tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang
menerima pelajaran. Di lembaga persekolahan, kepala sekolah bukanlah mereka yang
kebetulan mempunyai nasib baik apalagi secara kebetulan direkrut untuk menduduki
posisi itu, dengan kinerja yang serba kaku dan mandul. Kepala sekolah diharapkan
dapat menjadi sosok pribadi yang tangguh, handal, dan teruji dalam rangka
pencapaian tujuan sekolah.
Seorang kepala sekolah harus memiliki prasyarat kemampuan kepemimpinan yang
meliputi; karakter dan moral yang tinggi, semangat dan kemampuan intelektual,
kematangan dan kesinambungan emosi, kematangan dan penyesuaian sosial,
kemampuan kepemimpinan, kemampuan mendidik dan mengajar, serta kesehatan
dan penampakan jasmani. Kepala sekolah hendaknya memiliki kualitas kepribadian
yang kuat dan unggul serta memenuhi syarat kompetensi akademik yang relevan
dengan pelaksanaan tugastugasnya.

2. Tugas dan peran kepala sekolah


Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu
melaksanakan perannya sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisi
(EMAS). Tetapi dalam perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader,
inovator dan motivator disekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru
manajemen pendidikan, kepala sekolah setidaknya harus mampu berperan sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator
(EMASLIM).

Maka jika saya menjadi kepala sekolah hal ini berarti tugas dan peran saya bertambah
selain sebagai guru saya juga harus mampu menjadi sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator .maka langkah pertama yang
saya harus lakukan adalah
a. Memposisikan Diri sebagai supervisor
Saya akan memantau dan membina proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan
konsep supervisi yang dipandang sebagai proses dalam membantu guru guna
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran, Saya akan bersinergi
bersama pihak lain untuk memperbaiki pengajaran dan kurikulum dalam
pengembangan guru. Sebagai supervisor Saya akan memberikan pembinaan-
pembinaan terhadap kekurangan guru dalam mengajar. Seperti mengajarkan pada
guru saya bagaimana belajar menggunakan media audio dan visual karena di
zaman teknologi ini semua guru harus paham bagaimana mengajar menggunakan
media audio dan visual serta mengikut sertakan guru dan karyawan tu untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang tugas mereka.
b. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru
merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Sebagai
Kepala sekolah saya akan menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja
akan sangat saya perhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki guru saya,
sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para
guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

c. Kepala Sekolah Sebagai Manajer


Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan
kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan
profesi para guru. Dalam hal ini, sebagai kepala sekolah saya akan memfasiltasi
dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti:
MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di
luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
Sebagai kepala sekolah saya harus mau dan mampu mendayagunakan sumber
daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai
tujuannya.Selain itu sebagai Kepala sesekolah saya harus mampu menghadapi
berbagai persoalan di sekolah, berpikir secara analitik, konseptual, harus
senantiasa berusaha menjadi juru penengah dalam memecahkan berbagai
masalah, dan mengambil keputusan yang memuaskan stakeholders sekolah.
d. Administrasi,
merupakan pengetahuan tentang tata persuratan dan kearsipan administrasi
kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, perpustakaan,
hubungan masyarakat, dan memahami pengertian dan prinsip administrasi
pendidikan.
e. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru,sebagai seorang kepala sekolah
saya akan menerapkan kedua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang
berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada manusia.
secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan
kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin
sifat-sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4)
berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil,
dan (7) teladan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan
pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Wahjosumijo (1999)
mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan
pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.
f. Kepala Sekolah sebagai Inovator
Peranan dan fungsinya sebagai inovator, Kepala Sekolah perlu memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada
tenaga kependidikan dan mengembangkan model-model pembelajaran yang
inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan akan tercermin dari caranya melakukan pekerjaan secara
konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, obyektif, pragmatis,
keteladanan, disiplin, adaptable, dan fleksibel.
Kepala sekolah sebagai inovator Saya harus mampu mencari, menemukan dan
melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya
moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola
kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki
kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya.

Dalam rangka melakukan peranan dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah
perlu memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis
dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan,
memberikan teladan kepada tenaga kependidikan dan mengembangkan
modelmodel pembelajaran yang inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan akan tercermin dari caranya
melakukan pekerjaan secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional,
obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, adaptable, dan fleksibel.

Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan dan


melaksanakan berbagai pembaruan di sekolah. Gagasan baru tersebut misalnya
moving class. Moving class adalah mengubah strategi pembelajaran dari pola
kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga setiap bidang studi memiliki
kelas tersendiri, yang dilengkapi dengan alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving
class ini biasa dirangkaikan dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu
laboratorium bidang studi dijaga oleh beberapa guru yang bertugas memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam belajar.
2. Identifikasi manfaat yang Anda rasakan dengan diterapkannya desentralisasi pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.

2. Sesuai dengan kelebihan dari deentralisasi yang saya rasakan adalah kami sebagai guru
memiliki kebebasan berpikir, memili kemampuan memecahkan masalah secara mandiri,
bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati,Memiliki keterampilan
interpersonal yang memadai karena selalu ada pelatihan yang dilakukan kepala sekolah kami,
dan mengikuti pelatihan-pelatihan yang lain yang menunjang cara kerja kami di sekolah.kami
guru dan karyawan yang berada dilingkungan sekolah bisa berpartisipasi dalam menciptakan
lingkungan sekolah yang ramah anak, dan lingkungan sekolah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai