Anda di halaman 1dari 26

Validitas dan

Reliabilitas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen : Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd

Oleh
Muhamad Basorah (22070845015)
Anik Wijayawati (22070845008)
Definisi Validitas

Menurut Sugioyono (2016: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid.
Menurut Louis Cohen (2018: 245) Validitas adalah kunci penting untuk penelitian yang efektif. Jika sebuah
penelitian tidak valid maka itu tidak berharga. Mengatasi validitas menyangkut sifat dari apa yang valid, apa arti
validitas, bagaimana mengetahui apakah seseorang telah mencapai tingkat validitas yang dapat diterima,
bagaimana menangani validitas dalam istilah penelitian dan bagaimana validitas memasuki desain, kesimpulan dan
kesimpulan
Validitas Internal
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi
construct validity (Validitas Konstruksi) dan content validity
(validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang non tes yang
digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas
konstruksi (construct). 
Validitas Internal dalam penelitian kuantitatif.

Campbell dan Stanley (1963), Bracht and Glass (1968), Lewis-Beck


(1993), Shadish et al. (2002) dan Creswell (2012) membedakan antara
'validitas internal' dan 'validitas eksternal'. Validitas internal berkaitan
dengan pertanyaan, apakah perawatan eksperimental, pada
kenyataannya, membuat perbedaan dalam eksperimen spesifik yang
diteliti? Apakah penelitian ini cukup bebas dari kesalahan atau
pelanggaran validitas?
Validitas Internal dalam penelitian kualitatif
Lincoln dan Guba (1985, hlm. 219, 301) mengemukakan bahwa kredibilitas dalam
penyelidikan naturalistik dapat diatasi dengan:
1. keterlibatan jangka panjang di lapangan;
2. pengamatan persisten (untuk menetapkan relevansi karakteristik untuk fokus);
3. triangulasi (metode, sumber, penyelidik dan teori);
4. pembekalan teman sebaya (mengekspos diri kepada teman sebaya yang tidak tertarik dengan
cara yang mirip dengan pemeriksaan silang, untuk menguji kejujuran, hipotesis kerja dan
untuk mengidentifikasi langkah selanjutnya dalam penelitian);
5. analisis kasus negatif (untuk menetapkan teori yang sesuai dengan setiap kasus, merevisi
hipotesis secara retrospektif);
6. pemeriksaan anggota (validasi responden untuk menilai kesengajaan, untuk memperbaiki
kesalahan faktual, untuk menawarkan responden kesempatan untuk menambahkan informasi
lebih lanjut atau untuk mencatat informasi, untuk memberikan ringkasan dan untuk
memeriksa kecukupan analisis). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif, sejarah dan matura
Validitas External
Instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam
instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Kalau
validitas internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, maka
validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris.
Contohnya ketika peneliti akan mengukur kinerja sekelompok guru, maka
tolak ukurnya (Indikator) Yang digunakan berdasarkan pada tolak ukur yang
telah ditetapkan dalam ketenagakerjaan itu.
Validitas External dalam penelitian kuantitatif
(Morrison, 2001; Shadish et al., 2002; Cartwright and Hardie, 2012):

1. generalisasi dari sampel atau sub-kelompok yang sempit ke populasi yang luas;menggeneralisasi dari
sampel ke sampel yang lebih kecil (sub-kelompok atau individu) (kekeliruan ekologis);
2. menggeneralisasi dari satu situasi ke situasi serupa lainnya tanpa memperhitungkan perbedaan
kontekstual dan kausal;
3. menggeneralisasi dari satu situasi ke situasi lain yang berbeda tanpa memperhitungkan perbedaan
konteks dan kesamaan kausal;
4. kekeliruan pengecualian: memperoleh pernyataan umum berdasarkan kasus luar biasa;
5. generalisasi dari perlakuan variabel yang tidak standar dan kurang terkontrol (misalnya kegagalan
untuk mempertahankan proses yang sama atau mengabaikan faktor-faktor lain yang ada dalam
situasi tersebut);
6. mengabaikan berbagai hasil intervensi (terlalu ketat fokus pada hasil tertentu, hingga mengabaikan
hasil lain); Misalnya, intervensiyang memberi tekanan lebih besar pada kinerja terukur siswa dalam
matematika mungkin mengabaikan dampak negatif dari ini.
Validitas External dalam penelitian
kualitatif
Validitas External dalam penelitian kualitatif mengacu kepada generalizalibility.
Generalizability adalah Mengukur dari bagaimana hasil dari penelitian berguna
dan bermanfaat untuk Sekelompok orang atau situasi yang berbeda.
Generalizability dalam penelitian naturalistik diartikan sebagai komparabilitas
dan transferabilitas (Lincoln dan Guba, 1985; Eisenhart dan Howe, 1992, hlm.
647)
Jenis Validitas dalam penelitian
1. Validitas Kontruktif
Validitas konstruk adalah jenis validitas mendasar. Hal ini diperdebatkan
(Loevinger, 1957) bahwa, pada kenyataannya, validitas konstruk adalah
ratu dari jenis-jenis validitas karena ia mensubsumsi jenis validitas lain dan
karena menyangkut konstruk atau penjelasan daripada faktor metodologis,
yaitu makna, definisi dan operasionalisasi faktor.
2. Validitas Isi
Untuk menunjukkan validitas konten, instrumen harus menunjukkan
bahwa instrumen tersebut secara adil dan komprehensif mencakup
domain atau item yang dimaksudkan untuk dicakup (Carmines dan
Zeller, 1979, hlm. 20)

3. Validitas Konvergen dan diskriminan


Validitas konvergen dan diskriminan adalah dua sisi dari koin yang
sama, dan keduanya merupakan aspek validitas konstruk. Validitas
konvergen ditunjukkan ketika dua faktor atau elemen terkait atau
serupa dari konstruksi tertentu. ditunjukkan (misalnya dengan ukuran
atau indikator) untuk terkait atau mirip satu sama lain, yaitu hasilnya
bertemu atau konsisten satu sama lain. Validitas konvergen dan
diskriminan dapat diatasi dengan penelitian metode campuran.
4. Validitas terkait kriteria
Validitas terkait kriteria menyangkut deteksi ada atau tidaknya kriteria yang sesuai yang mewakili
konstruksi yang dimaksud, yaitu kesesuaian dan kesesuaian proxy atau indikator yang digunakan.
Validitas kriteria menghubungkan hasil dari satu instrumen tertentu dengan kriteria eksternal
lainnya. Dalam jenis validitas ini ada dua bentuk utama: validitas prediktif dan validitas
bersamaan.
5. Validitas katalitik
Validitas katalitik menganut paradigma teori kritis dan diskusi penelitian partisan. Secara netral,
validitas katalitik hanya berusaha untuk memastikan bahwa penelitian mengarah pada tindakan,
menggemakan paradigma penelitian partisipatif.
6. Validitas lintas budaya
Sejumlah besar penelitian pendidikan berusaha memahami sejauh mana ada persamaan dan
perbedaan antara budaya dan anggotanya.
7. Validitas Budaya

Terkait dengan penelitian lintas budaya dan validitas ekologis. Validitas cul- tural
didefinisikan sebagai 'sejauh mana suatu penelitian sesuai dengan tatanan budaya di mana
penelitian akan dilakukan' (Joy, 2003, hlm. 1; lihat juga Stuchbury dan Fox, 2009, hlm.
494).

8. Validitas ekologis
Dalam pendidikan, validitas ekologis sangat penting dan berguna dalam memetakan
bagaimana kebijakan sebenarnya terjadi 'di muka kapur' (Brock- Utne, 1996, hlm. 617). Ini
menyangkut memeriksa dan mengatasi karakteristik spe- cific dari situasi tertentu,
misalnya, bagaimana kebijakan sebenarnya berdampak dalam praktik- tice (hal. 617)
daripada hanya berasumsi bahwa kebijakan diterapkan dengan cara yang dimaksudkan atau
dengan cara yang dimaksudkan oleh kelompok-kelompok kuat (mereka yang berada di
'puncak hierarki kredibilitas'; hlm. 618).
Jenis Uji Validitas dalam penelitian
1. Penelitian Kuantitatif
Dalam banyak pengukuran istrumen validitas pada penelitian
kuantitatif, peneliti mempercayakan hasil penelitian dari asumsi yang
di dapat dengan penggunaan data statistik., validitas konstruk dan isi
menggunakan pengukuran dari sampling yang secara perlahan dan
menghindari jarak ancaman secara validitas internal dan external.
2. Penelitian Kualitatif
Menurut Lincoln dan Guba (1985) and Art et al (2002) berpendapat
bahwa kriteria inti dari validitas dalam penelitian kualitatif adalah :
a. Kredibilitas: nilai nyata.
Di mana dalam kegiatan penelitian kualitatif, hasus didapatkan
nilai nyata dengan hal yang diteliti. Hal tersebut dilakukan dengan
Perpanjangan pengamatan peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan
membercheck.
b. Transferability: generalisasi
Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
ditetapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut
diambil. Yang mana pertanyaan berkaitan dengan pertanyaan, dalam
situasi.
c. Depanability: konsitensi
Dalam penelitian kualitatif uji depan ability dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian.
d. Konfimability: Netral.
Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian
dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil
penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar konfirmability
Uji Kredibilitas Data dalam Penlitian Kualitatif
 Perpanjangan Pengamatan
Peneliti kembali ke lapanagan, melakukan pegamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru
 Peningkatan Ketekunan
Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan
 Trianggulasi
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu
• Trianggulasi sumbr data
• Trianggulasi Waktu pengupulan data

• Trianggulasi pengumpulan data



Uji Kredibilitas Data dalam
Penlitian Kualitatif
 Diskusi dengan teman sejawat

 Analisis kasus negatif


Peneliti mecari data yang berbeda. Bila tidak ada lagi data yang berbeda berarti data yang
ditemukan sudah dapat diercaya

 Member Cek
Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada peberi data
Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai apa yang diberikan oleh
pemberi data
RELIABILITA
S
Definisi Reliabilitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28)
Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut
dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki
tingkat konsistensi dan kemantapan.

Menurut Masri Singarimbun,


Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain,
realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur
gejala yang sama
Kesalahan Acak
Pengukuran selalu melibatkan beberapa kesalahan. Ada dua jenis
kesalahan: kesalahan acak pengukuran dan kesalahan sistematis
pengukuran.
Kesalahan acak adalah kesalahan yang merupakan hasil dari
kebetulan murni. Kesalahan acak pengukuran dapat meningkatkan
atau menurunkan skor subjek dengan cara yang tidak dapat
diprediksi
Kesalahan sistematis, meningkatkan atau menekan skor kelompok
yang dapat diidentifikasi dengan cara yang dapat diprediksi

Kesalahan acak bisa berasal dari tiga sumber:


1. Individu yang diukur
2. Administrasi alat ukur
3. Instrumen
Koefisien Reliabilitas

Ada tiga cara pelaksanaan untuk menguji reliabilitas suatu tes :


1. koefisien tes-retest : memberikan tes tersebut kepada kelompok
individu yang sama pada dua kesempatan dan mengkorelasikan
dua set skor
2. koefisien bentuk ekuivalen :
3. Internal Consistency Reliability
Teknik reliabilitas
 Spearman-Brown
Syarat :
• Data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
• jumlah butir pertanyaan genap
 Langkah:
skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, baik
ganjil-genap maupun awal-akhir
 Rumus:
 Flanagan
Syarat :
• data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan
0
• jumlah butir pertanyaan genap

Langkah: skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan


belahan bagian soal, baik ganjil-genap maupun awal-akhir
Rumus:

 Rulon
Syarat :
• data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0
• jumlah butir pertanyaan genap
 
 Langkah:
skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal,
baik ganjil-genap maupun awal-akhir
 
Rumus:
 Kuder-Richardson (K-R) 20  Alpha
Syarat : Syarat:
• data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan 0 Digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang
• Digunakan apabila peneliti mempunyai instrumen dengan butir skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
pertanyaan yang valid ganjil uraian
 
Rumus : Rumus:

 K-R 21
Syarat :
data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor 1 dan
0

Rumus :

 Hoyt
Syarat : data yang digunakan merupakan instrumen dengan skor
1 dan 0
 
Rumus:
Hubungan Antar Realibilitas dan Validitas
Reliabilitas berkaitan dengan seberapa konsisten Anda mengukur apa pun yang
Anda ukur. Hal ini tidak berkaitan dengan makna dan interpretasi skor, yang
merupakan pertanyaan validitas.

Suatu alat ukur bisa saja reliabel tanpa menjadi valid, tetapi tidak bisa menjadi
valid kecuali jika alat tersebut terlebih dahulu reliabel.

Misalnya, seseorang bisa memutuskan untuk mengukur kecerdasan dengan


menentukan lingkar kepala. Ukurannya mungkin sangat konsisten dari waktu
ke waktu (dapat diandalkan), tetapi metode ini tidak akan menghasilkan
kesimpulan yang valid tentang kecerdasan karena lingkar kepala tidak
berkorelasi dengan kriteria kecerdasan yang lain, dan juga tidak diprediksi
oleh teori kecerdasan apa pun. Jadi, sebuah tes bisa sangat andal tetapi
secara konsisten menghasilkan skor yang tidak berarti.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai